Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS SISWA TERLAMBAT MENGIKUTI PELAJARAN

SOSIOLOGI KELAS XI SMAN 9 PONTIANAK


TAHUN 2017

Saiful Fazry, M Asrori, Indri Astuti


Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: saifulfazry89@gmail.com

Abstract
This study entitled case study about students often late to follow the sociology
class XI SMA Negeri 9 Pontianak. common problem in this research is how
effort to help student often late to follow Sosiology class XI SMA Negeri 9
Pontianak. While the purpose in this study to find the cause, aid efforts and
results obtained after being given guidance on students often late to follow the
lessons of sociology. The approach used is qualitative approach by using
descriptive method and form of research is case study research. two case
subjects in this study, for the first case subject to using alternative assistance
model of RET counseling and form of treatment using directive and didactic
techniques, so that irrational mindset becomes a rational mindset. While the
second assistance is to use assertive therapy and systematic desentisisasi in
Behavioral Counseling Models so that the behavior of case subjects to be
good.
Keywords: Case Study, Student, Late to Coming to Class.

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting bagi tertib sekolah adalah aturan atau


setiap manusia dan berlangsung peraturan yang baik dan merupakan
sepanjang hayat. Keberhasilan hasil pelaksanaan yang konsisten (taat
pendidikan tidak hanya dipandang dari azaz) dari peraturan yang ada”.
aspek akademik, akan tetapi juga dilihat Kedisplinan siswa menjadi sangat
dari kemampuan pendidikan untuk berarti bagi kemajuan sekolah. Setiap
mengembangkan kemampuan siswa siswa dituntut untuk dapat berperilaku
dalam bidang spritual dan sosial. sesuai dengan aturan dan tata tertib
Mengingat sangat pentingnya bagi yang berlaku disekolah. Pelanggaran
kehidupan, maka pendidikan harus tata tertib sekolah terjadi sudah
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dianggap biasa dan untuk memperbaiki
sehingga memperoleh hasil yang keadaan yang demikian tidaklah mudah.
diinginkan. Hal ini diperlukan kerja keras dari
Pendidikan tidak lepas dari semua pihak untuk mengubahnya.
keberadaan siswa yaitu orang yang Perilaku pelanggaran tata tertib
terlibat langsung dalam dunia sekolah bila dibiarkan akan berakibat
pendidikan. Seorang siswa dalam fatal bagi siswa bahkan dapat
mengikuti kegiatan belajar di sekolah menurunkan prestasi belajar. Di
tidak akan lepas dari berbagai peraturan Sekolah Menengah Atas Negeri 9
dan tata tertib yang diberlakukan di Pontianak ada sejumlah siswa yang
sekolah. Menurut Rifa’i (dalam Marwan melanggar tata tertib sekolah. Menurut
2012:13) mengatakan bahwa “Tata Zulfri dan Aprilia (dalam Amanatun

