Oleh:
Ns. PADLI, S.Kep
NIP. 19850326 200804 1001
PUSKESMAS HIANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI
2021
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK............................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………1
B. Masalah ……………………………………………………………………………………………………………….3
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………….3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
A. Pengertian Imunisasi ……………………………………………………………………………………………4
B. Jenis Imunisasi………………………………………………………………………………………………………
Error! Bookmark not defined.
1. Imunisasi Dasar…………………………………………………………………………………………………5
2. Imunisasi Lanjutan…………………………………………………………………………………………….6
C. Manfaat Imunisasi......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................8
A. Program Imunisasi Kekinian.....................................................................................8
B. Capaian Kegiatan Imunisasi....................................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran..........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii
DAFTAR TABEL
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corona Virus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Novel
Coronavirus (2019-nCoV) atau SARS-CoV- 2 yang merupakan virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas hingga pada kasus
yang berat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan
kematian. Manifestasi klinisnya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah terjadi pajanan.
Transmisi penularan COVID-19 melalui droplet dan kontak langsung, kecuali bila ada tindakan
medis yang memicu terjadinya aerosol (misalnya resusitasi jantung paru, pemeriksaan gigi
seperti penggunaan scaler ultrasonik dan high speed air driven, pemeriksaan hidung dan
tenggorokan, pemakaian nebulizer dan pengambilan swab) dimana dapat memicu terjadinya
resiko penularan melalui airborne.(direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, 2020)
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia. Tingginya
mobilitas manusia menjadikan penyebaran COVID-19 berlangsung sangat cepat dan kondisi ini
memicu terjadinya pandemi. Pandemi merupakan wabah penyakit menular yang berjangkit
serempak meliputi dan melintasi batas wilayah geografis antar beberapa negara dan banyak
negara. (Menteri Pertahanan, 2014) Pandemi merupakan suatu istilah yang digunakan ketika
suatu wabah atau virus telah menyebar secara global. Itu artinya tidak terbatas pada satu
negara saja tapi sudah mendunia. Pandemi COVID-19 ditetapkan oleh World Health
Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020 (Cucinotta & Vanelli, 2020) Berbagai upaya
pencegahan dan penanganan COVID-19 dirumuskan dan dilakukan untuk memperlambat
penularan COVID-19. Di Indonesia, sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai bencana nasional
pada tanggal 14 Maret 2020, fasilitas pelayanan kesehatan menjadi garda terdepan dalam
penanganan COVID- 19.(Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, 2020) Sejak saat itu Indonesia
mengalami peningkatan kasus COVID-19. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di Indonesia, semakin penting perannya untuk penanganan COVID-19. Sesuai dengan
fungsinya, puskesmas diharapkan bergerak pada upaya promotif dan preventif dalam
pencegahan dan penanganan kasus COVID-19. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2019)
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal diperlukan upaya
1
pencegahan, pemeliharaan, deteksi dini, pengobatan, dan juga pemulihan. Upaya
tersebut perlu dilakukan bahkan sebelum manusia lahir, yakni sejak proses kehamilan,
kemudian pada saat kelahiran, masa neonatus, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan
terus berlanjut hingga usia lanjut.
Garda terdepan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM
pengembangan. UKM esensial di antaranya adalah pelayanan promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana, pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM
pengembangan adalah kegiatan yang sifatnya ekstensifikasi yang mengandung unsur
inovasi dan disesuaikan dengan permasalahan kesehatan, sumber daya, dan potensi
yang ada.
Puskesmas Hiang adalah Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten Kerinci. Puskesmas Hiangmemiliki visi "Mewujudkan masyarakat sehat,
mandiri, berkeadilan dan lebih baik di kecamatan Sitinjau Laut". Untuk mencapai visi
tersebut, maka Puskesmas Hiang memiliki misi:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarkat di wilayah kerja Puskesmas Hiang,
2. Meningkatkan SDM yang professional dalam bidangnya,
3. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam mengelola
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat,
4. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan prima.
