Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai menjadi energi kerja
yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggung
jawab pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol terakhir. Aktuator pneumatik dapat
digolongkan menjadi 2 kelompok : gerak lurus dan putar. :

1. Gerakan lurus (gerakan linear) :

*  Silinder kerja tunggal. Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal
yang dipasang pada sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi
batang piston silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika
lubang pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah penyaring akan
memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder yang bisa
merusak seal

*  Silinder kerja ganda. Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan
silinder kerja tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja
ganda mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan).
Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal, batang
piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan

2. Gerakan putar :

* Motor udara

* Aktuator yang berputar (ayun)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 RANGKAIAN KONTROL SLINDER LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG


KERJA TUNGGAL

Kontrol rangkaian pneumatik, berdasarkan aliran udaranya dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
sistem yaitu: Sistem pengontrolan langsung dan sistem pengontrolan tak langsung. Kontrol
yang paling sederhana dari silinder kerja tunggal atau kerja ganda adalah kontrol langsung.
Kontrol langsung digunakan untuk silinder yang membutuhkan aliran udara sedikit, ukuran
katup kontrol kecil dan gaya aktuasinya rendah (lihat gambar 1) berikut ini.

Gambar Rangkaian Kontrol Langsung Silinder Kerja Tunggal

          Jika katupnya besar, gaya aktuasi yang diperlukan akan terlalu besar untuk dilakukan
operasi manual secara langsung. Silinder yang keluar dan masuk dengan cepat atau silinder
dengan diameter piston besar memerlukan udara yang banyak. Untuk pengontrolannya harus
dipasang sebuah katup kontrol dengan ukuran besar juga. Jika  tenaga yang digunakan untuk
mengaktifkan katup tidak mungkin dilakukan secara manual karena terlalu besar, maka harus
dibuat rangkaian pengontrol tak langsung. Pada sistem ini, sebuah katup kecil digunakan
untuk memberikan sinyal guna mengaktifkan katup kontrol yang lebih besar (lihat gambar 2
berikut ini.

2
Gambar Rangkaian Kontrol Tak Langsung Silinder Kerja Tunggal

          Silinder kerja tunggal mempunyai satu lubang masukan udara dan satu lubang
pembuangan serta pegas untuk gerakan kembali. Batang piston silinder kerja tunggal
bergerak keluar pada saat silinder menerima udara bertekanan. Jika udara bertekanan
dihilangkan, secara otomatis piston kembali lagi ke posisi awal.   
       Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain
terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja pada satu arah. Gerakan
piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada di dalam silinder atau memberi
gaya dari luar. Gaya pegas yang ada di dalam silinder direncanakan hanya untuk
mengembalikan silinder pada posisi mulai dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada
kondisi tanpa beban.
            Konstruksi silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang pada
sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang piston silinder dikeluarkan
ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika lubang pembuangan tidak diproteksi dengan
sebuah penyaring akan memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder
yang dapat merusak seal silinder (lihat gambar 3).

Gambar Silinder Kerja Tunggal

3
          Katup tombol 3/2 (3/2 way push button valve) mempunyai 3 lubang yaitu lubang
masukan, lubang keluaran, lubang pembuangan, dan 2 posisi kontak yang akan menentukan
variasi aliran udara, tombol tekan untuk mengaktifkan dan pegas untuk kembali. Katup akan
mengeluarkan sinyal ketika sebuah tombol tekan ditekan dan sinyal hilang bila tombol
dilepas.
         Katup 3/2 pegas kembali (3/2 way pneumatic valve) mempunyai 4 lubang yaitu ubang
masukan, lubang keluaran, lubang pembuangan, dan lubang sinyal. Bila lubang sinyal diberi
aliran udara maka akan mengaktifkan katup dan sebaliknya bila aliran udara diputus maka
katup akan kembali ke posisi awal karena terdorong oleh pegas kembali (lihat gambar 4).

