Anda di halaman 1dari 25

“PK BAGAN TUMBANG”

PENDAMPINGAN KADER PADA BALITA DENGAN


GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KETAPING

BUKU PEDOMAN

Pedoman ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan Inovasi

DISUSUN OLEH :

UPTD PUSKESMAS KETAPING


DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia merupakan

dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria yang

harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah faktor

keturunan atau genetika. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang

mempengaruhi kualitas seorang anak. Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh

kembang.

Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor

lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang

berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik,

psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat

pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden

Age”.

Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu pemantauan

juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak

perlu dimiliki oleh orang tua, guru, dan masyarakat.

Di Puskesmas Ketaping pada bulan Januari 2021, gambaran balita dengan wasting

sebanyak 31 orang,balita stunting 40 orang dan balita underweigh sebanyak 49 orang.Di

Korong Pauh Pada Januari 2021 gambaran balita dengan wasting sebanyak 14 orang,balita

stunting 11 orang dan balita underweigh sebanyak 18 orang.Sedangkan di Korong Olo

bangau gambaran balita dengan wasting sebanyak 4 orang,balita stunting 7 orang dan balita

underweigh sebanyak 6 orang

Karena hal diatas, dan melihat dengan adanya transformasi layanan kesehatan primer
diharapkan dapat meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat dan mewujudkan masyarakat sehat maka Puskesmas
Ketaping tertarik untuk sebuah inovasi PK BAGAN TUMBANG ( pendampingan kader pada

2
balita dengan gangguan tumbuh kembang ) sebagai salah satu upaya agar transformasi
layanan kesehatan primer di wilayah kerja puskesmas dapat berjalan dengan optimal.

Kataping, Januari 2021


Pimpinan Puskesmas Ketaping

ANI YULI, SKM


NIP. 196607051989022001

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPN) 2005-


2025, bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik lndonesia.
Terdapat lima prioritas yang harus dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan primer dalam RPJMN 2020-2024 itu, yakni peningkatan
kesehatan ibu dan anak, percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan
pengendalian penyakit, pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat
(germas), serta penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Kementerian kesehatan berkomitmen melakukan transformasi system
Kesehatan salah satunya yaitu tranformasi pelayanan kesehatan primer dilakukan
dengan standardisasi paket pelayanan kesehatan yang akan dijalankan dalam program
meliputi : 1 ) edukasi penduduk dengan 7 kampanye utama: imunisasi, gizi seimbang,
olah raga, anti rokok, sanitasi & kebersihan lingkungan, skrining penyakit, kepatuhan
pengobatan, 2) pencegahan primer dengan penambahan imunisasi rutin menjadi 14
antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia. 3) pencegahan sekunder dengan
melakukan skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia,
skrining stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu & bayi.4) meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas layanan primer untuk pembangunan puskesmas di 171 kec.,
penyediaan 40 obat esensial, pemenuhan SDM kesehatan primer.
Pembudayaan Germas diperlukan dalam mempercepat dan mensinergikan
upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk
dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit. Peran dan
dukungan (komitmen) pemerintah pusat, pemerintah daerah, peran serta organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, serta sektor swasta (dunia usaha) turut
menentukan keberhasilan pelaksanaan Germas di masyarakat.
Germas merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud bertujuan untuk menurunkan

4
faktor risiko utama penyakit menular, penyakit tidak menular, angka kematian ibu,
angka kematian bayi dan stunting, baik faktor biologis, perilaku, maupun lingkungan,
maka perlu dilakukan gerakan masyarakat hidup sehat.
Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun
2021-2026, visi pembangunan daerah jangka menengah Kabupaten Padang Pariaman
tahun 2021-2026, adalah : “PADANG PARIAMAN BERJAYA” Visi tersebut
merupakan cita-cita dan semangat serta tekad Kabupaten Padang Pariaman untuk
menjadi Kabupaten terbaik dalam segala aspek dan ke depan.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu OPD yang berkontribusi sebagai
pendukung, penunjang dan pengarah terwujudnya seluruh visi, misi, tujuan dan
sasaran Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman untuk tahun 2021-2026. Sesuai
dengan misi Kepala Daerah yang tertuang di dalam RPJMD. Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman dalam menjalankan perannya untuk tahun 2021-2026
mendukung 2 (dua) misi salah satunya misi ke 6 yaitu “Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan dasar dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kearifan lokal melalui pemberdayan masyarakat”.
Permasalahan pelayanan pada OPD Dinas Kesehatan dalam menjalankan misi
ke 6 yaitu masih belum optimalnya prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan belum
optimalnya implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Masih
tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Padang Pariaman (Kondisi tahun 2020
prevalensinya 15,5%), Meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti
hipertensi, diabetes melitus, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), jantung.
Permasalahan ini memiliki faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan.
(Renstra Dinkes Kab Pdg Pariaman 2021-2026).
Faktor penghambat pelayanan tersebut adalah masih tingginya faktor resiko
pada ibu hamil dengan kelompok umur beresiko, kekurangan energi kronik (KEK)
dan anemia, masih ditemukannya komplikasi pada ibu hamil, bayi dan balita, belum
optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak, masih ada
balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap ( IDL ), masih kurangnya
pengetahuan ibu hamil dan ibu balita tentang kesehatan ibu dan anak, rendahnya
perilaku hidup bersih dan sehat, dan masih belum optimalnya UKBM. (Renstra
Dinkes Kab Pdg Pariaman 2021-2026).
Puskesmas Ketaping mempunyai Visi untuk menjadikan puskesmas dengan
pelayanan yang bermutu sehingga terwujud masyarakat Kataping sehat, dengan misi
memelihara derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui pemberdayaan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Hal tersebut seiring sejalan dengan visi dan
misi Nagari Kataping adalah terwujudnya Nagari Kataping yang mandiri, agamais,