Agar visi dan misi dapat berjalan dengan baik, maka dilakukan pelayanan
kesehatan dengan tata nilai HIANG “ Hangat, Inovatif, Amanah, Nyaman dan gerak
cepat”.
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Keinci, Puskesmas Hiang
merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Kerinci yang mempunyai persentase
kasus positif covid-19 yang cukup tinggi. Tingginya kasus positif covid-19 pada keluarga
2
yang kontak erat dan banyaknya kasus kematian akibat covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Hiang artinya masih belum terkendalinya penyebaran virus covid-19
dimasyarakat yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu.faktor yang
berperan penting terhadap penyebaran virus covid-19 ketidaktahuan dan kemauan
masyarakat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. Pelayanan promotif dan
preventif serta kuratif merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan
puskesmas melalui pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi yang dijiwai semangat
kemitraan.
Tujuan operasional promotif dan preventif serta kuratif di puskesmas adalah
meningkatnya kesadaran masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. (Kementerian Kesehatan, 2011)
Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan diharapkan mampu menjadi
penggerak dalam mencegah penularan COVID-19 dimasyarakat.
B. Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas apakah Program PELAKOR “Perawat Lawan KORona”
yang dilakukan di Puskesmas Hiang berperan dalam pencegahan dan pengendalian
Covid-19?
C. Tujuan
Tujuan umum
Melakukan Inovasi program P2P dalam pencegahan dan penanganan COVID-19
dimasyarakat agar dapat menurunkan angka penyebaran covid-19 di wilayah kerja
Puskesmas Hiang.
Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian, penyebab dan gejala serta diagnosis covid-19,
2. Mengetahui gambaran kegiatan inovasi imunisasi di Puskesmas Hiang
3. Mengetahui capaian kegiatan pengendalian dan pencegahan covid-19 di
Puskesmas Hiang tahun 2021
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia,
memiliki penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan
mengalami infeksi ini serta komplikasinya.
1. PCR Swab
Menurut Centers Disease Control and Prevention, PCR Swab (Polymerase Chain
Reaction Swab) adalah standar paling akurat untuk pengujian COVID-19. Tes ini
5
mendeteksi penyakit dengan mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang
dikumpulkan melalui usap hidung atau tenggorokan.
Tes PCR digunakan untuk mendeteksi secara langsung keberadaan antigen,
bukan kehadiran respons imun tubuh, ataupun antibodi. Dengan mendeteksi RNA virus
yang ada di dalam tubuh sebelum membentuk antibodi atau gejala penyakit muncul,
tes ini dapat mengetahui apakah seseorang memiliki virus sejak dini. PCR memberikan
indikasi yang tentang siapa yang terinfeksi.
Walaupun dinilai paling akurat, hasil yang salah bisa saja terjadi dengan risiko
kesalahan sebesar 30 persen. Bisa jadi inilah alasan kenapa terkadang di beberapa
kondisi pemeriksaan perlu dilakukan PCR Swab berulang. Makanya ketika seseorang
mendapatkan hasil PCR Swab negatif, tetapi memiliki gejala virus Corona atau baru-
baru ini berinteraksi dengan orang yang terkena virus, tetap disarankan untuk
melakukan isolasi mandiri sampai gejala mereda.
2. Tes Antigen
Seperti tes PCR, tes antigen juga membutuhkan usap hidung atau tenggorokan.
Namun, tidak seperti tes PCR yang mencari materi genetik dari virus COVID-19, tes
antigen mencari protein yang hidup di permukaan virus.
