Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan dapat berupa upaya
penaggulangan dan pencegahan. Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan adalah
suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit
atau kelemahan.
Hidup sehat tidak cukup sehat secara fisik saja. Sebab, kesehatan rohani menjadi kunci
pembentuk sehat tidaknya seseorang. Kesehatan Jasmani yaitu jika koordinasi organ-organ tubuh
manusia atau makhluk hidup lainnya dalam keadaan yang stabil atau normal. Sementara
Kesehatan Rohani merupakan kesehatan jiwa manusia atau makhluk hidup yang memiliki akal
dan pikiran, apabila seorang tersebut memiliki koordinasi pikiran dan hati yang tenang sekaligus
nyaman.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kami menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu…(Al Qur-an Surat Al Baqarah :
216)
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan Allah
hapuskan berbagai kesalahannya, seperti sebuah pohon meruntuhkan daun-daunnya”
(Hadits Riwayat Muslim)
Selain itu Rasulullah juga merupakan teladan dan motivator terbaik dalam menyikapi sakit
sekaligus sebagai pakar yang tiada tandingnya dalam tindakan pengobatan (terapi). Dalam
menyikapi sakit Rasulullah senantiasa melihatkan Allah Ta’ala Yang Maha Penyembuh, dengan
keyakinan dan kebenaran bahwa dibalik rasa sakit terdapat segudang hikmah dan kebaikan.
“Dan apabila aku sakit, maka Dia (Allah) akan memberikan kesembuhan” (Al Qur-an
Surat Asy Syu’ara: 80)
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan obatnya”
(Hadits Riawayat Bukhari dan Muslim)
Adapun sikap kita dalam menghadapi sakit tentunya tinggal meneladani akhlaq Rasulullah, baik
sikap, ucapan dan tindakan pengobatan. Sedangkan tindakan pengobatan untuk berbagai
penyakit yang digariskan oleh Islam adalah Ruqyah, Al-Hijamah (bekam), Dawa’ (obat) dan
terpai pendukung lainnya.
Ruqyah adalah pengobatan untuk semua penyakit dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur-an atau
doa-doa yang disyariatkan. Ruqyah juga dimaknai Ta’wizdul marid bi azdkaril
masyru’ah (berlindung dari rasa sakit dengan doa-doa yang disyariatkan).
Al Hijamah (Bekam) adalah tindakan pengobatan dengan mengeluarkan darah kotor dari
tubuh.Adapun area (titik) bekam sudah ada panduan dari Rasulullah.
Dawa’ (obat/herbal) adalah tindakan pengobatan dengan menggunakan ramuan alami
sebagaimana yang telah diresepkan dalam Al Qur-an dan Al Hadits, diantaranya menggunakan
madu, al habbatus sauda (jintan hitam), zaitun, zam-zam, kuma, gandum dan lainnya.
Memperhatikan makanan dan minuman bagi mereka yang sakit juga merupakan panduan penting
tersendiri yang telah diajarkan islam. Lebih dari itu Islam melarang keras (mengharamkan)
berobat dengan barang maupun metode yang haram atau bertentangan dengan syariat.
Sesungguhnya dengan mengamalkan tuntunan pengobatan Islami, Insya Allah kita mendapatkan
kesembuhan dan kesehatan yang sesungguhnya. Disamping itu dengan mengandalkan tuntunan
pengobatan ini dalam kehidupan sehari-hari insya Allah juga menjadi sarana ibadah atau dengan
kata lain ‘berobat sambil beribadah’.
Tuntunan pengobatan Islami ini sesungguhnya sejak dini sudah dijelaskan dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW dalam segala aspek problem kesehatan, baik kiat-kiat pencegahan, perawatan
maupun pengobatan. Dengan meneladani metode pengobatan yang disampaikan Nabi Shalallahu
Alaihi Wasalam kiranya tidak ada lagi pengobatan lain yang lebih diandalkan karena pengobatan
Islami adalah pengobatan terbaik yang berdasar pada tuntunan Ilahiyah.
Sayangnya, masih terlalu banyak diantara kaum muslimin yang belum mengetahuii secara jelas
dunia kedokteran Islam (metode pengobatan Islami). Hal ini bisa jadi lantaran minimnya
informasi dari kalangan Ulama maupun da’i. Bahkan fakta di lapangan juga menunjukan
minimnya Ulama atau da’i yang menekuni atau mengembangkan Ath-Thibbun Nabawi.
Meski demikian, belakangan ini pengobatan yang merujuk pada metode pengobatan Islami mulai
berkembang hampir di seluruh dunia. Mereka yang mengembangkan ada diantaranya yang
menjalankan metode pengobatan ini secara terpadu dari semua tuntunan pengobatan Islami. Tapi
ada pula yang mengandalkan pengobatan dengan salah satu metode, apakah bekam saja, ruqyah
atau herbal saja. Ada juga yang memadukan sebagiannya, misalnya hijamah dengan herbal atau
ruqyah dengan dan lainnya..
Insya Allah. kendati mengandalkan salah satu metode pengobatan Islamii mampu membantu
siapapun yang mengalami problem kesehatan atau dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan
terapi. Namun demikian ‘khasiat’ pengobatan Islami akan semakin efektif dan efisien bila
dijalankan dengan mamadukan semua konsep pengobatan Islami.
Tuntunan pengobatan yang diajarkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam sebenarnya sudah
banyak diamalkan dan ditulis para sahabat, tabiut tabi’in, Imam Mazhab, Imam Bukhori dan
Imam Muslim, kalangan Ulama Salaf seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar Al Asqolani, Ibnul
Qoyyim Al Zauziyah dan lainnya.
Entah mengapa dunia kedokteran Islam yang pernah jaya di masa lalu itu tiba-tiba meredup,
sampai pada umumnya masyarakat memahami bahwa pengobatan yang ‘layak’ berasal dari
barat. Tapi Alhamdulillah, belakangan ini kaum muslimin khususnya mulai menyadari bahwa
khasanah pengobatan Islami merupakan solusi yang paling mujarab, dan bila diaplikasikan
dengan benar tidak ada satupun metode pengobatan yang sanggup menandingi.
Kami sangat mengharapkan dan juga turut berupaya agar metode pengobatan Islami ini semakin
memeasyarakat dan benar-benar dijadikan sebagai solusi utama dalam pengobatan. Karena kami
yakin dan insyaAllah semua kaum muslim meyakini bahwa metode pengobatan Islami mudah
dijalankan, murah dan insyaAllah memberikan kesembuhan yang sesungguhnya. Wallahu
A’lam…
Kondisi fisik manusia adalah sebuah media yang menjadikan manusia dapat berhubungan
dengan manusia lainnya di dunia dan juga sebagai modal kebaikan untuk bekal hidup di akhirat
untuk itu di dalam al-Qur’an banyak dijelaskan tentang masalah yang berhubungan dengan
kesehatan walaupun secara tersirat karena al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi manusia agar
selamat baik di dunia maupun di akhirat dan salah satu petunjuk itu adalah petunjuk untuk
menjalani hidup sehat sehingga bisa beraktivitas dan menjalankan ibadah dengan baik. Terkait
dengan kesehatan, di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menyebutkan bahwa al-
Qur’an adalah syifā’. Sebagian ulama menafsirkan ayat-ayat syifā’ tersebut sebagai obat bagi
kesehatan rohani saja, akan tetapi ada juga ulama yang berpendapat bahwa al-Qur’an tidak hanya
dapat digunakan sebagai obat bagi kesehatan rohani tapi juga dapat digunakan sebagai obat bagi
kesehatan jasmani. Oleh maka dari itu penulis berusaha melakukan pengkajian dan penelitian
ilmiah sederhana dalam sebuah skripsi yang berjudul “Kesehatan Jasmani Dalam al-Qur’an
(Studi Tematik Ayat-ayat Syifā’ dalam al-Qur’an)”. Dalam usaha memperoleh data ataupun
informasi yang dilakukan maka penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library
research) dentuk penelitian kualitatif. Setelah data penelitian terkumpul, kemudian dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif melalui pendektan metode tafsir tematik. Setelah
melakukan penelitian, diketahui bahwasanya kata syifā’ diartikan oleh ulama tafsir sebagai obat,
penyembuh, penawar ataupun kelapangan. Syifā’ dalam al-Qur’an yang diartikan di sini selain
sebagai penyembuh dari berbagai macam penyakit-penyakit ruhani juga dapat menyembuhkan
penyakit fisik karena terdapat beberapa alasan, yaitu al-Qur’an sebagai kitab petunjuk, al-Qur’an
memuat berbagai informasi tentang obat bagi manusia, al-Qur’an memenuhi prinsip-prinsip
pengobatan dan kaidah-kaidah pengobatan. Syifā’ dalam al-Qur’an memiliki hubungan erat
terhadap kesehatan jasmani. Menurut M. Quraish Shihab, al-Qur’an hanya sebagai obat penyakit
hati, akan tetapi penyakit hati yang berlarut-larut akan menimbulkan penyakit jasmani yang
dikenal dengan penyakit psikosomatik. Ahmad Musthafa al-Marāghiy menyebutkan beberapa
penyakit hati yang ada di dalam dada, seperti sombong, syirik, nifak kedurhakaan, permusuhan,
kezhaliman, rasa was-was, gelisah, hawa nafsu, keserakahan maupun hasad. Penyakit hati
tersebut menurut Abdul Malik Abdul Karim Amrullah dapat berpengaruh pada badan. Misalnya
sesak nafas, darah tinggi, darah rendah, penyakit gula, ataupun koreng (exeem). Untuk menjaga
kesehatan jasmani dari penyakit tersebut, maka dapat dilakukan dengan mengkaji ayat-ayat al-
Qur’an karena di dalamnya banyak diperintahkan untuk hidup ikhlas, sabar, ridha, tawakal,
selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, optimis, bersikap tenang
dalam menghadapi masalah, selalu berdoa dan bertauba