5
sejahtera dan berbudaya dengan salah satu misi yaitu melakukan peningkatan derajat
kualitas kesehatan masyarakat serta peningkatan lingkungan yang bersih dan sehat.
Data Puskesmas Ketaping Jumlah RT ber PHBS di Nagari Kataping tahun
2020 sebanyak 57,7 % (target 70 %) dengan mempunyai IKS (Indeks Keluarga Sehat)
0,05 kesimpulan tidak sehat (tahun 2020). Prevalensi stunting di Puskesmas Ketaping
(Kondisi tahun 2020 prevalensinya 12,3%) dimana target penurunan
prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024. Angka D/S Puskesmas Ketaping
pada bulan Januari dan Maret 2020 berkisar antara 69%-71% dan terjadi penurunan
partisipasi masyarakat pada bulan bulan September 2020 adalah 42,9 %.
Di Puskesmas Ketaping pada bulan Januari 2021, gambaran balita dengan
wasting sebanyak 31 orang,balita stunting 40 orang dan balita underweigh sebanyak
49 orang.Di Korong Pauh Pada Januari 2021 gambaran balita dengan wasting
sebanyak 14 orang,balita stunting 11 orang dan balita underweigh sebanyak 18
orang.Sedangkan di Korong Olo bangau gambaran balita dengan wasting sebanyak 4
orang,balita stunting 7 orang dan balita underweigh sebanyak 6 orang
Pada bulan Juli 2020 adanya surat Edaran Mentri Kesehatan Nomor
GM.03.03/V/639/2020 dan HK.02.01/Menkes/41/2020 perihal integrasi Pemantauan
Pertumbuhan dan Perkembangan serta pemberian Vitamin A disampaikan pelayanan
kesehatan dan gizi pada masa pandemic tetap dilakukan termasuk pemantauan pertumbuhan
perkembangan diposyandu.
Nagari Kataping merupakan salah satu nagari yang berada di Kecamatan
Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Puskesmas Ketaping adalah puskesmas
yang terletak di Kecamatan Batang Anai. Dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke
Puskesmas ±10 Km. Tiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2/roda 4..
Wilayah kerja Puskesmas ini terdiri 1 nagari dan 8 korong, memiliki 19 posyandu
balita, 10 posyandu lansia, 4 posbindu PTM, 2 pos UKK, 4 kelompok asman TOGA
AKUPRESUR.
Melihat akar penyebab masalah dalam permasalahan pelayanan kesehatan
diatas maka perlunya untuk melakukan peningkatan peran serta kader, untuk
peningkatan pengetahuan tentang kualitas gizi masyarakat, perawatan balita di
rumah, mendorong perubahan perilaku hidup sehat menjadi budaya dalam tatanan
masyarakat Indonesia melalui GERMAS. Juga melakukan pendampingan kepada
kader menuju posyandu aktif, bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh
agama, melakukan peningkatan sarana dan prasarana posyandu, peningkatan peran
PKK Nagari dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pendampingan kader kesehatan pada balita ini membutuhkan bantuan social
kemitraan yaitu dunia usaha PT Pertamina (Persero) DPPU Minangkabau dan lintas
sektor lainnya seperti Camat, Wali Nagari, Wali Korong, Tokoh Masyarakat, PKK,

6
Instansi Pendidikan, Dinas Pertanian dalam inovasi “PK BAGAN TUMBANG yaitu
“Pendampingan kader pada balita dengan gangguan tumbuh kembang”.
Pada tahun 2019, gambaran umum posyandu di Nagari Kataping sebagian
besar saat ini pelaksanaan posyandu masih dilaksanakan dirumah kader posyandu,
masih rendahnya partisipasi masyarakat ke posyandu karena pada masa pandemic
covid-19, masih minimnya alat tumbuh kembang anak untuk pelayanan di posyandu
dan, belum optimalnya pemberdayaan kader kepada ibu, balita dalam kesehatan ibu
dan anak, masih kurangnya pengetahuan ibu hamil dan ibu balita tentang kesehatan
ibu dan anak, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, dan masih belum optimalnya
kegiatan UKBM.
Pada Agustus 2021 Inovasi PK BAGAN TUMBANG ini dilaksanakan
melalui Pemberdayaan Masyarakat dengan Kemitraan kepada Lintas sector dan PT
Pertamina DPPU Minangkabau untuk pelatihan peningkatan pengetahuan kader,
penyediaan alat tumbuh kembang balita, alat cek pemeriksaan darah dll
Pada bulan Juni 2021 dikarenakan peran tracer babinsa dan babhinkhantibmas
dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan covid akan berakhir pada akhir
tahun 2021 maka bersama kepala puskesmas, petugas promkes, bidan desa dan kader
melanjutkan proposal lanjutan untuk kegiatan peningkatan pengetahuan kader
tentang peningkatan kesehatan ibu dan anak, percepatan perbaikan gizi
masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, dan pembudayaan gerakan
masyarakat hidup sehat (germas)
Kader kesehatan dibawah bimbingan Kepala Puskesmas, Pj Promkes, Pj Gizi,
Pj Kesling, Pj KIA, Bidan desa dan tim Pelaksana dari Puskesmas selalu memberikan
edukasi kepada kader dan masyarakat (pada kelompok UKBM dan tatanan sekolah)
sehingga tercipta prilaku sehat pada diri dan keluarga dengan peningkatan
pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat

B. Tujuan Umum
Menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif di wilayah kerja
Puskesmas Ketaping Nagari Kataping Kecamatan Batang Anai, dengan melakukan
pemberdayaan kader bersama lintas sector untuk mendorong perubahan perilaku
hidup sehat pada diri dan keluarga.
Tujuan Khusus
a. Kader dapat melakukan pendampingan pada keluarga dalam penanganan balita
dengan gangguan tumbuh kembang

7
b. Meningkatnya persentase rumah tangga yang ber PHBS sesuai target program
c. Meningkatnya partisipasi masyarakat untuk datang ke kegiatan UKBM.
d. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu melalui pelatihan dan
sosialisasi
e. Penerapan Kebijakan GERMAS di nagari dengan adanya edaran dari penentu
kebijakan

