Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masuk ke dalam


daftar 20 negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia versi
Worldometer. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia
sampai pertengahan tahun 2021 yaitu sebesar 272.248,5 juta jiwa.
Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia saat ini menimbulkan berbagai
macam kasus. Tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan lapangan
pekerjaan yang tersedia berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia,
terutama perkara masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan
yang bisa mengakibatkan naiknya jumlah pengangguran.
Pengangguran menjadi salah satu masalah serius yang hingga saat ini
belum mampu diatasi oleh pemerintah. Dari data Badan Pusat Statistik, total
tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan
pada tahun 2021 sebesar 9.102.052 jiwa dengan total pengangguran lulusan
sarjana sebesar 848.657 jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa sumbangsih
sarjana dalam pengangguran di Indonesia sampai sekarang masih tetap ada.
Dikarenakan rata-rata para lulusan sarjana lebih mempersiapkan diri untuk
bekerja bukan untuk menciptakan lapangan kerja. Akibat masih banyaknya
pengangguran lulusan sarjana dengan mendapatkan gelar ternyata tidak
menjamin seseorang mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, ini bisa jadi
karena kualitas lulusan sarjana yang buruk dan kurangnya pengalaman kerja.
Sama halnya di Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat jumlah warga yang menganggur
sampai tahun 2021 sebanyak 63.874 jiwa dari jumlah angkatan kerja sebanyak
1.410.311 jiwa. Berdasarkan data tersebut secara umum dapat diketahui
bahwa masih banyak pengangguran di Provinsi Kalimantan Tengah.
Banyaknya pengangguran yang terjadi di Indonesia khususnya di Provinsi
Kalimantan Tengah dapat disebabkan kerena masih kurangnya semangat
kewirausahaan. Seorang wirausaha mampu mengatasi kemiskinan tanpa
menunggu bantuan dari pihak lainnya. Selain itu, seorang wirausaha memiliki
potensi untuk berprestasi dan memiliki motivasi yang tinggi untuk maju.
Menurut Utami (2017) menumbuhkan jiwa wirausaha pada mahasiswa dapat
mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Sehingga solusi untuk
mengatasi masalah pengangguran adalah berwirausaha dan perguruan tinggi
sebagai tempat menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan harapan para
sarjana menjadi wirausahawan yang terdidik, mampu mengelola usaha, serta
menciptakan peluang untuk lingkungannya.
Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan
kesempatan kerja baik dengan membuka usaha atau menciptakan penemuan
baru guna meningkatkan perekonomian bagi diri sendiri dan orang lain di
lingkungan (Prayogo, 2020). Menurut Suryana (2017) bahwa kewirausahaan
adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan
perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh
peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Berwirausaha
menuntut para pelaku usaha untuk mengambil risiko dengan penuh
perhitungan dan strategi sehingga mampu mengatasi masalah yang dihadapi
untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan.
Generasi muda khususnya mahasiswa adalah sumber daya produktif
yang dengan ide kreatifnya dapat membuka sebuah usaha dan juga dapat
membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di angkatan
kerja produktif. Namun sayangnya, masih kurang dimanfaatkan dengan baik.
Ketertarikan mahasiswa untuk berwirausaha masih kurang karena mereka
menganggap berwirausaha merupakan sesuatu yang lebih berat dibandingkan
bekerja sebagai karyawan pada perusahaan (Amsal, 2014).
Minat berwirausaha dapat didefinisikan sebagai langkah awal dari
suatu proses pendirian usaha yang umumnya jangka panjang (Lee dan Wong,
2004 dalam Utami, 2017). Untuk menumbuhkan minat berwirausaha bagi
mahasiswa, perlu dilakukan dorongan kuat dari beberapa aspek. Menurut
Hidayatullah (2012), ada dua faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha
yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor-faktor intrinsik yang dapat
mempengaruhi minat berwirausaha adalah harga diri, motif, perasaaan senang,
kebutuhan akan pendapatan, dan perhatian. Sedangkan faktor ekstrinsik yang
mempengaruhi minat berwirausaha adalah pendidikan, kesempatan, dan
lingkungan masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shane, Locke,
dan Colline (2003:263 -267) menunjukkan hasil bahwa faktor faktor yang
mendorong minat berwirausaha adalah : Need for achievement, Risk taking,
Tolerance for ambiguity, Locus of control, Self-efficancy, Goal setting,
Independence, Drive, Egoistic passion.
Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang atas keahlian dirinya
untuk menuntaskan suatu pekerjaan. Efikasi diri bisa mempengaruhi minat
seseorang terhadap suatu hal yang dipercaya. Membuka suatu usaha
membutuhkan kepercayaan terhadap keahlian diri sendiri bahwa usahanya
akan sukses, perihal inilah yang akan memotivasi seseorang untuk berani
mengawali suatu usaha, apabila seseorang tidak percaya akan keahlian yang