1
2010:12) menyatakan bahwa: “Tata mengikuti pelajaran Sosiologi karena
tertib adalah aturan, kaidah dan susunan disengaja yaitu guru yang tidak
tertib adalah peraturan-peraturan yang disenangi, mata pelajaran yang tidak
harus dituruti dan dilaksanakan”. disenangi, ngobrol di kantin, dan
Dalam menjelaskan tata tertib merokok dibelakang sekolah.
sekolah tidak selamanya berjalan Berdasarkan uraian diatas, maka
dengan lancar, ada saja siswa dapat disimpulkan bahwa siswa yang
melakukan tindakan tidak disiplin. terlambat mengikuti pelajaran adalah
Siswa kelas XI di SMA Negeri 9 siswa yang datang tidak tepat pada
Pontianak adalah anak remaja yang waktunya. Ini terjadi adanya
cenderung menunjukkan sejumlah kesenjangan waktu yang ada pada siswa
pelanggaran tata tertib sekolah seperti: yaitu waktu yang ditetapkan pihak
sering terlambat datang ke sekolah, sekolah untuk memulai berlangsungnya
terlambat mengikuti pelajaran, belajar mengajar dengan waktu
berpakaian tidak rapi, merokok, dan kedatangan siswa yang melewati batas
berkelahi yang dapat merugikan mereka waktu yang ditetapkan oleh pihak
sendiri. Penelitian ini diharapkan dapat sekolah.
membantu mengatasi masalah siswa, Ada beberapa faktor yang dapat
terutama siswa yang terlambat mempengaruhi kedisiplinan siswa
mengikuti pelajaran Sosiologi, bahwa dalam memahami tata tertib sekolah,
keterlambatan adalah tingkah laku yang faktor-faktor itu diantaranya faktor
dapat menjadi penghalang pembentukan psikologis yaitu kurangnya motivasi,
disiplin yang pada akhirnya rasa malas dan kurangnya minat, faktor
berpengaruh terhadap prestasi belajar fisiologis yaitu keadaan kesehatan
siswa di sekolah. Karena penilaian guru jasmani dan gangguan fisik siswa, dan
dalam kegiatan belajar meliputi faktor sosiologis yaitu faktor yang
penilaian kognitif, afektif dan berasal dari hubungan sosial atau
psikomotorik. masyarakat dengan individu lainnya
Berdasarkan survey menunjukkan seperti lingkungan keluarga, lingkungan
ada 2 siswa yang sering terlambat sekolah dan lingkungan masyarakat.
mengikuti pelajaran Sosiologi melewati Berdasarkan latar belakang
jadwal yang telah ditetapkan, dalam tersebut, maka perlu mengkaji penyebab
waktu satu bulan 2 siswa ini empat kali siswa yang terlambat mengikuti
terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi. pelajaran Sosiologi dan ingin membantu
Dalam hal ini siswa biasanya siswa agar dapat menjalankan perannya
mendapatkan hukuman dari gurunya dengan baik sebagai siswa dan
yaitu tidak boleh mengikuti mematuhi tata tertib yang berlaku di
pelajarannya sampai selesai pelajaran. sekolah serta dapat berprestasi di
Namun hukuman yang diberikan oleh sekolah.
guru mata pelajaran tidak membuat
siswa jera, bahkan ada siswa yang METODE PENELITIAN
merasa senang dengan hukuman yang Pendekatan yang digunakan dalam
diberikan tidak diperbolehkan penelitian ini adalah kualitatif dengan
mengikuti pelajaran. Adapun gejala- menggunakan metode deskriptif.
gejala yang tampak pada siswa yang Menurut Subana dan Sudrajat (2009:30-
sering terlambat mengikuti pelajaran 37) menyatakan “Studi kasus adalah
Sosiologi seperti: siswa yang terlambat bentuk penelitian yang memusatkan
mengikuti pelajaran Sosiologi lebih dari perhatian pada suatu kasus secara
20 menit dari waktu yang telah intensif dan mendetail, subjek yang
ditetapkan, siswa yang terlambat diselidiki terdiri dari satu unit (kesatuan

2
unit) yang dipandang sebagai kasus”. dengan orang tua dalam mendapatkan
Bentuk penelitian adalah studi kasus. informasi tentang latar belakang
Pada metode ini diperlukan banyak keluarga subyek kasus. Informasi
informasi guna mendapatkan bahan- tersebut antara lain seperti, kondisi
bahan yang agak luas. Terlebih untuk lingkungan rumah, hubungan antar
mencari tahu secara mendalam keluarga, disiplin dalam rumah, pola
penyebab permasalahan dan alternatif asuh orang tua, dan sikap anak kepada
bantuan yang tepat untuk siswa yang orang tua.
terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi Dan yang terakhir dokumentasi,
pada kelas XI SMAN 9 Pontianak. dokumentasi adalah catatan fakta yang
Adapun teknik pengumpul data yang peneliti kumpulkan tentang peristiwa
digunakan yaitu teknik non tes. Dalam yang sudah terjadi pada subjek kasus
penelitian ini teknik yang digunakan yang sulit mengendalikan emosi yaitu
adalah wawancara, observasi, seperti rapot, absensi, dan catatan kasus
kunjungan rumah (home visit), dan dari subjek kasus itu sendiri.
dokumentasi. Setelah semua data diperoleh
Berdasarkan teknik pengumpul dengan alat pengumpul data seperti
data yang digunakan dalam penelitian yang telah ditetapkan diatas, selanjutnya
mengenai siswa yang terlambat data tersebut akan diolah dan di analisis.
mengikuti pelajaran Sosiologi, maka Data dalam penelitian kualitatif
alat pengumpul data yang sesuai untuk diperoleh dari berbagai sumber dengan
menunjang teknik-teknik tersebut di menggunakan teknik pengumpul data
antaranya yaitu panduan wawancara dan yang bermacam-macam dan dilakukan
panduan observasi. secara terus menerus. Salahudin
Panduan wawancara yaitu alat (2016:95) menyatakan bahwa: “Ada
yang digunakan peneliti dalam beberapa langkah dalam memberikan
menunjang teknik wawancara dengan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
subyek kasus itu sendiri, orang tua, guru a. Langkah identifikasi, b. Langkah
BK, guru mata pelajaran dan teman Diagnosis, c. Langkah Prognosis, d.
dekat, guna mendapatkan informasi Langkah treatment/terapi, e. Langkah
secara langsung tentang masalah yang Evaluasi dan follow up”.
dihadapi subyek kasus, mengetahui Adapun langkah-langkah konseling
faktor penyebab permasalahannya, dalam penelitian ini dapat diuraikan
penentuan model bantuan, pelaksanaan sebagai berikut:
bantuan, evaluasi dan tindak lanjutnya.
Sedangkan panduan observasi Langkah Identifikasi
yaitu alat yang digunakan untuk Langkah ini dimaksud untuk
menunjang teknik observasi, adapun mengenal anak beserta gejala-gejala
orang yang akan diobservasi dalam yang tampak. Dalam langkah ini,
penelitian ini adalah subyek kasus itu pembimbing mencatat anak-anak yang
sendiri. Observasi yang dimaksud perlu mendapat bimbingan dan memilih
digunakan untuk mendapatkan anak anak yang perlu mendapat
informasi secara langsung tentang gejala bimbingan lebih dahulu.
yang tampak pada subyek kasus,
kegiatan yang dilakukan subyek kasus, Langkah Diagnosis
sikap dan respon subyek kasus terhadap Langkah diagnosis yaitu langkah
orang lain. untuk menetapkan masalah yang
Kemudian kunjungan rumah (home dihadapi anak beserta latar belakangnya.
visit) dalam penelitian ini akan Dalam langkah ini, kegiatan yang
digunakan untuk menunjang wawancara dilakukan ialah mengumpulkan data

