Anda di halaman 1dari 22

LOGIKA SEBAGAI SARANA ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

FILSAFAT ILMU

Dosen Pengampu :

Prof. Wahyu, M.S

Dedy Nughroho M. Pd

Oleh:

Nor Aisyah (1910112220002)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya berupa kesehatan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah
kami ini adalah “LOGIKA SEBAGAI SARANA ILMIAH”.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu


Mata Kuliah FILSAFAT ILMU, karena Bapak sudah sangat banyak membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Bapak sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada saya. mungkin makalah ini tidak bisa
diselesaikan dengan sebaik dan secepat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini  masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat terbuka apabila ada saran dan krtitikan
yang dapat memperbaiki penulisan makalh-makalah yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi semua pihak. Semoga Allah SWT membalas jasa dan budi
baik semua pihak yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih.
Banjarmasin, 21 Februari 2021

Nor Aisyah

Filsafat Ilmu ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................2

Bab II Pembahasan.....................................................................................................4

A. Pengertian/Definisi Berpikir Ilmiah ..............................................................4


B. Definisi Sarana Berpikir Ilmiah Menurut Para Ahli......................................5
C. Pergertian Sarana Berpikir Ilmiah..................................................................5
D. Tujuan dan Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah…………………………………..7
E. Peran Sarana Berpikir Ilmiah……………………………………………….10
F. Hubungan Antara Sarana Berpikir Ilmiah Bahasa,Matematika,dan
Statistika………………………………………………………………..……14
G. Sarana Berpikir Ilmiah, Logika dalam Berpikir Ilmiah.................................15
H. Macam-macam logika……………………………………………………….16

Bab III Penutup..........................................................................................................18

A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19

Filsafat Ilmu iii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Manusia mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya, seperti


hewan dan tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia mempunyai
kemampuan untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupannya. Kemampuan
manusia bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan begitu saja, tetapi telah melalui
proses pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman menyebabkan
manusia terus mengembangkan pengetahuannya.

Untuk mengembangkan pengetahuannya tersebut dibutuhkan juga sarana. Sarana


yang baik memungkinkan manusia akan memperoleh  pengetahuan baru melalui
aktivitas berpikir yang benar. Sarana ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau
kegiatan ilmiah tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Sarana
berpikir ilmiah membantu manusia menggunakan akalnya untuk berpikir dengan
benar dan menemukan ilmu yang benar. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika
dan statistika.
Ada tiga hal pokok yang muncul bila manusia berpikir, yaitu : hal tentang ada
yang menjadi bahasan ontologi, hal tentang pengetahuan akan kebenaran sejati yang
menjadi bahasan epistemologi, dan hal tentang nilai yang menjadi bahasan aksiologi,
ketiga hal tersebut disimpulkannya oleh Imam Barnadib sebagai obyek kajian
problem filsafat yaitu realita, pengetahuan dan nilai. Ketiga landasan ini saling
berkaitan ; jadi ontologi ilmu terkait epistemologi ilmu dan epistemolagi ilmu terkait
dengan aksiologi ilmu dan seterusnya. Ketika membicarakan epistemologi ilmu,
maka harus dikaitkan dengan ontologi dan aksiologi ilmu. Epistemologi berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia
memperoleh dan menangkap pengetahuan itu dan jenis-jenis pengetahuan.

Filsafat Ilmu 1
Selain metode ilmiah sebagai cara melakukan kegiatan ilmiah, juga diperlukan
juga sarana berpikir agar kegiatan tersebut menjadi teratur dan cermat. Menurut
Suhartono Suparlan bahwa : Manusia mempunyai kemampuan menalar, artinya
berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar
dan karena mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang
abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan, melainkan juga mampu
mengembangkannya. Karena kelebihannya itu maka Aristoteles memberikan identitas
kepada manusia sebagai “animal rationale”.
Dengan demikian sarana berpikir ilmiah sangat penting bagi ilmuwan agar dapat
melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana berpikir ilmiah membantu
manusia menggunakan akalnya untuk berpikir dengan benar dan menemukan ilmu
yang benar tanpa menguasai sarana berpikir ilmiah, kegiatan ilmiah yang baik tak
dapat dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan berpikir ilmiah?
2. Pengertian berpikir ilmiah menurut para Ahli?
3. Bagaimana Sarana berpikir ilmiah, logika dalam berpikir ilmiah?
4. Bagaimana Macam-macam logika ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
2. Dapat menjelaskan tentang Pengertian/definisi berpikir ilmiah dan definisi
menurut para Ahli.
3. Dapat menjelaskan tentang Sarana berpikir ilmiah, logika dalam berpikir
ilmiah

Filsafat Ilmu 2
4. Dapat menjelaskan tentang Macam-macam logika.

