Anda di halaman 1dari 23

“ PELAKOR “

PERAWAT LAWAN KORONA


Dalam Pencegahan dan Penanganan Covid19
Di Wilayah Kerja Puskesmas Hiang

Oleh:
Ns. PADLI, S.Kep
NIP. 19850326 200804 1001

SELEKSI TENAGA KESEHATAN TELADAN


KATEGORI PERAWAT TAHUN 2021

PUSKESMAS HIANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhaanahu wa ta'ala yang telah


menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul "PELAKOR : Perawat Lawan
Korona di Puskesmas Hiang” berisi tentang upaya melawan penyebaran virus
covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Hiang.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas sebagai peserta seleksi
tenaga kesehatan teladan kategori perawat tahun 2021. Makalah ini juga sebagai
bentuk inovasi dari program Puskesmas kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di Puskesmas Hiang Dinas
Kesehatan Kabupaten Kerinci
Ucapan terima kasih kepada pembimbing sekaligus Kepala Puskesmas
Hiang Ibu Elyawati, SKM, atas dukungan dan kepercayannya selama ini. Kepada
teman –teman Satgas Covid-19 di Puskesmas Hiang yang selalu kompak dan
penuh dedikasi. Kepada seluruh teman-teman medis, paramedis dan nonmedis
Puskesmas Hiang yang selalu semangat dalam segala kondisi. Terima kasih secara
khusus kepada seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Hiang. Kepada
istri tercinta dan anak-anak tersayang yang kapan pun dan di mana pun selalu
ada untuk saya. Terima kasih dan semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan
yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini membawa manfaat khususnya untuk penulis sendiri,
untuk Puskesmas Hiang, dan untuk seluruh pembaca. Masih banyak kekurangan
di dalam makalah ini baik dari segi isi maupun struktur penulisan. Atas
kekurangan tersebut, saya memohon maaf dan mengharapkan masukan dan
saran untuk perbaikan.

Hiang, 13 Oktober 2021

Ns. PADLI, S.Kep


NIP. 19850326 200804 1001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK............................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………1
B. Masalah ……………………………………………………………………………………………………………….3
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………….3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
A. Pengertian Imunisasi ……………………………………………………………………………………………4
B. Jenis Imunisasi………………………………………………………………………………………………………
Error! Bookmark not defined.
1. Imunisasi Dasar…………………………………………………………………………………………………5
2. Imunisasi Lanjutan…………………………………………………………………………………………….6
C. Manfaat Imunisasi......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................8
A. Program Imunisasi Kekinian.....................................................................................8
B. Capaian Kegiatan Imunisasi....................................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran..........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Sasaran swap antigen dan Kasus Positif covid19


Tabel 2. Jumlah Kematian Kasus Covid19
Tabel 3. Data perbandingan capaian imunisasi rutin tahun 2018 dan 2019….….….…….11
Tabel 4. Data perbandingan capaian imunisasi lanjutan Baduta tahun 2018 dan
2019 ..12