dipunyai, kecil kemungkinan orang tersebut akan berminat dalam
berwirausaha (Riska Amelia Kamil, 2018).
Ekspektasi atau harapan atas pendapatan yang lebih baik ialah salah
satu aspek yang mempengaruhi kemauan seseorang untuk berwirausaha. Bila
seseorang berharap untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dengan
berwirausaha, maka orang tersebut akan terus terdorong menjadi wirausaha.
Seorang wirausaha yang agresif mempunyai ekspektasi pendapatan yang
tinggi terhadap usaha ataupun bisnis yang dijalankannya untuk memenuhi
kebutuhan serta kesejahteraan hidupnya.
Menurut Suharti dan Sirine (2011), salah satu faktor pendorong
tumbuhnya kewirausahaan di suatu negara terletak pada peran perguruan
tinggi melalui pendidikan kewirausahaan. Pihak perguruan tinggi memiliki
tanggung jawab untuk mendidik dan memberikan motivasi kepada
mahasiswanya sehingga mereka berani menjadi pengusaha. Pendidikan
kewirausahaan menurut Nurmansyah (2014) dapat dilakukan untuk mengatasi
pengangguran yang terus meningkat dengan cara mempersiapkan lulusan
khususnya pada jenjang perguruan tinggi yang tidak hanya berorientasi
sebagai pencari kerja, tetapi juga sebagai pencipta pekerjaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
ditemukan adanya beberapa perbedaan dari hasil penelitian. Seperti dalam
penelitian yang dilakukan oleh Mochammad (2021), variabel efikasi diri
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa
berwirausaha. Dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa mahasiswa yang
memiliki efikasi diri tinggi akan membuat kekhawatiran terhadap kemampuan
dirinya menjadi lebih kecil dan membuat orang tersebut percaya diri untuk
menghadapi tantangan dalam menjalankan usahanya. Namun berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Qoyyimah (2016) bahwa variabel efikasi diri
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa.
Dikarenakan tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh mahasiswa masih sangat
kurang terutama dalam hal mendirikan usahanya sendiri.
Menurut Fathiyannida (2021) mengenai ekspektasi pendapatan
terhadap minat berwirausaha mahasiswa menyatakan bahwa ekspektasi
pendapatan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) juga menyatakan bahwa
variabel ekspektasi pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa. Namun hasil penelitian tersebut bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2019), dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat wirausaha mahasiswa. Hal ini disebabkan karena mahasiswa
yang berminat untuk berwirausaha bukan hanya karena ekspektasi pendapatan
namun juga disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.
Mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa, menurut penelitian yang dilakukan oleh
Mochammad (2021), didapatkan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan mempunyai pengaruh
terhadap minat berwirausaha. Pengaruh tersebut tidak terlepas dari kualitas
pendidikan kewirausahaan yang diberikan. Semakin ditingkatkan kualitas
pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswa, maka semakin tinggi minat
mahasiswa untuk berwirausaha. Tetapi sebaliknya, jika semakin rendah
pendidikan kewirausahaan yang diterima mahasiswa, maka semakin rendah
pula minat mahasiswa berwirausaha.
Dalam penelitian ini, mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Palangka Raya sebagai populasi penelitian. Hal ini
dikarenakan mahasiswa sebagai agent of change diharapkan kedepannya
mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk dapat membantu
mengurangi tingkat pengangguran lulusan sarjana di Indonesia khususnya
Provinsi Kalimantan Tengah. Mahasiswa merupakan generasi muda sebagai
gudang kreativitas yang memang dalam keseharian proses belajar mengajar
mendapatkan banyak input di lingkungan akademik yang bisa menjadi aset
potensial untuk sukses bersaing dalam dunia usaha.
Penelitian ini menarik untuk diteliti karena ada 3 alasan yaitu pertama,
untuk mengetahui minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya dilihat dari faktor
yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu efikasi diri, ekspektasi
pendapatan, dan pendidikan kewirausahaan. Kedua, adanya perbedaan hasil
penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, menjadikan
pentingnya dilakukan penelitian kembali sehingga dapat memperoleh
informasi yang jelas mengenai bagaimana pengaruh efiksi diri, ekspektasi
pendapatan, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Ketiga, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
terletak pada penggabungan variabel efikasi diri dan ekspektasi pendapatan
sebagai variabel independen yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha.
Sedangkan pendidikan kewirausahaan menjadi variabel moderasi yang
memperkuat variabel-variabel independen untuk mempengaruhi minat
berwirausaha.
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan
diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Efikasi Diri Dan Ekspektasi Pendapatan Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Akuntansi Dengan Pendidikan Kewirausahaan Sebagai
Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Palangka Raya)”.