Makalah ini ditulis untuk membahas dan memahami tentang sarana


berpikir ilmiah, meliputi: pengertian sarana berpikir ilmiah, tujuan dan fungsi,
serta peranan sarana berpikir ilmiah, dan hubungan antara sarana berpikir
ilmiah bahasa, matematika, dan statistika.

Manfaat dalam makalah ini, yaitu:


1. Bagi penyusun
Dengan adanya makalah ini diharapkan penyusun dapat memberikan
pengalaman dan pengetahuan penyusun tentang Pengertian Berpikir
ilmiah dan unsur-unsur yang terlibat didalamnya.
2. Bagi pembaca
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
Pengertian Logika sebagai sarana berpikir ilmiah yang terlibat didalamnya
.

Filsafat Ilmu 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian/Definisi Berpikir Ilmiah

Berpikir merupakan suatu aktivitas pribadi yang mengakibatkan penemuan yang


terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau
pengertian, pembentukan pendapat, dan simpulan atau keputusan dari sesuatu yang
dikehendaki. Menurut Suriasumantri manusia tergolong ke dalam homo sapiens, yaitu
makhluk yang berpikir. Hampir tidak ada masalah yang menyangkut dengan aspek
kehidupannya yang terlepas dari jangkauan pikiran.

Berpikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide yang
belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan
melalui pengamatan berdasarkan teori dan generalisasi. Ilmu berusaha memahami
alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat
untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah
keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau
fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum
tentu ilmu.
Untuk itu, terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science)  dengan
pengetahuan (knowledge), yaitu ilmu harus ada obyeknya, terminologinya,
metodologinya, filosofinya, dan teorinya yang khas. Di samping itu, ilmu juga harus
memiliki objek, metode, sistematika, dan mesti bersifat universal.
Dalam menghadapi bermacam masalah kehidupan di dunia ini, manusia akan
menampilkan berbagai alat untuk mengatasi masalahnya. Alat dalam hal ini adalah
pikiran atau akal yang berfungsi di dalam pembahasaannya secara filosofis tentang
masalah yang dihadapi. Pikiran atau akal yang digunakan mengatasi masalah ini

Filsafat Ilmu 4
senantiasa bersifat ilmiah. Jadi, pikiran itu harus mempunyai kerangka berpikir ilmiah
karena tidak semua berpikir itu bisa diartikan berpikir secara ilmiah.

B. Definisi Berpikir Ilmiah menurut para Ahli

Manusia hidup pasti berfikir, karena manusia dibekali akal dan fikiran yang
membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengan akalnya,
manusia dapat mengembangkan pemikirannya sehingga mampu untuk memecahkan
masalah dan mampu mencapai tujuan hidupnya. Ketika manusia lahir ke dunia belum
dapat melakukan sesuatu hingga mereka dewasa dapat melakukan apa yang
diinginkan, selama itu pula mereka akan berfikir untuk menuju proses pendewasaan
dan menciptakan ilmu-ilmu baru untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian berfikir ilmiah menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk


memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal
yang menggabungkan induksi dan deduksi.
2. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas
manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses
berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
3. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses
berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang
berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
4. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu
berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek
disertai pembuktian-pembuktian.

Dapat disimpulkan bahwa berfikir ilmiah merupakan kegiatan otak atau akal
manusia untuk berfikir dengan tepat dan cermat untuk memperoleh pengetahuan yang
disertai dengan bukti dan fakta yang ada.

Filsafat Ilmu 5
C. PENGERTIAN SARANA BERPIKIR ILMIAH

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan  empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu  menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah
proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak
pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada
sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.
Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum
ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan,
deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik
dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah merupakan suatu
alat, dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia
melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan
tahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena manusia
berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir yang
benar.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir
diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir
ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika. Sarana berpikir
ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan
pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan
berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan
dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain dapat mengikuti dan melacak

Filsafat Ilmu 6
kembali proses berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan
dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi
tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :
1.     Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian
bahwasarana   ilmiah   itu   merupakan   kumpulan   pengetahuan   yang  
didapatkanberdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu diantara ciri-ciri
ilmuumpamanya   adalah   penggunaan   induksi   dan   deduksi  dalam  mendapatkan
pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam
mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu
mempunyai   metode   tersendiri   dalam   mendapatkan   pengetahuaannya   yang
berbeda dengan sarana berpikir ilmiah.
2.     Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
untuk   menelaah   ilmu   secara   baik.   Sedangkan   tujuan   mempelajari   ilmu
dimaksudkan   untuk   mendapatkan   pengetahuan   yang   memungkinkan   kita
untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka
saranaberpikir   ilmiah   merupakan   alat   bagi   cabang-cabang   ilmu   untuk
mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri
yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab
fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan
bahkanmerupakan ilmu tersendiri.

