Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengantar Teknologi Informasi


Telenursing

Disusun Oleh :
Nama : Ariyanda Saputra
Nim : 201110241111
Prodi : S1 Keperawatan

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh globalisasi
dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk berbenah diri. Tuntutan
yang paling mendasar dan paling menantang adalah menyangkut layanan
keperawatan yang professional, bermutu dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan
perkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan
keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan dalam “dunia maya”
(cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet di
Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dalam
bidang pendidikan dan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan telah mendorong
terciptanya suatu model pelayanan keperawatan jarak jauh yang lebih dikenal dengan
nama telenursing.
Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien
melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan informasi,
komunikasi dan berbasis jaringan system. Telenursing memudahkan akses ke
pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan
(under-serviced) dan area remote seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan
di rumah atau individu dengan permasalahan kesehatan kronis.
Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi
karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka

2
penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan
jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu
menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan
menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit.
Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan
media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk
mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan
juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet
atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan
dan bahkan sampai pengobatan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat
besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing
dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat untuk
menunjang tercapainya visi Indonesia sehat 2010. Untuk itu kami akan membahas
tentang telenursing dalam upaya meningkatkan peran perawat Indonesia menghadapi
Indonesia Sehat 2010 melalui bidang informatika kesehatan.

ISI

A. Definisi Telenursing
Ada beberapa definisi telenursing yaitu :

3
1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan
tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan
kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik,
radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan
video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh,
menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer.
2. Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil.
3. Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak
secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang
medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
4. Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.
5. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference.
Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
6. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian
pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan

4
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
7. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using
telecommunications technology (National Council of State Boards of Nursing).
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-
fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian
integral dari telemedicine atau telehealth).

B. Prinsip-prinsip telenursing
Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek
asuhan keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan
keperawatan. Perawat juga terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan dan
dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan ditetapkan melalui penggunaan
telepon, komputer, internet atau teknologi komunikasi lainnya.

C. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat
pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system
memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan
berat badan melalui internet. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan,
peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference,
pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan
sesak napas. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap
waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai
5
contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang
sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan
penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara
pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
Media telenursing antara lain:
1. Telepon ( telepon seluler )
2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing
6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic
Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah :
1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan,
foto rontgen, dsb.
2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.
3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah,
nadi pernafasan, suhu dan sebagainya.
4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan
mereka.
5. Membantu operasi klien dari jarak jauh.

6
6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan
berkelanjutan.
7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu
konseling.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan
keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan
pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan
kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.
Praktik keperawatan jarak jauh (telenursing) di Indonesia belum berkembang
seperti di Negara-negara maju seperti di Amerika atau Australia. Penggunaan
telenursing di Indonesia masih terbatas pada area pendidikan seperti yang
dikembangkan di UGM melalui program e-learning atau model e-lisa yang
terintegrasi di semua fakultas UGM dan beberapa universitas swasta lainnya.
Baru-baru ini di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan
asuhan keperawatan di rumah (Home Care). Home care di Indonesia belum
menggunakan system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit, artinya
perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung
tidak menggunakan jasa teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas
penggunaan media telepon sebagai call center. Itupun masih terbatas pada kota-kota
besar, kota - kota kabupaten belum tersentuh layanan home care.
Asuhan keperawatan model ini (home care) sebenarnya bisa dikatakan sebagai
layanan asuhan keperawatan jarak jauh (telenursing) walaupun sangat sederhana.
Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun konsep pengembangan
layanan perawatan jarak jauh dengan mengembangkan Home Care yang sudah mulai
berjalan dengan meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya
kita benar-benar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas
teknologi yang lebih canggih.

7
Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau
keperawatan jarak jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau telemedicine yang
ada di rumah sakit yang dilakukan oleh instansi-instansi kesehatan seperti perawat,
dokter, dan yang lain-lain adalah dimana perawat menggunakan pengetahuan,
keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran kritis yang tidak bisa dipisahkan di dalam
ilmu pendidikan perawatan. Aktifitas tersebut sudah dapat diberikan lisensi untuk
melakukan asuhan keperawatan.
Dengan begitu penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif
keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi
dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan
asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana
dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi
dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing

3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan

8
skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh
pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Efektifitas
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa
berjalan dengan baik.

D. KelebihanTelenursing
Teleniursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat terutama di
negara maju, mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju
pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta
menghambat infeksi nosokomial.