Gambar Katup 3/2 Pegas Kembali

          Sebagai contoh di bawah ini (gambar 5) ditunjukkan rangkaian kontrol silinder kerja
tunggal dengan katup 3/2 yang cara kerjanya dapat dijelaskan sebagi berikut dengan
mengoperasikan saklar 1, maka relay K1 akan bekerja dan ini akan mengaktifkan kontak
relay pada lead arus 2 serta katup magnetik Y1 pada bagian silinder 1V1, sehingga jalur
katup 3/2 dapat memberikan pengontrolan. Silinder 1A1 akan bergerak ketika S1dioperasikan
lagi, dan mencapai ujung tabung ketika S1 dioperasikan untuk waktu yang diperlukan silinder
bergerak dari ujung ke ujung tabung.

4
Gambar Rangkaian Kontrol Silinder Kerja Tunggal dengan Katup 3/2

2.2 RANGKAIAN KONTROL SLINDER LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG


KERJA GANDA

          Prinsip konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal,
tetapi tidak memiliki pegas pengembali, dan dua lubang saluran dapat dipakai sebagai saluran
masukan maupun saluran keluaran secara bergantian. Silinder kerja ganda mempunyai
keuntungan yaitu bisa dibebani pada kedua arah gerakan batang pistonnya. Hal ini
memungkinkan pemasangan yang lebih fleksibel. Seperti pada silinder kerja tunggal, pada
silinder kerja ganda, piston dipasang dengan seal jenis O atau membran.
          Jika silinder harus menggerakkan massa yang besar, maka dipasang peredam di akhir
langkah untuk mencegah benturan keras dan kerusakan silinder. Proses peredaman dilakukan
dengan jalan pada saat piston akan mencapai akhir langkah, peredam piston memotong
langsung jalan arus pembuangan udara ke udara bebas. Untuk itu disisakan sedikit sekali
penampang pembuangan yang umumnya dapat diatur. Sepanjang bagian terakhir dari jalan
langkah, kecapatan masuk dikurangi secara drastis.

Gambar Silinder Kerja Ganda

          Katup 4/2 atau 5/2 dapat dipakai untuk mengontrol silinder kerja ganda. Katup tombol
4/2 (4/2 way push button valve) mempunyai 4 lubang yaitu dua lubang masukan, lubang
keluaran, dan lubang pembuangan. Posisi kontak akan menentukan variasi aliran udara,
tombol tekan untuk mengaktifkan dan pegas untuk kembali. Katup tombol 5/2 (5/2 way push
button valve) mempunyai 5 lubang yaitu dua lubang masukan, lubang keluaran, dan dua
lubang pembuangan.

5
          Katup 4/2 pegas kembali (4/2 way pneumatic valve) mempunyai 5 lubang yaitu dua
lubang masukan, lubang keluaran, lubang pembuangan, dan lubang sinyal. Bila lubang sinyal
diberi aliran udara maka akan mengaktifkan katup dan sebaliknya bila aliran udara diputus
maka katup akan kembali ke posisi awal karena terdorong oleh pegas kembali. Sedangkan
katup 5/2 pegas kembali (5/2 way pneumatic valve) mempunyai 6 lubang yaitu dua lubang
masukan, lubang keluaran, dua lubang pembuangan, dan lubang sinyal. Bila lubang sinyal
diberi aliran udara maka akan mengaktifkan katup dan sebaliknya bila aliran udara diputus
maka katup akan kembali ke posisi awal karena terdorong oleh pegas kembali.

Gambar Katup 4/2 dan 5/2 Pegas Kembali

Gambar Katup 5/2 Pegas Kembali

6
          Seperti yang telah disebutkan pada pertemuan sebelumnya bahwa kontrol rangkaian
pneumatik,  baik untuk silinder kerja tunggal maupun silinder kerja ganda berdasarkan aliran
udaranya dapat dibedakan menjadi 2 sistem yaitu: sistem pengontrolan langsung dan sistem
pengontrolan tak langsung. Nah di bawah ini akan disajikan gambar-gambar rangkaian
kontrol langsung dan tak langsung silinder kerja ganda.