D. TUJUAN DAN FUNGSI SARANA BERPIKIR ILMIAH

1.     Tujuan Mempelajari Sarana Ilmiah


Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan

Filsafat Ilmu 7
untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan
masalah kita sehari-hari.
Harus dibedakan antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari
ilmu. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan
penelaahan ilmiah. Untuk memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir
menurut kerangka berpikir yang  benar maka diperlukan pengetahuan tentang sarana
berpikir ilmiah dengan baik pula. Manusia mempelajari ilmu agar dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya.
Manusia dapat meningkatkan kemakmuran hidupnya dengan ilmu yang telah
dipelajarinya.
2.     Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan
merupakan ilmu itu sendiri. Sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang
khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu berupa sarana berpikir
ilmiah. Sarana  berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi manusia untuk berpikir
ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah bukanlah suatu ilmu yang
diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah.

Filsafat Ilmu 8
E. PERANAN SARANA BERPIKIR ILMIAH

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan
matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika
dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah
diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika
mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang
berlaku umum.

1.     Peran Bahasa sebagai Sarana berpikir ilmiah


Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan
manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatiakan bahasa dan
menggapnya sebagai suatu hal yang bisa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal
bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang
membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Banyak ahli bahasayang telah
memberikan uraiannya tentang pengertiannya tentang pegertian bahasa.
Pernyataan tersebut  tentunya  berbeda-beda cara menyampikannya. Seperti
pendapat Bloch and Trager mengatakan bahwa : a language is a system of arbitrary
vocal symbols by means of which asocial group cooperates (bahasa adalah suatu
sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok
sosial sebagai alat untuk komunikasi). Peran bahasa disini adalah sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah dan
sebagai sarana komunikasi antar manusia tanpa bahasa tiada komunikasi.
Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:
a.      Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau
pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas
untuk menghindari kesalah pahaman Informasi.
b.     Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi
yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.

Filsafat Ilmu 9
c.      Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-
makna yang sama bagi para pemakainya.
d.     Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur
emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur
informatif.
Bahasa ilmiah  berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa
ilmiah yang merupakan sarana komunikasi  ilmiah yang ditujukan untuk
menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat-syarat: Bebas dari
unsur emotif,  reproduktif,  obyektif, eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai  dua fungsi utama yakni:
a.      Sebagai sarana komunikasi antar manusia.
b.     Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan
kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-
nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan
bagian yang  integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang
kebudayaan.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1)     Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan
sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi
menjadi dua  yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
2)     Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa
simbolik. Bahasa buatan inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut:

Filsafat Ilmu 10
a)     Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar
kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif
(bisikan hati) dan pernyataan langsung.
b)     Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat
relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran,
sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung.
2.     Peran Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir
salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya
penelahaan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada
dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah
yang harus ditempuh.  Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian
makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya
merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai beberapa
kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan kita berpaling
kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat
kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan
lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika
merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau
situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun
pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala
jenis dimensi kehidupan.
Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis,
sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika
merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut

Filsafat Ilmu 11
menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana
untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang.
Peranan Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat
yang mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a.      Menggunakan algoritma.
b.     Melakukan manupulasi secara matematika.
c.      Mengorganisasikan data.
d.     Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
e.      Mengenal dan menenukan pola.
f.      Menarik kesimpulan.
g.     Membuat kalimat atau model matematika.
h.     Membuat interpretasi bangun geometri.
i.       Memahami pengukuran dan satuanya.
j.       Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel
matematika, kalkulator, dan komputer.
Adapun kelebihan dan kekurangan matematika:
1)     Kelebihan matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa
matematika sangat universal.
2)     Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung
bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh
dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
3.     Peran Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika
sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi
tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat
umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan
yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat

Filsafat Ilmu 12
sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat
ketelitian tersebut dan sebaliknya.
Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk
mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan
ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan
data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan
secara luas dan hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen.
Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan
penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri,
ramalan ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain
sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
a.      Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari
populas.
b.     Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
c.      Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
d.     Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
untuk menelaah ilmu secara baik.  Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan
untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan
masalah kita sehari-hari.
Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan
kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat
bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya
berdasarkan metode ilmiah.1[6]
Pada hakikatnya sarana berfikir  ilmiah  merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu
biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita
1

Filsafat Ilmu 13
mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-
langkah dalam kegiatan langkah berfikir  tersebut. Sebagai makhluk hidup yang
paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan alam
sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan kebutuhan
demi kelangsungan hidupnya.
Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran memperlihatkan
bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan
manusia. Kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-
ilmiah. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam
dua faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan
sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-
ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan  pada perasaan manusia
dan ukuran kebenaran.
Dimana berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan
analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu)
mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.

