Anda di halaman 1dari 14

PENUNTUN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

SISTEM NEUROPSIKIATRI

dr. Tri Wahyuni, Sp.PK

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
TES DAN INTERPRETASI CAIRAN OTAK

I. PENDAHULUAN
Cairan otak terutama dibuat oleh pleksus koroideus yang terdapat pada ventrikel
tertius, ventrikel quartus dan ventrikel lateralis melalui proses ultrafiltrasi plasma darah.
Setelah terkumpul dalam ventrikel quartus, cairan otak akan masuk ke kanalis spinalis
dan sebagian ke ruang subarahnoid yang menyelubungi seluruh medulla spinalis dan
permukaan otak melalui foramen magendi dan lushka. Reabsorbsi cairan otak melalui
villi arachnoid ke dalam sinus dural.
Fungsi cairan otak adalah sebagai alat pelindung otak bila terjadi trauma, sebagai
bahan lubrikasi sistem nervus sentralis, membantu transport nutrisi dan pelepasan hasil
metabolisme. Dalam keadaan normal jumlah cairan otak seluruhnya 120 – 150 ml, jernih
dan tidak berwarna serta mengandung sedikit sel lekosit, glukosa dan protein.
Berbagai kelainan intracranial dapat menyebabkan perubahan pada cairan otak.
Pembentukan cairan otak dapat meningkat atau berkurang bila terdapat gangguan pada
pleksus koroideus. Gangguan pada “blood brain barrier” atau sawar darah otak akan
menyebabkan peubahan pada komposisi cairan otak.
Sebaiknya tes dilakukan paling lambat 1 jam setelah memperoleh sampel untuk
menghindari kerusakan sel dan kontaminasi kuman, artinya sampel langsung dikirim ke
laboratorium untuk segera dilakukan tes.

A. TES MAKROSKOPI
• PRA ANALITIK
a. Persiapan pasien
Pasien sebaiknya dalam keadaan rileks dan diberi penjelasan tentang tahap
pengambilan sampel, tujuan, keuntungan dan resiko yang mungkin terjadi.

b. Perispan sampel
Hindari sampel warna merah akibat tindakan punksi. Cairan otak berwarna
merah menunjukkan adanya darah dan perlu dibedakan apakah darah berasal
dari perdarahan subarahnoidal atau akibat punksi. Bila perdarahan akibat
punksi maka warna merah akan berkkurang pada tabung berikutnya.

c. Prinsip tes
Membandingkan warna cairan otak dengan larutan jernih, memeriksa
kekeruhan dan bekuan cairan otak secara langsung.

d. Alat
Tabung reaksi

• ANALITIK
• Warna
a. Cara kerja
Bandingkan warna pada tabung yang berisi cairan otak dengan tabung
yang berisi aquadest pada latar belakang kertas putih di tempat terang.

b. Nilai rujukan
cairan otak normal jernih.

• Kekeruhan
a. Cara kerja
Bandingkan kekeruhan pada tabung yang berisi cairan otak dengan tabung
yang berisi aquadest pada latar belakang kertas putih di tempat yang
terang.
Tujuan tes cairan otak adalah mengetahui kelainan pada cairan otak melalui tes
makroskopi, kimia, mikroskopi dan mikrobiologi.
Tindakan punksi lumbal merupakan salah satu cara untuk memperoleh cairan otak.
Sebelum melakukan punksi lumbal perlu diketahui indikasi diagnostic, indikasi terapi dan
kontraindikasi. Tindakan ini garus dilakukan oleh dokter atau paramedic yang terlatih.
Indikasi diagnostic adalah untuk :
1. Mendiagnosis meningitis
2. Mengetahui adanya perdarahan subarahnoid
3. Mengetahui adanya tumor atau keganasan
4. Memasukkan bahan kontras

Indikasi terapi adalah :


1. Mengeluarkan darah dari ruang subarahnoid
2. Memasukkan obat atau anastesi spinal

Kontraindiksi :
1. Bila ada infeksi epidural
2. Infeksi kulit sekitar tempat punksi
3. Kelainan anatomi tempat punksi misalnya scoliosis

II. METODE
Punksi lumbal dilakukan pada ruang inveretebra L3 – L4 atau L4 – L5. Jumlah cairan
otak yang diambil sebanyak 10 – 20 ml, ditampung ke dalam 3 tabung kaca yang
transparan dan steril :
- Tabung I : untuk tes kimia
- Tabung II : untuk tes mikroskopi
- Tabung III : untuk tes mikrobiologi
Penambahan natrium sitrat 20% dapat dilakukan bila cairan otak keruh atau bercampur
darah dengan perbandingan 0.01 ml natrium sitrat 20% dan 1 ml caioran otak.
B. TES MIKROSKOPI