Gambar Rangkaian Kontrol Langsung Silinder Kerja Ganda dengan Katup 4/2

Gambar Rangkaian Kontrol Langsung Silinder Kerja Ganda dengan Katup 5/2

7
Gambar Rangkaian Kontrol Tak Langsung Silinder Kerja Ganda dengan Katup 5/2

          Sebagai contoh berikut ini akan ditunjukkan gambar rangkaian kontrol silinder kerja
ganda dengan katup 5/2 (gambar 7) yang cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Silinder pada gambar 7 bagian atas hanya akan bergerak ketika S1 ditekan untuk waktu
selama silinder bergerak. Sedangkan gambar 7 bagian bawah menunjukkan bahwa silinder
1A1 bergerak berdasarkan impulse yang diperoleh dari S1 dan S2 yang ditekan sesaat saja.
Katup 5/2 terminal 1V1 merupakan sebuah katup dengan memori, oleh karena itu untuk
mengoperasikannya hanya diperlukan impulse yang pendek saja periodenya. S1 dapat
dioperasikan kembali ketika S2 telah dioperasikan, sehingga belitan magnet Y1 dan Y2 akan
aktif, dan pengaturan katup 1V1 tidak dapat dialihkan. Impulse katup 1V1 tersimpan oleh
sinyal yang pertama kali datang.

8
Gambar Rangkaian Kontrol Silinder Kerja Ganda dengan Katup 5/2

2.3 FUNGSI LOGIKA DAN ATAU

Fungsi Logika DAN


Rangkaian control menggunakan dua sinyal secara bersama-sama, maka dibutuhkan katup
dua tekanan (twopressure valve),  Katup dua tekanan juga disebut gerbang “DAN” karena
mempunyai fungsi logika dasar “DAN”. Fungsi DAN dapat diterjemahkan dalam bentuk
table kebenaran sepert ipadatabel 7.1. Padatabel a dan b adalah masukan, sedangkan y
adalahk eluaran. Pada saat a dan b sama dengan nol (0), y sama dengan 0. Artinya pada saat
itu a dan b tidak ada sinyal masukan, maka tidak ada hasil keluaran dari y. Keluaran akan ada
(1) jika semua masukan bernilai 1 artinya ada masukan pada masukannya.

Rangkaian Fungsi DAN


Ada 3 kemungkinan untuk mendapatkan rangkaian fungsi DAN di dalam system
pneumatikyaitu :

1. Rangkaian seri
Padarangkaian ini, fungsi DAN di dapat dari dua katup atau lebih yang disambung secara seri
seperti pada gambar 7.1.Pada rangkaian ini tidak ada tambahan komponen

9
Fungsi DAN melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara Rangkaian fungsi DAN
melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara dijelaskanpadagambar7.2 :

Fungsi DAN melalui katup dua tekanan


Fungsi DAN dengan menggunakan katup dua tekanan diperlihatkanolehgambar 7.3 berikut :

10
Rangkaian fungsi DAN melalui katup dua tekanan sepertipadagambar 7.4 berikut :

FungsiLogika ATAU
Pada tabel a dan b adalah masukan, sedangkan y adalah keluaran. Pada saat a dan b sama
dengan nol (0), y sama dengan 0. Artinya pada saat itu a dan b tidak ada sinyal masukan,
maka tidak ada hasil keluaran dari y. Keluaran akan ada (1) jika salah satu atau semua
masukan bernilai 1 artinya ada masukan pada masukannya.