3
dengan mengadakan studi terhadap masalah yang diteliti adalah sebagai
anak, menggunakan berbagai studi berikut:
terhadap anak, menggunakan berbagai (1). Siswa kelas XI SMAN 9 Pontianak
teknik pengumpulan data.Setelah data yang berinisial IS dan W yang telah
terkumpul, ditetapkan masalah yang ditetapkan sebagai subyek kasus. (2).
dihadapi serta latar belakangnya. Guru mata pelajaran subyek kasus. (3).
Guru Bimbingan dan konseling subyek
Langkah Prognosis kasus. (4). Teman dekat subyek kasus.
Langkah prognosis yaitu langkah (5). Orang tua subyek kasus.
untuk menetapkan jenis bantuan yang Adapun data yang terkumpul
akan dilaksanakan untuk membimbing merupakan data deskriptif maka dalam
anak. Langkah prognosis ini ditetapkan analisis tidak memerlukan perhitungan
berdasarkan kesimpulan dalam langkah statistik, melainkan data dianalisis
diagnosis, yaitu setelah ditetapkan berdasarkan kerangka penulisan studi
masalahnya dan latar belakangnya. kasus dengan menggunakan teknik non-
Langkah prognosis ini, ditetapkan tes berupa panduan observasi dan
bersama setelah mempertimbangkan wawancara.
berbagai kemungkinan dan berbagai Pembahasan
faktor. Wawancara dilaksanakan
kepada subyek kasus dan sumber
Langkah Treatmen/Terapi
Langkah treatmen/Terapi yaitu data. Dalam melaksanakan
langkah pelaksanaan bantuan atau penelitian, peneliti melaksanakan
bimbingan. Langkah ini merupakan wawancara dengan beberapa pihak yang
pelaksanaan yang ditetapkan dalam kiranya dapat memberikan informasi
langkah prognosis. Pelaksanaan ini dan membantu kelengkapan data yang
tentu memakan banyak waktu, proses diperlukan. Pihak yang dijadikan
waktu yang kontinu, dan sistematis, sebagai sumber data dan memberikan
serta memerlukan pengamatan yang informasi tentang masalah yang diteliti
cermat. yaitu siswa kelas XI Sekolah Menengah
Atas Negeri 9 Pontianak sebanyak dua
Langkah Evaluasi dan Follow-up orang, yaitu siswa yang sering terlambat
Langkah ini dimaksudkan untuk mengikuti pelajaran Sosiologi dijadikan
menilai atau mengetahui sejauh obyek penelitian dan nama inisial siswa
manakah terapi yang telah dilakukan tersebut ialah IS Kelas XI IPS 2 dan W
dan telah mencapai hasilnya.Dalam Kelas XI IPS 2, guru mata pelajaran,
langkah ini follow-up atau tindak lanjut, wali kelas, orang tua dan teman dekat
dilihat perkembangan selanjutnya dalam siswa tersebut.
jangka waktu yang lebih jauh. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mencari tahu faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN penyebab dari siswa yang sering
PENELITIAN terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi.
melalui beberapa tahapan yaitu:
Hasil Penelitian Identifikasi Masalah Subyek Kasus I
Hasil penelitian dua subjek kasus 1) Latar belakang keluarga
yang mengkaji tentang identifikasi Subyek kasus merupakan anak
masalah, diagnosis, prognosis, pertama dari empat bersaudara. Dia
treatment, evaluasi, dan tindak lanjut. mempunyai 3 orang adik perempuan,
Adapun pihak-pihak yang dijadikan ketiga adiknya masih duduk dibangku
sebagai sumber data yang dapat sekolah. Ayah IS bekerja sebagai guru,
memberikan sumber informasi tentang