1. MENGHITUNG JUMLAH SEL LEKOSIT

• PRA ANALITIK
a. Persiapan sampel
Tidak ada persiapan khusus

b. Prinsip tes
Menghitung jumlah sel lekosit cairan otak menggunakan kamar hitung

c. Alat dan bahan untuk cairan otak yang jernih


• Pipet Pasteur
• Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup
• Mikroskop

d. Alat dan bahan untuk cairan otak yang keruh


• Pipet mikro 200 ul dan 20 ul
• Pipet Pasteur
• Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup
• Mikroskop
• Larutan turk pekat

e. Alat dan bahan bila menggunakan kamar hitung Fuchs-Rosenthal


• Pipet lekosit
• Kamar hitung dank aca penutup
• Mikroskop
• Larutan turk pekat
• ANALITIK
a. Cara kerja
❖ Cara kerja untnuk cairan otak yang jernih :
Isilah cairan otak dari tabung dengan menggunakan pipet Pasteur dan
teteskan sebanyak 2 tetes dalam kamar hitung. Periksalah dengan
pembesaran 45x
Perhitungan :
Hitung semua sel dalam 9 bidang seluas 9 mm2 tinggi kamar hitung 0.1
mm.
Jumlah lekosit/mm3 :
n 10 × n/mm3
=
9 × 0,1 9
n = lekosit dalam kamar hitung

❖ CARA KERJA untuk cairan otak keruh :


Masukkan larutan turk 180 ul dan cairan otak 20 ul (pengenceran 10
kali) dalam tabung reaksi, kemudian homogenkan. Teteskan pada
kamar hitung. Hitung semua sel pada seluruh bidang, maka :
Jumlah lekosit/mm3 :
n × 100/mm3
9
n = lekosit dalam kamar hitung

❖ CARA Kerja untuk menggunakan kamar hitung Fuchs-Rosenthal :


Isap larutan turk hingga tanda 1 ke dalam pipet lekosit, kemudian isap
cairan otak hingga tanda 11. Homogenkan dan buanglah 3 tetesan
pertama. Isi kamar hitung dan biarkan 5 menit. Hitung sel pada seluruh
bidang dengan pembesaran 10 kali.
Jumlah lekosit/mm3 :
n 10 50 n n
×5× = =
16 9 144 3
n = lekosit dalam kamar hitung
b. Nilai Rujukan
Normal pada dewasa : 0 – 5 sel/mm3
Anak sampai 5 tahun : 0 – 20 sel/mm3

Bila cairan otak mengandung darah, jumlah sel yang dihitung harus dikoreksi.
Jumlah lekosit/mm3 :
[Lekosit darah lengkap × eritrosit cairan otak]
Lekosit cairan otak −
[Eritrosit darah lengkap]

• PASCA ANALITIK
Interpretasi
Peningkatan jumlah sel yang sedang (10 – 200/mm3) ditemukan pada poliomielitis,
encephalitis atau neurosifilis. Pada meningitis supuratif akut jumlah sel sangat
meningkat.

2. HITUNG JENIS
• PRA ANALITIK
a. Persiapan Sampel
Gunakan sedimen dari cairan otak yang telah disentrifus

b. Prinsip Tes
Menghitung persentase morfologi lekosit dalam cairan otak

c. Alat dan bahan


• Alat sentrifus
• Kaca objek
• Pewarna wright atau giemsa
• Mikroskop
• ANALITIK
a. Cara Kerja
Cairan otak disentrifus 1500 – 2000 rpm selama 10 menit. Sedimen yang
terbentuk dibuat apusan, biarkan kering kemudian warnai. Diantara 100 sel
lekosit hitunglah sel mononukleus dan polimorfonukleus

b. Nilai Rujukan
Normal : 60 – 70 % mononukleus

• PASCA ANALITIK
Interpretasi
Sel mononukleus meningkat pada keadaan infeksi kronik dan meningitis
tuberkulosa. Peningkatan sel polimorfonukleus dapat dijumpai pada infeksi akut,
abses cerebral atau ekstradural.
C. TES KIMIA
Banyak jenis yang dapat dilakukan untuk cairan otak tetapi permintaan tersering
oleh para klinisi adalah tes untuk mengetahui kadar protein dan glukosa.
Tes Nonne Apelt dan Tes Pandy merupakan tes protein (kwalitatif) yang sering
dilakukan sebagai bedside test. Test total protein dan glukosa (kwantitatif) menggunakan
fatau autoanalyser misalnya Cobas Mira.

