Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masuk ke dalam
daftar 20 negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia versi Worldometer. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia sampai pertengahan tahun 2021 yaitu sebesar 272.248,5 juta jiwa. Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia saat ini menimbulkan berbagai macam kasus. Tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan yang tersedia berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia, terutama perkara masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan yang bisa mengakibatkan naiknya jumlah pengangguran. Pengangguran menjadi salah satu masalah serius yang hingga saat ini belum mampu diatasi oleh pemerintah. Dari data Badan Pusat Statistik, total tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada tahun 2021 sebesar 9.102.052 jiwa dengan total pengangguran lulusan sarjana sebesar 848.657 jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa sumbangsih sarjana dalam pengangguran di Indonesia sampai sekarang masih tetap ada. Dikarenakan rata-rata para lulusan sarjana lebih mempersiapkan diri untuk bekerja bukan untuk menciptakan lapangan kerja. Akibat masih banyaknya pengangguran lulusan sarjana dengan mendapatkan gelar ternyata tidak menjamin seseorang mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, ini bisa jadi karena kualitas lulusan sarjana yang buruk dan kurangnya pengalaman kerja. Sama halnya di Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat jumlah warga yang menganggur sampai tahun 2021 sebanyak 63.874 jiwa dari jumlah angkatan kerja sebanyak 1.410.311 jiwa. Berdasarkan data tersebut secara umum dapat diketahui bahwa masih banyak pengangguran di Provinsi Kalimantan Tengah. Banyaknya pengangguran yang terjadi di Indonesia khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah dapat disebabkan kerena masih kurangnya semangat kewirausahaan. Seorang wirausaha mampu mengatasi kemiskinan tanpa menunggu bantuan dari pihak lainnya. Selain itu, seorang wirausaha memiliki potensi untuk berprestasi dan memiliki motivasi yang tinggi untuk maju. Menurut Utami (2017) menumbuhkan jiwa wirausaha pada mahasiswa dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Sehingga solusi untuk mengatasi masalah pengangguran adalah berwirausaha dan perguruan tinggi sebagai tempat menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan harapan para sarjana menjadi wirausahawan yang terdidik, mampu mengelola usaha, serta menciptakan peluang untuk lingkungannya. Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan kesempatan kerja baik dengan membuka usaha atau menciptakan penemuan baru guna meningkatkan perekonomian bagi diri sendiri dan orang lain di lingkungan (Prayogo, 2020). Menurut Suryana (2017) bahwa kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Berwirausaha menuntut para pelaku usaha untuk mengambil risiko dengan penuh perhitungan dan strategi sehingga mampu mengatasi masalah yang dihadapi untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Generasi muda khususnya mahasiswa adalah sumber daya produktif yang dengan ide kreatifnya dapat membuka sebuah usaha dan juga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di angkatan kerja produktif. Namun sayangnya, masih kurang dimanfaatkan dengan baik. Ketertarikan mahasiswa untuk berwirausaha masih kurang karena mereka menganggap berwirausaha merupakan sesuatu yang lebih berat dibandingkan bekerja sebagai karyawan pada perusahaan (Amsal, 2014). Minat berwirausaha dapat didefinisikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian usaha yang umumnya jangka panjang (Lee dan Wong, 2004 dalam Utami, 2017). Untuk menumbuhkan minat berwirausaha bagi mahasiswa, perlu dilakukan dorongan kuat dari beberapa aspek. Menurut Hidayatullah (2012), ada dua faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor-faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha adalah harga diri, motif, perasaaan senang, kebutuhan akan pendapatan, dan perhatian. Sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah pendidikan, kesempatan, dan lingkungan masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shane, Locke, dan Colline (2003:263 -267) menunjukkan hasil bahwa faktor faktor yang mendorong minat berwirausaha adalah : Need for achievement, Risk taking, Tolerance for ambiguity, Locus of control, Self-efficancy, Goal setting, Independence, Drive, Egoistic passion. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang atas keahlian dirinya untuk menuntaskan suatu pekerjaan. Efikasi diri bisa mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu hal yang dipercaya. Membuka suatu usaha membutuhkan kepercayaan terhadap keahlian diri sendiri bahwa usahanya akan sukses, perihal inilah yang akan memotivasi seseorang untuk berani mengawali suatu usaha, apabila seseorang tidak percaya akan keahlian yang dipunyai, kecil kemungkinan orang tersebut akan berminat dalam berwirausaha (Riska Amelia Kamil, 2018). Ekspektasi atau harapan atas pendapatan yang lebih baik ialah salah satu aspek yang mempengaruhi kemauan seseorang untuk berwirausaha. Bila seseorang berharap untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dengan berwirausaha, maka orang tersebut akan terus terdorong menjadi wirausaha. Seorang wirausaha yang agresif mempunyai ekspektasi pendapatan yang tinggi terhadap usaha ataupun bisnis yang dijalankannya untuk memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan hidupnya. Menurut Suharti dan Sirine (2011), salah satu faktor pendorong tumbuhnya kewirausahaan di suatu negara terletak pada peran perguruan tinggi melalui pendidikan kewirausahaan. Pihak perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan memberikan motivasi kepada mahasiswanya sehingga mereka berani menjadi pengusaha. Pendidikan kewirausahaan menurut Nurmansyah (2014) dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran yang terus meningkat dengan cara mempersiapkan lulusan khususnya pada jenjang perguruan tinggi yang tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja, tetapi juga sebagai pencipta pekerjaan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ditemukan adanya beberapa perbedaan dari hasil penelitian. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Mochammad (2021), variabel efikasi diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa mahasiswa yang memiliki efikasi diri tinggi akan membuat kekhawatiran terhadap kemampuan dirinya menjadi lebih kecil dan membuat orang tersebut percaya diri untuk menghadapi tantangan dalam menjalankan usahanya. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Qoyyimah (2016) bahwa variabel efikasi diri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa. Dikarenakan tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh mahasiswa masih sangat kurang terutama dalam hal mendirikan usahanya sendiri. Menurut Fathiyannida (2021) mengenai ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha mahasiswa menyatakan bahwa ekspektasi pendapatan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) juga menyatakan bahwa variabel ekspektasi pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Namun hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2019), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat wirausaha mahasiswa. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang berminat untuk berwirausaha bukan hanya karena ekspektasi pendapatan namun juga disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. Mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mochammad (2021), didapatkan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan mempunyai pengaruh terhadap minat berwirausaha. Pengaruh tersebut tidak terlepas dari kualitas pendidikan kewirausahaan yang diberikan. Semakin ditingkatkan kualitas pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswa, maka semakin tinggi minat mahasiswa untuk berwirausaha. Tetapi sebaliknya, jika semakin rendah pendidikan kewirausahaan yang diterima mahasiswa, maka semakin rendah pula minat mahasiswa berwirausaha. Dalam penelitian ini, mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya sebagai populasi penelitian. Hal ini dikarenakan mahasiswa sebagai agent of change diharapkan kedepannya mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran lulusan sarjana di Indonesia khususnya Provinsi Kalimantan Tengah. Mahasiswa merupakan generasi muda sebagai gudang kreativitas yang memang dalam keseharian proses belajar mengajar mendapatkan banyak input di lingkungan akademik yang bisa menjadi aset potensial untuk sukses bersaing dalam dunia usaha. Penelitian ini menarik untuk diteliti karena ada 3 alasan yaitu pertama, untuk mengetahui minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya dilihat dari faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu efikasi diri, ekspektasi pendapatan, dan pendidikan kewirausahaan. Kedua, adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, menjadikan pentingnya dilakukan penelitian kembali sehingga dapat memperoleh informasi yang jelas mengenai bagaimana pengaruh efiksi diri, ekspektasi pendapatan, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Ketiga, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada penggabungan variabel efikasi diri dan ekspektasi pendapatan sebagai variabel independen yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha. Sedangkan pendidikan kewirausahaan menjadi variabel moderasi yang memperkuat variabel-variabel independen untuk mempengaruhi minat berwirausaha. Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri Dan Ekspektasi Pendapatan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi Dengan Pendidikan Kewirausahaan Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Palangka Raya)”.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 2. Apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 3. Apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 4. Apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 5. Apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 6. Apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 2. Untuk mengetahui apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 3. Untuk mengetahui apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 4. Untuk mengetahui apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 5. Untuk mengetahui apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya? 6. Untuk mengetahui apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya?
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi penulis, sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasarkan pada disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah khususnya pada subjek yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, yaitu efikasi diri, ekspektasi pendapatan, pendidikan kewirausahaan dan minat berwirausaha, sekaligus bermanfaat kepada masyarakat sebagai pengembang ilmu yang telah diperoleh dibangku perkuliahan. b. Bagi pembaca, untuk menambah referensi, sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian, khususnya pada subjek yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, yaitu tentang pengaruh efikasi diri, ekspektasi pendapatan, pendidikan kewirausahaan dan minat berwirausaha, sekaligus untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai minat berwirausaha. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perguruan Tinggi, sebagai bahan masukan kepada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya, untuk dapat meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa melalui pendidikan kewirausahaan, yang nantinya dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. b. Bagi mahasiswa, sebagai bahan referensi untuk memperluas wawasan dalam penelitian dan informasi tentang gambaran minat berwirausaha, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan pendidikan kewirausahaan yang didapat dibangku perkuliahan untuk menumbuhkan minat berwirausaha sesuai bidang dan keahlian.