4
sedangkan ibunya hanya bekerja sebagai Treatment Subyek Kasus I
ibu rumah tangga. Pada tahap ini dilaksanakan
2) Latar belakang hubungan sosial alternatif bantuan sebagaimana
IS termasuk siswa yang nakal dirumuskan dalam prognosis, maka
dilingkungan sekolah, sehingga ia dalam treatment akan diambil tindakan
sedikit mempunyai teman di kelas. dengan langkah-langkah sebagai
Banyak waktu yang dihabiskan IS untuk berikut:
bekerja di sebuah cafe yang terletak 1). Pertemuan Pertama, membangun
dikota Pontianak. Hubungan IS dengan hubungan yang baik (rapport) dengan
anggota keluarga yang lain dirumah subyek kasus yaitu dengan cara peneliti
cukup baik. IS adalah pribadi yang menampilkan diri sebagai orang yang
tertutup untuk menceritakan masalah dapat memahami dan menerima diri
pribadinya sendiri dengan anggota subyek kasus apa adanya agar subyek
keluarga. Begitu juga dengan orang tua kasus mau terbuka dalam
IS tidak pernah menanyakan masalah permasalahannya.Dengan menggunakan
anaknya disekolah. teknik direktif pembimbing memberikan
pandangan kepada siswa mengenai
Diagnosis Subyek Kasus I masalah siswa yang tidak menyenangi
Diagnosis merupakan langkah cara guru mengajar. Jika anda tidak
untuk mencari faktor penyebab dari menyenangi cara guru mengajar maka
masalah yang sedang dihadapi oleh IS. ini adalah anggapan yang salah. Anda
Berdasarkan data yang terkumpul maka harus mengikuti kegiatan belajar
dapat ditetapkan bahwa faktor penyebab mengajar secara penuh, anda harus bisa
IS terlambat mengikuti pelajaran menyesuaikan cara guru mata pelajaran
Sosiologi sebagai berikut: mengajar bukan sebaliknya guru yang
1) Faktor internal harus menyesuaikan murid-muridnya
Tidak betah didalam kelas, tidak belajar, setiap guru punya cara dan
menyenangi cara guru mengajar, malas karakternya sendiri bagaimana
belajar, dan memiliki pribadi yang mengajar jadi anda harus bisa
tertutup. menyesuaikannya. Kebiasaan pola pikir
2) Faktor eksternal anda yang irasional ini harus
Keadaan sosial ekonomi keluarga ditinggalkan dan biasakan berpikir yang
yang kurang mampu, kurang harmonis rasional. Berpikir rasional adalah
dengan keluarga, kurang komunikasi berpikir yang masuk akal dan dengan
dengan guru-guru di sekolah pikiran yang sehat. Ini semua agar
keadaan belajar anda normal seperti
Prognosis Subyek Kasus I yang lainnya. Pada pertemuan
Berdasarkan hasil diagnosis, maka berikutnya silahkan lakukan apa yang
peneliti selanjutnya menetapkan telah kita sepakati.
alternatif bantuan dalam rangka untuk 2). Pertemuan kedua, pada pertemuan
mengentaskan permasalahan subyek kali ini peneliti dan subyek kasus
kasus, yaitu siswa yang sering terlambat membangun hubungan baik yaitu
mengikuti pelajaran Sosiologi. dengan bercerita pendek tentang
Pendekatan yang dilakukan dalam hal kejadian yang baru saja terjadi
ini adalah konseling Rasional Emotif dilingkungan sekitar. Subyek kasus juga
Therapy (RET) dengan teknik direktif diberikan pandangan mengenai resiko
dan didaktik. Pendekatan RET ini dari permasalahannya dan mengajak
dipilih dimaksudkan untuk subyek kasus menghapus tingkah laku
menghilangkan cara berpikir irasional yang tidak diinginkan. Dengan
menjadi cara berpikir rasional. menggunakan teknik direktif