BAB II
GAMBARAN SITUASI

8
A. Data Umum
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Ketaping adalah Puskesmas Ketaping berdiri sejak tahun 1994 yang
terletak di Kecamatan Batang Anai.Tiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2/roda
4 . Luas wilayah kerja Lebih kurang 64,25km2. Wilayah kerja Puskesmas ini terdiri 1 Nagari
dan 8 Korong. Adapun pembagiannya adalah :
Nagari Kataping, terdiri dari Korong
1. Korong Talao Mundam
2. Korong Batang Sarik
3. Korong Olo Bangau
4. Korong Pauh
5. Korong Simpang
6. Korong Marantih
7. Korong Tabek
8. Korong Pilubang
Puskesmas Ketaping mempunyai wilayah kerja dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tapakis Kecamatan Ulakan Tapakis
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Padang Sarai Kecamatan
Koto Tangah
 Sebelah Barat Berbatasan dengan Samudera Indonesia
 Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sei Sungai Buluh Barat/ Aie Tajun
Kecamatan Batang Anai.

2. DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN : JUMLAH PENDUDUK TOTAL DAN


JUMLAH PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR )
Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping
Tahun 2021
No Korong Jumlah KK Jumlah Penduduk
1. Talao Mundam (kp tangah) 858 2512
Kp Baru Petak 1823
2. Batang Sarik 304 1067
3 Olo Bangau 377 1351
4 Pauh 367 1228
5 Simpang 503 1572
6 Pilubang 680 1668
7 Tabek 143 591
8 Marantih 311 1438
Jumlah 3.543 13.250

9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping
Tahun 2021
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR
NO
(TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5

1 0-4 581 560 1.141


2 5-9 652 622 1.274
3 10 - 14 716 690 1.406
4 15 - 19 356 362 718
5 20 - 24 421 435 856
6 25 - 29 512 522 1.034
7 30 - 34 487 498 985
8 35 - 39 418 429 847
9 40 - 44 344 348 692
10 45 - 49 416 421 837
11 50 - 54 490 498 988
12 55 - 59 465 472 937
13 60 - 64 205 245 450
14 65 - 69 165 236 401
15 70 - 74 148 210 358
16 75+ 144 182 326
Jumlah 6.520 6.730 13.250

Jumlah penduduk dari data penduduk sasaran program pembangunan kesehatan


Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021, sebanyak 13. 250 jiwa ( Laki-
laki 6.520 jiwa dan perempuan 6.730 jiwa ) dengan jumlah kepala keluarga 3.543 KK. Dari
Grafik penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping Tahun 2021 di bawah ini, golongan
umur terbanyak adalah usia 10-14 tahun baik laki-laki maupun perempuan.

Grafik Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping Tahun 2021

JUMLAH PENDUDUK
LAKI - LAKI PEREMPUAN TOTAL JUMLAH PENDUDUK

13.250

6.520 6.730

LAKI - LAKI PEREMPUAN TOTAL JUMLAH


PENDUDUK

3. SEKOLAH DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KETAPING


 Taman Kanak – Kanak di wilayah kerja Puskesmas Ketaping terdapat 7 sekolah
1. TK Pelangi Batang Anai terdapat di Korong TL. Mundam
2. TK Sejati Batang Anai terdapat di Korong TL. Mundam

10
3. TK Delima Bandara Batang Anai terdapat di Korong TL. Mundam
4. TK Pembina Negeri Batang Anai terdapat di Korong Olo Bangau
5. TK Sabihissma Anai terdapat di Korong Olo Bangau
6. TK R.A Bhakti Batang Anai terdapat di Korong Pauh
7. TK Aisyah Batang Anai terdapat di Korong Simpang

 SD/ MI di wilayah kerja Puskesmas Ketaping terdapat 11 Sekolah


1. SD Negeri 21 Batang Anai berada di korong Talao Mundam
2. SD Negeri 22 Batang Anai berada di Korong Olo Bangau
3. SD Sabihissma 6 berada di Korong Olo Bangau
4. SD Negeri 27 Batang Anai berada di Korong Batang Sariak
5. SD Negeri 24 Batang Anai berada di Korong Pauh
6. SD Negeri 08 Batang Anai berada di Korong Simpang
7. SD Negeri 09 Batang Anai berada di Korong Pilubang
8. SD Negeri 26 Batang Anai berada di Korong Pilubang
9. SD Negeri 30 Batang Anai berada di Korong Pilubang
10. SD Negeri 25 Batang Anai berada di Korong Tabek
11. SD Negeri 23 Batang Anai berada di Korong Marantiah

 SMP/ MT di wilayah kerja Puskesmas Ketaping terdapat 1 Sekolah


 SMP Negeri 2 Batang Anai berada di korong Pilubang
 SMA/ MA di wilayah kerja Puskesmas Ketaping terdapat 2 Sekolah
 SPN Ketaping Batang Anai berada di korong Talao Mundam
 SMK Indonesia Raya Batang Anai berada di korong Talao Mundam

4. Sarana Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas Ketaping terdiri dari fasilitas
kesehatan milik pemerintah dan fasilitas kesehatan milik swasta.
1. Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Induk 1

2 Puskesmas Pembantu 1
3 Puskesri 1

2. Fasilitas Kesehatan Milik Swasta


No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Praktek Keperawatan 1

11
2 Praktek Bidan Swasta 1

Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat


Dalam Rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masysrakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat yaitu antara lain Posyandu Balita, Posyandu Lansia dan Posbindu yang
merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Seperti terlihat
pada tabel berikut :
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Posyandu Balita 19
2 Posyandu Lansia 10
3 Posbindu PTM 4
4 Pos UKK 2
5 Kelompok ASMAN TOGA Akupresur 4

5. Tenaga Kesehatan
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang kompeten, Puskesmas Ketaping
membutuhkan beberapa tenaga kesehatan sesuai dengan Permenkes Nomor 43 Tahun 2019.
Puskesmas Ketaping memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari ASN dan Non ASN.

Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Ketaping per Desember 2021


NO SWAKELOLA/ NS
JENIS SDMK PNS JUMLAH

1 0
1 1
DOKTER
2 0
1 1
DOKTER GIGI
3 0
7 7
PERAWAT
4 0
10 10
BIDAN
5 0
1 1
TENAGA PENYULUH KESMAS
6 0
1 1
TENAGA ADMINISTATOR
7 0
3 3
TENAGA SANITARIAN
8 1 1 2
ATLM
9 1 0 1
TENAGA NUTRISIONIS
10 1
1 2
ASISTEN APOTEKER
11 0
3 3
BIDAN DESA
12
KETEKNISIAN MEDIS
0
2 2
A. TERAPIS GIGI DAN MULUT
13 4
6 10
TENAGA NON KESEHATAN
TOTAL 38 6 44

Data Ketenagaan Berdasarkan Jabatan dan Pendidikan di Puskesmas Ketaping Tahun 2021

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN


1 Ani Yuli, SKM Sanitarian Ahli Muda S1 SKM

12
2 Nurmailis, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Kebidanan
3 Rosnasari P, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Keb idanan
4 Lili Andriyani, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Kebidanan
5 Nurlaily Y, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Kebidanan
6 Linda N. S, AMG Nutrisionis Penyelia D3 Gizi
7 Rismawati, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Kebidanan
8 Novita W, A.Md.Kep Perawat Penyelia D3 Keperawatan
9 Dr. Nur’aini Dokter Muda S1 Kedokteran
10 Mulyanti Asisten Apoteker Penyelia SLTA Farmasi
11 PT. Isnaniah, A.Md Perawat Penyelia D3 Keperawatan
12 Almisra, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Kebidanan
13 Rahmawati Perawat Penyelia SPK
14 Rahma Faiza, SKM Penyuluh Kesmas Ahli Pertama S1 SKM
15 Meriyanti, A.Md.Keb Bidan Penyelia D3 Kebidanan
16 Afriyeni R, A.Md. Kep Perawat Penyelia D3 Keperawatan
17 Rita Nilawati, A.Md. KL Sanitarian Penyelia D3 Kesling
18 Emilda P. Z, STr. Keb Bidan Ahli Pertama D4 Kebidanan
19 Fauziah, SKM Perawat Gigi Pelaksana Lanjutan S1 SKM
20 Armita, A.Md.Keb Bidan Pelaksana Lanjutan D3 Kebidanan
21 Varadina Y, S.Tr.Kes Sanitarian Pelaksana Lanjutan D4 Kesling
22 Nurhayati, A.Md.Keb Bidan Pelaksana Lanjutan D3 Kebidanan
23 Yovie Imelda P, AMKG Perawat Gigi Pel. Lanjutan D3 Kesehatan Gigi
24 Susilawati, AMK Perawat Pelaksana D3 Keperawatan
25 Desi Fitriani, A.Md. Kep Perawat Pengatur D3 Keperawatan
26 Lucy P. R, A.Md. Kep Perawat Pelaksana D3 Keperawatan
27 Drg. Winerli Septevani Dokter Gigi Ahli Pertama S1 Kedokteran Gigi
28 Elsa Yuliarni, A.Md.Keb Bidan Pelaksana D3 Kebidanan
29 Eka Putri Ra, A.Md.Keb Bidan Pelaksana D3 Kebidanan
30 Mielsy P. R, A.Md.Keb Bidan Pelaksana D3 Kebidanan
31 Hasmaini, A.Md.Keb Fungsional Umum D3 Kebidanan
32 Riri A, A.Md.Keb Fungsional Umum D3 Kebidanan
33 Yuni Fitri E, A.Md.Kep Fungsional Umum D3 Keperawatan
34 Yeni Sislawati, A.Md.Kep Fungsional Umum D3 Keperawatan
35 Momoy F, A.Md.Kep Fungsional Umum D3 Keperawatan
36 Fitria Ananda, Amd.Keb Fungsional Umum D3 Kebidanan
37 Nurkhaira Manel, S.K.M Administrasi Kesehatan S1 SKM
38 Dian Fitami, A.Md.AK Laboratorium Medik D3 Analis Kesehatan
39 Anisa M, A.Md. Farm Asisten Apoteker D3 Farmasi
40 Rudiyanto Swakelola Sopir Ambulance SMA
41 Ratna Ningsih Swakelola K3 SMA
42 Romi Riswanto Swakelola Satpam SMA
43 Atik Nilam Sari, Amd Swakelola Akuntansi D3 Akuntansi
44 Vivi Delusia. Amd.AK Swakelola Lab. Medik D3 Analis Kesehatan

Jumlah sumber daya manusia di UPTD Puskesmas Ketaping berumlah 44 orang tenaga
terdiri dari 36 orang ASN dan 5 orang tenaga Honorer dan 1 orang Tenaga NS hingga
Desember 2021.

