Contoh : Setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etike
bisnis dan pedoman perilaku yang telah disepakati.
c. Responsibility
Mematuhi peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin
tanggung jawab korporasi sebagai warga korporasi yang baik.
Contoh : Perusahaan harus menjalankan tanggung jawab sosial, antara lain peduli
terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
d. Independency
Setiap organ perusahaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan undang-
undang dan prinsip GCG.
Contoh : Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan,
dan tidak saling melempar tanggung jawab.
e. Fairness
Terdapat perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham.
Contoh : Perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholder sesuai dengan
manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
3. Menurut artikel resiko yang ditimbulkan dari tata Kelola perusahaan asuransi adalah
perusahaan asuransi tidak dapat membayar klaim dan kewajiban kepada nasabah mereka.
Kemudian asset sector asuransi menjadi rendah dengan kontribusi sekitar 13% pada tahun
2021. Kontribusi asset asuransi terhadap PDB juga menjadi rendah hanya 9,6%. Premi
industry asuransi terhadap PDB hanya 1,9%. Belanja tahunan total untuk asuransi juga
menurun hanya mencapat 75 dollar AS per tahunnya.
Contoh artikel kasus perusahaan asuransi terhadap konsumennya :
https://www.merdeka.com/uang/nasabah-kasus-gagal-bayar-asuransi-bumiputera-minta-
perhatian-presiden-jokowi.html
masalah bagi konsumennya pada kasus perusahaan asuransi ini adalah , perusahaan gagal
membayar Asuransi kepada nasabahknya. Jumlah nasabah yang menjadi korban sangat
banyak terhitung hingga jutaan nasabah. Status klaim para nasabah sudah habis kontrak
begitu juga klaim polisnya, namun hingga saat ini (2021) , dana nya tidak kunjung juga
mencair dan nasabah tidak mendapat kepastian kapan akan dibayarkan. Dampak dari kasus
ini sangat melebar, dampaknya adalah banyak perusahaan industry asuransi lainnya kena
imbas nya juga . Banyak nasabah di perusahaan-perusahaan asuransi lain menjadi takut dan
tidak percaya dengan perusahaan asuransi tempat mereka berasuransi. Dari kasus ini juga
menyebabkan demo nasabah Asuransi Bumiputera untuk menuntut pembayaran klaim.
4. Menurut saya solusi yang tepat satu-satunya adalah dengan memberikan kepastian yang
bertanggung jawab kepada para nasabahnya. Kemudian menerapkan manajemen risiko.
Mulai dari risiko strategi, risiko operasional, risiko asset dan liabilitas, risiko kepengurusan,
risiko tata Kelola, risiko dukungan dana , hingga risiko asuransi.
5. Keterkaitannya adalah Sebagaimana dipahami bahwa fungsi pengawasan terhadap
perusahaan asuransi adalah pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK, dalam hal ini sebagai
lembaga yang mengawasi kegiatan di sektor perasuransian, berfungsi untuk mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta dapat menumbuhkan
kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi. Dalam konsideran menimbang
UndangUndang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinyatakan
bahwa untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang
terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan
KUIS 01
AKC 08 – GOVERNANCE AND SUSTAINABLE BUSINESS 5
PAK 54 DAN 7 MAK 1
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat.
Soal 2
1. A(Keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan dalam rangka memperhatikan
kepentingan para pemangku kepentingan)
2. D (Meningkatkan peran perusahaan asing)
3. B (Memaksa perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku)
4. B (1 dan 3)
5. B (Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih mahal dan rigid yang pada
akhirnya akan meningkatkan corporate value)
6. D (3 dan 4)
7. C (Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa
perusahaan melaksanakan tata Kelola perusahaan)
8. A. (One-Tier System)
9. A (1 dan 2)
10. D (Laporan Tahunan Perusahaan)
11. C (Kejadian sehari-hari yang tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan)
12. A (Setelah krisis keuangan, beberapa perusahaan membongkar tata Kelola, memperkuat
kekuatan pasar, menerapkan peraturan-peraturan yang lebih ketat dan berfokus pada
transparansi dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas)
13. C (CPI)
14. D (Kendala lingkungan bisnis)
15. A (Penunjukkan anggota komisaris yang seharusnya independen namun praktiknya dapat
melenceng karena perusahaan dimiliki oleh keluarga)
SOAL 3
1.