5
pembimbing mengarahkan subyek kasus 4). Pertemuan keempat, dalam
agar meninggalkan kebiasaan pola pikir pertemuan ini peneliti masih
yang irasional dan membiasakan memberikan penguatan positif dan
berpikir rasional. Jika anda ke sekolah informasi kepada subyek kasus bahwa
dengan berpikiran bahwa anda tidak pentingnya mengikuti proses belajar
betah didalam kelas maka hal ini yang mengajar secara penuh khususnya
menyebabkan anda sering terlambat pelajaran Sosiologi. Mengikuti proses
mengikuti pelajaran Soiologi, maka belajar mengajar secara penuh sangat
anda akan ketinggalan materi, tidak penting bagi anda, karena kehadiran
disenangi guru, teman-teman kelas dan didalam kelas secara penuh akan sangat
nilai anda akan turun. Seharusnya anda berpengaruh pada nilai anda dan nilai
bisa mengatur waktu kapan anda harus yang akan menentukan sejauh mana
belajar, kapan harus kerja dan kapan anda melangkah. Pada akhir pertemuan
anda harus istirahat, sehingga anda tidak subjek kasus dengan penuh ketulusan
mengantuk dikelas. Pada pertemuan mengucapkan terimakasih kepada
pertama IS telah melakukan apa yang peneliti, karena bisa membimbing
telah disepakatinya dengan baik. Pada dirinya dengan penuh keikhlasan.
pertemuan berikutnya silahkan lakukan
apa yang telah kita sepakati. Evaluasi Subyek Kasus I
3). Pertemuan ketiga, pada pertemuan Langkah ini untuk memperoleh
kali ini peneliti dan subyek kasus gambaran tentang keberhasilan dari
membangun hubungan baik yaitu pelaksanaan konseling yang telah
dengan bercerita pendek tentang diberikan.
kejadian yang baru saja terjadi 1).Ketika dilakukan observasi dalam
dilingkungan sekitar. Dengan kelas IS sudah mulai berubah, pada saat
menggunakan teknik didaktik yaitu proses belajar mengajar IS tampak
pembimbing mengajarkan subyek kasus konsentrasi dan penuh semangat dalam
cara-cara berpikir rasional. Anda ke belajar.
sekolah untuk belajar namun anda malas 2).Wawancara dengan IS, ia
belajar dan berpikir bahwa malas belajar menceritakan bahwa ia lebih konsentrasi
tidak akan membawa anda pada prestasi dalam belajar, karena IS telah mengikuti
yang rendah. Padahal malas belajar proses belajar mengajar secara penuh
membuat prestasi menurun, di benci dan dan ia lebih membiasakan diri untuk
dijauhi teman kelas. Belajar yang rajin berperan aktif dalam kelas.
bisa membuat anda pintar, memiliki 3).Wawancara dengan wali kelas,
wawasaan luas dan akan disenangi subyek kasus sudah tidak terlambat lagi
banyak orang terutama teman belajar masuk kelas pada saat jam pelajaran
anda. Anda harus berpikir lebih luas Sosiologi dan menunjukkan respon yang
tentang belajar itu sangat baik untuk baik.
anda, belajar yang rajin membuat anda 4).Wawancara dengan guru mata
menjadi orang yang cerdas dan pelajaran, IS sudah berani bertanya
membuat anda menjadi orang mengenai materi yang baru saja
terpandang. Pada pertemuan ketiga, disampaikan dan dapat berkonsentrasi
subyek kasus secara umum sudah dalam belajar mengajar.
menunjukkan perubahan yang 5).Wawancara dengan guru
signifikan. Hal ini terlihat dari pembimbing, sekarang IS sudah berani
keseharian subyek kasus tidak pernah datang sendiri ke ruang BK tanpa
terlambat lagi masuk kelas, aktif belajar dipanggil oleh guru pembimbing untuk
dan rajin belajarnya. menceritakan perubahan yang

6
dialaminya setelah mendapatkan kurangnya perhatian dari kedua
bantuan dari masalahnya. orangtua, acuh tak acuh terhadap mata
6).Wawancara dengan orang tua subyek pelajaran, kurang menyukai guru mata
kasus, orang tua IS mengatakan bahwa pelajaran, adanya teman yang sering
IS mengalami perubahan perilaku yang mengajak keluar kelas.
baik.
7).Wawancara dengan teman dekat Prognosis Subyek Kasus II
subyek kasus, IS menunjukkan Setelah mengetahui faktor-faktor
perubahan perilaku yaitu tidak lagi penyebab subyek kasus yang terlambat
terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi mengikuti pelajaran Sosiologi,
dan berperan aktif saat proses belajar kemudian menetapkan alternatif
mengajar. bantuan yang akan diberikan. Adapun
alternatif bantuan yang akan diberikan
Identifikasi Masalah Subyek Kasus II adalah dengan menggunakan
1). Latar belakang keluarga pendekatan konseling Behavioral
W adalah anak ke 2 dari 2 dengan menggunakan teknik terapi
bersaudara, dia mempunyai seorang asertif dan desentisisasi sistematis.
saudara laki-laki. Saudaranya bekerja di Pendekatan ini menekankan pada
kantor swasta yang terletak di daerah prinsip belajar pengubahan tingkah laku
Kota Pontianak dan sudah menikah. yang lebih adaptif dan menghapus pola-
Berdasarkan data yang diperoleh, ayah pola tingkah laku yang maladaptif serta
W bekerja sebagai seorang polisi yang membantu subyek kasus untuk
bertugas di luar kota Pontianak dan mempelajari pola-pola tingkah laku baru
ibunya bekerja sebagai perawat di yang konstruktif.
rumah sakit. Saat ini W tinggal dengan
kedua orangtuanya. Treatment Subyek Kasus II
2). Latar belakang hubungan sosial Pada tahap ini dilaksanakan
W adalah anak yang kurang pandai alternatif bantuan sebagaimana
bersosialisasi baik dilingkungan sekolah dirumuskan dalam prognosis, maka
maupun diluar lingkungan sekolah. dalam treatment akan diambil tindakan
Hubungan W dengan keluarga kurang dengan langkah-langkah sebagai
baik, dikarenakan ayah dan ibunya berikut:
kurang perhatian terhadap dirinya. W 1). Pertemuan pertama, membangun
memiliki sifat kepribadian yang hubungan baik (rapport) subjek kasus
emosional. W tidak memiliki banyak dengan cara peneliti menampilkan diri
teman dikelasnya namun ia mempunyai sebagai orang yang dapat memahami
satu teman main di kelas. dan menerima diri subjek kasus apa
adanya, baik dalam bentuk verbal
Diagnosis Subyek Kasus II maupun non verbal agar subjek kasus
Diagnosis merupakan langkah mau terbuka dalam permasalahannya.
untuk mencari faktor penyebab dari Memberikan penjelasan tujuan dan
masalah yang sedang dihadapi oleh pelaksanaan konseling terkait dengan
subjek kasus. Berdasarkan data yang masalah yang dialami serta melakukan
terkumpul maka dapat ditetapkan bahwa perjanjian yang dilakukan peneliti dan
faktor penyebab subjek kasus terlambat subjek kasus agar pelaksanaan treatment
mengikuti pelajaran Sosiologi sebagai berdasarkan keikhlasan subjek kasus.
berikut: Dengan menggunakan teknik asertif
1). Faktor internal: tidak disiplin, yaitu teknik pengubahan tingkah laku
mempunyai pribadi yang emosional, dengan cara berlatih tegas terhadap diri
malas belajar, (2) faktor eksternal: sendiri melalui bermain peran. Subjek

