Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

OLEH:
NAMA:ELIDA SINAGA
NPM:2001070024
PRODI:Pend.Matematika
MATKUL:PROFESI KAPENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, murid harus berkembang secara optimal dengan
kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi. Pendidikan harus membantu bukan hanya mengembangkan kemampuan
intelektualnya, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah yang ditemuinya dalam interaksinya
dengan lingkungan.

Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus
mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar yang efektif. Untuk itu sebagai calon
guru kita perlu mengetahui wawasan dan pemahaman tentang layanan dan konseling di sekolah.

B.Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:

1.Menambah pengetahuan mengenai keprofesian guru Bimbingan dan Konseling.

2.Menambah cara menjadi guru Bimbingan dan Konseling yang profesional.

C.Rumusan Masalah
1) Bagaimana hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah?
2) Bagaimana peranan guru dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah
3)Apa saja tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan bimbingan kepada para
siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konserling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata
majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang- kadang dilanjutkan dengan
kegiatan konseling. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan
konseling.

Berikut pendapat ahli mengenai bimbingan:

1.Rochman Natawidjaja (1978)

“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti”.

2.Bimo Walgito (1982 : 11)

“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu- individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan di dalam kehidupannya,
agar individu atau sekumpulan individu- individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat dikemukakan
bahwa bimbingan merupakan :

1.Suatu proses yang berkesinambungan

2.Suatu proses yang membantu individu

3.Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan
mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensinya

4.Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan
dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya

Berikut pendapat para ahli tentang pengertian konseling:

1.James P. Adam

“Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang
(konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam
hubungannya dalam masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan
datang”.
2.Bimo Walgito (1982;11)

“Konseling adalah bantuan yang diberika kepada individu dalam memecahkan masalah
kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat dikemukakan
bahwa konseling memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.Pada umumnya dilakukan secara individual

2.Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka

3.Dibutuhkan orang yang ahli untuk melakukan konseling

4.Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi klien

5.Klien yang menerima pelayanan akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan


kemampuannya sendiri

B.Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Layanan BK sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu,
sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Tujuan pelaksanaan BK disekolah adalah untuk membantu
siswa:

1.Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

2.Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses
belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.

3.Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

4.Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5.Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis


pekerjaan setelah mereka tamat.

6.Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional disekolah yang


bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan
sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
C.Landasan Bimbingan dan Konseling
Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya selalu didasarkan atas landasan-
landasan utama atau prinsip-prinsip dasar. Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah
sebagai berikut:

1.Bimbingan selalu memperhatikan pekerjaan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai
potensi untuk berkembang

2.Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu

3.Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang
dibimbing

4.Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing
sebagai manusia yang memiliki hak-hak asasi

5.Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu
yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis

6.Pelayanan ditunjukkan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.

7.Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan,
berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

D.Orientasi Layanan Bimbingan danKonseling


a. Orientasi Individual

Pada hakikatnya setiap individu itu memiliki perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan itu dapat
bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki dan
sebagainya. Perbedaan latar belakang individu ini dapat mempengaruhinya dalam cara berpikir, cara
berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan bimbingan dan konseling hal ini harus
menjadi perhatian besar.

b. Orientasi Perkembangan

Masing-masing individu berbeda pada usia perkembangannya. Dalam setiap tahap usia
perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas
perkembangannya itu. Pencapaian tugas perkembangan disuatu tahap perkembangan akan
mempengaruhi perkembangan berikutnya.

Pencapaian atau perwujudan tugas-tugas perkembangan setiap tahap atau periode merupakan
salah satu tolak ukur dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi klien / siswa.Penyimpangan
tingkah laku dan pola pikirdapat diketahui dari pencapaian tugas-tugas perkembangannya.

Bertolak dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera mendiaknosis
sumber timbulnya permasalahan klien.Dengan demikian pemberian layanan dapat berlangsung
efektif dan efisien.
c.Orientasi Masalah

Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi oleh
klien.Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan
oleh klien.Hal ini disebut dengan asas kekinian (Prayitno, 1985).Artinya pembahasan masalah
difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien. Oleh karena itu,
konselor harus arif dan bijaksana dalam menanggapi pembicaraan klien. Konselor harus selalu sadar
akan arah sasaran yang akan dituju untuk memecahkan masalah klien.