6. DATA KHUSUS
1. Derajat Kesehatan
a Jumlah Kematian Ibu 0 orang
b. Jumlah Kematian Perinatal 0 orang
c. Jumlah Kematian Neonatal 1 orang
d. Jumlah Lahir Mati 1 orang
e. Jumlah Kematian Bayi 1 orang
f. Jumlah Kematian Anak Balita 0 orang

13
2. Peran Serta Masyarakat
a. Jumlah Dukun Bayi 0 orang
b. Jumlah Penyehat Tradisional 19 orang
c. Jumlah Kader Posyandu Balita 95 Orang
d. Jumlah Kader Lansia 20 Orang
e. Jumlah Guru UKS 14 Orang
f. Jumlah Kelompok Asuhan Mandiri 4 Pos
g. Jumlah Posyandu Balita 19 Pos
h. Jumlah Posyandu Remaja 1 Pos
i. Jumlah Posyandu Lansia 10 Pos
j. Jumlah Posbindu PTM 4 Pos
k. Jumlah Polindes/fasyankes 1 Pos
l. Jumlah Poskesdes 1 Pos
Jumlah Pustu 2 Pos
n. Jumlah Pos UKK 2 Pos
o. Jumlah Panti Asuhan 0 Panti
p. Jumlah Desa/ Kelurahan Siaga Aktif 1 Desa

B. Tenaga Kesehatan Masyarakat sebagai Tenaga Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (SK Menkes No.
1193/Menkes/SK/X/2004).
Dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tersebut peran
promosi kesehatan atau penyuluhan kesehatan sangat penting, terutama dalam
melakukan komunikasi, informasi dan edukasi. Hal ini ditegaskan dalam Undang
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 7 yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggung jawab. Selanjutnya, pada pasal 9, pasal 10, pasal 11,
pasal 12, serta pasal 174 menyatakan tentang kewajiban individu, keluarga maupun
kelompok untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya serta
menghindarkan diri dari masalah kesehatan.
Bina Suasana (social support) adalah upaya menciptakan opini atau
lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau
melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau

14
melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di
rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis
agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang positif
terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan
Masyarakat, khususnya dalam upaya mengajak para individu meningkat dari fase
tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana.
Sasaran kelompok bina suasana ini adalah Organisasi kemasyarakatan
(organisasi pemuda, organisasi wanita, organisasi keagamaan, Organisasi profesi,
Dunia usaha/ swasta dan Kelompok peduli kesehatan). Prinsip melakukan bina
suasana adalah kemitraan yakni menggalang partisipasi semua sektor untuk berperan
aktif serta sebagai motor penggerak pemberdayaan masyarakat.
Untuk menjaga kelanggegan dan keseimbangan bina suasana diperlukan :
1. Forum komunikasi
2. Dokumen data yang up to date (selalu baru)
3. Mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat
4. Hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan mitra
5. Menumbuhkan keciptaan terhadap kesehatan
6. Adanya umpan balik dan penghargaan

Indikator keberhasilan Bina Suasana


1. Indikator input :
a. Adanya data tentang mitra potensial, sumberdaya yang dimiliki, kegiatan
mitra yang dapat diselaraskan
b. Adanya informasi yang akan disosialisasikan pada mitra
2. Indikator proses:
a. Adanya forum komunikasi.
b. Sosialisasi informasi melalui berbagai media
c. Terbentuknya jejaring komunikasi
d. Adanya rencana kegiatan yang terpadu
e. Adanya dukungan sumberdaya dalam pelaksanaan promosi
Pengembangan untuk menggalang dukungan sosial di masyarakat dilakukan
melalui Advokasi. Teknik advokasi adalah suatu instrumen atau taktik menghantar
metode advokasi yang diterapkan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Tujuan
penerapan teknik advokasi adalah meningkatnya kualitas penyampaian pesan
sehingga sasaran advokasi menjadi paham, tertarik, sadar/peduli, komitmen serta
bertindak untuk memberikan dukungan kebijakan atau sumberdaya, sehingga proses
pelaksanaan advokasi dapat berjalan dengan baik serta dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.

15
Dalam pelaksanaan kegiatan advokasi kesehatan ada beberapa jenis metode
yang sering diterapkan, diantaranya adalah: lobi, negosiasi, seminar, presentasi,
penggunaan media massa, dll. Agar penerapan metode advokasi tersebut efektif serta
dapat mendukung tercapainya tujuan advokasi maka pengelola atau tim advokasi
perlu merancang atau mengembangkan teknik advokasi yang menarik dan sesuai
dengan karakteristik sasaran advokasi.
Cara Melobi Ada 4 (empat) macam:
1) Tidak langsung Lobi bisa dilakukan dengan cara tidak langsung. Hal ini
mengandung pengertian tidak harus satu pihak atau satu orang yang
berkepentingan menghubungi mendekati sendiri pihak lain yang mau dilobi.
Pendekatan itu bisa dilakukan dengan perantaraan pihak lain (terutama yang
dianggap punya akses atau mempunyai hubungan yang dekat dan terkuat
dengan pihak yang dilobi).
2) Langsung. Berbeda dengan cara tidak langsung maka disini pihak yang
berkepentingan (berusaha), bisa bertemu atau berkomunikasi secara langsung
dengan pihak yang dilobi dengan kata lain tidak menggunakan perantara atau
pihak ketiga.

Langkah-langkah pengembangan teknik lobi, yaitu:


1) Tahap persiapan
a) Tentukan siapa yang akan dilobi ?
b) Bagaimana melobi ?
Tahapan melobi:
• Melakukan pertemuan pribadi
• Melakukan pendekatan melalui percakapan/pembicaraan telepon
• Melakukan surat tertulis pribadi kepada sasaran advokasi
c) Kapan Melobi ?
• Sebelum pemilihan umum/lokal
• Sebelum isu dimasyarakatkan
• Pada puncak publisitas
• Sebelum isu masuk dan selama pembahasan parlemen
• Dalam situasi sehari-hari
2) Tahap pelaksanaan
a) Kuasai masalah yang dibicarakan. Rumuskan apa yg ingin
disampaikan dg singkat, jelas, padat, dan runtut
b) Persiapkan baik-baik pertemuan
c) Jangan terlambat
d) Segera perkenalkan diri begitu komunikasi dimulai

16
e) Berkonsentrasi dan fokus pada tujuan
f) Gunakan cara-cara yg persuasif
g) Mulai berbicara bila situasi telah memungkinkan
h) Mengarahkan dengan tepat agar dapat memancing perhatian
i) Cara berbicara harus jelas dan jangan terlalu cepat, mengatur volume
suara, dan mempersiapkan kata –kata dengan baik.
j) Memperhatikan sikap, pandangan mata, gerak gerik yang membantu
k) Sopan, saling menghormati, dan menyiratkan rasa persaudaraan .
l) Jangan sok tahu
m) Utarakan segala sesuatunya secara singkat, jelas, padat, dan runtut
n) Fokuskan isu/ pesan advokasi
o) Bila mulai menyimpang, kembalikan ke pokok pembicaraan
p) Berikan lembar fakta yg berisi rangkuman permasalahan
q) Utarakan kapan ingin bertemu kembali
r) Mintalah nama dan alamat
s) Ucapkan terimakasih.