7
kasus mengaku bahwa subjek kasus teknik menghapus tingkah laku yang
tidak menyenangi guru mata pelajaran tidak diinginkan dengan cara
Sosiologi. Hal ini disebabkan karena merumuskan tingkah laku itu dari yang
guru tersebut selalu membesar-besarkan paling mencemaskan sampai yang
masalah yang dibuat oleh subjek kasus, paling rendah kecemasannya disertai
dan selalu memarahinya dengan sebab degan rileksasi dan penguatan. Subjek
yang tidak jelas. Subjek kasus diminta kasus disini diajak untuk melakukan hal
bermain peran didalam kehidupan yang baru dari kebiasaan buruknya yang
sehari-hari di sekolah dengan mempunyai pribadi yang emosional
menegaskan didalam dirinya bahwa ia dimana subjek kasus diminta menjaga
harus bisa menyenangi guru mata emosinya dan menghindar ketika ada
pelajaran Sosiologi dalam kehidupan perdebatan atau sedang mempunyai
sehari-hari di sekolah, terutama pada perasaan buruk kepada orang-orang
saat mata pelajaran Sosiologi. Pada yang ada di sekelilingnya, dan meminta
pertemuan berikutnya silahkan lakukan ia berperilaku baik seperti tidak berkata
apa yang telah kita sepakati. kasar dan mengeluarkan kata-kata
2). Pertemuan kedua, pada pertemuan dengan nada yang tinggi.
kali ini peneliti dan subyek kasus Subjek kasus diarahkan untuk
membangun hubungan baik yaitu melakukan perubahan perilaku ini.
dengan bercerita pendek tentang Subjek kasus menyetujui dengan apa
kejadian yang baru saja terjadi yang telah diutarakan oleh peneliti
dilingkungan sekitar. Dengan untuk menghindar ketika ada perdebatan
menggunakan teknik desentisisasi atau sedang mempunyai perasaan buruk
sistematis yaitu teknik menghapus kepada orang-orang yang ada di
tingkah laku yang tidak diinginkan sekelilingnya dan berperilaku yang baik
dengan cara merumuskan tingkah laku seperti tidak berkata kasar dan tidak
itu dari yang paling mencemaskan mengeluarlan kata-kata dengan nada
sampai yang paling rendah yang tinggi. Alhasil subyek kasus
kecemasannya disertai degan rileksasi sudah mulai berusaha berperilaku baik
dan penguatan. Subjek kasus mengaku dan berkata yang lembut. Kemudian
bahwa subjek kasus tidak disiplin dalam peneliti mengarahkan subjek kasus
belajar. Subyek kasus setiap kali untuk mengamati perilaku temannya
pelajaran Sosiologi pasti terlambat yang menurutnya baik di kelas dengan
selama sebulan empat kali ia terlambat. meniru tingkah lakunya baik dalam hal
Hal ini disebabkan karena subyek kasus cara berbicara maupun dalam hal
merasa waktu istirahatnya kurang dan berteman. Subjek kasus juga
seringkali temannya mengajak untuk ditunjukkan manfaat ketika berkata
tidak masuk kelas terlebih dahulu. lemah lembut dan baik. Dalam hal ini
Subyek kasus diminta untuk tidak peneliti memberikan penguatan positif
terlambat lagi setiap pelajaran Sosiologi kepada subyek kasus. Pada pertemuan
agar belajarnya mendapatkan hasil yang ketiga, subyek kasus secara umum
baik. Pada pertemuan pertama subyek sudah menunjukkan perubahan yang
kasus telah melakukannya dengan baik. signifikan, ia sudah disiplin dalam
Pada pertemuan berikutnya silahkan belajar. Hal ini terlihat dari perilakunya
lakukan apa yang telah kita sepakati. yang antusias untuk masuk kelas pada
3). Pertemuan ketiga, pada pertemuan jam pelajaran Sosiologi. Pada
ketiga, subjek kasus diarahkan untuk pertemuan berikutnya silahkan lakukan
mengubah tingkah lakunya yang negatif apa yang telah kita sepakati.
menjadi positif. Dengan menggunakan 4). Pertemuan keempat, setelah melalui
teknik desentisisasi sistematis yaitu diskusi panjang, pada akhirnya subjek