Rangkaian Fungsi ATAU

Rangkaian pneumatic fungsi ATAU dapat terealisasi dengan menggunakan katup ganti /
katup fungsi ATAU dengan symbol katup sebagai berikut :

11
Rangkaian fungsi atau

2.4 FUNGSI DAN KATUP DUA TEKANAN

Katup DuaTekan (Two Pressure Valve)

            Katup ini dapat bekerja apabila mendapat tekanan dari kedua saluran masuknya, yaitu
saluran X, dan saluran Y secara bersama-sama (lihat gambar 32). Bila udara yang mengalir
dari satu sisi saja, maka katup akan menutup, namun bila udara mengalir secara bersamaan
dari kedua sisinya, maka katup akan membuka, sehingga katup ini juga disebut ”AND”
(Logic AND function).

12
2.5 FUNGSI ATAU KATUP GANTI / SHUTTLE VALVE

Katup ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Jika udara dialirkanmelalui lubang per
tama (Y), maka kedudukan seal katup menutup lubangmasukan yang lain sehingga sinyal dile
watkan ke lubang keluaran (A).Ketika arah aliran udara dibalik (dari A
ke Y), silinder atau katup terhubung kepembuangan.  Kedudukan  seal tetap pada posisi sebel
umnya  karena kondisi tekanan.

Katup ini disebut juga komponen fungsi “ATAU”. Jika silinder atau katup
kontrol dioperasikn dari dua tempat atau lebih, katup ganti bisa digunakan.

2.6 RANGKAIAN MEMORI DAN KONTROL KECEPATAN

Rangkaian memori (rangkaian pengunci dominan ON & OFF)


Sinyal yang dihasilkan keluaran rangkaian logika berlangsung pendek .Jika sinyal masukan
dihilangkan, maka sinyal keluaran pun hilang.Untuk mendapatkan sinyal keluaran dalam
waktu lama walaupun sinyal masukan dihilangkan maka sinyal keluaran harus disimpan.
Rangkaian yang mempunyaifungsitersebutdisebutrangkaianpengunciataurangkaianmemori.

A. Rangkaian Pengunci

1. Rangkaian pengunci dominan hidup (ON) (rangkaian logikanya seperti terlihat pada
gambar di bawah)
2. Rangkaianpenguncidominanmati (OFF) (rangkaian logikanya seperti terlihat pada
gambar di bawah)

13
Gambar  Rangkaian logika dengan pengunci

Realisasi rangkaian pengunci dominan ON dan dominan OFF dengan menggunakan


komponen pneumatik sebagai berikut :

1. Tombol katup 3/2 normal tertutup (N/C) berfungsi sebagai tombol ON (sinyal
masukan),
2. Tombol katup 3/2 normal terbuka (N/O) berfungsi sebagai tombol OFF(sinyal
masukan),
3. “Shuttle valve” berfungsi sebagai logika ATAU d. katup 3/2 normal tertutup (N/C)
dengan pengaktifan pneumatik danpengembalian pegas berfungsi sebagai katup DAN.
Rangkaian pengunci adalah rangkaian dengan memberi sinyal masukan dalam waktu pendek
(pulsa) menghasilkan sinyal keluaran yang terus menerus.Mematikan sinyal keluaran dengan
cara memberi sinyal lain pada rangkaian. Jadi padarangkaian initer dapat duasinyal masukan
yang masing-masing berfungsi sebagai ON dan OFF atau sebagai START dan STOP.

1. Rangkaian Pengunci Dominan ON

Rangkaian pengunci dominan ON adalah rangkaian pengunci apabila kedua sinyal masukan
diberikan kerangkaian dalam waktu  bersamaan tetap menghasilkan sinyal keluaran. Dari
rangkaian logika (gambar) dapat disusun rangkaian pneumatik pengunci dominan ON seperti
pada gambar .Keluaran H1 disambung seri dengan sinyal NOT masukan (S2) yang hasilnya
dihubungkan kemasukan logika “ATAU”. Masukan “ATAU” lainnya berasal dari sinyal S1.
Keluaran “ATAU” memproses keluaran H1.

