PROPOSAL
OLEH
GUNAWAN
NPM. 2020206203213P
PROPOSAL
OLEH
GUNAWAN
NPM. 2020206203213P
ii
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan TIM penguji Skripsi
Nama : GUNAWAN
NPM : 2020206203213P
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup Penelitian
E. Manfaat Penelitian
v
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
B. Variabel Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
3. Teknik Pengambilan Sampel
E. Tempat dan Waktu Penelitian
F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
H. Pengolahan dan Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR TABEL
vii
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR GAMBAR
viii
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang paling umum terjadi terutama pada lansia yang ditandai dengan
kehilangan gerakan sendi (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016). Word Health
441 juta terjadi di negara berpenghasilan tinggi, 427 juta di wilayah Pasifik
Barat dan 369 juta berada di Wilayah Asia Tenggara (WHO, 2021).
pada tahun 2020 yang terjadi pada penduduk berusia >40 tahun yaitu sekitar
654,1 juta kasus. Insiden global gabungan osteoarthritis adalah 203 per 10.000
orang dalam setahun pada penduduk berusia >20 tahun. Sebaran prevalensi
Selatan 4,1%, Oseania 3,1%, Afrika 21,0% dan Wilayah Asia mencapai
dari 1,6% hingga 46,3% dan prevalensinya akan semakin meningkat seiring
umur >15 tahun di Indonesia pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
2018 adalah sebesar 7,3% dengan kasus tertinggi terjadi di wilayah Sumatera
Utara yaitu sebesar 13,26% dan kasus terendah terjadi di wilayah Sulawesi
Selatan dan untuk Wilayah Kota Metro adalah 4,89% atau mengalami
2019).
tinggi, pada tahun 2019 yaitu sebanyak 427 pasien, tahun 2020 sebanyak 384
pasien dan tahun 2021 sebanyak 218 pasien (Medical Record RSUD Jend.
mencapai 1,54 lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum karena sebab
manifestasi klinik berupa kekakuan dan gangguan rasa nyaman nyeri (Noor,
2017).
cukup banyak di antaranya usia, obesitas, jenis kelamin, trauma, infeksi sendi,
akan menipis akibat penuaan dan kurang mampu berespons terhadap beban
sendi daripada kartilago pada usia lebih muda. Berat badan berlebih juga
yang diberikan pada lutut semakin besar saat berjalan (LeMone et al., 2016).
derajat osteoartritis yang lebih berat. Analisis uji chi-square terhadap IMT
individu dengan IMT normal memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk
kurang dan individu dengan IMT lebih memiliki risiko 4,9 kali lebih besar
normal. Studi korelasi Kapitan, Rante, & Tallo, (2019) menunjukkan bahwa
indek masa tubuh dengan derajat osteoarthritis maka penulis tertarik untuk
kerusakan sendi di Poliklinik RSUD Jend. Ahmad Yani Metro Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
dengan munculnya kekakuan dan gangguan rasa nyaman nyeri pada area yang
Rumusan masalah penelitian ini yaitu “Adakah hubungan indek masa tubuh
dengan derajat kerusakan sendi di Poliklinik RSUD Jend. Ahmad Yani Metro
Tahun 2022?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2022
Tahun 2022.
2022
E. Manfaat Penelitian
mengembangkan penelitian yang lebih lanjut serta dapat menjadi data awal
penderita osteoarthritis.
b. Bagi Perawat
masalah osteoarthritis.
c. Bagi Puskesmas
terjadinya osteoarthritis.
A. Kajian Teori
1. Osteoarthritis
a. Definisi
(Smeltzer, 2018).
7
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8
b. Manifestasi Klinis
2) Kaku paling sering terjadi di pagi hari setelah bangun tidur. Kaku
dengan pergerakan
mengalami inflamasi).
(Smeltzer, 2018).
berikut:
(malalignment).
kerusakan sendi yang terbuka. Hal ini dapat pula terjadi akibat
1) OA tangan
2) OA sendi lutut
3) OA panggul/koksa
malam hari dan kekakuan pada malam hari, terkait adanya efusi
tahun (contoh: kehilangan lebih dari 50% pada celah sendi dalam 1
4) OA vertebra
hyperostosis).
pada pasien usia < 40 tahun. Sendi tarsal dapat terkena pada
6) OA bahu
7) OA siku
8) OA temporomandibular
2014).
a) Kriteria klinis
Nyeri sendi lutut dan adanya psteotif dan paling sedikit 1 dari 3
spesifisitas 86%.
