Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Atmosfer
Karbon di atmosfer berasal dari akumulasi kontribusi karbon di daratan dan lautan
(CO2).
Buangan karbon dalam bentuk CO2 dari respirasi seluler akan kembali ke udara.
Karbon yang terkumpul di dalam lautan akan kembali ke udara seiring dengan adanya
proses penguapan (CO2).
KARBON DI LAUT
Konsentasi DIC permukaan laut “saat ini” (1990-an) (dari the GLODAP climatology)
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion
bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau
karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini
menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber
(source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer
dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada
daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2
memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya
yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan
bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−
Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global, sehingga reaksi
interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO2 di masa depan dapat dimodelkan. Ada
ketidakpastian yang besar dalam model ini, baik dalam sub model fisika maupun biokimia
(khususnya pada sub model terakhir). Model-model seperti itu biasanya menunjukkan
bahwa ada timbal balik yang positif antara temperatur dan CO2. Sebagai contoh, Zeng dkk.
(GRL, 2004 [2]) menemukan dalam model mereka bahwa terdapat pemanasan ekstra
sebesar 0,6°C (yang sebaliknya dapat menambah jumlah CO2 atmosferik yang lebih besar).
Dari proses tersebut, energi radiasi matahari diubah menjadi energi kimia oleh ikatan
molekul karbon yang diperoleh dari gas CO2 (karbondioksida) yang terdapat pada udara
dan air.
Hasil dari fotosintesis tersebut adalah senyawa glukosa C6H12O6 (6 atom karbon, 12 atom
hidrogen, 6 atom oksigen). Dapat dikatakan bahwa molekul karbon pada nantinya akan
dimanfaatkan bagi pohon untuk tumbuh dan berkembang, bertahan hidup dan berkembang
biak.
2. Respirasi
Respirasi tidak hanya dilakukan oleh makhluk hidup seperti hewan dan manusia. Respirasi
pada tumbuhan merupakan proses kebalikan dari fotosintesis, dimana proses ini terjadi di
stomata dan mulut daun untuk mengubah bahan makanan tumbuhan menjadi energi.
Stomata tumbuhan akan menyerap oksigen (O2) dan mengeluarkan hasil berupa
karbondioksida (CO2).
Hubungan Siklus Karbon Dengan Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa salah satu penyebab pemanasan global adalah kadar
karbondioksida pada atmosfer yang tinggi. Akibat tingginya kadar karbon maka suhu bumi
akan meningkat karena panas yang dilepaskan bumi terhalang oleh efek rumah kaca. Maka
peran penting hutan sebagai habitat alami pepohonan perlu kita jaga agar siklus karbon
tidak terganggu.
Contohnya adalah proses fotosintesis yang terjadi di hutan yang menghasilkan karbohidrat
yang tersimpan pada pepohonan. Karbohidrat dalam tumbuhan adalah polisakarada yang
mempengaruhi jumlah karbon yang tersimpan dalam jaringan tumbuhan. Pada tumbuhan
mengandung 50% karbon, 44% oksigen, dan 6% hidrogen.