Gambar  Rangkaian pneumatik penguncidominan ”ON”


14
2. RangkaianPengunciDominan OFF

Rangkaian penguncidominan OFF adalah rangkaian pengunci apabila kedua sinyal


masukan diberikan kerangkaian dalam waktu bersamaan tidak mengeluarkan sinyal
keluaran. Dari rangkaian logika gambar juga dapat disusun rangkaian pneumatik
pengunci dominan OFF seperti pada gambar. Logika ATAU mendapat masukan dari
sinyal masukan S1 dan sinyal keluaran H1.

Gambar  Rangkaian pneumatik pengunci dominan ”OFF”

Hasil logika ATAU ini diseri dengan sinyal masukan NOT (S2).Hasil logika DAN ini
memproses keluaran H1.Rangkaian pengunci dominan ON dan dominan OFF juga
disimbolkan dalam satu rangkaian logika yang dikenal dengan SET–RESET.pada Gambar
adalah simbol logikanya.

Gambar  Simbol a) dominan ON (SET) dan b) dominan OFF (RESET)

1. Rangkaian Memori Dengan Katup Memori


Rangkaian Memori Dengan Katup Memori Rangkaian memori dapat dilakukan
dengan menggunakan katup yang daktifkan olehpneumatik dan dikembalikan dengan
pneumatik.

15
Gambar  Katup memori

Gambar diatas adalah rangkaian memori untuk menjalankan silinder kerja ganda. Bila tombol
1 S1 ditekan, maka katup 1 V1 aktif dan slinder bergerak maju. 1 S1 dilepas, silinder tetap
bergerak keluar sampa imencapai posis imaksimum. Silinder kembali jika tombol lainnya
1S2 ditekan.

Gambar  Rangkaianmemoridengankatupmemori

2.7 Katup Buang Cepat (Quick Exhaust Valve)

               Quick Exhaust Valve bekerja mengalirkan udara bertekanan dari lubang P menuju


lubang A, akan tetapi jika ada udara yang masuk dari lubang A maka udara langsung dibuang
cepat ke lubang R.

16
2.8 Time Delay Valve (Katup Tunda Waktu)

Katup ini berfungsi untuk menunda aliran udara hingga pada waktu yang telah ditentukan.
Udara akan mengalir dahulu ke tabung penyimpan, bila suda penuh baru akan mengalir ke
saluran lainnya. Katup penunda ini juga dikenal pula dengan timer.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplai menjadi energi kerja yang
dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggung jawab
pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol terakhir. Aktuator pneumatik dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok : gerak lurus dan putar. Gerak lurus terbagi menjadi dua yaitu: Slinder
kerja Tunggal, dan Slinder kerja Ganda. Dan Gerak Putar terbagi menjadi dua yaitu: Motor
Udara dan Aktuator yang berputar

3.2 SARAN

Setelah membahas makalah ini diharapkan kepada pembaca agar dapat memahami materi
tentang Pengembangan rangkaian aktuator tunggal pneumatik ini sehingga dapat
menjalnkannya atau menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Andrew Parr Buku HIDROLIKA DAN PNEUMATIKA Pedoman Untuk Teknisi Dan Insinyur

Margionoabdil.blogspot.com/2013/04/rangkaian-kontrol-slinder-kerja-tunggal.htnl

Maswie2000.wordpress.com/2007/11/03/slinder-pneumatik/

Septiandwiherlangga.blogspot.com/2013/05/katup-katup-pneumatik.html

D. Markk, B. Scharader, M. Thomes, Hydraulics (Basic Level TP 501). Festo Didactic,


Esslingen 1990. 2.

J.P.Hasebrink, R.Kobler,Fundamentals Of Pneumatic Control Engineering-


Textbook,Esslingen, Festo Didactic, 1989

19

Anda mungkin juga menyukai