Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

Operations Management

D6400 – Anak Agung Ngurah Perwira Redi

Session 03

Design of Goods and Services

MGMT8045 – Operations_Management
Learning Outcomes

Elaborate products, services, processes, and supply chain based on operations management
perspective.

Outline Materi

1. Pemilihan barang dan jasa


2. Pengembangan produk
3. Issue terkait desain produk
4. Rangkaian pengembangan produk

MGMT8045 – Operations_Management
1. Pengantar

Kesuksesan produk dan jasa yang ditawarkan suatu perusahaan atau bisnis memiliki peran
penting sukses atau tidaknya bisnis perusahaan tersebut. Semakin tinggi persentase penjualan
dari produk yang masih dalam siklus hidupnya dalam 5 tahun terakhir semakin besar peluang
perusahaan menjadi market leader di bidangnya. Oleh karena itu fase desain atau redesign
produk atau jasa perlu mendapatkan perhatian khusus. Desain atau redesign produk dan jasa
harus memperhatikan strategi perusahaan untuk mencapai competitive advantage. Beberapa
aktivitas yang dilakukan dalam fase desain adalah

1. Menterjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan menjadi spesifikasi produk


dan jasa
2. Melakukan seleksi terkait produk dan jasa yang sudah ada
3. Mengembangkan proudk atau jasa baru
4. Merumuskan sasaran kualitas / mutu yang ingin dicapai
5. Merumuskan target biaya
6. Menciptakan serta menguji prototype
7. Mendokumentasikan spesifikasi produk atau jasa.

Setiap produk memiliki siklus hidupnya / product life cycle. Product life cycle menggambarkan
fase-fase mulai dari desain produk hingga fase akhirnya. Gambar 1 menunjukkan empat tahapan
siklus hidup dan keterkaitannya antara penjualan produk, arus kas, dan laba dalam siklus hidup
sebuah proudk. Terlihat disini bahwa pada afase awal pengembangan produk maka arus kas akan
bernilai negatif karena biaya yang dikeruakan untuk pengembangan produk yang cukup besar
namun penjualan produk masih tidak cukup banyak. Produk akan mulai menghasilkan profit
ketika fase growth dimana penjualan produk sudah naik dan biaya pengembangan sudah tidak
sebesar sebelumnya dan mulai menurun.

MGMT8045 – Operations_Management
Gambar 1 Ilustrasi siklus hidup produk dan hubungannya dengan penjualan, biaya, dan laba.

Produk yang berada pada fase decline maka perusahan perlu mempertimbangkan apakah produk
tersebut perlu diterminate sebelum biaya maintenance lebih mahal daripada penjualan yang
dilakukan sehingga menghasilkan kerugian. Dalam fase ini diperlukan product-by-value
analysis. Dalam proses ini dibuat daftar kontribusi individu proudk berdasarkan penjualan yang
dihasilkan dalam setahun. Dengan daftar ini manajemen ibsa memutuskan produk mana yang
dapat dipertahankan dan yang perlu dihapuskan.

2. Pengembangan Produk Baru

Karena produk lama akan digantikan produk baru maka diperlukan pertimbangan desain produk
baru yang baik diantaranya:

1. Memahami kebutuhan pelanggan.


2. Perubahan kondisi ekonomi
3. Perubahan kondisi sosial dan demografi
4. Perubahan teknologi
5. Perubahaan politik dan hukum

Strategi produk yang efektif melibatkan keputusan pengembangan produk dengan fungsi bisnis
lainnya seperti R&D, teknis, pemasaran, dan keuangan. Oleh karena itu pengembangan produk
melalui proses yang tidak mudah. Fase-fase tersebut adalah pembuatan konsep, checking

MGMT8045 – Operations_Management
feasibility, identifikasi customer requirements, functional specification, product specification,
design review, test market. Kemudian baru pengenalan produk ke market dan evaluasi.

Salah satu framework yang dapat digunakan untuk menerjemahkan keinginan customer kedalam
spesifikasi yang bisa diterjemahkan oleh engineering team menjadi produk atau jasa adalah
quality function diagram (QFD). Dalam QFD terdapat tools yaitu house of quality. Gambar 2 dan
gambar 3 menunjukkan konsep dan contoh house of quality. Terdapat tujuh langkah dalam
membangun house of quality.