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Corona Virus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Novel
Coronavirus (2019-nCoV) atau SARS-CoV- 2 yang merupakan virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas hingga pada kasus
yang berat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan
kematian. Manifestasi klinisnya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah terjadi pajanan.
Transmisi penularan COVID-19 melalui droplet dan kontak langsung, kecuali bila ada tindakan
medis yang memicu terjadinya aerosol (misalnya resusitasi jantung paru, pemeriksaan gigi
seperti penggunaan scaler ultrasonik dan high speed air driven, pemeriksaan hidung dan
tenggorokan, pemakaian nebulizer dan pengambilan swab) dimana dapat memicu terjadinya
resiko penularan melalui airborne.(direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, 2020)
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia. Tingginya
mobilitas manusia menjadikan penyebaran COVID-19 berlangsung sangat cepat dan kondisi ini
memicu terjadinya pandemi. Pandemi merupakan wabah penyakit menular yang berjangkit
serempak meliputi dan melintasi batas wilayah geografis antar beberapa negara dan banyak
negara. (Menteri Pertahanan, 2014) Pandemi merupakan suatu istilah yang digunakan ketika
suatu wabah atau virus telah menyebar secara global. Itu artinya tidak terbatas pada satu
negara saja tapi sudah mendunia. Pandemi COVID-19 ditetapkan oleh World Health
Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020 (Cucinotta & Vanelli, 2020) Berbagai upaya
pencegahan dan penanganan COVID-19 dirumuskan dan dilakukan untuk memperlambat
penularan COVID-19. Di Indonesia, sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai bencana nasional
pada tanggal 14 Maret 2020, fasilitas pelayanan kesehatan menjadi garda terdepan dalam
penanganan COVID- 19.(Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, 2020) Sejak saat itu Indonesia
mengalami peningkatan kasus COVID-19. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di Indonesia, semakin penting perannya untuk penanganan COVID-19. Sesuai dengan
fungsinya, puskesmas diharapkan bergerak pada upaya promotif dan preventif dalam
pencegahan dan penanganan kasus COVID-19. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2019)

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal diperlukan upaya

1
pencegahan, pemeliharaan, deteksi dini, pengobatan, dan juga pemulihan. Upaya
tersebut perlu dilakukan bahkan sebelum manusia lahir, yakni sejak proses kehamilan,
kemudian pada saat kelahiran, masa neonatus, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan
terus berlanjut hingga usia lanjut.
Garda terdepan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM
pengembangan. UKM esensial di antaranya adalah pelayanan promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana, pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM
pengembangan adalah kegiatan yang sifatnya ekstensifikasi yang mengandung unsur
inovasi dan disesuaikan dengan permasalahan kesehatan, sumber daya, dan potensi
yang ada.
Puskesmas Hiang adalah Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten Kerinci. Puskesmas Hiangmemiliki visi "Mewujudkan masyarakat sehat,
mandiri, berkeadilan dan lebih baik di kecamatan Sitinjau Laut". Untuk mencapai visi
tersebut, maka Puskesmas Hiang memiliki misi:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarkat di wilayah kerja Puskesmas Hiang,
2. Meningkatkan SDM yang professional dalam bidangnya,
3. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam mengelola
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat,
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan prima.
Agar visi dan misi dapat berjalan dengan baik, maka dilakukan pelayanan
kesehatan dengan tata nilai HIANG “ Hangat, Inovatif, Amanah, Nyaman dan gerak
cepat”.
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Keinci, Puskesmas Hiang
merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Kerinci yang mempunyai persentase
kasus positif covid-19 yang cukup tinggi. Tingginya kasus positif covid-19 pada keluarga

2
yang kontak erat dan banyaknya kasus kematian akibat covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Hiang artinya masih belum terkendalinya penyebaran virus covid-19
dimasyarakat yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu.faktor yang
berperan penting terhadap penyebaran virus covid-19 ketidaktahuan dan kemauan
masyarakat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. Pelayanan promotif dan
preventif serta kuratif merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan
puskesmas melalui pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi yang dijiwai semangat
kemitraan.
Tujuan operasional promotif dan preventif serta kuratif di puskesmas adalah
meningkatnya kesadaran masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. (Kementerian Kesehatan, 2011)
Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan diharapkan mampu menjadi
penggerak dalam mencegah penularan COVID-19 dimasyarakat.

B. Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas apakah Program PELAKOR “Perawat Lawan KORona”
yang dilakukan di Puskesmas Hiang berperan dalam pencegahan dan pengendalian
Covid-19?

