Anda di halaman 1dari 5

PENGAUDITAN II

UJIAN TENGAH SEMESTER

Oleh:
Nama : Ni Putu Muspita Sari
No : 05
Nim : 1902622010394
Kelas : Akuntansi H Malam

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
JAWABAN :
1. Cara auditor dalam mendeteksi adanya kemungkinan pegawai fiktif yang terdapat dalam
daftar gaji pergawai pada siklus personalia adalah sebagai berikut, yaitu :
• Auditor perlu melakukan rekonsiliasi jumlah jam dibayar sesuai dengan catatan gaji
dan upah, dengan catatan independen jam kerja dalam pengendalian produksi.
• Pemisahan fungsi/tugas, pemisahan tugas ini sangat dalam mengurangi risiko
terjadinya pembayaran pada pegawai-pegawai fiktif atau pembayaran pembayaran
yang melebihi jumlah seharusnya karena tarif upah atau jumlah jam kerja dihitung
dengan jumlah yang jumlah yang lebih besar.
• Auditor dapat meng-cross check absen dengan catatan lainnya pegawai untuk menguji
tanda tangan yang diotorisasi dan kelayakan endorsment.
Auditor juga memeriksa catatan atau catatan duplikat untuk mengidentifikasi
penyalahgunaan yang tidak normal atau kemungkinan penyalahgunaan cek . Untuk melihat
apakah seorang karyawan tidak hadir, auditor dapat memeriksa posting dari jurnal penggajian
ke catatan SDM untuk menguji apakah karyawan tersebut benar-benar ada selama periode
penggajian
Untuk melihat apakah pensiunan karyawan diperlakukan dengan benar, departemen SDM
memilih beberapa file karyawan untuk tahun berjalan untuk menentukan apakah karyawan
tersebut menerima pesangon yang sesuai. Jika karyawan tersebut mempekerjakan tetapi
dibayar terus menerus, itu dapat dicocokkan dengan tingkat gaji untuk periode berikutnya.
Namun cara ini tidak efektif jika SDM tidak diberitahukan saat karyawan meninggalkan
perusahaan.
Dalam beberapa kasus, auditor akan meminta untuk dilakukan pembayaran gaji kejutan.
Ini adalah pengujian dimana semua karyawan harus mengambil cek gaji dan menandatangani
di depan penyelia dan auditor. Setiap cek yang tidak diambil dan ditanda tangani harus
diinvestigasi untuk menentukan apakah itu adalah kecurangan atau penipuan. Prosedur ini
sangat mahal namun mungkin merupakan satu satunya cara membuktikan penggelapan uang.
2. Tindakan saya terhadap hal ini adalah bahwa saya memerlukan divisi tugas yang
mendelegasikan tanggung jawab untuk menyetujui transaksi pembelian, mencatat transaksi
pembelian, dan memelihara penyimpanan aset yang dibeli kepada orang yang berbeda.
Fungsi pemisahan fungsi mempengaruhi jumlah pegawai yang dipekerjakan. Hal ini tidak
hanya mengurangi efisiensi LPD, tetapi juga , karena fungsi pemisahan fungsi meningkatkan
kemungkinan.
Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah kendali
direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler (pencatatan dokumen seperti nota
seperti nota pembelian ATK harus sesuai dengan cek fisik barang), sedangkan proses
pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap
(capital expendictures) dan kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan
sebagaimana pelaksanaanya.
Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur
pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara
lain :
• Adanya otorisasi yang memadai
• Adanya pemisahan tugas
• Adanya dokumen dan catatan akuntansi
• Adanya akses ke arah pengendalian
• Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independen
Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan
benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima
kriteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.
Dari contoh kasus LPD Sanur, menurut saya, dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intern LPD kurang baik karena dapat memberikan potensi atau peluang bagi
masyarakat untuk melakukan kecurangan. Kecurangan ditemukan pada struk pembelian ATK
yang tidak sesuai dengan pemeriksaan fisik barang. Hal ini dikarenakan LPD tidak
melakukan pemisahan tugas dalam melakukan prosedur pengelolaan saat melakukan
pembelian barang. Kami menyarankan Anda untuk membagi setiap aktivitas di perusahaan
menjadi tugas individu dan karyawan. Hal ini sangat penting untuk pengendalian internal
yang efektif karena mengurangi risiko kesalahan dan perilaku yang tidak tepat (kecurangan).
3. Pemahaman struktur pengendalian internal pada siklus pendapatan dikaitkan dengan
program audit yang akan ditempuh oleh auditor saat memeriksa laporan keuangan klien
adalah auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material.
Langkah pertama dalam menilai risiko tersebut adalah memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien karena hal tersebut dapat membantu auditor dalam:
a) Mengembangkan ekspetasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas
klien, pasar, dan pelanggan klien.
b) Mengembangkan ekspetasi tentang margin kotor dengan memahami pangsa pasar
dengan keunggulan kompetitif klien pasar.
c) Mengembangkan ekspetasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan
rata-rata untuk klien dan industri.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses yang
diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang
untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan, salah satunya pelaporan
keuangan yang handal.
Pemahaman tentang bisnis dan industri klien mempengaruhi keputusan tentang
materialitas dan risiko inheren
1. Materialitas. Pendapatan merupakan volume aktivitas sebenarnya bagi setiap
perusahaan biasanya, melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
sangat penting bagi laporan keuangan yang sering digunakan sebagai ukuran ringkas
materialitas, kelompok transaksi dan saldo akun menyertai siklus pendapatan biasanya
mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan.
2. Risiko inheren. Dalam menilai risiko inheren, auditor harus mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mendorong manajemen untuk mensalahsajikan asersi siklus
pendapatan seperti: memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam
rangka melaporkan pencapaian target pendapatan, dan memaksakan untuk
menyatakan terlalu terlalu tinggi kas dan tinggi kas dan piutang kotor.
Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mendapatkan bukti dari setiap
pernyataan kunci yang terkait dengan transaksi dan saldo siklus pendapatan. Tujuan audit
ditentukan berdasarkan lima kategori laporan keuangan yang ditetapkan oleh manajemen.
Pernyataan keberadaan atau peristiwa, pernyataan integritas, pernyataan evaluasi dan
penugasan, pernyataan pemberitahuan dan pengungkapan, dan pernyataan hak dan
kewajiban.
Oleh karena itu, ketika mengembangkan rencana kegiatan audit, pertimbangkan
pentingnya pemahaman auditor tentang struktur pengendalian internal yang terkait dengan
pernyataan tersebut, terlepas dari apakah audit dapat dilakukan, strategi audit yang
digunakan, dan sumber daya potensial. Kemungkinan salah saji, risiko deteksi, dan desain
inspeksi substantif. Selain itu, pengendalian internal memiliki beberapa elemen seperti
lingkungan pengendalian, interpretasi risiko, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi),
dan pemantauan.
4. Cara auditor untu memeriksa atau mengecek kebenaran item Akun Aset Tetap yang
digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit di bank adalah dengan memeriksa
notulen rapat, penjanjian kredit, dan jawaban konfirmasi dari bank untuk menelusuri apakah
ada atau tidak aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
Prosedur audit pemeriksaan asset tetap yang dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu :
1. Pelajari dan evaluasi internal control asset tetap dengan menyimpan bukti- bukti
kepemilikan asset tetap, asset tetap diasuransikan oleh perusahaan dengan
jumlah/nilai pertanggungan (insurance coverage) yang wajar.
2. Minta kepada klien top schedule dan supporting schedule asset tetap, sehingga dapat
dilihat berapa saldo awalnya, berapa penambahan/pengurangan dan berapa saldo
akhir dari asset tetap tersebut.
3. Periksa footing dan cross footing serta cocokkan totalnya dengan general
ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Apakah setiap penambahan dan pengurangan dari aset tetap dilengkapi dengan
supporting document, termasuk otorisasinya.
5. Lakukan pemeriksaan fisik terhadap aset tetap tersebut untuk melihat kondisinya
apakah masih layak dan penilaiannya wajar.
6. Periksa apakah capitalization policy sudah benar dan depreciation policy dijalankan
secara konsisten dengan tahun sebelumnya.
7. Analisis tentang perkiraan Repair and Maintenance Maintenance, sehingga dapat
diketahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk capital expenditure,
dicatat sebagai revenue expenditure.
8. Periksa apakah aset tetap sudah diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang
cukup.
9. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, konfirmasi bank, untuk mengetahui apakah
ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
10. Periksa apakah ada komitmen-komitmen yang dibuat perusahaan untuk
membeli/menjual aset tetap.
11. Jika ada contsruction in process, periksa ketepatan nilai pertambahan yang ditransfer
ke aset tetap.
12. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing , periksa lease agreement -nya dan
apakah pencatatannya sudah sesuai dengan SAK.
13. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, misal: ketentuan ketentuan penyajian baik di neraca, laba-rugi maupun catatan
atas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai