Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan masyarakat pada
zaman sekarang dan tidak dapat dipisahkan adalah kebutuhan akan energi listrik.
Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari adanya
listrik. Hal ini dikarenakan berbagai macam aktifitas yang dilakukan sangat
berhubungan erat dengan penggunaan energi listrik. Pemanfaatan energi baru
terbarukan dan pelaksanaan konservasi energi merupakan 2 (dua) hal utama yang
berperan dalam menentukan ketersediaan energi listrik di masyarakat. Pemanfaatan
energi terbarukan ini dapat dioptimalkan terutama di lokasi pedesaan, yang
umumnya tersebar dan juga tidak memungkinkan untuk mendapatkan layanan
jaringan PLN. Karena itu perlu dilakukan beberapa usaha, yakni membangun
pembangkit sendri yang terpisah dari jaringan PLN. Salah satunya adalah
pembangkit listrik tenaga mini hidro sebagai salah satu alternatif energi nasional
(Sogen dan Harling 2017).
Desa Waringin Sari dan sekitarnya yang berada di selatan Kabupaten Cianjur,
Propinsi Jawa Barat mempunyai potensi energi yang dapat dimanfaatkan, berupa
aliran air Sungai Cibalapulang. Melihat potensi tersebut maka perencanaan untuk
membangun PLTM Cibalapulang 2 dan PLTM Cibalapulang 3 dengan tata letak
berdekatan (cascade) untuk memanfaatkan potensi air sungai Cibalapulang dengan
sistem Run Off River dapat menjadi tenaga listrik yang bermanfaat bagi masyarakat
serta bernilai ekonomis. Daya listrik yang dihasilkan dari PLTM Cibalapulang 2
dan PLTM Cibalapulang 3 direncanakan akan disalurkan dan terkoneksi dengan
Jaringan Tegangan Menengah 20 Kv pada Sistem Penyulang terdekat milik PT.
PLN (Persero) – Area Pelayanan dan Jaringan Cianjur (Tombak dan Fadli 2016).
Dengan adanya pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) ini diharapkan bisa
membantu ketersedian akan kebutuhan energi listrik dan bisa menjadi salah satu
pilihan pembangkit yang menggunakkan sumber energi alam yang dapat
diperbaharui mengingat masih banyak pembangkit yang menggunakkan sumber
energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan juga menjadi pilihan pembangkit
yang ramah lingkungan. Serta pembangkit ini menjadi salah satu pemanfaatan
bendung selain menjadi penyalur irigasi, pengelola air, dan pengendali atau
peringatan dini akan bahaya banjir di daerah hilir sungai Cibalapulang. Satu
diantara bagian penting yang harus direncanakan dalam pembangunan Bendung
Cibalapulang adalah bangunan pengambilan (intake). Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mendesain intake yang sesuai dengan kebutuhan perencanaan
Bendung Cibalapulang.
TINJAUAN PUSTAKA
Bangunan Pengambilan (Intake)
Intake atau bangunan pengambilan adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk
mengambil air dari sumber air guna disalurkan ke lahan pertanian atau daerah
irigasi. Intake dibuat dari pasangan pondasi batu yang di plester dengan bentuk
rectangular dengan lebar sesuai dengan kebutuhan air yang digunakan. Intake dapat
dibangun disisi kiri atau kanan bangunan bendung yang kenal sebagai side intake
atau berada di depan bendungan yang disebut direct intake. Struktur intake
menggunakan konstruksi pasangan batu kali (1:3) dengan plesteran semen.
Bangunan intake dilengkapi trashrack berupa rangkaian plat besi berbentuk jeruji
sebagai penahan dan penyaring sampah serat benda-benda yang tidak diharapkan
terbawa bersama aliran air (Sogen dan Harling 2017).
Bangunan intake berfungsi sebagai tempat pemasukan debit rencana ke dalam
pipa pesat yang kemudian dialirkan ke turbin yang mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik, maupun ke dalam waterway yang berfungi sebagai pemenuh
kebutuhan air. Intake terdiri dari pintu dan saluran pengambilan, untuk
memperkecil endapan pasir dan kerikil yang masih terbawa pada sungai masuk ke
bangunan sadap, maka ambang pintu harus lebih tinggi dari dasar sungai atau lantai
pembilas bendung. Dalam perhitungan perencanaan pintu intake, digunakan debit
rencana sebesar 120% x Qandalan. Penggunaan 120% x Qandalan ini bertujuan untuk
meningkatkan fleksibilitas pintu intake dan agar dapat memenuhi kebutuhan yang
lebih tinggi selama umur proyek (Akbar 2018).
Menurut Dhongu (2014), sifat-sifat dari perencanaan bangunan pengambilan
antara lain:
a. Pengambilan secara bebas (free intake)
b. Debit air yang cukup besar
c. Elevasi muka air di sungai cukup untuk memenuhi elevasi sawah tertinggi
Hal-hal yang membatasi perencanaan bangunan pengambilan antara lain:
a. Besarnya kebutuhan air
b. Elevasi tanah yang dialiri
c. Debit andalan yang mengalir di sungai
d. Bentuk topografi yang ada
Debit Rencana
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per-satuan waktu. Sistem satuan SI besaran debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per-detik (m3/det). Dalam laporan-laporan
teknis debit biasa ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran (Novangga 2016).
Menurut Sukamta dan Kusmantoro (2013), untuk sistem konversi energi skala
besar, pengukuran debit dapat berlangsung bertahun-tahun. Sedangkan untuk
sistem konversi energi skala kecil waktu pengukuran dapat lebih pendek, misalnya
untuk beberapa musim yang berbeda saja. Namun, pengukuran suatu debit aliran
seperti debit aliran sungai harus diukur dengan teliti dan dalam jangka waktu yang
panjang. Pendekatan dan metodologi yang digunakan untuk menentukan debit
andalan sangat tergantung pada ketersediaan data, seperti data debit tahunan,
bulanan, atau harian dengan perioda pencatatan cukup panjang yaitu lebih besar
dari 10 tahun. Selain debit andalan, debit banjir rencana juga digunakan dalam
perencanaan suatu bendung.
Debit banjir rencana merupakan debit banjir yang digunakan untuk dasar
perencanaan pengendalian banjir, dan dinyatakan berdasarkan kala ulang tertentu.
Besarnya kala ulang ditentukan dengan mempertimbangkan segi keamanan dengan
resiko tertentu, serta kelayakannya baik teknis maupun lingkungan. Debit banjir ini
terjadi pada saat curah hujan sedang berada pada puncaknya sehingga berdampak
dengan meningkatnya debit sungai (Bunganaen dan Krisnayanti 2013). Debit banjir
rancangan didapatkan melalui analisis hidrologi dengan mengetahui debit hujan
rencana yang bergantung pada luas daerah pengaliran (DAS), tata guna lahan, dan
karakteristik dari daerah alir. Pemilihan debit banjir rancangan merupakan aliran
banjir yang mengalir ke waduk dalam jangka waktu tertentu yang digunakan dalam
rancangan bendung agar aman dan terhindar dari banjir. Oleh karena itu, debit
banjir rancangan yang dipilih minimal 100 tahun atau Banjir Maksimum Bolehjadi
(BMB). BMB merupakan banjir hasil kombinasi nilai parameter yang ekstrem dan
kondisi hidrologi cukup parah yang terjadi pada suatu DAS (Adidarma 2013).
METODOLOGI
Perancangan Bendung Cibalapulang dilakukan dengan tujuan perencanaan
utama sebagai pembangkit listrik tenaga air mikrohidro. Kajian dilakukan meliputi
kapasitas maksimum menahan debit bendung, perhitungan debit aktual, kebutuhan
tinggi air untuk menggerakan turbuin, dan rancangan biaya anggaran (RAB).
Perancangan bangunan bendung dilakukan dengan mengetahui analisis debit banjir
sungai dengan periode ulang tertentu. Data debit banjir tersebut selanjutnya
digunakan untuk menentukan dimensi bendung dan analisis kekuatan bendung
dalam menahan air. Banyaknya air tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
penggunaan bendung. Kebutuhan tersebut berkaitan dengan kebutuhan head untuk
menggerakan turbin. Langkah analisis bendung selanjutnya dapat dilihat pada
diagram alir Gambar 1.
Mulai
Selesai
PEMBAHASAN
Lokasi Bangunan Bendung
Desa Waringin Sari dan sekitarnya yang berada di selatan Kabupaten Cianjur,
Propinsi Jawa Barat mempunyai potensi energi yang dapat dimanfaatkan, berupa
aliran air Sungai Cibalapulang. Melihat potensi tersebut maka perencanaan untuk
membangun PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) Cibalapulang 2 dan
PLTM Cibalapulang 3 dengan tata letak berdekatan (cascade) untuk memanfaatkan
potensi air sungai Cibalapulang dengan sistem Run Off River dapat menjadi tenaga
listrik yang bermanfaat bagi masyarakat serta bernilai ekonomis (Tombak dan Fadli
2016). PLTM Cibalapulang 2 berada di DAS Sungai Cibalapulang, Desa
Wargasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.