C. Tujuan
Tujuan umum
Melakukan Inovasi program P2P dalam pencegahan dan penanganan COVID-19
dimasyarakat agar dapat menurunkan angka penyebaran covid-19 di wilayah kerja

Puskesmas Hiang.
Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian, penyebab dan gejala serta diagnosis covid-19,
2. Mengetahui gambaran kegiatan inovasi imunisasi di Puskesmas Hiang
3. Mengetahui capaian kegiatan pengendalian dan pencegahan covid-19 di
Puskesmas Hiang tahun 2021

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Virus Corona (Covid-19)


Infeksi coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona dan
menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan. Penyakit ini menjadi sorotan
karena kemunculannya di akhir tahun 2019 pertama kali di Wuhan, China. Lokasi
kemunculannya pertama kali ini, membuat coronavirus juga dikenal dengan sebutan
Wuhan virus.  
Selain China, coronavirus juga menyebar secara cepat ke berbagai negara lain,
termasuk Jepang, Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat.

B. Penyebab Virus Corona (Covid-19)


Penyebab Corona virus merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari
kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang
berbentuk seperti mahkota (crown/corona). Virus lain yang termasuk dalam kelompok
yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun silam.
Namun, virus corona dari Wuhan ini merupakan virus baru yang belum pernah
teridentifikasi pada manusia sebelumnya. Karena itu, virus ini juga disebut sebagai 2019
Novel Coronavirus atau 2019-nCoV. Virus corona umumnya ditemukan pada hewan –
seperti unta, ular, hewan ternak, kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus
apabila terdapat riwayat kontak dengan hewan tersebut, misalnya pada peternak atau
pedagang di pasar hewan.
Namun, adanya ledakan jumlah kasus di Wuhan, China menunjukkan bahwa
corona virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Virus bisa ditularkan lewat
droplet, yaitu partikel air yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk
atau bersin. Apabila droplet tersebut terhirup atau mengenai lapisan kornea mata,
seseorang berisiko untuk tertular penyakit ini.

4
Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia,
memiliki penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan
mengalami infeksi ini serta komplikasinya.

C. Gejala Virus Corona (Covid-19)


Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga gangguan pernapasan
berat menyerupai pneumonia. Gejala Corona yang umum dialami mereka yang
mengalami infeksi coronavirus adalah:
 Demam tinggi disertai menggigil
 Batuk kering
 Pilek
 Hidung berair dan bersin-bersin
 Nyeri tenggorokan
 Sesak napas
Gejala virus corona tersebut dapat bertambah parah secara cepat dan
menyebabkan gagal napas hingga kematiangejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul
mulai 2 hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.

D. Diagnosis Virus Corona (COVID-19)


Infeksi coronavirus umumnya diketahui melalui gejala dan pemeriksaan fisik
yang dikeluhkan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan
penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain adalah pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan pembekuan darah, fungsi ginjal dan hati serta pemeriksaan virologi. Selain
itu, spesimen dari hidung dan faring (tenggorokan) pasien pun akan diambil dengan
teknik swab. Demikian pula, sediaan dahak dan, bila diperlukan, cairan bronkus (saluran
pernapasan yang lebih kecil). Pemeriksaannya yaitu :

1. PCR Swab
Menurut Centers Disease Control and Prevention, PCR Swab (Polymerase Chain
Reaction Swab) adalah standar paling akurat untuk pengujian COVID-19. Tes ini

5
mendeteksi penyakit dengan mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang
dikumpulkan melalui usap hidung atau tenggorokan. 
Tes PCR digunakan untuk mendeteksi secara langsung keberadaan antigen,
bukan kehadiran respons imun tubuh, ataupun antibodi. Dengan mendeteksi RNA virus
yang ada di dalam tubuh sebelum membentuk antibodi atau gejala penyakit muncul,
tes ini dapat mengetahui apakah seseorang memiliki virus sejak dini. PCR memberikan
indikasi yang tentang siapa yang terinfeksi.
Walaupun dinilai paling akurat, hasil yang salah bisa saja terjadi dengan risiko
kesalahan sebesar 30 persen. Bisa jadi inilah alasan kenapa terkadang di beberapa
kondisi pemeriksaan perlu dilakukan PCR Swab berulang. Makanya ketika seseorang
mendapatkan hasil PCR Swab negatif, tetapi memiliki gejala virus Corona atau baru-
baru ini berinteraksi dengan orang yang terkena virus, tetap disarankan untuk
melakukan isolasi mandiri sampai gejala mereda.