E. Kekurangan telenursing
Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi
langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.
Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat
penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan
kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi,
meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

F. Riset tentang Telenursing


1. Pada tahun 2004-2005 International Telenursing Role melakukan survey yang
bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan menggunakan telenursing,
pengetahuan dan keterampilan telenursing, persepsi tentang keefektifan

9
telenursing, kebutuhan akan telenursing, keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan dalam telenursing. Penelitian ini mensurvey 719 telenurses (628
wanita dan 89 laki-laki) dari 36 negara. Sebanyak 66% responden dari U.S yang
sebagian besar berasal dari Canada. Dari semua responden 50% perawat bekerja
secara part time di telehealth dan sebagian lagi di rumah sakit. Perawat tersebut
sangat senang menerima pelatihan telehealth. Perawat ini sangat puas dengan
telenursing berdasarkan kepada autonomi, interaksi, status profesional, bayaran,
tugas, kenyamanan tempat kerja. Sebagian besar telenurses yang disurvey, 75%
diantaranya percaya bahwa sertifikat pendidikan penting dalam telenursing.
Menurut responden komponen penting dalam program pendidikan itu adalah
teknik menggunakan peralatan, ilmu pengetahuan berdasarkan standar protokol
dan kompetensi perawatan klinik. Sebanyak 89% responden mempercayai bahwa
telenursing adalah bagian dari pendidikan dasar keperawatan. Pendidikan
telehealth harus terdiri dari pengalaman klinik. Berikut hasil survey International
Telenursing Role tentang jenis perawatan pasien yang membutuhkan telenursing.

10
2. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Helen A.Snooks dkk berjudul “ Real
Nursing? Development Telenursing” di sebuah National Health Service di Inggris
pada tahun 2007. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
kuisioner terstruktur terhadap 111 orang perawat yang bekerja di sana. Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perspektif perawat terhadap
dampak dari telenursing. Dari penelitian ini diperoleh laporan bahwa alasan
mereka bergabung dengan layanan telepon ini adalah karena peningkatan gaji dan
kerja yang fleksibel. Duapertiga dari mereka melaporkan peningkatan kepuasan
kerja dan perkembangan keterampilan keperawatan. Ada penelitian lain yang
berjudul : “Telenurses’ experiences of working with computerized decision
support: supporting, inhibiting and quality improving “ yang dilakukan oleh
Annica Ernesa dkk, pada tahun 2006 merupakan mahasiswa di Department of
Public Health and Caring Sciences, Uppsala University, Sweden and Department
of Caring Science and Sociology, University of Ga¨ vle, Sweden. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan pengalaman telenurses yang bekerja dengan
sistem pendukung komputerisasi dan bagaimana sistem tersebut dapat
mempengaruhi pekerjaan mereka. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kualitatif dengan delapan orang partisipan yaitu Registered Nurse (RN) dengan
menggunakan metode wawancara semi terstruktur. RN tersebut berasal dari tiga
pusat konseling via telepon di Swedia yang menggunakan komputer sebagai
pendukung layanannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para telenurses
menemukan sistem pendukung keputusan yang menyederhanakan pekerjaan
mereka, melengkapi pengetahuan mereka, memberikan mereka keamanan dan
meningkatkan kredibilitas mereka. Mereka juga menggambarkan, kadang-kadang
sistem tersebut bertentangan dengan pendapat mereka sendiri. Partisipan
mengatakan bahwa sistem komputerisasi tidak dapat menggantikan pengetahuan
dan kompetensi perawat.

11
3. Selain pengalaman yang disampaikan perawat, keluarga dan pasien juga
menyampaikan pengalamnnya tentang telenursing, seperti pada penelitian yang
berjudul : “ Patient And Carer Perspectives Patients and families experiences
with video telehealth in rural/remote communities in Northern Canada” yang
dilakukan oleh Pat Sevean,dkk. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengalaman pasien dan keluarga tentang konsultasi dengan telehealth
video sebagai metode penyediaan layanan kesehatan di desa terpencil di Kanada
Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
pengumpulan data menggunakan video dan wawancara semi terstruktur terhadap
partisipan 10 orang pasien dan 9 orang perwakilan keluarga yang telah
menggunakan fasilitas telenursing sekurang-kurangnya selama 1 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengemukakan keuntungan telehealth
yaitu mengurangi beban (biaya perjalanan, akomodasi, kehilangan upah,
kehilangan waktu dan keterbatasan fisik), memaksimalkan dukungan (akses ke
keluarga,teman,akrab lingkungan rumah, perawat, dan penyedia layanan lainnya).

A. Dilema Telenursing di Indonesia dilihat dari legalitas


Legalitas Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau
institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
Di beberapa negara, perawat yang melakukan telenursing harus memiliki
lisensi guna menghindari malpraktek. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi
warga negara dari praktek petugas kesehatan yang tidak baik. ANA (American
Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth untuk standar legalitas
dalam melakukan telenursing. Pedoman tersebut adalah Prinsip

12
Dasar Telehealth yang diterbitkan pada tahun 1998, Kompetensi Telehealth yang
diterbitkan pada tahun 1999 dan Mengembangkan Protokol Telehealth yang
diterbitkan pada tahun 2001.

Berbeda halnya dengan di Indonesia, masih sangat sedikit pelayanan keperawatan


yang menggunakannya. Hal ini disebabkan oleh belum tersedianya infrastruktur yang
memadai, masih terbatasnya SDM perawat yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan tentang Telenursing termasuk institusi pelayanan.