F. HUBUNGAN ANTARA SARANA BERPIKIR ILMIAH BAHASA,


MATEMATIKA, DAN STATISTIKA

Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan


Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik,
diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa
menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang
lain.

Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting
dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam

Filsafat Ilmu 14
berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang
memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.2

G. Sarana Berpikir Ilmiah, Logika dalam Berpikir Ilmiah


 Sarana Berpikir Ilmiah

Manusia disebut sebagai homo faber yaitu makhluk yang membuat


alat; dan kemampuan membuat alat dimungkinkan oleh pengetahuan.
Berkembangnya pengetahuan juga memerlukan alat-alat. Sarana merupakan
alat yang membantu kita dalam mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan
sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan
fungsinya secara baik, dengan demikian fungsi sarana ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah, bukan merupakan ilmu itu sendiri.

Dalam proses penelitian harus memperhatikan dua hal, pertama sarana


berpikir ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, tetapi merupakan kumpulan
pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Kedua tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan menelaah
ilmu secara baik.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sarana
berpikir ilmiah adalah alat berpikir dalam membantu metode ilmiah sehingga
memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara baik dan benar.
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan atura-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari
pada satu.
2

Filsafat Ilmu 15
Dalam penelitian ilmiah terdapat dua cara penarikan kesimpulan
melalui cara kerja logika yaitu adalah induktif dan deduktif. Logika induktif
adalah cara penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum dan rasional. Logika deduktif adalah cara
penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum rasional menjadi
kasus-kasus yang bersifat khusus sesuai fakta di lapangan.
 Logika Dalam Berpikir Ilmiah
Logika berasal dari kata Yunani Kuno (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan
untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada
kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Nama ‘logika’ untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke-
1sebelum masehi), tetapi masih dalam arti ‘seni berdebat’. Alexander
Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 sesudah masehi) adalah orang yang
pertama kali menggunakan kata ‘logika’ dalam arti ilmu yang menyelidiki
lurus tidaknya pemikiran kita.
Logika adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan
tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat
mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-
aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil
keputusan. Logika sama tuanya dengan umur manusia, sebab sejak manusia
itu ada, manusia sudah berpikir, manusia berpikir sebenarnya logika itu telah
ada. Hanya saja logika itu dinamakan logika naturalis, sebab berdasarkan
kodrat dan fitrah manusia saja.

Filsafat Ilmu 16
Manusia walaupun belum mempelajari hukum-hukum akal dan
kaidah-kaidah ilmiah, namun praktis sudah dapat berpikir dengan teratur.
Akan tetapi, bila manusia memikirkan persoalan-persoalan yang lebih sulit
maka seringlah dia tersesat. Misalnya, ada dua berita yang bertentangan
mutlak, sedang kedua-duanya menganggap dirinya benar. Dapatlah kedua-
duanya dibenarkan semua? Untuk menolong manusia jangan tersesat
dirumuskan pengetahuan logikalah yang mengetengahinya.
H. Macam-macam Logika
  
   Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika
alamiah manusia ada sejak lahir. 
   Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah
dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.

Filsafat Ilmu 17
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan
empiris. Logis adalah masuk akal, dan  empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya.
Sarana berpikir ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai
langkah yang harus dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Sarana
yang digunakan dalam berpikir ilmiah yaitu peranan bahasa, peranan matematika dan
peranan stasistika.
Hubungan antara sarana ilmiah Bahasa, Matematika dan statistika, yaitu bahasa
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan   berpikir ilmiah,
dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut
kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan
gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika   mempunyai
peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai
peranan penting dalam berpikir induktif.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini saya mengakui masih banyak mengalami kesalahan,
diharapkan bagi pembaca agar memberikan komentar, kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi untuk kedepannya

Filsafat Ilmu 18
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia. 2010) h. 128.


Langeveld, M. J., 1995, Menuju Kepemikiran Filsafat, Jakarta: P.T. Pembangunan.
Hasan, Erliana, 2010, Filsafat Ilmu, Bogor: Ghalia Indonesia.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/07/sarana-berfikir-ilmiah-12/

Filsafat Ilmu 19

Anda mungkin juga menyukai