Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EKSPOLARASI BATIK KHAS DAERAH SETEMPAT

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Batik yang di ampu oleh

Dr. Hj. Isma Widiaty, S.Pd., M.Pd.

dan

Mirna Purnama Ningsih, S.Pd., M.Pd.

oleh

Syifa Nurazizah

NIM 2005709

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang
maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat serta hidayah,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Eksplorasi Batik Khas Daerah Setempat” dengan tepat waktu.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Isma Widiaty,
S.Pd., M.Pd. dan Ibu Mirna Purnama Ningsih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Batik yang telah memberikan kepercayaan dengan memberikan tugas
ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
saya dalam penyelesaian makalah ini.

Pada dasarnya tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi
salah satu tugas perkuliahan. Tetapi besar harapan saya dari hasil makalah ini
semoga dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembangan wawasan para
pembaca dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak.
Aamiin.

Selain itu, saya sebagai penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh
pihak senantiasa saya harapkan demi kesempurnaan karya yang akan saya buat di
kemudian hari.

Bandung, 07 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Motif Ragam Hias Batik kota Bandung ........................................................ 4

2.2 Nilai Filosofi Batik Kota Bandung ................................................................ 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 8

3.2 Saran .............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 .......................................................................................................... 6

Gambar 2.3 .......................................................................................................... 7

Gambar 2.4 .......................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Salah satunya yaitu
batik yang merupakan kain bermotif khas nusantara yang dibuat dengan
menggunakan lilin, kemudian diwarnai dengan teknik yang khas. Perbedaan teknik,
corak, dan warna tersebut menghasilkan keragaman batik yang unik. Kerajinan
batik merupakan salah satu jenis kerajinan asli bangsa Indonesia yang sudah sangat
terkenal dengan keindahan motifnya dan dengan berbagai nilai filosofi. Badan
khusus PBB yaitu UNESCO bahkan telah mencanangkan batik sebagai warisan
budaya dunia, tepatnya pada 2 Oktober 2009. Motif batik sendiri telah menjadi
penanda atau karakter yang merupakan simbol identitas dan jatidiri bangsa
Indonesia.

Jatidiri bangsa sendiri merupakan identitas bangsa yang menjadi pemicu


semangat kesinambungan hidup bangsa yang bersangkutan. Demikian pula dengan
istilah “jatidiri bangsa Indonesia” yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur
bangsa. Jatidiri bangsa merupakan hal yang sangat berarti atau perkara yang
esensial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehilangan jatidiri bangsa
sama dengan kehilangan segalanya bahkan berakibat tereleminasi dari bangsa-
bangsa lain. Meskipun batik hanya terlihat sebagai selembar kain yang memiliki
berbagai motif tetapi batik dapat membawa nama Indonesia untuk dikenal oleh
kalangan dunia.

Pada zaman dahulu, batik hanya pantas digunakan pada acara tertentu
seperti upacara adat pernikahan dan acara resmi lainnya. Penggunaan batik di masa
penjajahan membedakan orang pribumi dan non pribumi. Namun, makna batik
sudah mengalami pergeseran karena sekarang setiap orang dari berbagai suku dan
kelas merasa bangga mengenakan batik. Indonesia mempunyai beberapa motif
yang terkait dengan budaya setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi
lahirnya motif-motif batik antara lain letak geografis, misalnya di daerah pesisir

1
2

akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula
dengan yang tinggal di pengunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya seperti
sifat dan tata penghidupan daerah, kepercayaan dan adat di suatu daerah, serta
keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.

Setiap daerah memiliki batik dengan ciri khasnya sendiri, itu sama seperti
cerminan bangsa bahwa setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda
(Suryanti, S. 2013). Contohnya seperti rancangan batik yang berasal dari Kab.
Bandung yang terinspirasi dari pohon kina yang sempat tumbuh subur dan memiliki
produksi yang bagus di Kabupaten Bandung pada zaman Belanda. Pemerintah
Kabupaten Bandung melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
tengah menyiapkan konsep motif batik kina untuk ikon kain batik Kabupaten
Bandung. Selain Kabupaten Bandung yang sedang merancang motif batik, Kota
Bandung juga memiliki ciri khas batik yang sangat digemari seperti batik motif
bunga patrakomala (Ki Merak), burung cangkurileung (Kutilang), pasupati, dan
lain sebagainya. Meski bukan kota penghasil batik, Bandung memiliki banyak
produsen lokal. Salah satunya Batik Komar yang terkenal akan Kampung Batik
Cigadung yang sudah diresmikan sejak 2014. Motif-motif yang dikembangkan
Batik Komar selalu identik dengan Bandung yang menjadikannya sebagai ciri khas
Kota Bandung.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa saja motif ragam hias batik Kota Bandung?

1.2.2 Bagaimana filosofi dari motif ragam hias Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian ini merupakan cerminan dari pemaparan


rumusan masalah yang telah diuraikan di atas. Adapun tujuannya sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui motif ragam hias batik Kota Bandung.


3

1.3.2 Untuk mengetahui filosofi dari motif ragam hias kota Bandung.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Batik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan bagi para pembaca agar dapat mengetahui motif ragam
hias Kota Bandung dan juga dapat melestarikannya. Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat menjadi rujukan atau referensi terkait dengan kata kunci yang
berhubungan dengan pembuatan makalah ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari makalah ini terdapat manfaat praktis bagi penulis yaitu untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan pengetahuan penulisan karya tulis
ilmiah sebagai bahan acuan untuk ke depannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Motif Ragam Hias Batik kota Bandung

Ragam motif batik Jawa Barat pada umumnya terinspirasi oleh keindahan
dan kekayaan alam yang subur di wilayah Priangan yang sering digambarkan secara
naturalistik. Karena kota Bandung termasuk salah satu kota yang berada di Jawa
Barat tentunya sejarahnyapun tidak jauh berbeda. Asal mula batik di Jawa Barat
terikat kuat dengan kedatangan para pengungsi Perang Diponegoro sekitar tahun
1825-1830. Mereka yang berbondong-bondong datang dari Jawa Tengah itulah
yang kemudian menghasilkan batik Tatar Sunda.

Dalam buku Batik Tatar Sunda karya Saftiyaningsih Ken Atik, dan Didit
Pradito menjelaskan bahwa sebagian pengungsi itu ialah pembatik dari Banyumas.
Mereka banyak memberikan pengaruh, terutama pada warna latar batik Ciamis,
Indramayu, dan Tasikmalaya. Sejak kedatangan pengungsi Perang Diponegoro
tersebut batik diterima baik oleh masyarakat Jawa Barat termasuk masyarakat Kota
Bandung.

Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Kota Bandung sendiri memiliki
ciri khas batik asli yang dipengaruhi oleh eksistensi Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Motif-motif tersebut diuraikan dalam naskah kuno yang berjudul Siksa Kanda Ing
Karesian. Ketua Umum Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia
mengatakan bahwa naskah yang ditulis pada 1518 tersebut menjelaskan tentang
kisah kerajaan pajajaran. Naskah tersebut berisi tentang falsafah kehidupan, tata
kelola pemerintahan, termasuk istilah-istilah motif batik yang digunakan pada saat
itu.

Terdapat 17 motif yang tercantum dalam naskah tersebut, salah satunya


Ragen Penganten dan Wijayakusuma. Meski motif-motif itu diciptakan di abad ke-
16, tetapi wujudnya masih bisa dilihat dan dikenal hingga pada saat ini. Batik
tersebut memiliki kisah yang menarik dalam pembuatannya. Sang pengrajin batik
terkenal di Bandung Lalam Wiranatakusumah menemukan inspirasinya saat ia

4
5

sedang melakukan kegiatan bersemedi di dalam kamarnya. Ia mendapatkan


petunjuk berupa gambaran motif-motif batik yang berbeda dengan motif batik
modern yang sudah ada saat ini.

Setelah sang pengrajin batik tersebut meninggal pihak keluarga


memutuskan untuk membawa motif-motif batik tersebut ke Yayasan Batik Jawa
Barat. Yang mana sebanyak 7 dari 27 motif batik akhirnya diberikan ke Batik
Komar. Batik komar sendiri adalah salah satu tempat Wisata Batik yang didirikan
oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. yang lahir dan dibesarkan di Desa Trusmi
Plered Cirebon. Batik komar seringkali menghasilkan banyak karya yang baru dan
membuat karya reka ulang batik dari Alm. Lalam Wiranatakusumah.

Meski motif-motif itu sudah meramaikan dunia batik di tanah pasundan,


namun Kota Bandung dinilai belum memiliki motif batik yang merepresentasikan
budaya dan identitas sendiri. Oleh karena itu pada masa kepemimpinan Wali Kota
Aa Tarmana, Komar mengaku pernah diminta untuk membuat batik khas Kota
Bandung. Kemudian muncul perpaduan modifikasi motif Burung Cangkurileung
dan Bunga Patrakomala. Ragam hias tersebut terus dipadukan dengan motif lain,
seperti motif angklung, kujang, burung merak, dan lain sebagainya. Hingga saat
kini motif batik tersebut dianggap sebagai batik khas yang melambangkan identitas
Kota Bandung.

2.2 Nilai Filosofi Batik Kota Bandung

Motif ragam hias batik kota Bandung banyak menggambarkan motif yang
diambil dari lingkungan sekitar seperti lingkungan hidup dan kebudayaan maupun
kesenian masyarakat yang ada disekitar. Dimana semua karya yang dibuat memiliki
dasar observasi lapangan yang dilakukan terlebih dahulu. Batik ciri khas Kota
Bandung yang dibuat oleh tim batik Komar mempunyai beberapa motif yaitu
sebagai berikut:
6

2.2.1 Motif Batik Jembatan Pasopati

Gambar 2.1

publikasi.mercubuana.ac.id

Motif jembatan pasopati tersebut diambil dari daerah Landmark yang


berada dikawasan Cihampelas sampai daerah gasibu sebagai salah satu ciri khas
Kota Bandung.