1. Mengidentifikasi keinginan pelanggan (bagian kiri)


2. Mengidentifikasi bagaimana barang/jasa akan memuaskan keinginan pelanggan
(identifikasi karakterisitk, fitur, atribut, yang menunjukkan bagaiman memuaskan
keinginan pelanggan) – atribut spesifikasi (bagian atas)
3. Mengevaluasi hubungan masing-masing keinginan pelanggan dan bagaimana
memenuhinya. (bagian tengah)
4. Mengevaluasi hubungan antara atribut spesifikasi. (bagian atap)
5. Mengevaluasi peringkat kepentingan (di bawah bagian tengah)
6. Mengevaluasi kompetitor (bagian fondasi – kedua dari bawah)
7. Mengevaluasi atribut teknis (bagian paling bawah)

Gambar 4 menunjukkan bahwa house of quality dapat digunakan untuk merancang


bagaimana perencanaan kualitas produk akan dilakukan. Proses ini dimulai dengan
melanjutkan house of quality pertama yang mempertimbangkan customer requirements dan
design characteristics. Output dari house of quality pertama menjadi input dari house of
quality kedua yaitu design characteristics dan specific components yang dibuat. Demikian
seterusnya sampai di house of quality terakhir yang mempertimbangkan production process
dan quality plan.

MGMT8045 – Operations_Management
Gambar 2 House of quality

Pengembangan produk dalam organisasi dapat dilakukan oleh departemen research and
developments, menunjuk manajer untuk pengembangan produk untuk kemudian mengorganisir
team yang diperlukan, dan membuat tim pengembangan produk (product development team).
Pendekatan terakhir biasanya menggunakan concurrent engineering atau cross-functional team
dimana pengembangan produk dilakukan besama-sama dengan perwakilan dari team lintas divisi
seperti pemasaran, manufakturing, pruchasing, finance, dan quality control.

MGMT8045 – Operations_Management
Gambar 3 Contoh house of quality untuk produk kamera

MGMT8045 – Operations_Management
Gambar 4 Rangkaian house of quality dari customer requirement hingga quality plan

Untuk produk yang sudah memiliki prototype ataupun sudah diluncurkan ke pelanggan
seringkali diperlukan analisa terhadap manufacturability produk sehingga produksi berikutnya
dapat menghemat biaya. Dalam hal ini dikenal istilah manufacturability and value engineering
yang merupakan kegiatan yang berpusat pada perbaikan desain dan spesifikasi yang kemudian
diharapakan memberikan manfaat seperti: mengurangi kompeksitas pengembangan produk,
mengurangi efek kerusakan lingkungan, standarisasi komponen, meningkatan fungsi produk,
meningkatakan keamanan produksi dan penggunaan produk, desain yang lebih robust.

3. Issue terkait Desain Produk

Dalam pembahasan ini akan dibahas 6 issue yang sering dikaitkan dengan desain produk yaitu:
robust design, modular design, computer-aided design (CAD), computer-aided manufacturing
(CAM), virtual reality technology, value analysis, sustainability and life cycle analysys (LCA).

Robust design adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan pelanggan
meskipun jumlahnyha tidak banyak dan variasi yang cukup besar. Diharapkan dengan robust
design biaya yang dihasilkan tetap murah dan mampu memenuhi lebih banyak keinginan
pelanggan.

MGMT8045 – Operations_Management
Modular design merupakan desain dimana komponen-kompenen produk dibagi-bagi menjadi
segmen yang dapat digunakan bergantian satu sama lain pada produk yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk menambah fleksibilitas produksi dan sekaligus memudahkan perancangan
produk baru.

CAD – CAM merupakan desain yang menggunakan alat bantu komputer biasanya dalam bentuk
visualisasi 3D sehingga memudahkan dan mempercepat waktu pengembangan produk. CAD-
CAM juga sering digunakan untuk emlakukan simulasi sebelum prototype dari produk akan
dimanufaktur. Belakangan teknologi ini menghadirkan kesempatan untuk popularitas 3D printing
dipakai dalam manufacturing. 3D printing juga dikenal dengan additive manufacturing,
Percetakan 3D adalah proses dimana materi digabung di bawah kontrol komputer untuk
membuat objek tiga dimensi, dengan material yang ditambahkan bersama-sama (seperti molekul
cair atau butiran bubuk yang digabungkan bersama). Percetakan 3D digunakan dalam pembuatan
prototype.

Teknologi virtual reality realitas adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi
dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment),
suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada
dalam imajinasi. Selain virtual reality, teknologi yang masih berhubungan adalah augmented
reality yaitu mengintegrasikan digital information seperti gambar, video, dan objek 3D untuk
membantu proses desain produk maupun operasi di pabrik.