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian


informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien,
agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan
dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan
atau practice).

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM

17
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Analisa Situasi tahun 2020 ( Pencapaian program dan SPM no 4 tahun
2019), maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada di Puskesmas
Ketaping, yaitu:

1. Angka D/S Puskesmas Ketaping pada bulan Januari dan Maret 2020 berkisar antara
69%-71% dan terjadi penurunan partisipasi masyarakat pada bulan bulan September
2020 adalah 42,9 %.
2. 67,7 % Presentase penduduk menggunakan jamban sehat.
3. Jumlah RT ber PHBS di Nagari Kataping tahun 2020 sebanyak 57,7 % (target 70 %).
4. 58 % Jumlah warga negara usia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 kali.
5. 57% Penduduk usia > 15 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
6. 67,1 % Penderita hipertensi mendapatakan pelayanan kesehatan sesuai standar.
7. 67 % Penderita Diabetes Mellitus mendapatakan pelayanan kesehatan sesuai standar.
8. 53 % Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan penunjang dalam kurun
waktu satu tahun.
9. IKS 0,05 dengan kategori tidak sehat.
10. prevalensi stunting di Puskesmas Ketaping (Kondisi tahun 2020 prevalensinya 12,3%)
11. Dana operasional puskesmas untuk pengadaan alat pertumbuhan perkembangan tidak
ada.
12. Belum adanya komitmen lintas sector dan edaran dari wali nagari terkait dengan
kebijakan penerapan GERMAS

B. Prioritas Masalah
Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan metode USG
Tabel 1 Prioritas masalah mengggunakan metode USG

No Masalah
U S G Jumlah
4 4 3 11
1. Angka D/S Puskesmas Ketaping pada bulan Januari dan Maret
2020 berkisar antara 69%-71% dan terjadi penurunan partisipasi 5 4 3 12
masyarakat pada bulan bulan September 2020 adalah 42,9 %.
2. 67,7 % Presentase penduduk menggunakan jamban sehat 4 4 3 11
3. 31,5 % Posyandu berstrata mandiri 3 3 4 10
4. 57.7 % RT ber PHBS 4 4 3 11
5. 57% Penduduk usia > 15 tahun mendapatkan skrining 4 4 3 11
kesehatan sesuai standar

6. 58 % Jumlah warga negara usia 60 tahun atau lebih yang 4 4 3 11


mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1
kali
7. 67,1 % Penderita hipertensi mendapatakan pelayanan 4 5 3 12
kesehatan sesuai standar

18
8. 67 % Penderita Diabetes Mellitus mendapatakan pelayanan 4 5 3 12
kesehatan sesuai standar
9. 53 % Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan 4 4 5 13
pemeriksaan penunjang dalam kurun waktu satu tahun

*Data PTP Puskesmas Ketaping Tahun 2021


Dari data diatas dapat dilihat bahwa semua permasalahan tersebut bisa
terlaksana pada kegiatan standardisasi paket pelayanan kesehatan Transformasi
Pelayanan Kesehatan Primer yang akan dijalankan dalam program meliputi : edukasi
penduduk dengan 7 kampanye utama: imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok,
sanitasi & kebersihan lingkungan, skrining penyakit, dan kepatuhan pengobatan.
Terdapat lima prioritas yang harus dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan primer dalam RPJMN 2020-2024 itu, yakni peningkatan
kesehatan ibu dan anak, percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan
pengendalian penyakit, pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat
(germas), serta penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Pembudayaan Germas diperlukan dalam mempercepat dan mensinergikan
upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk
dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit. Peran dan
dukungan (komitmen) pemerintah pusat, pemerintah daerah, peran serta organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, serta sektor swasta (dunia usaha) turut
menentukan keberhasilan pelaksanaan Germas di masyarakat.
Germas merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud bertujuan untuk menurunkan
faktor risiko utama penyakit menular, penyakit tidak menular, angka kematian ibu,
angka kematian bayi dan stunting, baik faktor biologis, perilaku, maupun lingkungan,
maka perlu dilakukan gerakan masyarakat hidup sehat.

19
C. Akar Penyebab Masalah
Hanya 42.9 % Balita yang ditimbang berat badannya DANA
MANUSIA Dana untuk belanja perlengkapan dan
peralatan penunjang posy tidak ada (misalnya
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga Kurangnya informasi yang alat tumbuh kembang, , pembelian APE, TOGA,
mengenai kesehatan balita dan tumbuh diberikan petugas kesehatan
kembang balita alat periksa gula darah, Tensi, karpet, Meja,
Kursi,dll), dana untuk kegiatan lainnya
Yang datang ke
posyandu tidak
Ibu dan keluarga belum memahami tentang fungsi Pemberian dana PMT
dan kegunaan posyandu untuk meningkatkan melakukan prokes
kesehatan keluarga
yg tidak sesuai
dengan jadwal
Sasaran takut berkunjung krn takut di imunisasi covid
Hanya 42,9% Balita yang ditimbang
berat badannya (September 2020)
Kurangnya sarana dan prasarana di Dukungan suami dan
Pemberian Penyuluhan keluarga ttg
posyandu
pentingnya penimbangan pemantauan
Posyandu SEPI sehingga Kurang
keposyandu yang kurang tumbang masih
berfungsinya posyandu sbg Pos Pelayanan
Himbauan untuk penting Wali Nagari sudah berusaha menghubungi wali
Terpadu (Posyandu) yg merupakan garda pemantauan tumbang dan rendah korong tetapi masy tetap sedikit yang datang
terdepan sebagai wadah pelayanan
kesehatan ditengah masyarakat,
GERMAS belum ada keposy KEterlibatan TOMA dan LINSEK
LAINNYA
SARANA
METODE Suami dan keluarga LINGKUNGAN
tidak tahu akibat jika
Ket:* tidak terpantau BB
nya
yang diberi tanda kuning yang akan segera diintervensi dalam Pendampingan kader pada keluarga balita