2. Tes Antigen
Seperti tes PCR, tes antigen juga membutuhkan usap hidung atau tenggorokan.
Namun, tidak seperti tes PCR yang mencari materi genetik dari virus COVID-19, tes
antigen mencari protein yang hidup di permukaan virus. 
Proses ini kurang akurat ketimbang pengujian PCR, karena selain tidak banyak
bahan kimia yang terlibat, juga kurang sensitif. Karenanya hasilnya bisa jadi salah,
misalnya ketika saat tes yang terambil ataupun terdeteksi adalah protein yang terlihat
mirip dengan COVID-19. Jika hasil tes negatif tetapi menunjukkan gejala atau
mengalami paparan yang berisiko, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan
tes PCR guna memastikan hasilnya. Namun bila dibandingkan dengan Rapid Test
Antibodi, tes antigen tetap lebih akurat.

3. Rapid Test Antibodi


Rapid test antibodi dinilai sebagai jenis pemeriksaan COVID-19 yang kurang
akurat soalnya tes antibodi yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk mendeteksi infeksi
COVID-19. Sebaliknya pemeriksaan ini justru mencari antibodi dalam darah sebagai
respons terhadap infeksi. Ketika seseorang terinfeksi COVID-19, tubuh akan
menghasilkan antibodi dalam beberapa hari kemudian, dan inilah yang dideteksi oleh

6
Rapid Test Antibodi. Tes antibodi mungkin memberikan hasil yang cepat, tetapi
sebaiknya tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi aktif. 
Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui apakah penyakit pasien
disebabkan oleh virus atau sebab yang lain. Untuk pemeriksaan radiologi, dapat
dilakukan pemeriksaan rontgen (x-ray) dada dan CT-scan dada. Sebagian besar pasien
akan menunjukkan gambaran kekeruhan di kedua paru.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Program Perawat Lawan Korona


Program Pelakor dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mencegah penularan COVID-19. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari: 1. Sosalisasi
COVID-19 pada keluarga dan tokoh masyarakat; 2. Pendekatan PHBS rumah tangga; 3.
Sosialisasi dan demonstrasi penyemprotan desinfektan; 4. Kegiatan swap masal; 5.
Pemberian obat pada pasien Isoman. Pelaksana kegiatan ini adalah tenaga kesehatan
Puskesmas Hiang dengan koordinator penanggung jawab P2P Puskesmas Hiang. Pelakor
sendiri menjadi kegiatan sentral dari rangkaian kegiatan yang dilakukan. Penemuan kasus
dan tracking merupakan salah satu fokus dalam penanganan pandemi COVID-19 melalui
pemberdayaan masyarakat untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 disamping
penggunaan masker dan menjaga jarak serta lebih banyak beraktivitas di rumah.(direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer, 2020) Sosialisasi pada tokoh masyarakat agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. Melalui pendekatan tokoh masyarakat diharapkan setiap
mayarakat mau melaksanakan dan mengikuti anjuran tim Kesehatan dalam program
pencegahan dan pengendalian covid-19
Pada pelaksanaan kegiatan ini ditemukan hambatan khususnya yang berasal dari
masyarakat. Masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai petani, sehingga di pagi
hari lebih banyak dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaaannya. Kondisi ini menjadikan
kegiatan yang dilakukan harus menyesuaikan dengan waktu keberadaan masyarakat karena
harus dilakukan door to door. Tidak jarang kegiatan dilaksanakan di luar jam kerja. Selain
kendala waktu, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat menjadikan petugas
membutuhkan upaya yang ekstra dalam pelaksanaan kegiatannya. Untuk mengatasi
kendala ini, petugas kesehatan melibatkan aparat desa setempat sebagai penghubung
dengan masyarakat sehingga kegiatan dapat berjalan. Petugas sendiri merasakan adanya
hambatan terutama terkait dengan waktu pelaksanaan yang seringkali dilakukan di luar jam
kerja. Petugas juga masih harus melakukan pelayanan kesehatan lainnya di dalam gedung
puskesmas. Selain waktu Pihak puskesmas sangat mendukung pelaksanaan kegiatan ini
dengan memfasilitasi transport dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Puskesmas
juga memfasilitasi petugas dengan menyediakan kendaraan khususnya untuk datang ke
lokasi. Kegiatan ini dilaksanakan di desa yaitu Tanjung Mudo wilayah kerja Puskesmas