Proses ini kurang akurat ketimbang pengujian PCR, karena selain tidak banyak
bahan kimia yang terlibat, juga kurang sensitif. Karenanya hasilnya bisa jadi salah,
misalnya ketika saat tes yang terambil ataupun terdeteksi adalah protein yang terlihat
mirip dengan COVID-19. Jika hasil tes negatif tetapi menunjukkan gejala atau
mengalami paparan yang berisiko, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan
tes PCR guna memastikan hasilnya. Namun bila dibandingkan dengan Rapid Test
Antibodi, tes antigen tetap lebih akurat.
6
Rapid Test Antibodi. Tes antibodi mungkin memberikan hasil yang cepat, tetapi
sebaiknya tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi aktif.
Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui apakah penyakit pasien
disebabkan oleh virus atau sebab yang lain. Untuk pemeriksaan radiologi, dapat
dilakukan pemeriksaan rontgen (x-ray) dada dan CT-scan dada. Sebagian besar pasien
akan menunjukkan gambaran kekeruhan di kedua paru.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Hiang, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dimana dihindarkan adanya
kerumunan sehingga kegiatan dilakukan door to door. Untuk menghindarkan penularan
pada saat berlangsungnya kegiatan, puskesmas menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi
petugas pelaksana terutama masker. APD disediakan puskesmas bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten kerinci sehingga petugas kesehatan dapat melaksanakan
pelayanan kesehatan lebih optimal di masyarakat. Kegiatan dilaksanakan di awal tahun
2021 bertepatan dengan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.
Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan, petugas kesehatan melibatkan bidan
desa dan kader yang ada di setiap desa. Hasil dari kegiatan ini dapat dilihat melalui
perubahan yang terjadi di masyarakat dengan banyaknya masyarakat yang bersedia
dilakukan pemeriksaan swap antigen untuk deteksi dini penularan covid-19 serta
melakukan isolasi mandiri di rumah.
Puskesmas Hiang selalu berkomitmen dalam melayani masyarakat terutama
dalam hal pelayanan kesehatan esensial atau yang utama. Penanganan Covid-19
adalah salah satu kegiatan yang menjadi tolak ukur keberhasilan kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dimasa pandemi. Puskesmas selalu berusaha meningkatkan
capaian kegiatan agar terus optimal dan berdaya guna bagi masyarakat salah
satunya melalui inovasi dalam kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Hiang. Salah
satu tata nilai yang ada di puskesmas Hiang adalah pelayanan yang inovatif, yaitu
pelayanan yang berdaya ungkit tinggi dan menarik bagi masyarakat.
Diawali pada awal tahun 2020 kasus Covid19 pertama kali muncul di wilayah
kerja Puskesmas Hiang. Pada saat itu sangat susah sekali untuk mendapatkan
informasi dan melakukan intervensi ke masyarakat. Walaupun sudah ada anggota
keluarga yang positif covid19 masyarakat masih enggan dan tidak mau diperiksa
walaupun melakukan kontak erat. Sehingga memunculkan banyak isu dan Hoax
yang beredar dimasyarakat. Setiap tim Kesehatan akan turun melakukan tracking
terhadap kontak erat mendapatkan perlawanan dari keluarga dan masyarakat yang
merasa risih dengan kedatangan tim Kesehatan. Hal ini diperparah dengan
kurangnya media informasi yang bersifat menangkal kampanye hitam tentang
penanganan covid19 dimasyarakat. Banyaknya hoax tentang covid19 berpengaruh
besar terhadap capaian program penanganan covid19 diwilayah Puskesmas Hiang.
Melihat hal ini muncullah ide inovatif di Puskesmas untuk bisa memberikan
pelayanan terbaik dalam penanganan kasus covid19.
9
Cara kerja program inovasi Pelakor (Perawat Lawan Korona) ialah Berusaha
merebut perhatian masyarakat agar mau menjalankan protocol Kesehatan dengan
menyebarkan informasi yang benar tentang Covid19 dan memberikan saringan
terhadap berita yang tersebar di media sosial baik melalui whatsapp atau pun FB
serta melakukan pendekatan yang massif terhadap tokoh masyarakat yang
berpengaruh di Desa terutama ninik mamak dan petinggi yang memiliki pengaruh di
desa.