1.2 Rumusan Masalah


Setelah latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada
mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Palangka Raya?
2. Apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha
pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya?
3. Apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat
berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya?
4. Apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan
pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka
Raya?
5. Apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha
dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada
mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Palangka Raya?
6. Apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat
berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi
pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan diadakan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat
berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Palangka Raya?
2. Untuk mengetahui apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Palangka Raya?
3. Untuk mengetahui apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan
berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan
kewirausahaan pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Palangka Raya?
4. Untuk mengetahui apakah efiksi diri berpengaruh terhadap minat
berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi
pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya?
5. Untuk mengetahui apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel
moderasi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Palangka Raya?
6. Untuk mengetahui apakah efikasi diri dan ekspektasi pendapatan
berpengaruh terhadap minat berwirausaha dengan pendidikan
kewirausahaan sebagai variabel moderasi pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya?

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis, sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah
dengan berdasarkan pada disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah
khususnya pada subjek yang berhubungan dengan variabel yang
diteliti, yaitu efikasi diri, ekspektasi pendapatan, pendidikan
kewirausahaan dan minat berwirausaha, sekaligus bermanfaat kepada
masyarakat sebagai pengembang ilmu yang telah diperoleh dibangku
perkuliahan.
b. Bagi pembaca, untuk menambah referensi, sumbangan pemikiran dan
bahan kajian dalam penelitian, khususnya pada subjek yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti, yaitu tentang pengaruh
efikasi diri, ekspektasi pendapatan, pendidikan kewirausahaan dan
minat berwirausaha, sekaligus untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai minat berwirausaha.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perguruan Tinggi, sebagai bahan masukan kepada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya,
untuk dapat meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa melalui
pendidikan kewirausahaan, yang nantinya dapat mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia.
b. Bagi mahasiswa, sebagai bahan referensi untuk memperluas wawasan
dalam penelitian dan informasi tentang gambaran minat berwirausaha,
sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan pendidikan kewirausahaan
yang didapat dibangku perkuliahan untuk menumbuhkan minat
berwirausaha sesuai bidang dan keahlian.

Anda mungkin juga menyukai