B. Dilema Telenursing dilihat dari SDM


Telenursing merupakan salah satu bagian integral dari telehealth.
Telenursing dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan
professional dengan berbagai metodenya ( home care, perawat on-call,
menyediakan informasi dll ). Telenursing dapat meningkatkan kemandirian
dan kepuasan pasien dalam memenuhi derajat kesehatannya. Telenursing
dapat meningkatkan partisipasi aktif keluarga dalam perawatan. Telenursing
efektif digunakan dalam setting perawatan pasien yang mengalami penyakit
kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan. Telenursing bisa juga
dilakukan di pedesaan yang memadai sarana dan prasarana teknologi dan
informasinya.
Telenursing memiliki beberapa keuntungan menurut Britton, Keehner, Still
dan Walden pada tahun 1999 yaitu: Efektif dan efisiensi dari sisi biaya
kesehatan, dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis, dapat mengurangi jumlah kunjungan dan
masa hari rawat di rumah sakit, Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien
kronis, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model
13
distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika
kesehatan.
Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh
ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat
sedikit institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS
tersebut adalah, RS Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di
Jakarta yang telah mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan
berbasis komputer. Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia. Diantara
hambatan itu adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan
dan teknologi informasi secara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk
menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat
para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan. Apalagi belum
adanya kebijakan institusi pelayanan bagi pengembangan system informasi
berbasis komputer.
Mengembangkan sistem informasi keperawatan membutuhkan banyak
persiapan. Selain infrastrukturnya, SDM perawatnya juga haus disiapkan.
Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam
praktek telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan penilaian dalam
area praktek keperawatan. Selain itu perawat juga harus memiliki karakteristik
pribadi yang akan memfasilitasi keterlibatan mereka dalam telenusring,
misalnya : sikap positif, membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk menavigasi sistem teknologi dan
lingkungan misalnya pengetahuan dan keterampilan untuk mengoperasikan
teknologi, memiliki pemahaman tentang keterbatasan teknologi yang
digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-tanda vital sedang
dimonitor secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki pengetahuan dan

14
penerapan protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan
berkomunikasi dengan baik.

C. Dilema Telenursing di Indonesia dari sisi Nuesing Skill


Telenursing merupakan alat yang digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan jarak jauh terutama pada pasien dengan kondisi kronis yang
membutuhkan self management seperti pada pasien diabetes, CHF, dsb.
Penggunaan telenursing terbukti bermanfaat baik dalam hal cost, tingkat
kepuasan dan lama hari rawat di rumah sakit. Namun, praktik telenursing
tidak terlepas dari isu seputar legal aspek. Penulis merekomendasikan, sudah
saatnya perawat Indonesia maju dalam mengikuti kemajuan teknologi
informasi, salah satunya adalah telenursing. Telenursing bisa diterapkan
dalam segala tatanan pelayanan keperawatan, baik di rumah sakit maupun di
komunitas. Para manajer maupun pengelola agar segera melengkapi dengan
segala fasilitas hardware dan software yang mendukung pelaksanaan
telenursing, demi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien.
Telenursing bukan untuk bergaya modern namun merupakan suatu kebutuhan
untuk kemajuan keperawatan Indonesia.

D. Dilema Telenursing di Indonesia dari Finansial


Pelaksanaa telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana
dan Prasaranya sangat banyak perlu dukungan dari pemerintahan dan organisasi
Profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing.

15
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telenursing merupakan salah satu bagian integral dari telehealth. Telenursing
dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional dengan
berbagai metodenya ( home care, perawat on-call, menyediakan informasi dll ).
Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien dalam memenuhi
derajat kesehatannya. Telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif keluarga
dalam perawatan . Telenursing efektif digunakan dalam setting perawatan pasien
yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan.
Telenursing bisa juga dilakukan di pedesaan yang memadai sarana dan prasarana
teknologi dan informasinya.
Telenursing memiliki beberapa keuntungan menurut Britton, Keehner, Still &
Walden pada tahun1999 yaitu: Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, dapat
meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis,
dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di rumah sakit, Dapat
meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh
ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit
institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah, RS
Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah
mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer. Namun
memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah keterbatasan SDM yang

16
menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu, masih
minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan
masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.
Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi pengembangan sistem
informasi berbasis komputer.
Mengembangkan sistem informasi keperawatan membutuhkan banyak
persiapan. Selain infrastrukturnya, SDM perawatnya juga haus disiapkan.
Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam praktek
telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan penilaian dalam area praktek
keperawatan. Selain itu perawat juga harus memiliki karakteristik pribadi yang akan
memfasilitasi keterlibatan mereka dalam telenusring, misalnya : sikap positif,
membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki pengetahuan & kemampuan untuk
menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya pengetahuan dan keterampilan
untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman tentang keterbatasan teknologi
yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-tanda vital sedang dimonitor
secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki pengetahuan dan penerapan
protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mardianto,Mey. Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/.../FUNGSI%20


TELENURSING%20BAGI%20KADER%20POSBINDU.rtf. Diakses pada tanggal
18 November 2010.

Anonim. Perkembangan IT Dalam Keperawatan. http://www.google.com/xiumei87.


wordpress.com/2010/10/29/page/3/. Diakses pada tanggal 18 November 2010.

Liza, Fera. Perkembangan Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/.../UTS%20SIM-


FERA%20LIZA%20NPM%200906594343.pdf. Diakses pada tanggal 18 November
2010.

Rochmawati, DH. Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/tugas% 20sim


%20heppy.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2010.

18

Anda mungkin juga menyukai