Lokasi rencana PLTM Cibalapulang 3 terletak pada koordinat 7o11’17.66” LS –
107o0’9.81” BT dengan luas DAS sebesar 195 km2 sedangkan untuk PLTM
Cibalapulang 2 terletak pada koordinat 7o12’39.72” LS – 106o59’7.53” BT dengan
luas DAS sebesar 209,3 km2. Pada pembahasan, PLTM yang digunakan dalam
analisis dalah PLTM 2. Lokasi PLTM dapat dilihat pada Gambar 2.
Karakteristik Hidrologi
Karakteristik hidrologi dilakukan untuk mengetahui besarnya curah hujan
maksimum yang digunakan untuk perhitungan curah hujan rencana. Data tersebut
akan digunakan dalam perhitungan debit banjir pada sungai sehingga dapat
direncanakan bangunan bendung yang dapat menahan sejumlah debit banjir yang
telah diperhitungkan. Data perencanaan curah hujan setidaknya membutuhkan data
sepuluh tahun. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data Curah Hujan Maksimal Selama 10 Tahun
Gambar 3 Rating curve hubungan tinggi head dan debit pada upstream bendung
Head yang terjadi akibat kenaikan debit dalam hal ini dimanfaatkan untuk memutar
turbin. Perencanaan Dimensi Pintu Intake Perencanaan pintu intake didasarkan
atas jumlah pengambilan air yang direncanakan akan diambil. Pengambilan air
disesuaikan dengan terjadinya debit banjir pada bendung. Jika debit di atas bendung
merupakan debit normal, air sungai dapat diambil. Akan tetapi, jika pada bendung
debit sungai yang terjadi merupakan debit banjir, pengambilan air tidak dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada saluran terbuka
akibat kecepatan yang terlampau tinggi. Selain itu, pada saat terjadi debit banjir,
sering terjadi sedimen dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, pada saat terjadi
debit banjir tidak disarankan untuk pengambilan debit rencana. Data pengambilan
pada debit intake dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan desain perencanaan
bendung dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.
Tinggi Bukaan Bendung dan Tinggi Muka Air di Hulu dalam Kondisi
Normal
Simpulan
Perencanaan bendun Cibalapulang dapat menyuplai air 6.844 kWH. Debit
rencana akibat pengambilan air dalam memutar turbin mengakibatkan penurunan
elevasi muka air di hulu dan di hilir. Pengambilan debit rencana pada intake
direncanakan dengan debit normal pada sungai, sedangkan pada saat terjadi debit
banjir pengoperasian intake ditutup. RAB pada bangunan PLTM dapat lebih tinggi
dibandingkan bendung untuk peruntukan irigasi.
Daftar Pustaka
Adidarma WK. 2013. Teknik perhitungan banjir desain untuk bendungan dengan
data terbatas khususnya di Indonesia. Jurnal Teknik Hidraulik. 4(2): 105-116.
Akbar SF. 2018. Perencanaan pembangkit listrik tenaga mini hidro di Bendungan
Gondang Karanganyar Jawa Tengah. [Tugas Akhir]. Surabaya (ID): Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Bunganaen W, Krisnayanti D.S. 2013. Analisis hubungan tebal hujan dan durasi
hujan pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil.
2(2): 181-190.
Dhongu RBN. 2014. Perencanaan Bendung Wai Woki dan sistem jaringan irigasi
Desa Pape Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. [Skripsi]. Malang (ID):
Institut Teknologi Nasional.
Novangga W. 2016. Analisis potensi debit di Bendungan Juwero untuk pembangkit
listrik tenaga mikro hidro. [Tugas akhir]. Yogyakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Sogen MDT, Harling VNV. 2017. Studi perencanaan pembangunan PLTMH di
Kampung Sasnek Distrik Sawiat Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua
Barat. Electro Luceat. 3(1): 32-43.
Sukamta S, Kusmantoro A. 2013. Perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro
hidro (PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Elektro. 5(2):
58-63.
Tombak P, Fadli MH. 2016. Detail engineering design pembangkit listrik tenaga
minihidro (PLTM) Cibalapulang 2 (2 x 3,25 MW) & Cibalapulang 3 (2 x 3
MW). PT Wiratman.