20
hanya 57.7% RT ber PHBS
DANA
Kader tidak mengetahui bahwa MANUSIA
GERMAS memberikan daya ungkit
yang besar dalam mewujudkan PHBS
maka implementasi kegiatan ini perlu lebih Pengetahuan
dimaksimalkan lagi pada tingkat nagari.
kader kurang
mengenai langkah2
implementasi GERMAS
dalam mengatasi
kurang massif
Kurangnya informasi kader mengenai Untuk perilaku tidak sehat
dilaksanakan karena
mewujudkan PHBS yang maksimal ditengah-tengah Belum ada honor kader
dana yang tidak ada
masyarakat salah satu upaya atau program yang dilakukan
adalah melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). khusus kunjungan rumah
PHBS

Petugas belum optimal Pengetahuan KK tentang


melaksanakan pembinaan RT PHBS kurang
ber PHBS

57,7% RT ber PHBS

Petugas, Linsek, tidak mengetahui Misi


Nagari Ketaping tidak
Nagari Kataping dan Puskesmas Masih adanya korong yg
mengetahui aplikasi PIS PK dan lintas sektor banyak yg
Ketaping sama dalam mencapai salah belum menyelesaikan
kategori Nagari thn 2020 dalam belum dapat informasi
satu upaya periaku hidup bersih dan Pencatatan PHBS
kategori tidak sehat mengenai PHBS
sehat.

Sosialisasi dan komitmen Nagari Ketaping tidak memiliki


Nagari Ketaping tidak untuk pelaksanaan edaran penerapan GERMAS dari
memiliki kebijakan GERMAS belum pernah wali nagari
penerapan GERMAS diadakan

LINGKUNGAN SARANA
METODE

21
D. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Inovasi

1.1.Latar belakang Inovasi PK BAGAN TUMBANG adalah :


1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
2. Penguatan GERMAS adalah dengan melakukan pembudayaan GERMAS di
lingkungan internal sehingga perlu melakukan sosialisasi dan informasi terus-
menerus agar masyarakat menerapkan GERMAS dalam kehidupan sehari-hari.
3. RPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2021-2026, visi pembangunan daerah
jangka menengah Kabupaten Padang Pariaman tahun 2021-2026,
adalah : “PADANG PARIAMAN BERJAYA”
4. Sesuai dengan misi Kepala Daerah yang tertuang di dalam RPJMD. Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman sebagai pendukung, penunjang dan pengarah
mendukung 2 (dua) misi salah satunya misi ke 6 yaitu “Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan dasar dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kearifan lokal melalui pemberdayan masyarakat”
5. Visi Puskesmas Ketaping adalah ”Menjadikan Puskesmas dengan pelayanan yang
Bermutu sehingga terwujud masyarakat Kataping sehat” salah satu upaya yang
mendukung OPD Dinas Kesehatan dalam mencapai misi ke 6 Kepala Daerah.
6. Misi Puskesmas Ketaping dalam mencapai Visi tersebut adalah Memelihara derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, melalui pemberdayaan masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat.
7. Visi Nagari Kataping adalah ” Terwujudnya Nagari Kataping yang Mandiri,
Agamais, Sejahtera dan Berbudaya” dengan Misi Nagari Kataping adalah ”
Peningkatan derajat kualitas kesehatan masyarakat serta peningkatan lingkungan
yang bersih dan sehat”
8. Dunia Usaha PT Pertamina BIM DPPU Minangkabau yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Ketaping yang memiliki dana bantuan social CSR untuk kegiatan
pemberdayaan Masyarakat
9. Permasalahan pelayanan pada OPD Dinas Kesehatan dalam menjalankan misi ke 6
yaitu Masih belum optimalnya prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan belum
optimalnya implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Masih
tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Padang Pariaman (Kondisi tahun 2020
prevalensinya 15,5%)
10. Nagari Kataping mempunyai IKS (Indeks Keluarga Sehat) 0,05 kesimpulan tidak
sehat (tahun 2020)
11. Data Puskesmas Ketaping Jumlah RT ber PHBS di Nagari Kataping tahun 2020
sebanyak 57,7 % (target 70 %)

22
12. Prevalensi stunting di Puskesmas Ketaping (Kondisi tahun 2020 prevalensinya
12,3%) dimana target penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024.
13. Angka D/S Puskesmas ketaping pada bulan Januari dan Maret 2020 berkisar antara
69%-71% dan terjadi penurunan pada bulan bulan September 2020 adalah 42,9 %.
14. Pada bulan Juli 2020 adanya surat Edaran Mentri Kesehatan Nomor
GM.03.03/V/639/2020 dan HK.02.01/Menkes/41/2020 perihal integrasi Pemantauan
Pertumbuhan dan Perkembangan serta pemberian Vitamin A disampaikan pelayanan
kesehatan dan gizi pada masa pandemic tetap dilakukan termasuk pemantauan
pertumbuhan perkembangan diposyandu.
15. Dana operasional puskesmas untuk pengadaan alat pertumbuhan perkembangan tidak
ada.
16. Belum adanya komitmen lintas sector dan edaran dari wali nagari terkait dengan
kebijakan penerapan GERMAS
17. Di Puskesmas Ketaping pada bulan Januari 2021, gambaran balita dengan wasting
sebanyak 31 orang,balita stunting 40 orang dan balita underweigh sebanyak 49
orang.Di Korong Pauh Pada Januari 2021 gambaran balita dengan wasting sebanyak
14 orang,balita stunting 11 orang dan balita underweigh sebanyak 18
orang.Sedangkan di Korong Olo bangau gambaran balita dengan wasting sebanyak 4
orang,balita stunting 7 orang dan balita underweigh sebanyak 6 orang