Memasuki awal pertengahan tahun 2021 adalah saat yang berat dalam
penanganan Pandemi Covid19 di Wilayah kerja Puskesmas Hiang dengan banyaknya
masyarakat yang positif dan angka kematian karena covid19 yang tinggi. Pendekatan
yang dilakukan terhadap ninik mamak dan perangkat desa sangat intensif dilakukan
melalui pertemuan dengan ninik mamak dan Kepala desa serta meminta bantuan
Bapak Hakiman sebagai anggota DPRD Provinsi jambi untuk turun langsung dalam
mengarahkan masyarakat untuk mau menjalankan protocol Kesehatan.
Tim Kesehatan bergerak cepat dengan meklukan swap massal dari rumah ke
rumah dan melakukan pemantauan serta pemberian obat kepada pasien yang
melakukan isolasi mandiri dirumah. Petugas juga melakukan pendampingan
langsung dalam merujuk pasien untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
dirumah sakit. Petugas Kesehatan juga melakukan advokasi kepada pemerintah desa
dan kecamatan untuk dapat memberikan bantuan sembako dan Masker serta
handsanitaizer kepada keluarga yang positif covid19.
B. Capaian Kegiatan
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) merupakan bagian
dari pelayanan esensial yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas. Program P2P
terdiri dari program imunisasi, surveilans, penyakit menular dan Penyakit Tidak
Menular (PTM).
Berdasarkan Laporan gugus tugas covid19 Puskesmas Hiang terhadap animo
masyarakat dalam memeriksakan diri diri serta menjalankan protocol Kesehatan
seperti memakai masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan cukup
signifikan terlihat.
10
Tabel 1. Data Rapid antibody /Swap antigen dan jumlah Kasus
Covid19 tahun 2020 dan 2021
2020 2021
Bulan Swap Positif Swap Positif
Januari 0 2 4
Februari 0 2 3
Maret 0 4 9
April 0 8 5
Mei 0 3 0
Juni 0 56 1
Juli 0 179 48
Agustus 0 162 30
September 0 57 1
Oktober 5 2
November 70 3
Desember 8 1
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2020 ke 2021 terjadi
peningkatan jumlah sasaran swap dan penurunan kasus positif covid19.
Dengan metode analisis yang sederhana ini dapat dilihat bahwa indikator
mutu pelaksanaan penanganan dan pengendalian covid19 di Puskesmas Hiang, yaitu
tercapainya sasaran masyarakat yang mau di swap antigen maka dapat dikatakan
baru tercapai sebagian. Masih ada anggota masyarakat yang belum mau diperiksa
dan mendapatkan penanganan serta melaksanakan protocol Kesehatan dengan
benar.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus corona merupakan virus yang sangat berbahaya yang menyerang sistem
pernafasan. Virus ini di sertai gejala, baik yang ringan maupun berat, dampak yang
paling berat ialah kematian, virus ini mudah menyebar sehingga masyarakat
harus lebih selektif dalam berkontak langsung dengan orang-orang, dalam
penanganan covid 19 banyak melibatkan peran tokoh masyarakat sebagai motor
penggerak dengan dorongan pemerintah desa berkontribusi dalam penanganan
covid 19 sehingga memudahkan petugas kesehatan untuk mengelola keadaan,
serta memberikan energi yang positif dengan semangat yang begitu tinggi,
respon timbal balik sangat diperlukan antara tokoh masyarakat dan pemerintah
desa, untuk mencapai hasil yang diinginkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Kegiatan Pertemuan Tokoh Maysrakat
Chat WA grup
14
Advokasi Kepala Desa, Babinsa dan Babinkamtibmas
15
Merujuk Pasien Ke RS untuk Pemeriksaan lebih lanjut
16
Prosesi Penguburan Pasien Covid19
17
1