8
Hiang, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dimana dihindarkan adanya
kerumunan sehingga kegiatan dilakukan door to door. Untuk menghindarkan penularan
pada saat berlangsungnya kegiatan, puskesmas menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi
petugas pelaksana terutama masker. APD disediakan puskesmas bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten kerinci sehingga petugas kesehatan dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan lebih optimal di masyarakat. Kegiatan dilaksanakan di awal tahun
2021 bertepatan dengan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.
Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan, petugas kesehatan melibatkan bidan
desa dan kader yang ada di setiap desa. Hasil dari kegiatan ini dapat dilihat melalui
perubahan yang terjadi di masyarakat dengan banyaknya masyarakat yang bersedia
dilakukan pemeriksaan swap antigen untuk deteksi dini penularan covid-19 serta
melakukan isolasi mandiri di rumah.
Puskesmas Hiang selalu berkomitmen dalam melayani masyarakat terutama
dalam hal pelayanan kesehatan esensial atau yang utama. Penanganan Covid-19
adalah salah satu kegiatan yang menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dimasa pandemi. Puskesmas selalu berusaha meningkatkan
capaian kegiatan agar terus optimal dan berdaya guna bagi masyarakat salah
satunya melalui inovasi dalam kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Hiang. Salah
satu tata nilai yang ada di puskesmas Hiang adalah pelayanan yang inovatif, yaitu
pelayanan yang berdaya ungkit tinggi dan menarik bagi masyarakat.
Diawali pada awal tahun 2020 kasus Covid19 pertama kali muncul di wilayah
kerja Puskesmas Hiang. Pada saat itu sangat susah sekali untuk mendapatkan
informasi dan melakukan intervensi ke masyarakat. Walaupun sudah ada anggota
keluarga yang positif covid19 masyarakat masih enggan dan tidak mau diperiksa
walaupun melakukan kontak erat. Sehingga memunculkan banyak isu dan Hoax
yang beredar dimasyarakat. Setiap tim Kesehatan akan turun melakukan tracking
terhadap kontak erat mendapatkan perlawanan dari keluarga dan masyarakat yang
merasa risih dengan kedatangan tim Kesehatan. Hal ini diperparah dengan
kurangnya media informasi yang bersifat menangkal kampanye hitam tentang
penanganan covid19 dimasyarakat. Banyaknya hoax tentang covid19 berpengaruh
besar terhadap capaian program penanganan covid19 diwilayah Puskesmas Hiang.
Melihat hal ini muncullah ide inovatif di Puskesmas untuk bisa memberikan
pelayanan terbaik dalam penanganan kasus covid19.

9
Cara kerja program inovasi Pelakor (Perawat Lawan Korona) ialah Berusaha
merebut perhatian masyarakat agar mau menjalankan protocol Kesehatan dengan
menyebarkan informasi yang benar tentang Covid19 dan memberikan saringan
terhadap berita yang tersebar di media sosial baik melalui whatsapp atau pun FB
serta melakukan pendekatan yang massif terhadap tokoh masyarakat yang
berpengaruh di Desa terutama ninik mamak dan petinggi yang memiliki pengaruh di
desa.
Memasuki awal pertengahan tahun 2021 adalah saat yang berat dalam
penanganan Pandemi Covid19 di Wilayah kerja Puskesmas Hiang dengan banyaknya
masyarakat yang positif dan angka kematian karena covid19 yang tinggi. Pendekatan
yang dilakukan terhadap ninik mamak dan perangkat desa sangat intensif dilakukan
melalui pertemuan dengan ninik mamak dan Kepala desa serta meminta bantuan
Bapak Hakiman sebagai anggota DPRD Provinsi jambi untuk turun langsung dalam
mengarahkan masyarakat untuk mau menjalankan protocol Kesehatan.
Tim Kesehatan bergerak cepat dengan meklukan swap massal dari rumah ke
rumah dan melakukan pemantauan serta pemberian obat kepada pasien yang
melakukan isolasi mandiri dirumah. Petugas juga melakukan pendampingan
langsung dalam merujuk pasien untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
dirumah sakit. Petugas Kesehatan juga melakukan advokasi kepada pemerintah desa
dan kecamatan untuk dapat memberikan bantuan sembako dan Masker serta
handsanitaizer kepada keluarga yang positif covid19.