dan ke-3, sendi proksimal interfalang k-2 dan k-3 dan sendi
<150 disertai LED ≤45 mm/jam atau fleksi sendi panggul ≤1150
panggul, kekakuan sendi panggul pagi hari ≤60 menit, dan usia
Tabel 2.1
Derajat Keparahan OA Berdasarkan Gambaran Radiologis
Kellgren-Lawrance
Tingkatan Deskripsi
Diragukan terdapat penyempitan celah sendi dan
Derajat 1
kemungkinan terdapat osteofit lipping
Terdapat osteofit dan mungkin penyempitan celah sendi
Derajat 2 di anteroposterior weight-bearing (penahan beban)
radiografi
Ditandai beberapa osteofit, penyempitan celah sendi
Derajat 3
pasti, sklerosis, kemungkinan terdapat deformitas tulang
Terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, sklerosis,
Derajat 4
parah dan deformitas tulang pasti
(Symmons et al., 2016).
Keterangan:
tidak diperhitungkan.
(panah putih).
d. Faktor Risiko
1) Usia
2) Genetik
2017).
Selain itu, hormone sek dan faktor hormonal lainnya juga diyakini
3) Jenis kelamin
pria daripada wanita (Black & Hawks, 2014). Pada wanita paruh
2017).
Poiraudeau, 2016).
5) Diet
kerusakan sendi yang terbuka. Hal ini dapat pula terjadi akibat
7) Aktivitas fisik/olahraga
2016).
e. Patofisiologi
sehingga tulang di dalam sendi bergerak dengan luas satu sama lain
sendi. Kartilago ini nromalnya mengandung lebih dari 70% air. Lebih
relaksasi sendi.
lebih dalam. Pada akhirnya area kartilago artikular yang lebih besar
hilang dan tulang yang menyertai terpajan. Penebalan tulang pada area
pada beban sendi. Kista juga dapat terjadi dalam tulang karena cairan
f. Komplikasi
sebagai berikut:
1) Nyeri
3) Malalignment sendi
5) Radikulopati
g. Penatalaksanaan
1) Terapi farmakologi
2) Terapi nonfarmakologi
a. Definisi
badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan over weigh atau
laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas
Tabel 2.2
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Indek Masa Tubuh
Kategori
(IMT)
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
berikut:
risiko OA. Saat ini semakin banyak bukti bahwa obesitas adalah
IL-6, IL-1, IL-8, TNF alfa, IL-18, tetapi menurunkan sitokin pengatur,
B. Penelitian Terkait
kurus ringan (7) dengan IMT 17- 18,4 kg/m 2 (4,8%). Selanjutnya responden
dengan IMT kurus berat yaitu 2 orang (1,4%) yang merupakan kelompok
IMT kurus berat dengan kategori dan <17 kg/m 2. Derajat keparahan OA
dinilai berdasarkan kriteria Kellgren Lawrance dari hasil radiologi pada lutut
Uji korelasi Somers’d dan didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,076
yang artinya terdapat hubungan yang sangat lemah antara kedua variabel.
dan 3 tidak didapatkan sampel (0%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan
artinya obesitas memiliki hubungan yang kuat dengan arah hubungan yang
C. Kerangka Teori
Gambar 2.2
Kerangka Teori
Faktor Risiko Osteoarthritis
1. Usia
2. Genetik
3. Jenis kelamin
4. Berat badan lebih (Indek masa Derajat Osteoarthritis
tubuh)
5. Diet
6. Riwayat infeksi/penyakit sendi
7. Aktivitas Fisik (pekerjaan/olahraga)
Sumber: (LeMone et al., 2016); (Noor, 2017); (Black & Hawks, 2014); (Heidari,
2017); (LeMone et al., 2016); (Palazzo et al., 2016).
D. Kerangka Konsep
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
Derajat Kerusakan
Indek masa tubuh Sendi Osteoarthritis
E. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan indek masa tubuh dengan derajat kerusakan sendi
studi korelasi yaitu studi yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih
besar koefisien korelasi baik arah positif maupun negatif maka semakin besar
B. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
kelompok yang lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu
yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
2015).
berikut:
44
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
45
Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah
derajat kerusakan sendi pasien osteoarthritis .