8
kasus mulai menyadari bahwa tingkah 3). Menurut wali kelas, W sekarang
lakunya yang selama ini dikembangkan tampak lebih serius dan lebih
adalah keliru dan tidak benar. Subjek konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
kasus juga mulai menyadari bahwa ia dan tidak pernah terlambat mengikuti
perlu mengembangkan tingkah laku pelajaran Sosiologi.
yang positif yaitu berkata yang baik 4). Guru mata pelajaran, W sudah berani
kepada teman, mengeluarkan kata-kata bertanya mengenai materi yang
dengan nada yang pelan. Subjek kasus disampaikan dan mulai menampakkan
mulai bersikap empati terhadap keaktifan selama proses belajar
temannya. Subjek kasus sedikit demi mengajar. W sudah menjalin
sedikit membiasakan untuk tidak komunikasi yang baik.
berbicara kasar ataupun berkata dengan 5). Guru pembimbing, menurut guru
nada yang tinggi dengan temannya pembimbing, sekarang W sudah sering
secara berlebihan. Pada pertemuan berkonsultasi dengan guru pembimbing
terakhir ini peneliti masih bertindak untuk menceritakan perubahan yang
dalam memberikan penguatan positif dialaminya. Setelah mendapatkan
dan informasi kepada subjek kasus bantuan dalam masalahnya, W tidak lagi
bahwa pentingnya untuk tidak berbicara terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi.
kasar dan berkata dengan nada yang
tinggi dengan temannya dan pentingnya Tindak Lanjut Subyek Kasus I dan II
berkonsentrasi pada saat belajar, Berdasarkan evaluasi tersebut, agar
mengikuti pelajaran dengan serius diperoleh hasil yang optimal maka
samapai pelajaran selanjutnya, dan baik dilaksanakan tindakan bekerjasama
kepada orang, dan lebih bisa dengan masing-masing individu yang
menghargai perasaan orang lain. Pada terkait dan diharapkan selanjutnya
pertemuan ini peneliti dan subjek kasus subyek kasus tetap akan
mengakhiri pertemuan karena sudah ada mempertahankan dan mengembangkan
perubahan yang positif dan sekaligus sikapnya yang sudah mampu mengikuti
menghentikan proses konseling, dan mata pelajaran Sosiologi dengan tepat
pada akhir pertemuan subjek kasus waktu.
dengan penuh ketulusan mengucapkan
terimakasih kepada peneliti, karena bisa SIMPULAN DAN SARAN
membimbing dirinya dengan penuh
keikhlasan. Simpulan
Berdassarkan analisis yang
Evaluasi Subyek Kasus II dilakukan, maka dapat ditarik
Berdasarkan evaluasi tersebut, agar kesimpulan bahwa kasus siswa yang
diperoleh hasil yang optimal maka sering terlambat mengikuti pelajaran
dilaksanakan tindakan bekerja sama Sosiologi ditemukan pada subyek kasus
dengan pihak-pihak yang terkait, yang merupakan siswa kelas XI IPS 2
sebagai berikut: SMA Negeri 9 Pontianak. Pengentasan
1). Pada waktu wawancara dengan W, masalah siswa yang sering terlambat
bahwa W mulai mendapatkan perhatian mengikuti pelajaran Sosiologi di kelas
dari kedua orang tuanya dan selalu XI IPS 2 SMA Negeri 9 Pontianak
memberikan semangat kepada W dalam dilakukan dengan menggunakan
hal belajar. pendekatan kualitatif dengan metode
2). Orang tua, W bekerja sama untuk deskriptif dalam bentuk penelitian studi
tetap mengawasi cara belajar W kasus. Faktor-faktor penyebab serta
dirumah serta memantau perkembangan alternatif bantuan yang diberikan pada
perilaku W. subyek kasus dapat disimpulkan sebagai