a. Menurut artikel yang disediakan nilai perusahaan mencerminkan reaksi investor atas kinerja
internal perusahaan yang direfleksikan dalam harga saham. Menurut Nurainun dan Sinta
dalam Zenni (2009) mengatakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan
berapa harga yang mampu dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan yang biasanya
diukur dengan price book value ratio. Harga yang mampu dibayar oleh investor tercermin
dari harga pasar saham.
b. Meningkatnya nilai perusahaan mencerminkan adanya keuntungan pemegang saham baik
ssecara jangka pendek ataupun jangka Panjang. Maka itu nilai perusahaan penting untuk di
pertahankan agar teteo tinggi. Untuk mencapat nilai perusahaan yang tinggi , perusahaan
perlu memiliki tata Kelola yang baik (GCG). Factor-faktor yang berpengaruh pada nilai
perusahaan yang baik salah satunya adalah CGC. Perusahaan yang menerapkan CGC yang
baik dapat menjaga kepercayaan dari pemangku kepentingan sejalan dengan stakeholder
theory yang menjelaskan bahwa peran perusahaan adalah memenuhi ekspetasi dari
pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Dengan 5 prinsip CGC , perusahaan
tidak hanya berfokus pada laba ekonomi namun menjaga kepentingan semua pihak baik
kinerja sosial dan lingkungan untuk keberlanjutan jangka Panjang. Maka dari itu CGC dapat
menjadi salah satu factor perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
2. Argumennya adalah jurnal ini mengatakan bahwa tidak pasti perusahaan yang memiliki CGC
baik pasti nilai perusahaan nya juga baik. Namun menurut saya, CGC memberikan impact
yang baik terhadap nilai perusahaan. Dengan menerapkan CGC , perusahaan dapat
KUIS 01
AKC 08 – GOVERNANCE AND SUSTAINABLE BUSINESS 5
PAK 54 DAN 7 MAK 1
menciptakan nilai tambah , perusahaan akan memiliki kinerja yang baik sehingga dapat
menghasilkan keuntungan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
3.
- Profitability menggunakan return on equity (ROE)
Rasio yang mengukur tingkat profitability milik perusahaan dan dapat menunjukkan
efisiensi manajemen perusahaan dalam memakai modal untuk memperoleh
pendapatan
- Millennial leadership menggunakan usia dewan direksi yang berkisar 25-40 tahun
- Family ownership menggunakan variabel dummy
- Firm size menggunakan logaritma natural (Ln) dari total aset,
- Firm value menggunakan price to book value (PBV).
CGPI adalah suatu program riset dan penilaian dalam pengimplementasian GCG tiap entitas
di Indonesia, bertujuan untuk mendorong perusahaan dalam meningkatkan kualitas
implementasi dari konsep corporate governance melalui perbaikan berkesinambungan serta
melakukan evaluasi serta benchmarking.
Informasi CGPI dapat kita peroleh melalui Majalah SWA yang bekerjasama dengan pihak
IICG.
4. Untuk menciptakan perusahaan yang memiliki nilai perusahaan tinggi karena semakin tinggi
penerapan GCG yang diukur dengan CGPI, semakin tinggi pula tingkat ketaatan perusahaan
terhadap peraturan dan menghasilkan peningkatan kinerja perusahaan yang baik.
5. Mekanisme internal yang meliputi komposisi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan
komite audit, serta mekanisme eksternal yang mencakup proporsi komisaris independen,
struktur kepemilikan, regulator, dan kualitas audit yang diukur dengan kinerja keuangan
(ROE, ROA, Net Profit Margin), nilai perusahaan (Tobin’s Q) hingga pengaruhnya terhadap
tingkat kembalian saham.