Value analysis adalah kegiatan berfokus untuk melakukan improvement dalam produksi. Dalam
value analysis, tujuan akhirnya adalah menghadirkan produk yang bisa diproduksi secara
ekonomis dengan impact terhadap lingkungan yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan issue
sustainability terkait life cycle assessment (LCA) merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam pengembangan produk. Sustainability artinya produk yang dibuat harus
tetap mempertimbangkan pemenuhan spesifikasi dengan mempertimbangkan keberlanjutan
untuk penerus di masa depan. LCA merupakan mekanisme untuk mengevaluasi seberapa besar
efek produk terhadap kerusakan lingkungan.

MGMT8045 – Operations_Management
4. Rangkaian Kesatuan Pengembangan Produk

Siklus produk makin lama makin pendek menunjukkan bahwa persaingan dalam dunia bisnis
semakin ketat. Contohnya saat ini peluncuran produk seperti telepon selular dilakukan hampir
setahun sekali bahkan setahun dua kali. Padahal sebelumnya peluncuran produk baru untuk
telepon selular dilakukan dua tahun sekali. Hal ini menunjukkan timing untuk meluncurkan
produk sangat penting. Konsep persaingan bisnis seperti ini dikenal juga dengan time-based
competition. Berdasarkan konsep ini maka strategi pengembangan produk sebaiknya
mempertimbangkan strategi pengembangan internal dan strategi pengembangan eksternal yang
dijelaskan lebih detil pada tabel 1. Beberapa terminologi terkait eksternal diantaranya adalah
aliansi, akuisisi, dan joint venture. Aliansi artinya ada kerjasama antar perusahan dalam
mencapai tujuan bersama dimana kedua perusahaan tetap berdiri secara indipendent. Joint
Venture mirip dengan aliansi namun terdapat entitas perusahaan baru yang dibangun untuk
menghasilkan produk baru ataupun meraih pasar baru. Terakhir, akuisisi artinya perusahan
melakukan pembelian keseluruhan atau sebagian besar kepemilikan dari perusahaan lain.

Tabel 1 Rangkaian kesatuan pengembangan produk.

Internal External

Migrasi produk yang sudah ada Aliansi


Perbaikan produk yang ada Joint Venture
Contoh
Mengembangkan produk baru secara Membeli teknologi
internal Akuisisi pengembang

Biaya Pengembangan Internal Sharing


Kecepatan Pengembangan Relatif Lama Relatif Cepat
Resiko Pengembangan Tinggi Sharing

4.1. Dokumen untuk Produksi


Beberapa terminologi dokumen seperti assembly chart, route sheet, work order, dan engineering
change notice. sering digunakan dalam membantu proses produksi. Berikut adalah deskripsi

MGMT8045 – Operations_Management
singkatnya. Assembly drawing menunjukkan gambar detail dari suatu produk. Assembly chart
menunjukkan bagaimana suatu dokumen dirakit. Route sheet merupakan suatu daftar operasi
yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu komponen dengan material yang terspesifikasi
dalampetunjuk. Work ordes merupakan instruksi untuk membuat sejumlah item yang di request.
Engineering change notice pemberitahuan adanya koreksi atau modifikasi pada produksi suatu
produk.

4.2. Produk Jasa


Banyak aspek terkait produk jasa yang sifatnya intangible kemudian biasanya jasa memerlukan
interaksi langsung ke customer. Hal-hal yang digunakan dalam mendesain produk jasa lebih
kompleks daripada mendesain produk barang. Beberapa best practice dalam mendesain jasa
yang efisien diantaranya:

• Membatasi opsi. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi karena pilihan dan ekspektasi
pleanggan juga terbatas.
• Meletakkan decoupling point dengan tepat / delay customization
• Modularisasi mempermudah kostumisasi produk pada bidang jasa

[1]–[3]

MGMT8045 – Operations_Management
Daftar Pustaka

[1] J. Heizer, B. Render, and C. Munson, “Operations Management-Sustainability and supply


chain management (11. utg.),” Essex: Pearson, 2014.

[2] F. R. Jacobs, R. B. Chase, and R. R. Lummus, Operations and supply chain management,
vol. 567. McGraw-Hill Irwin New York, 2011.

[3] W. J. Stevenson, Operations management. McGraw-Hill Education, 2014.

MGMT8045 – Operations_Management

Anda mungkin juga menyukai