E.Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


a. Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik
(terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta
didik untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut
1. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
2. Peraturan dan hak – hak serta kewajiban siswa.
3. Organisasi dan wadah – wadah yang dapat membantu dan meningkatkan
hubungan soaial siswa.
4. Kurikulum dengan seluruh aspek – aspeknya.
5. Peranan kegiatan bimbingan karier.
6. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah
dan kesulitan siswa.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak –
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama
orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan
informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan sehari – hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.

Materi layanan informasi menyagkut:


1. Tugas – tugas perkembangan masa remaja akhir, yaitu tentang kemampuan dan
perkembangan pribadi.
2. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk – bentuk
penyaluran dan pengembangannya.
3. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
4. Nilai – nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan perkembangan di
masyarakat.
5. Mata pelajaran dan pembidangannya.
6. System penjurusan, kenaikan kelas, dan syarat – syarat mengikuti ujian akhir.
7. Fasilitas penunjang/ sumber belajar.
8. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
9. Syarat – syarat memasuki jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.
10. Langkah – langkah yang perlu ditempuh guna menentukan jabatan/karier.
11. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita – cita karier.
12. Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan atau program studi, program pilihan, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan
potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatandan penyaluran meliputi;
1. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dann pilihan ekstra kurikuler yang
dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
2. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan
organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
3. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuha siswa.
4. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan
khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan
kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
d. Layanan Bimbingan Belajar
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi;
1. Mengembangkan pemahaman diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan,
bakat, minat, kekuatan – kekuatan dan penyalurannya, kelemahan – kelemahan dan
penanggulangannya, dan usaha – usaha pencapaian cita – cita/perencanaan masa depan.
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan
sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara
efektif dan efisien.
4. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan
kesenian.
5. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui
orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang
hendak dikembangkan.
6. Orientasi belajaar di perguruan tinggi
7. Orientasi hidup berkeluarga.
e. Layanan Bimbingan dan Konseling Perseorangan
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendaptkan
layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Materi layanan konseling perorangan meliputi;
1. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat, serta
penyalurannya.
2. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat.
4. Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin, dan berlatih
pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan kebiasaan, dan potensi diri.
5. Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.
6. Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan
yang sesuai dengan rencana karier.
7. Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier.
Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial.

f. Layanan Bimbingan Kelompok


Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama –
sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari
pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari – hari baik
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Materi layanan bimbingan kelompok:
1. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita – cita serta
penyalurannya.
2. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan
pengembangannya.
3. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,
bertingkah laku dan hubungan sosila baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat, teman
sebaya di sekolah dan luar sekolah dan kondisi/peraturan ssekolah.
4. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan luar sekolah
dan kondisi/peraturan sekolah.
5. Pengembangan teknik – teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,dan
kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial, dan budaya.
6. Orientasi dan informasi karier,dunia kerja,dan upaya memperoleh penghasilan.

E.Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah


Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka
proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan
sosial. Bimbingan dan Konseling menangani masalah- masalah atau hal-hal diluar bidang
garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan
dan pengajaran disekolah.
Kehadiran konselor disekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang
dikutip oleh Belkin,1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu
guru dalam hal :
1.Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang
mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
2.Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi
proses belajar-mengajar.
3.Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.
4.Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan.
Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan sekolah.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bimbingan dan konseling di sekolah sebagai layanan profesional yang bertujuan untuk
membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang seringkali dihadapi
siswa. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan bersama, semua personel sekolah
(guru, konselor, dan lain-lain) mempunyai peran masing-masing dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling. Terlepas dari peranan personel pendidikan lain
disekolah, guru mempunyai peranan amat penting dalam pelaksanaan bimbingan di
sekolah. Hal ini disebabkan oleh posisi guru yang memungkinkannya bergaul lebih banyak
dengan siswa sehingga mempunyai kesempatan tatap muka lebih banyak dibandingkan
dengan personel sekolah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto; Raflis Kosasi.2007.Profesi Keguruan. Jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai