Anda di halaman 1dari 5

3.

Zakat
a) Definisi Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti,yaitu al-
barakatu “keberkahan”, al-namaa “pertumbuhandan perkembangan” , ath-
thaharatu “ kesucian” dan ash-shalahu “ keberesan”. Sedangkan secara istilah,
meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda
antara satu dan lainnya , akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu
adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu , yang Allah SWT
mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya denganpersyaratan tertentu pula.
Hubungan anatara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan
pengertian menurut istilah , sangat nyata dan erat sekali, yaaitu bhawa harta
yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah tumbuh berkembang dan
bertambah suci dan beres(baik). Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat at-
Taubah”103 dan surat ar-Ruum : 39.
       
          
103. ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan1 dan mensucikan2 mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

            
          
39. dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta
manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang
berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

1
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada
harta benda
2
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan
harta benda mereka.
Di dalam Al-Quran terdapat beberapa kata, yaitu walaupun mempunyai arti yang
berbeda dengan zakat, tetapi kadangkala dipergunakan untuk menunjukan makna zakat,
yaitu infak, sedekah, dan hak. Sebagaimana dinayatakan dalam surat at- Taubah : 34,
60, dan 103 serta surat al-An’aam:141.
         
          
         
34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,

       


          
      
60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana3.

         


         
3
Yang berhak menerima zakat Ialah: 1. orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak
mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup
penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan
orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga
untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang
berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun
orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan
Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup
juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orang
yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
            
  
141. dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Dipergunakan tersebut dengan maksud zakat, hemat penulis kerena memiliki


kaitan yang sangat kuat dengan zakat. Zakat disebut infak (at-Taubah:34) kerena
hakikatnya zakat itu adalah penyerahan harta untuk kebajukan-kebajikan yang
diperintahkan Allah SWT. Disebut sedekah (at-Taubah:60 dan 103) kerena memang
salah satu tujuan utama zakat adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Zakat
disebut hak, oleh kerena memang zakat itu merupakan keteapan yang bersifat pasti dari
Allah SWT yang harus diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
b) Hukum Zakat
Mengeluarkan zakat hukumnya wajib dan zakat termasuk rukun islam
melengkapi syahadat, sholat, shaum dan haji. Hal ini jelas sekali diterangkan

:pada ayat-ayat dan hadits berikut ini

       


43. dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'4.

(Q.S. Al-Baqoroh: 43)


       
43. dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'5

(Q.S. Al-Anbiya: 73)


       
        
73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada
kamilah mereka selalu menyembah,

)Q.S. Maryam: 31
          

31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup;

)Q.S. Maryam: 55(


         
55. dan ia menyuruh ahlinya6 untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia
adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.
4
[44] Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-
perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.

5
[44] Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-
perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
6
[906] Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ahlinya ialah umatnya.
 )Q.S. At-Taubah: 103(
          
       
103. ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.

"Dari Abu Hurairah r.a. Sesungguhnya seorang arab datang kepada Nabi SAW. Lalu
bertanya, "Tunjukkanlah kepadaku atas amal amal yang jika aku mengamalkannya aku
akan masuk surga," Rosululloh SAW menjawab, "Beribadahlah engkau kepada Alloh
SWT jangan menyekutukan-Nya sedikitpun, engkau mendirikan sholat maktubah,
engkau menunaikan zakat mafrudhoh, dan engkau laksanakan shaum ramadhan," Ia
berkata, "Demi yang jiwaku di genggaman-Nya, aku tidak akan menambah atas ini. Dan
ketika orang itu pergi, Rosululloh SAW bersabda, "Siapa yang ingin melihat seorang
ahli surga, lihatlah orang ini." (H.R. Al bukhori)

"Islam didirikan diatas lima dasar: Mengikrarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh
dan Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan
haji, dan berpuasa pada bulan Romadhon". (H.R. Mutafaqun Alaihi) 

Berdasarkan ayat ayat dan hadits hadits diatas jelas sekali bahwa zakat itu merupakan
ibadah mahdhoh yang sejajar dengan sholat. Artinya zakat itu adalah ibadah wajib yang
harus kita ta'ati dan tidak boleh kita meninggalkannya (zakat).

Anda mungkin juga menyukai