Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BIOTEKNOLOGI

PROSES HULU TAHAP PENYIAPAN INOKULUM MIKROBIA DAN


PENYIAPAN/ FORMULASI MEDIA

NAMA/NIM :

MUHAMMAD RIYADH FAHREZI


2010711310006

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ir. RITA KHAIRINA, MP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
2022
Teknologi bioproses mencakup dua proses yaitu proses hulu (upstream
processing) dan proses hilir (downstream processing). Proses hulu merupakan
proses yang berkaitan dengan optimasi fermentasi yang meliputi optimasi
pertumbuhan mikroba (persiapan kultur mikroba dan media), desain fermentor,
dan optimasi sisem kontrol fermentasi sedangkan proses hilir meliputi proses
pasca fermentasi yaitu isolasi, ekstraksi dan purifikasi produk fermentasi.
Terdapat tiga aspek penting dalam upstream processing, antara lain:
1. Aspek utama, berkaitan dengan cara memproduksi organisme, misalnya
pemilihan mikroorganisme yang tepat, meningkatkan daya produktivitas
dan hasil dalam industri, melakukan pemurnian, persiapan serta
pengembangan inokulum.
2. Aspek kedua, pemilihan dan pengembangan media untuk meningkatkan
produtivitas, di antaranya pemilihan dan penentuan harga, sumber karbon
dan energi yang cocok serta efisien. Adanya hubungan antara media dan
nutrisi esensial.
3. Aspek ketiga, berhubungan dengan fermentasi pada kondisi terkontrol
dengan menggunakan fermentor, perkembangan untuk memajukan
perekonomian yang efisien dalam industri.
PENYIAPAN INOKULUM MIKROBIA

Inokulum merupakan suatu populasi BAL (Bakteri Asam Laktat) baik


dalam bentuk cair atau bubuk yang digunakan dalam proses pembuatan silase
sebagai penghasil biopreservatif alami yaitu asam laktat dan memberikan suasana
yang optimum dalam proses fermentasi silase (Ensilase). Dari riset yang di mulai
pada tahun 2000, jenis BAL ini menghasilkan asam laktat yang tinggi dan
bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan.
Mikroba yang tidak diinginkan seperti Clostridia dan Enterobacter menghasilkan
produk fermentasinya berupa butirat dan pH yang tinggi. Indikasi kehadiran dan
pertumbuhan mikroba pembusuk tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam
pembuatan silase dan kehilangan sebagian kandungan nutrisinya. “Penggunaan
inokulum BAL ini menjamin optimasi fermentasi silase sehingga silase berhasil
dibuat dengan kualitas yang baik,” tegas pria yang telah mematenkan jenis BAL
ini melalui produk bernama Binosil di 2016. 
Penyiapan Inokulum: kultur mikroba yang diinokulasikan ke dalam media
kultivasi kultur mikroba aktif yang dipanen pada fase pertumbuhan eksponensial.

Kriteria Inokulum :
1. Sehat & berada dalam keadaan aktif.
2. Tersedia dalam jumlah cukup, sehingga memenuhi ukuran optimum
inokulum (3-10 % v/v).
3. Berada dalam morfologi yang sesuai (A. Niger pelet).
4. Bebas kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki.
5. Dapat mempertahankan kemampuannya untuk membentuk produk yang
diinginkan (secara genetik stabil)Dipengaruhi oleh media kultur yang
digunakan.

Penyiapan inokulum ditujukan untuk memperbanyak sel, bukan pembentukan


produk komposisi media untuk inokulum mungkin berbeda kultivasi (N tinggi
C/N lebih kecil) untuk mempersingkat fase adaptasi, sebaiknya media kulturuntuk
inokulum mirip dengan media kultivasi. Jumlah inokulum 3 – 10 % (v/v),
sehingga kultur induk (kultur stok) yang dorman (tidak aktif) harus dikembangkan
beberapa tahap, tergantung ukuran bioreaktor yang akan digunakan
Pengembangan inokulum bertahap (multistaging).

Mikroorganisme Zymomonas Mobilis diperoleh dari Laboratorium


Pengembangan Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang
dibiakkan dalam biakan agar miring, bakteri dibiakan pada Nutrient Agar (NA)
yang kemudian dipindahkan ke media tumbuh bakteri yang telah diperkaya
dengan komposisi media glukosa 10%, yeast exstract 1%, KH2PO4 0.1%,
MgSO4.7H2O 0.05%, dan (NH4)2SO4 0.1%. Stok bakteri zymomonas mobilis
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi media tumbuh diperkaya yang telah
disterilisasi pada temperatur 121°C selama 15 menit dan kemudian Erlenmeyer di
shaker selama 24 jam pada kecepatan 120 rpm.
PENYIAPAN MEDIA

Mikroorganisme seperti organisme yang lain memerlukan nutrisi untuk


kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan media (jamak, medium)
untuk kultivasi mikroorganisme. Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran nutrisi untuk menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk
menumbuhkan mikroorganisme, medium dapat digunakan untuk isolasi,
pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Steril
Ketepatan komposisi medium tergantung pada kebutuhan species yang
akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi. Pengetahuan
tentang habitat normal mikroorganisme sering berguna untuk menentukan
medium yang cocok karena kebutuhan tergantung lingkungan alaminya.
Meskipun persyaratan medium untuk menumbuhkan mikroorganisme sangat
beragam, namun sebagai organisme hidup mempunyai kebutuhan dasar yang
sama yaitu memerlukan sumber karbon, energi, air, nitrogen, fosfat, dan
mineral. Tahap-tahap pembuatan medium dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pencampuran bahan-bahan
Medium biasanya dibuat dengan melarutkan semua bahan dalam
akuades, diurutkan dengan resep, dan dipanaskan sampai semua baan
larut.
2. Penyaringan medium
Beberapa jenis medium kadang perlu disaring menggunakan kertas saring
atau kain tipis.
3. Pengaturan pH
Medium kadangkala memerlukan nilai pH tertentu sehingga perlu
dilakukan pengaturan pH. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan
penambahan larutan NaOH atau HCl.
4. Penambahan antibiotik
Antibiotik kadang diperlukan untuk mencegah pertumbuhan jenis
mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Misalnya penambahan
chloramfenicol untuk mencegah pertumbuhan bakteri ketika kita ingin
menumbuhkan fungi. Penambahan antibiotik dapat dilakukan sebelum atau
sesudah sterilisasi tergantung jenis antibiotiknya tahan panas atau tidak.
5. Pemasukan medium dalam tempat (wadah) tertentu
Tahap ini perlu dilakukan sebelum sterilisasi.
6. Sterilisasi medium
Sterilisasi medium dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung macamnya
medium.
7. Penyimpanan medium
Medium yang sudah dibuat dan sudah steril mungkin langsung digunakan
sehingga sebaiknya disimpan di refrigerator (lemari es).
Contoh prosedur pembuatan media alami dengan menggunakan media taoge cair.
Bahan:
Taoge (100 g)
Sukrosa (gula pasir) (60 g )
Akuades (1.000 ml )
Cara pembuatan:
a. Taoge direbus dengan akuades sampai mendidih (1-2 jam).
b. Disaring kemudian ditambahkan sukrosa kemudian didihkan lagi
sampai semua sukrosa larut
c. Ditambahkan aquades yang hilang karena penguapan sampai
volume 1.000 ml
d. Dimasukkan tabung.
e. Sterilisasi dengan autoclave (121 ˚C; 15 menit) atau panci presto
(mendidih; 20 menit).

Anda mungkin juga menyukai