Anda di halaman 1dari 2

POLITIK DAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

NAMA:BUNGKER YUNUS BAAB


KELAS:1A REHSOS
NRP:2202090

1.Hubungan ilmu politik dan Psikologi

Ilmu perkembangan lain yang erat hubungan dengan psikologi ialah ilmu politik kegunaan
psikologi, khususnya psikologi sosial dalam analisis politik, jelas dapat kita ketahui apabila kita
sadar bahwa analisis sosial, politik secara makri diisi dan diperkuat analisis yang bersifat mikro.
Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia dari segi ekstern (lingkungan sosial, fisik,
peristiwa – peristiwa, gerakan – gerakan massa) maupun dari segi interaksi (kesehatan fisik
perorangan senagant, emosi).Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam
bidang politik, terutama yang dinamakan “massa psikologi”.

Justru karena prinsip – prinsip politik lebih luas daripada prinsip – prinsp hukum dan
meliputi banyak hal yang berbeda di luar hukum dan masuk dalam yang lazim dinamakan
“kebijaksanaan”, bagi para politik, sangat penting apabila mereka dapat menyelamu gerakan jiwa
dari rakyat pada umumnya, dan golongan tertentu pada khususnya, bahkan juga dari oknum
tertentu.

Kerap terdengar suata dalam masyarakat bahwa tindakan tertentu pemerintah dinyatakan
“psikologis” kurang baik. Biasanya, suara seperti ini tidak dijelaskan lebih lanjut, dan orang-
orang dianggap dapat menangkap apa yang dimaksudkan.

Selain memberi berbagai pandangan baru dalam penelitian mengenai kepemimpinan,


psikologi sosial dapat pula menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang
dianggapnya baru, asing, ataupun berlawanan dengan konsentrasi masyarakat mengenai gejala
sosial tertentu.

Psikologi sosial juga bisa menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation)
masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegangan teguh pada tuntutan
sosial (conformity).

Salah satu konsep psikologi sosial yang digunakan untuk menjelaskan perilaku untuk
memilih pada pemilihan umum adalah berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada
persepsi pemilih atau partai – partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai
tertentu.

Untuk memahami perilaku, bisa digunakan beberapa pendekatan. Namun selama ini,
penjelasan teoritis tentang voting behavior didasarkan pada du model atau pendekatan, yaitu
pendekatan sosiologi dan pendekatan psikilogi (Asfar, 1996).

Dalam hal pendekatan psikologis, seperti namanya, pendekatan ini menggunakan dan
mengembangkan konsep psikologi – terutama konsep sikap dan sosialisasi – untuk menjelaskan
pilihan karena pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk
dari proses sosialisasi. Mereka menjelaskan bahwa sikap seseorang – sebagai dalam
mempengaruhi pemilih

2.Hubungan ilmu politik dan sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan
sosial. Banyak aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan
sosial, hubungan antar sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi
kebudayaan, ekonomi dan organisasi politik, dari keseluruhan yang tersebut adalah pernyataan
naluri dari khalayak sosial. Dapat diambil pernyataan bahwa masyarakat adalah lebih dahulu dari
pada Negara.

Dahulu kala Negara hidup dikalangan masyarakat dengan sendirinya, dimana Negara
tersebut berlanjut hingga ratusan ribu tahun dimanapun dan bervariasi pula dalam pertumbuhan
dan pengembangannya. Bahkan sampai sekarang ini dimana berbagai bangsa telah menggapai
kehidupan bermasyarakat akan tetapi tidak diperkuat oleh lembaga politik. Sosiologi adalah ilmu
yang terkait kuat secara keseluruhan akan proses perkembangan kehidupan manusia, dimana
jangkauan dan penjamahan ilmu sosilogi lebi luas layak pesatnya pertumbuhan manusia.

Disisi lain jangkauan ilmu politik bersifat terbatas. Ilmu politik bersifat menyusun atau
mengatur disiplin atau aturan, dan mengenai secara praktis dengan keistimewaan dari aspek
kehidupan sosial atau phenomena politik. Sosiologi juga mempelajari sesuatu yang tidak
merupakan phenomena ilmu politik, sedangkan hak yang tidak merupakan phenomena
perpolitikan bersifat diluar atau terlalu sulit dijangkau dengan ilmu politik.Perbedaan dan Interasi
Ilmu politik dan Sosiologi:

Gilchrist: mengatakan, didalam ilmu politik kita musti mengambil fakta- Fakta dan hukum
dari asosiasi masyarakat, dimana fakta- fakta dan hukum tersebut merupakan kewajiban dari
ilmu sosilogi dalam penentuan. Asal mula hukum- hukum dan pertumbuhan negara diputuskan
oleh ilmu sosiologi dimana keistimewaannya diminati oleh para pelajar ilmu politik.

Giddings: menegaskan, Bagaimana musibah bagi kita yang mengajarkan teori Kenegaraan
untuk masyarakat dimana kita sendiri atau masyarakat tersebut tidak mengetahui dasar ilmu
sosiologi, maka pengajaran tersebut serupa dengan mengajarkan mereka tentang ilmu bintang
atau ilmu pergerakan panas, dimana masyarakat bahkan kita sendiri tidak mengetahui syarat
hukum dari pada Newtonian, maka sia- sialah. Abad ini metodologi dari ilmu sociologi dan
hukum- hukum masyarakat secara keseluruhan ditemukan dengan terbuka sehingga ilmu politik
juga turut berpengaruh. Demikian pula, ilmu sosiologi berhutang budi terhadap ilmu politik atas
informasi yang berkenaan dengan organisasi dan aktifitas dalam Negara.

Perbedaannya adalah terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakan oleh
masing-masing ilmu sosial untuk memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara
khusus. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya

Anda mungkin juga menyukai