Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Islam
Dosen pengampu : Komarudin Achmad, M.E.

Disusun oleh:
Yuana Saputri 205221157
Susi Intan Nindia Sari 205221158
Yanuaristi Rahma Dira Putri 205221159

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi menjelaskan tentang bagaimana usaha manusia untuk dapat
memenuhi kebutuhan yang kecenderungannya terus bertambah pada berbagai
alternatif penggunaan sumberdaya yang relatif terbatas. Timbul sebuah wacana
apakah ilmu ekonomi bergerak dalam dataran “normatif” atau “positif” artinya
menjelaskan perilaku individu dan masyarakat dalam koridor, apa yang seharusnya
dan apa adanya sebagai makhluk hidup yang memiliki hasrat, keinginan, kebutuhan,
dsb. Kajian ilmu ekonomi modern yang dikembangkan dari tradisi masyarakat barat
menggunakan asumsi rasionalitas dan obyektif apa adanya, sementara ada sebagian
masyarakat yang melakukan kritik dan evaluasi terhadap kondisi dan perilaku
ekonomi yang menunjukan gejala-gejala destruktif sehingga muncul beberapa
gagasan tentang kontruksi ilmu ekonomi alternatif yang dibangun dengan asumsi
norma dan asumsi yang berbeda meskipun dalam beberapa hal bersifat komplementer
karena memang sudah disinggung dalam perkembangan ilmu ekonomi modern.
Perkembangan ilmu ekonomi islam menunjukan kecenderungan yang terus
meningkat sering dengan aktivitas pendidikan, penelitian dan pertemuan ilmiah yang
melibatkan pakar ekonomi Islam baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Persepsi
tentang konfigurasi ilmu ekonomi Islam ada perbedaan antara para ahli ekonomi
Islam itu sendiri karena menyangkut aspek-aspek yang dimasukan dalam ekonomi
Islam baik dari sisi keilmuan maupun implementasi kebijakan. Dari sisi keilmuan
format ekonomi Islam berkembang selaras dengan prinsip-prinsip metodologi ilmiah
yang berjalan dalam bingkai kebenaran objektif suatu ilmu dengan beberapa asumsi-
asumsi.
Perkembangan ekonomi Islam menunjukan kecenderungan terus meningkat
seiring dengan perkembangan minta dan animo masyarakat berinteraksi dengan
lembaga-lembaga keuntungan syariah seperti bank Islam, asuransi Islam, pegadaian
Islam dan pasar modal syariah. Sistem ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan dalam
suatu komunitas baik rumah tangga, masyarakat maupun negara. Sistem ekonomi
islam dapat berjalan dalam suatu komunitas yang dikembangkan nilai-nilai Islami
baik dari sisi kelembagaan maupun sistem sosialnya. Sehingga untuk mewujudkan
tatanan ekonomi Islam tidak cukup hanya sekedar mendiriakan lembaga-lembaga
keuangan syariah saja tetapi juga harus menyangkut pengembangan dari aspek
manusianya sebagai subyek dan obyek dalam sistem ekonomi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Ekonomi Makro?
2. Bagaimana sistem Ekonomi Islam?
3. Apa saja masalah dalam Ekonomi Makro?
4. Bagaimana perbedaan Ekonomi Makro Islam dengan Konvensional?
5. Apa saja unsur Kebijakan Fiskal pada masa pemerintahan Rasulullah Saw.
6. Bagaimana Konsep Dasar Ekonomi Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi Ekonomi Makro.
2. Untuk mengetahui Sistem Ekonomi Islam.
3. Untuk mengetahui masalah dalam Ekonomi Makro.
4. Untuk mengetahui perbedaan Ekonomi Makro Islam dengan Konvensional.
5. Untuk mengetahui unsur Kebijakan Fiskal pada masa pemerintahan Rasulullah
Saw.
6. Untuk mengetahui Konsep Dasar Ekonomi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ekonomi Makro
Ilmu Ekonomi merupakan suatu kajian mengenai produksi, distribusi dan
konsumsi kekayaan di lingkup masyarakat dunia. Definisi lain ilmu ekonomi sebagai
cabang ilmu penegtahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan
pengertian tentang gejala gejalamasyarakat yang timbul karena perbuatan manusia
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran.
Sampai abad ke-17 M., keterlibatan pemerintah dalam bidang perekonomian dapat
ditelusuri dari adanya usaha negara spanyol dalam membiayai penjelajahan Colombus
untuk menemukan jalan terpendek dari Eropa ke India. Berhasilnya penemuan
tersebut mengakibatkan dorongan yang luar biasa kepada negara-negara Eropa untuk
berlomba-lomba mengejar kekayaan, salah satunya dengan menjelajah negara-negara
di Asia yang mereka temukan. Dari sini kemudian berkembang sebuah aliran atau
paham Ekonomi merkantilis (negara merupakan faktor positif “pemimpin” dalam
perekonomian).
Perkembangan Ekonomi Islam menunjukan kecenderunga yang terus
meningkat seiring dengan aktivitas pendidikan, penelitian, dan pertemuan ilmiah yang
melibatkan pakar ekonomi Islam baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Persepsi
tentang konfigurasi ilmu ekonomi Islam ada perbedaan antara para ahli ekonomi
Islam itu sendiri karena menyangkut aspek-aspek yang dimasukan dalam ekonomi
Islam baik dari sisi keilmuan maupun implementasi kebijakan.
Ilmu Ekonomi makro adalah cabang dari Ilmu Ekonom, yang membahas
permasalahn kebijakan mikro, yakni berupapengelolaan dan pengendalian umum
perekonomian secara nasioanal, sehingga bisa tumbuh secara seimbang, dan terhindar
dari keadaan-keadaan yang mengganggu keseimbangan tersebut. Ekonomi makro
Islam adalah ilmu yang membahas permasalahan kebijakan ekonomi secara makro,
berupa pengelolaan dan pengendalian, sesuai dengan ajaran Islam. Dalam membahas
perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang benar-benar harus kita perhatikan,
yaitu: ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya bermuara pada akidah Islam, yang
bersumberdari syariatnya. Dan hal ini baru dari satu sisi lain adalah al- Qur’an al-
Karimdan As-Sunnah Nabawiyah yang berbahasa Arab.
Dalam menganalisis ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian-bagian
kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Mikro ekonomi lebih menitik beratkan
pada analisa mengenai masalah membuat pilihan sedangkan data ekonomi makro
lebih global dan menyeluruh meliputi perubahan-perubahan keseluruhan dalam
kegiatan ekonominya.
B. Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar sebagai berikut:
1. Individu mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat
suatu keputusan yang dianggap perlu selama tidak menyimpang dari kerangka
syariat Islam untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal dan
menghindari kemungkinan terjadinya kekacauan dalam masyarakat.
2. Agama Islam mengakui hak milik individu dalam masalah harta sepanjang tidak
merugikan kepentingan masyarakat luas.
3. Islam juga mengakui bahwa tiap individu pelaku ekonomi mempunyai perbedaan
potensi yang berarti juga memberikan peluang yang luas bagi seorang untuk
mengoptimalkan kemampuannya dalam kegiatan ekonomi.
4. Islam tidak mengarahkan pada suatu tatanan masyarakat yang menunjukan adanya
kesamaan ekonomi tap mendukung dan menggalakkan terwujudnya tatanan
kesamaan sosial.
5. Adanya jaminan sosial bagi tiap individu dalam masyarakat. Setiap individu
mempunyai hakuntuk hidup secara layak dan manusiawi. Menjadi tugs dan
kewajiban negara untuk menjamin setiap warga negaranya dalam memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.