Melihat latar belakang, akar penyebab masalah, hambatan dan potensi maka pada
bulan Januari 2021 Inovasi PK BAGAN TUMBANG ini dilaksanakan melalui teknik
advokasi kepada Lintas sector dan PT Pertamina DPPU Minangkabau. Pada bulan Juni
2021 melihat kemandirian kader dan bidan desa sehingga bersama sama melakukan
advokasi kepada wali nagari untuk pengajuan proposal untuk kegiatan pencegahan dan
penanggulangan balita dengan gangguan tumbuh kembang dan GERMAS
Dilakukan Inovasi PK BAGAN TUMBANG dimulai pada tahun awal tahun 2021
diawali dengan Pelatihan kepada kader dan Pemberdayaan yang dilakukan oleh kader
kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan balita dengan gangguan
tumbuh kembang.

1.2 Inisiator inovasi PK BAGAN TUMBANG


Inisiator inovasi berasal dari : diciptakan oleh Puskesmas Ketaping dalam
kegiatan UKM
1.3 Jenis inovasi
Inovasi non digital (Inovasi non digital PK BAGAN TUMBANG merupakan
layanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat (non digital)
1.4 Bentuk inovasi

23
PK Bagan Tumbang ini merupakan salah satu cara penanganan kasus
gangguan tumbuh kembang pada balita yang melibatkan kader sebagai
pendampingnya.

Dalam hal ini kader akan mendampingi keluarga balita yang merupakan
perpanjangan tangan Puskesmas dalam pendampingan balita dengan gangguan
tumbuh kembang di wilayah kerja Puskesma Ketaping.

Adapun yang dilakukan kader dalam pendampingan ini antara lain


memberikan penyuluhan tentang pemberian dan pengolahan makanan
balita,mengukur TB,BB,LIKA dan LILA balita secara berkala,pemberian PMT dari
Puskesmas yang di dampingi Petugas Puskesmas dan pendekatan pada keluarga lain
tentang pentingnya kesehatan dalam keluarga. Hasil kegiatan pendampingan kader
ini akan dilaporkan pada petugas Puskesmas secara berkala.

1.5 Anggaran yang ada dalam melaksanakan inovasi PK BAGAN TUMBANG


Jumlah
No. Jadwal Nama Program Kegiatan Sub Kegiatan
Anggaran Sumber dana
Materi/ Modul Pelatihan
6.000.000
Perlengkapa penyuluhan
7.595.000
Peralatan kerja untuk posyandu
2.525.000
Pelatihan kepada kader Pelatihan
7.400.000
dilaksanakan pihak ke 3 PT
Konsumsi peserta dan panita dan
pertamina yaitu PT Pertamedika
tamu undangan 3.780.000
alat promosi dan dokumentasi
3.500.000
transpor peserta Bantuan
1.200.000
Sosial
Bantuan Sosial tranportasi dan akomodasi Responsibility
1. Maret 2021 4.000.000
Responsibility PT Pertamina
alat tumbuh kembang, laptop, DPPU
infokus, tiang posyandu, tenda dll Minangkabau
wastafel tempat cuci tangan pakai
sabun dan perlengkapan
kebersihan lainnya, APD, tikar dll
Pengadaan Sarana dan prasarana Gas dan perlengkapannya
serta operasional posyandu dan
Perlengkapan PMT 64.000.000
kader
Masker untuk masyarakat
Alat ukur untuk pemeriksaan
kesehatan pada kegiatan UKBM
operasional kegiatan Posyandu
setiap bulannya yang dilakukan
kader
Program Trasport Petugas
6.000.000
2 tahun 2021 Kesehatan ibu Pelaksanaan kelas ibu hamil BOK
dan anak snack
3.960.000
Program Snack
Pelaksanaan Kegiatan KIA di 4.950.000
3 tahun 2021 Kesehatan ibu BOK
kelas balita
dan anak Trasport Petugas
5.400.000
Pelatihan kepada kader mengenai -Trasport Pihak ke Tiga
5.000.000
Kesehatan ibu dan anak,
pemanfaatn buku JIKA, -Makan Minum
Program 2.530.000
4 tahun 2021 BOK
Promkes penggunaan alat tumbuh
-Honor Narasumber
kembang, posyandu, protokol 750.000
kesehatan, kebersihan lingkungan, -Snack
632.500

24
Petugas melakukan peningkatan -Belanja Penggandaan
500.000
pengetahuan dan keterampilan
kepada kader, linsek

b.Penggalangan komitmen
dilakukan bersama kader dan
- Cetak Spanduk
linsek 200.000

PHBS, GERMAS dan


penanggulangan dan pencegahan
covid-19

1.6 Bentuk flowchart bagaimana alur kerja dari sebuah inovasi

a.Petugas melakukan Dengan peningkatan pengetahuan


peningkatan pengetahuan dan yang dimiliki kader lalu kader
keterampilan kepada kader, memberikan penyuluhan kepada
linsek sasaran terhadap permasalahan
gangguan tumbuh kembang pada
b.Penggalangan komitmen balita
dilakukan bersama kader dan
linsek

Kader melakukan kunjungan rumah


melakukan monitoring dan bersama bides untuk intervensi
evaluasi bersama kepala lanjutan pendekatan keluarga:
puskesmas dan tim terkait
1.mengajarkan cara perawatan balita
dengan hasil dari kegiatan
dan RTL 2.menganjarkan ibu cara pengolahan
makanan,pola makan,trik pemberian
makanan pada balita

3.mengukur antropometri balita


setiap minggu

25

Anda mungkin juga menyukai