9
berikut. (1) Karakteristik subyek kasus mata pelajaran, wali kelas, orang tua
yang sering terlambat mengikuti subyek kasus serta teman dekat subyek
pelajaran Sosiologi adalah subyek kasus kasus, untuk terus membimbing dan
merasa malas belajar, dia tidak memperhatikan perkembangan diri
menyenangi cara guru mengajar dan subyek kasus. (1) Subyek kasus
tidak betah didalam kelas. Subyek kasus disarankan untuk tetap menjalankan
memiliki pribadi yang tertutup, alternatif bantuan yang sudah diberikan.
memiliki keadaan sosial ekonomi Kasus yang terjadi pada IS ini adalah
keluarga yang kurang mampu, keadaan satu diantara siswa Sekolah Menengah
keluarga subyek kasus yang kurang Atas yang terjadi dan sangat
harmonis dan kurangnya komunikasi memberikan pengaruh buruk pada
antara guru-guru di sekolah. perilakunya jika terus dibiarkan. (2)
Bantuan yang diberikan kepada Setiap anak perlu mendapatkan
subyek kasus yang mengalami masalah perhatian yang lebih, orang tua harus
terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi peka dalam mendidik anak. Tidak hanya
dengan menggunakan konseling semerta-merta bertanggungjawab
rasional emotif therapy. Pendekatan ini diserahkan kepada guru di sekolah
dipilih dimaksudkan untuk dalam membentuk perilakunya. Karena
menghilangkan cara berpikir irasional pada dasarnya keluargalah tempat utama
menjadi rasional. Seorang individu akan bagi anak untuk belajar mematuhi tata
bermasalah jika ia berpikir tertib sekolah. Sehingga kasus yang
irasional,cara berpikir seperti inilah terjadi pada IS dan ini menjadi bukti
yang harus dihilangkan agar subyek betapa pentingnya peran kita semua
kasus dapat berpikir rasional sehingga ia terutama orang tua untuk melihat dan
menjadi pribadi yang efektif. Salah satu memahami apa yang terjadi pada anak.
teknik yang digunakan adalah teknik (3) Setiap siswa perlu diajarkan cara
direktif. Hasil penelitian subyek kasus mematuhi tata tertib sekolah (terlambat
setelah diberikan bantuan, subyek kasus mengikuti pelajaran Sosiologi) dengan
banyak mengalami perubahan terutama baik dalam kegiatan sehari-hari, dalam
dalam disiplin belajar, seperti kegiatan belajar maupun di luar jam
mendengarkan dengan baik materi yang belajar. (4) Alternatif bantuan yang
disampaikan, merespon pertanyaan guru diberikan kepada subyek kasus
dan aktif mengikuti proses belajar diharapkan sudah sesuai dengan
mengajar. Dalam hal ini subyek kasus masalah yang dimiliki subyek kasus dan
sangat menyadari adanya perubahan dapat mengatasi masalah yang dialami
kearah yang positif dalam dirinya. subyek kasus. (5) Hasil penelitian
setelah diberikan bantuan,
Saran diharapkan subyek kasus yang
Berdasarkan kesimpulan diatas bersangkutan dapat konsisten dalam
bahwa upaya pengentasan permasalahan perububahan diri ke arah yang lebih
siswa yang sering terlambat mengikuti positif dan selalu meningkatkan
pelajaran Sosiologi disarankan untuk perubahan tersebut.
memberikan pengertian dan perhatian
yang intensif dalam membimbing dan DAFTAR RUJUKAN
memperhatikan perkembangan diri
subyek kasus. Oleh sebab itu, untuk Abdurrahman dan Muhidin. (2011).
mengentaskan siswa yang sering Analisis Korelasi, Regresi, dan
terlambat mengikuti pelajaran Sosiologi, Jalur Dalam Penelitian. Bandung:
disarankan perlunya kerja sama antara Pustaka Setia
guru bimbingan dan konseling, guru

10
Amanatun. (2010). Pengaruh Rahardjo, Susilo dan Gudnanto. (2013).
Implementasi Tata Tertib Sekolah Pemahaman Individu Teknik Nontes.
Terhadap Sikap Disiplin Siswa Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama
(Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02
Salatiga). Salatiga: Sekolah Tinggi Salahudin, Anas. (2012). Bimbingan
Agama Islam Negeri (STAIN) dan Konseling. Bandung: CV
Pustaka Setia
Marwan. (2012). Tata Tertib Sekolah Subana dan Sudrajat. (2009). Dasar-
Sebagai Sarana Pembentukan Dasar Penelitian Ilmiah. Jakarta:
Akhlak Siswa SMP IT Abu Bakar CV. Pustaka Setia
Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Islam Sunan Kalijaga

11

Anda mungkin juga menyukai