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Cara Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur
Independen: Ukuran yang digunakan untuk Timbangan Observasi 0: Kurus Ordinal
Indek masa mengetahui status gizi penderita dan Lembar (IMT ≤18,5)
tubuh osteoarthritis berdasarkan berat observasi 1 : Normal
badan dalam kilogram (kg) (IMT >18,5-
dibagi dengan tinggi dalam 25,0)
meter kuadrat (m2) 2 : Gemuk
(IMT >25,0)
Dependen: Kondisi kerusakan sendi Lembar Checklist 0 : Derajat 1 Ordinal
Derajat penderita osteoarthritis dilihat observasi & 1 : Derajat 2
kerusakan pada gambaran radiologis, pemeriksaan 2 : Derajat 3
sendi menggunakan skala Kellgren- radiologi 3 : Derajat 4
osteoarthritis Lawrance yang diklasifikasikan
menjadi empat derajat (1-4)
1. Populasi
Poliklinik RSUD Jend. Ahmad Yani Metro periode Mei s.d Juni tahun
2022.
2. Sampel
Lameshow pada sowftware WHO sample size untuk populasi yang belum
sampel yang kebetulan ada pada saat penelitian dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Instrumen Penelitian
lembar observasi.
data yang diambil langsung dari responden dan skunder yaitu data yang
b. Tahap Awal
izin pra survey kepada institusi terkait yang digunakan peneliti sebagai
sebagai berikut:
karakteristik responden.
d. Tahap Akhir
penelitian terkait.
penguji.
1. Pengolahan Data
yaitu :
angka atau bilangan. Pada variabel indek masa tubuh kode 0 = kurus, 1
c. Processing, pada tahap ini data yang telah dilakukan rekapitulasi dan
2. Analisa Data
a. Analisis Univairat
b. Analisis Bivariat
hubungan).
(Sugiyono, 2015)
Cui, A., Li, H., Wang, D., Zhong, J., Chen, Y., & Lu, H. (2020). Global, regional
prevalence, incidence and risk factors of knee osteoarthritis in population-
based studies. EClinicalMedicine, 29(30), 2589–5370.
https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2020.100587
Kemenkes RI. (2019). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.
Kumavat, R., Kumar, V., Malhotra, R., Pandit, H., Jones, E., Ponchel, F., &
Biswas, S. (2021). Biomarkers of Joint Damage in Osteoarthritis: Current
Status and Future Directions. Mediators of Inflammation, 2(3), 15.
https://doi.org/10.1155/2021/5574582
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah (Edisi 5, Vol. 4; A. Linda, Ed.; W. Praptiani, Penerj.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mutiwara, E., Najirman, N., & Afriwardi, A. (2016). Hubungan Indeks Massa
Tubuh dengan Derajat Kerusakan Sendi pada Pasien Osteoartritis Lutut di
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 376–380.
https://doi.org/10.25077/jka.v5i2.525
Noor, J. (2016). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah
(Edisi 1). Jakarta: Prenada Media Group.
Palazzo, C., Nguyen, C., Lefevre-Colau, M. M., Rannou, F., & Poiraudeau, S.
(2016). Risk factors and burden of osteoarthritis. Annals of Physical and
Rehabilitation Medicine, 59(3), 134–138.
https://doi.org/10.1016/j.rehab.2016.01.006
Sen, R., & Hurley, J. A. (2021). Osteoarthritis [Updated 2021 Aug 19]. Diambil
dari Treasure Island (FL): StatPearls Publishing website:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482326/
Supariasa, I. D. N., Baktri, B., & Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi (M. Ester,
Ed.). Buku Kedokteran EGC.
Symmons, D., Mathers, C., & Pfleger, B. (2016). Global burden of osteoarthritis
in the year 2000. Who, 2002(4), 1–26. Diambil dari
http://cdrwww.who.int/entity/healthinfo/statistics/bod_osteoarthritis.pdf
LAMPIRAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : GUNAWAN
NPM : 2020206203213P
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung, akan melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN INDEK
MASA TUBUH DENGAN DERAJAT KERUSAKAN SENDI PASIEN
OSTEOARTHRITIS DI POLI KLINIK RSUD JEND. AHMAD YANI METRO
TAHUN 2022”. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah diberi
informasi dan memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela dan jawaban serta
identitas saya akan dirahasiakan.
Metro, ………………………..
Responden, Peneliti,
(__________________) (_________________)
A. KARAKTERISTIK
Nama/Inisial : .............................
Umur : ............ tahun
Berat badan : ............. kg
Tinggi Badan : ............. m
Pekerjaan : PNS/Polri/TNI
Wiraswasta
Tani
Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : Perguruan Tinggi
SMA/SMK
SMP
SD
Tidak Sekolah