Proses perkembangan ilmu pengetahuan pada masyarakat sekuler semata-mata


hanya mengandalkan kemampuan olah fikir (rasio) untuk mengamati dan meneliti
fenomena alam dengan mengesampingkan informasi dari wahyu sementara
kebenaran ilmiah adalah bersifat spekuliatif dan bebas nilai (free value).
Paradigam perkembangan ilmu pengetahuan sekuler melahirkan masyarakat
ilmiah yang jauh dari nilai-nilai agama dan mengabaikan norma-norma agama.
Sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan dalam konteks masyarakat Islam
senantiasa berpijak pada kaidah-kaidah agama.

C. Masalah Ekonomi Makro


Setiap negara pasti menghadapi permasalahan ekonomi apalagi pada negara
berkembang yang dihadapakan pada permasalahan ekonomi yang menyangkut
persoalan kemiskinan, pengangguran, inflasi, fluktasi nilai tukar, ketimpangan
pendapatan, dsb. Pokok permasalah ekonomi yang dihadapi suatu negara karena
persoalan keterbatasan sumber daya ekonomi (scarcity) dan untuk mewujudkan tujuan
ekonomi yaitu masyarakat yang makmur, sejahtera, adil dan makmur. Interaksi antara
permasalahan ekonomi yang dihadapi dan tujuan pembangunan yang diharapkan akan
menentukan rumusan kebijakan ekonomi.
1. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi; masalah ini berkaitan dengan
bagaimana “menyetir” perekonomian nasioanal dari bulan ke bulan, dari triwulan
ke triwulan atau dari tahun ke tahun, agar terhindar dari ketiga penyakit :
a. Inflasi
b. Pengangguran
c. Ketimpangan dalam neraca pembayaran
2. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai
bagaimana “menyetir”perekonomian agar ada keserasian antara pertumbuhan
penduduk,pertambahan kapasitas prosduksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
Tujuannya agar terhindar dari tiga penyakit di atas hanya saja waktunya panjang
(5 tahun, 10 tahun bahakan 50 tahun).

Anda mungkin juga menyukai