2.2.2 Motif Batik Banji

Gambar 2.2

publikasi.mercubuana.ac.id

Motif batik banji ini merupakan salah satu motif batik tertua yang berupa
bentuk silang dengan diberi tambahan garis-garis pada ujungnya dengan gaya
melingkar ke kanan dan ke kiri. Motif tersebut dikenal oleh berbagai kebudayaan
kuno di seluruh dunia dan sering disebut swastika. Di Nusantara sendiri motif ini
tidak memiliki batasan pada seni batik saja. Tetapi dijumpai pula sebagai hiasan
benda-benda lain yang tersebar di banyak pulau. Pola batik banji sendiri termasuk
ke dalam pola geometris.
7

2.2.3 Motif Batik Bunga Patrakomala

Gambar 2.3

publikasi.mercubuana.ac.id

Motif batik bunga patrakomala merupakan salah satu motif batik flora yang
menjadi ciri khas Kota Bandung dan bunga tersebut sudah dipatenkan oleh pemda
Kota Bandung sebagai ciri khas batik Kota Bandung.

2.2.4 Motif Batik Aksara Sunda

Gambar 2.4

publikasi.mercubuana.ac.id

Motif batik ini tentunya terinspirasi dari aksara sunda tepatnya aksara sunda
kuno. Aksara sunda kuno disebut juga sebagai aksara yang digunakan pada prasasti-
prasasti dan piagam (serta naskah) pada jaman kerajaan Sunda dan pada saat ini
sering ditemukan pada penunjuk jalan di Kawasan kota Bandung.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ragam motif batik Jawa Barat pada umumnya terinspirasi oleh keindahan
dan kekayaan alam yang subur di wilayah Priangan yang sering digambarkan secara
naturalistik. Karena kota Bandung termasuk salah satu kota yang berada di Jawa
Barat tentunya sejarahnyapun tidak jauh berbeda. Asal mula batik di Jawa Barat
terikat kuat dengan kedatangan para pengungsi Perang Diponegoro sekitar tahun
1825-1830. Mereka yang berbondong-bondong datang dari Jawa Tengah itulah
yang kemudian menghasilkan batik Tatar Sunda.

Meski bukan kota penghasil batik, Bandung memiliki banyak produsen


lokal. Salah satunya Batik Komar yang terkenal akan Kampung Batik Cigadung
yang sudah diresmikan sejak 2014. Motif-motif yang dikembangkan Batik Komar
selalu identik dengan Bandung seperti motif bunga patrakomala, burung
cangkurileung (kutilang), angklung, kujang, jembatan pasopati, dan lain
sebagainya.

3.2 Saran

Dengan adanya pembahasan mengenai “Ekspolarasi Batik Khas Setempat”


ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui lebih lanjut seputar hal tersebut dan
dapat mengembangkan serta melestarikannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, S. D. (2012). Mengenal aneka batik. PT Balai Pustaka (Persero).

Inovasi Desain dengan Metode Diversifikasi Terapan Ragam Hias Batik Kota
Bandung Modern Dalam Skala Ekonomi Kreatif

Suantara, D., Siregar, Y., & Moeliono, M. (2016). Karakteristik kain ATBM Dobby
hasil pengembangan motif batik khas kota Bandung sebagai motif tenun
ikat untuk kain kemeja. Arena Tekstil, 31(1).

Sylvia, N., Pradipta, B., & Mandra, D. (2019). Identitas Kota Bandung pada Batik
Komar Berdasarkan Teori Kevin Lynch. JURNAL NARADA, 6, 263-272.

Finunu. (2011). Asal Mula Batik Jabar. [Online]. Diakses dari


https://finunu.wordpress.com/2011/07/23/asal-mula-batik-jabar/

Nursyabani, F. (2020). Menilik Sejarah di Balik Motif Batik Bandung. [Online].


Diakses dari https://www.ayobandung.com/fashion/pr-79700251/menilik-
sejarah-di-balik-motif-batik-bandung

Santoso, B, A. (2016). Baru Tahu Kan Kalau Bandung Punya Batik Khas?
Motifnya Seperti Ini. [Online]. Diakses dari
https://www.tribunnews.com/travel/2016/04/26/baru-tahu-kan-kalau-
bandung-punya-batik-khas-motifnya-seperti-ini

Soemardi, A. A., & Tresnadi, C. (2021, December). GAYA DESAIN PADA


PRODUK HASAN BATIK BANDUNG. In Seminar Nasional Industri
Kerajinan dan Batik 2021.

Anda mungkin juga menyukai