B. Capaian Kegiatan
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) merupakan bagian
dari pelayanan esensial yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas. Program P2P
terdiri dari program imunisasi, surveilans, penyakit menular dan Penyakit Tidak
Menular (PTM).
Berdasarkan Laporan gugus tugas covid19 Puskesmas Hiang terhadap animo
masyarakat dalam memeriksakan diri diri serta menjalankan protocol Kesehatan
seperti memakai masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan cukup
signifikan terlihat.

10
Tabel 1. Data Rapid antibody /Swap antigen dan jumlah Kasus
Covid19 tahun 2020 dan 2021
2020 2021
Bulan Swap Positif Swap Positif
Januari 0 2 4
Februari 0 2 3
Maret 0 4 9
April 0 8 5
Mei 0 3 0
Juni 0 56 1
Juli 0 179 48
Agustus 0 162 30
September 0 57 1
Oktober 5 2
November 70 3
Desember 8 1

Perkembangan respon masyarakat terhadap inovasi ini terlihat dari antusias


untuk diperiksa dan melakukan isolasi mandiri serta menerapkan protocol
Kesehatan dalam menghindari penularan covid19.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2020 ke 2021 terjadi
peningkatan jumlah sasaran swap dan penurunan kasus positif covid19.
Dengan metode analisis yang sederhana ini dapat dilihat bahwa indikator
mutu pelaksanaan penanganan dan pengendalian covid19 di Puskesmas Hiang, yaitu
tercapainya sasaran masyarakat yang mau di swap antigen maka dapat dikatakan
baru tercapai sebagian. Masih ada anggota masyarakat yang belum mau diperiksa
dan mendapatkan penanganan serta melaksanakan protocol Kesehatan dengan
benar.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Virus corona merupakan virus yang sangat berbahaya yang menyerang sistem
pernafasan. Virus ini di sertai gejala, baik yang ringan maupun berat, dampak yang
paling berat ialah kematian, virus ini mudah menyebar sehingga masyarakat
harus lebih selektif dalam berkontak langsung dengan orang-orang, dalam
penanganan covid 19 banyak melibatkan peran tokoh masyarakat sebagai motor
penggerak dengan dorongan pemerintah desa berkontribusi dalam penanganan
covid 19 sehingga memudahkan petugas kesehatan untuk mengelola keadaan,
serta memberikan energi yang positif dengan semangat yang begitu tinggi,
respon timbal balik sangat diperlukan antara tokoh masyarakat dan pemerintah
desa, untuk mencapai hasil yang diinginkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
di Bidang kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
5. https://www.halodoc.com/ diakses tgl 20 Oktober 2021

Lampiran I. Dokumentasi Kegiatan Inovasi

13
Kegiatan Pertemuan Tokoh Maysrakat
Chat WA grup

14
Advokasi Kepala Desa, Babinsa dan Babinkamtibmas

15
Merujuk Pasien Ke RS untuk Pemeriksaan lebih lanjut

Kegiatan Swap antigen di Desa

Kunjungan rumah Pasien Isoman

16
Prosesi Penguburan Pasien Covid19

Pemberian Bantuan pada Pasien Isoman

Kunjungan rumah Pasien Isoman

17
1

Anda mungkin juga menyukai