TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA
2022
A. Latar Belakang
Barang-barang apapun yang terbuat dari logam dapat mengalami korosi jika
dibiarkan di lingkungan terbuka. Dalam Lingkungan yang terdapat atmosfer, udara,
air dan tanah dapat berinteraksi dengan logam dan membuat terjadi perubahan logam.
Secara harfiah korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi reduksi
oksidasi (Redoks) antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya, yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Definisi korosi secara
umum ialah perkaratan terjadi sebagai akibat interaksi antara material dengan
lingkungannya yang menyebabkan kerusakan dan penurunan kualitas material
tersebut.
Korosi merupakan proses kimia (pada korosi kering) atau proses elektrokimia (pada
korosi basah). Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anoda,
dimana besi mengalami oksidasi.
Elektro yang dibebaskan di anoda mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai anoda, dimana oksigen tereduksi.
Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anoda dan bagian mana
yang bertindak sebagai katoda, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor atau perbedaan kerapatan muatan listrik dari logam itu. Penyebab utama
terjadinya korosi besi adalah adanya oksigen di udara dan air
Besi tidak akan berkarat di udara kering atau di air yang bebas dari oksigen. Jadi baik
oksigen maupun air merupakan senyawa yang penting dalam korosi. Proses korosi
ini juga dipercepat oleh adanya asam dan elektrolit, kontak dengan logam yang lebih
tidak reaktif seperti tembaga (Cu), dan karat itu sendiri. Kecepatan korosi sangat
tergantung pada banyak faktor, seperti terbentuk atau tidaknya lapisan oksida, karena
lapisan oksida dapat menghalangi terjadinya proses korosi lebih lanjut, dibandingkan
dengan bila tidak ada lapisan oksida. Hasil reaksi korosi yang berbentuk oksida akan
menutupi permukaan logam, apabila lapisan oksida tersebut menghalangi kontak
logam lebih lanjut dengan lingkungannya, seperti oksida dari Al, Cr, Ni, dan Zn,
maka lapisan oksida akan menghambat proses korosi. Akan tetapi, apabila lapisan
oksida berpori-pori, seperti oksida logam alkali dan logam alkali tanah, atau mudah
mengelupas, seperti oksida Mo (MoO3) di atas logam Mo, maka korosi akan
berlanjut. Logam digunakan secara luas sebagai material untuk struktur, oleh karena
itu, lingkungan yang memicu korosi seperti peningkatan polusi udara dan air,
memerlukan cara untuk melindungi material struktur tersebut. Untuk itu, diperlukan
pemahaman yang baik tentang mekanisme dari proses korosi. Korosi adalah masalah
ekonomi yang serius, sekitar 15% dari produksi besi tahunan digunakan untuk
mengganti besi yang tidak dapat digunakan lagi karena korosi. Korosi dapat
menyerang hanya bagian luar saja dan benda logam masih dapat berfungsi, akan
tetapi karat yang ada akan merusak pemandangan. Selain itu, korosi juga dapat
menyerang bagian dalam dan merusak seluruh struktur, hal ini sangat berbahaya,
untuk itu diperlukan lapisan pelindung. Dilihat dari jenis lingkungannya, korosi dapat
terjadi pada lingkungan kering, basah, atmosfer, dan tanah.
Hal ini dapat menjadi berbahaya dan merugikan jika terjadi pada peralatan-peralatan
industri. Karena itu, manajemen pengendalian korosi sangatlah penting.
Konsep dari korosi, tidak jauh dari proses elektrokimia yang dijabarkan sebagai
berikut :
• Anodik yaitu elektrode negatif, area yang mengalami reaksi oksidasi sehingga ion
logam mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
• Katodik yaitu elektrode positif, area yang mengalami reaksi reduksi, yakni gas
oksigen di udara yang mengalami reaksi tersebut.
• Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom yang
bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa ataupun senyawa kimia
lainnya.
• Penghantar merupakan media penghubung antara anodik – katodik serta elektrolit.
Jika tidak penghantar maka korosi tidak akan terjadi.
Reaksinya sangat mudah terjadi bila semua elemennya terpenuhi. Karena itu, dampak
korosi yang dibiarkan terlalu lama, menjadi tidak mudah diprediksi. Dampak yang
ditimbulkan korosi bisa berupa kerugian secara langsung dan tidak langsung.
Dampak kerugian langsung yang dialami misalnya berupa kerusakan karena korosi
pada peralatan, permesinan atau struktur fasilitas produksi migas, petrochemical,
infrastruktur, fasilitas umum. Contohnya, kebocoran pada jaringan perpipaan atau
tangki menyebabkan kerugian minyak mentah ataupun bahan bakar.
Sedangkan, kerugiaan secara tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan kerja
yang menimbulkan korban jiwa dan kebocoran karena korosi bisa menyebabkan
kebakaran, dampak lebih fatal adalah proses produksi berhenti yang berakibat
kerugian ekonomi yang lebih besar.
B. Pengertian Korosi
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan
lingkungannya. Penurunan mutu logam tidak hanya melibatkan reaksi kimia namun
juga reaksi elektrokimia, yaitu antara bahan-bahan bersangkutan terjadi perpindahan
elektron. Karena elektron adalah sesuatu yang bermuatan negatif, maka
pengangkutannya menimbulkan arus listrik.
Dalam banyak hal korosi menyebabkan penurunan daya guna suatu komponen atau
peralatan yang dibuat dari logam seperti peralatan pabrik, peralatan kimia, pembuatan
jembatan dan sebagainya. Peristiwa korosi tidak akan terjadi dengan sendirinya
melainkan ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan timbulnya peristiwa korosi.
Faktor tersebut dapat menimbulkan terjadinya peristiwa korosi apabila komponen-
komponen tersebut terjadi hubungan satu sama lain yang menimbulkan terjadinya
aliran elektron. Korosi juga dapat mengakibatkan suatu material mengalami suatu
reaksi oksidasi yang jika dibiarkan terus menerus akan menyebabkan material
terdegradasi. Degradasi tersebut menyebabkan logam menipis, berlubang, terjadi
perambatan reaktan, sifat mekanik berubah sehingga terjadi kegagalan tiba – tiba
pada struktur, sifat fisik dan penampilan logam berubah (Fachri, 2011).
Korosi diartikan sebagai penurunan mutu logam akibat reaksi elektriokimia dengan
lingkungannya. Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvani yang mempunyai
“hubungan pendek” dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai
katoda dan lainnya sebagai anoda, dan “rangkaian listrik” dilengkapi oleh rangkaian
elektron menuju besi itu sendiri seperti di ilustrasikan pada Gambar berikut:
Pembentukkan karat (Haryono, 2010)
Korosi dapat dikurangi dengan berbagai macam cara, dan cara yang paling mudah
dan paling murah adalah dengan menambahkan inhibitor ke dalam media. Inhibitor
berasal dari kata inhibisi: menghambat, jadi inhibitor ditambahkan untuk
menghambat reaksi antarmuka antara material dengan lingkungan. Inhibitor terdiri
dari dua jenis yaitu inhibitor organik dan anorganik. Inhibitor dapat dianggap sebagai
katalisator yang memperlambat (retarding catalyst) (Haryono, 2010).
Produk yang terbentuk diatas mempunyai kestabilan yang tinggi disbanding dengan
Fe saja, sehingga sampel besi/baja yang diberikan inhibitor ekstrak bahan alam akan
lebih tahan (terproteksi) terhadap korosi (Haryono, 2010).
Inhibitor akan membentuk lapisan pelindung in situ karena reaksi antara larutan
dengan permukaan logam. Proses penginhibisiannya disebabkan adanya adsorpsi
molekul pada permukaan logam. Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam
membentuk lapisan pasif yang hidrofobik yang melindungi logam terhadap korosi
lebih lanjut. Adsorpsi inhibitor ke permukaan logam disebabkan oleh gaya tarik
elektrostatik antara muatan ion dengan muatan listrik antarmuka logam. Secara
keseluruhan, senyawa inhibitor adalah netral. Tetapi, gugus nitrogen pada senyawa
tersebut memiliki pasangan elektron bebas yang menyebabkan inhibitor cenderung
bermuatan negatif sehingga inhibitor akan tertarik ke permukaan logam dan
membentuk lapisan (Purwanto, 2013).
Fachri, A. 2011. Studi Pengaruh Konsentrasi Ubi Ungu Sebagai Green Inhibitor Pada
Material Baja Karbon Rendah Di Lingkungan Air Laut Pada Temperature 60oC.
Prosiding Skripsi. Depok : Universitas Indonesia.
Haryono, G. 2010. Ekstrak Bahan Alam Sebagai Inhibitor Korosi. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta: UPN “Veteran”.
Purwanto, S. 2013. Pengaruh Inhibitor Kafeina Pada Laju Korosi Dan Struktur Mikro Baja
Karbon KS01 Dan AISI 1045 Dalam Medium Air Laut. Jurnal. Bandung: Universitas
Pajajaran.
Rani, B.E. dan Bharathi Bai. 2012. Green Inhibitors For Corrosion Protection Of Metals
And Alloys: An Overview. Review Article. International Journal Of Corrosion. Hindawi
Publishing Corporation. Article ID 380217.