1. PROTEIN

• PRA ANALITIK
a. Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus

b. Metode dan Prinsip


▪ Tes Pandy : Albumin dan globulin dipresipitasi oleh larutan fenol jenuh
▪ Tes NonneApelt : Globulin dipresipitasi oleh ammonium sulfat jenuh

c. Alat dan Bahan


• Tes pandy
1. Pipet mikro 1000 ul
2. Tabung reaksi
3. Larutan fenol jenuh

• Tes Nonne Apelt


1. Pipet mikro 1000 ul
2. Tabung reaksi
3. Larutan ammonium sulfat
• ANALITIK
a. Cara kerja
• Tes Pandy
Masukkan 1 ml larutan fenol jenuh dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 tetes
cairan otak dan amati timbulnya kekeruhan.
• Tes Nonne Apelt
Masukkan 1 ml larutan ammonium sulfat jenuh dalam tabung reaksi dan
tambahkan 1 ml cairan otak secara perlahan. Perhatikan ada tidaknya
presipitasi berbentuk cincin putih pada batas kedua lapisan.

b. Nilai Rujukan :
• Tes Pandy : Normal tidak timbul kekeruhan
• Tes Nonne Apelt : Normal tidak terbentuk presipitasi

• PASCA ANALITIK
Interpretasi :
• Tes Pandy
Pada cairan otak yang normal tidak timbul kekeruhan. Bila timbul kekeruhan
yang cukup jelas menunjukkan kadar ptotein yang tinggi

• Tes Nonne Apelt


Pada cairan otak yang normal tidak terbentuk presipitat. Terbentuknya
presipitat menunjukkan peninggian globulin.

2. LAKTAT DEHIDROGENASE (LDH)

PRA ANALITIK
 Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus.
 Persiapan sample : tidak ada persiapan khusus
 Metode : kinetik UV
 Prinsip tes
Pyruvate + NADH + H+ LLaktat + NAD+
NADH akan mengoksidasi secara langsung dengan bantuan aktivasi LDH dan
diukur dengan fotometer.
 Alat dan bahan :
• Spektrofotometer
• Pipet mikro 20 µl, 250 µl dan 1000 µl
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Reagan 1 :
Phosphate buffer pH 7.5 64 mmol/L
Pyruvate 0.80 mmol/L
• Reagen 2 :
Good’s buffer pH 9,6
NADH 1,0 mmol/L

ANALITIK
 Cara kerja :
• Siapkan 2 buah tabung reaksi dan beri label (serum dan sampel)
• Masukkan 20 µl serum ke tabung pertama dan 20 µl sampel cairan otak ke
tabung kedua
• Tambahkan Reagent 1 sebanyak 1000 µl ke dalam masing-masing tabung
• Homogenkan dan inkubasi 1-5 menit pada suhu 25 ºC /30ºC
• Tambahkan Reagent 2 sebanyak 250 µl pada masing-masing tabung,
homogenkan.
• Setelah 1 menit ukur kadar LDH menggunakan fotometer.
• Hasil tes LDH akan keluar melalui print out
3. TOTAL PROTEIN

PRA ANALITIK
 Alat dan bahan :
• Spektrofotometer
• Pipet mikro 20 µl dan 1000 µl
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Reagant:
Sodium Hydroxide 600 mM
Cupric Sulfate 12mM
Potasium Sodium Tartrate 32mM
Potasium Iodide 30 mM

ANALITIK
 Cara kerja :
• Siapkan 4 buah tabung reaksi dan beri label (Blanko, Standar, Serum dan
Sampel)
• Masukkan 1000 µl Reagent ke dalam masing-masing tabung
• Tambahkan 20 µl aquadest pada tabung blanko, 20 µl stndar pada tabung
standar, 20 µl serum pada tabung serum, dan 20 µl sampel cairan otak
pada tabung sampel
• Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 5 menit pada
suhu 37ºC
• Ukur kadar Total Protein menggunakan fotometer.
• Hasil tes Total Protein akan keluar melalui print out
4. Glukosa
PRA ANALITIK

 Alat dan bahan :

Alat : a) Tabung reaksi & rak tabung


b) Mikropipet (10 µl, 1000 µl)
c) Spektrofotometer (λ 500 nm)

Bahan :

a) Sampel serum, plasma (EDTA)


b) Reagen Glukosa

ANALITIK

 Cara kerja :

a) Siapkan 4 buah tabung reaksi dan beri label (Blanko, Standar, Serum dan
Sampel)
b) Masukkan 1000 µl Reagent ke dalam masing-masing tabung
c) Tambahkan 10 µl aquadest pada tabung blanko, 10 µl stndar pada tabung
standar, 10 µl serum pada tabung serum, dan 10 µl sampel cairan otak
pada tabung sampel
d) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37ºC atau 20 menit pada suhu 20-
25ºC.

e) Baca kadar dengan alat fotometer

f) Hasil tes glukosa akan keluar melalui print out

Anda mungkin juga menyukai