Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK

BUDIDAYA HIDROPONIK

Oleh
Gusti Ayu Putu Tiara Adi Hantari
2006541094

Program Studi Agroekoteknologi


Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Teknik Budidaya Hidroponik”
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan. Saya juga menyadari bahwa dalam
menyelesaikan penyusunan paper ini, masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan.
Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
penyusunan paper berikutnya.
Mudah-mudahan paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami
pribadi dan para pembaca pada umumnya.
Terima Kasih.

Denpasar, 22 Maret 2022

Penyusun

ii
Daftar Isi
Cover...................................................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan............................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
BAB II Pembahasan............................................................................................................
1
2
2.1 Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik....................................................................
2.2 Pengertian Dari Hidroponik....................................................................................
2.3 Keuntungan Dan Kelemahan Teknik Budidaya Hidroponik..................................
2.4 Teknik Budidaya Hidroponik.................................................................................
2.5 Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Budidaya Hidroponik.................
2.6 Tata Cara Penanaman Dalam Teknik Budidaya Hidroponik..................................
2.7 Untuk Mengetahui Jenis Tanaman Yang Dapat Ditanam Pada Lahan Sempit......
BAB III Penutup.................................................................................................................
1.1 Kesimpulan.............................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman yang sudah semakin canggih teknologi kini sangat membantu manusia
dalam beraktivitas, mulai dari segi pemenuhan pangan. Perkembangan teknologi yang
selaras dengan perkembangan jumlah kelahiran manusia menyebabkan berkurangnya
lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan pangan akibat banyak lahan yang
saat ini digunakan sebagai lahan pemukiman, dan bahkan juga yang kita lihat dewasa ini,
yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan pangan pokok,
melainkan hanya untuk memperkaya diri.
Bercocok tanam merupakan kegiatan yang sejak dahulu telah dilakukan oleh
nenek moyang kita. Kegiatan bercocok tanam lebih terkhusus pada sector pertanian yang
dapat menunjang kebutuhan ekonomi masyarakat/petani. Petani telah terbiasa melakukan
sistem konvensional dalam bertani, yaitu dengan mengolahan lahan terlebih dahulu,
kemudian menunggu hujan turun adalah waktu yang tepat untuk menanam. Tentu saja ini
bukan lah kegiatan yang efektif jika dibandingkan antara zaman dahulu dan zaman
modern seperti saat ini.
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah.
Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah
satunya adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara
bertanam tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia
berkaitan dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic
system) menawarkan solusi yang menjanjikan. Tanah yang sejatinya merupakan tempat
tumbuhnya tanaman dapat digantikan dengan media inert, seperti pasir, arang sekam,
rockwool, kapas, kerikil, dll. Di daerah dengan lahan yang tidak produktif/margin,
hidroponik menawarkan kegiatan pertanian yang dapat dikembangkan dengan baik.
Pertanian hidroponik mampu memberikan hasil produksi dengan mutu yang tinggi yang
dapat meningkatkan nilai jual tanaman tersebut. Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan
penulisan makalah tentang hidroponik ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
1. Bagaimana sejarah Teknik Budidaya Hidroponik ?
2. Apakah pengertian dari hidroponik?
3. Apakah keunggulan dan kelemahan dalam Teknik Budidaya Hidroponik?
4. Bagaimanakah Teknik Budidaya Hidroponik?
5. Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam Teknik Budidaya Hidroponik?
6. Bagaimana tata cara penanaman dalam Teknik Budidaya Hidroponik?
7. Jenis tanaman apa saja yang dapat ditanam pada lahan sempit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Teknik Budidaya Hidroponik.
2. Untuk mengetahui pengertian dari hidroponik.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Teknik Budidaya Hidroponik
4. Untuk mengetahui Teknik Budidaya Hidroponik.
5. Untuk mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam Teknik Budidaya
Hidroponik.
6. Untuk mengetahui tata cara penanaman dalam Teknik Budidaya Hidroponik.
7. Untuk mengetahui jenis tanaman yang dapat ditanam pada lahan sempit.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Sejarah Hidroponik
Sejarah hidroponik dimulai pada 3 abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggris
sudah dilakukan pengujian tanaman hidroponik dalam laboratorium. Kemajuan yang
sangat berpengaruh terjadi pada tahun 1936, Dr. W.F. Gericke di California (AS) berhasil
menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam bak berisi air mineral. Pada
tahun 1950 Jepang secara besarbesaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik
untuk mensuplai sayuran bagi tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik
terus menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada
sekitar tahun 1980.
Istilah hydroponics di cetuskan William Albert Setchell dari Universitas
Kalifornia, atas berhasilnnya penelitian William frederick Gericke dari alumni yang sama
pada metode tanam menggunakan media air sebagai medium tanam. Gericke melakukan
uji penelitian pada subyek tanaman tomat dengan menggunakan pupuk cair berupa
mineral nutrisi higga mencapai ketinggian 7,6 meter di kebun belakang rumah, pada
mulanya Gedricke menamakan penelitiannya dengan aquaculture pada percobaannya
namun sudah digunkan pada percobaan terdahulu (yaitu menumbuhkan binatang dan
tumbuhan air), Sehingga Setchell memberikan usulan dengan nama Hydroponic dari kata
Hydro (air) dan ponos (kerja) sebagai lawan arti dari geoponics (agriculture) yang di
kenal lebih dahulu dengan metode tanam menggunakan media tanah. bersamaan dengan
penemuan hidroponik oleh Gericke, pada masa yang sama pada tahaun 1928 dan 1940, di
Amerika juga di uji coba dengan metode tanam menggunakan media pasir yang di aliri
larutan mineral, oleh W.R Robbins, keberhasilannya terhadap penelitiannya mendorong
banyak orang untuk mencoba menggunkan dengan berbagai macam media tanam seperti
kerikil, arang kayu, pecahan batu bara, dan vermiculeite (Sejenis batuan hasil tambanag
dari Montana) tersusun dari magnesium, alumunium, besi silikat.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang
baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan
tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung
dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan
pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas
tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu
tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan
(Anonim. 2010).
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan.
Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat
menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.
Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman
yang sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari
tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang
diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih
banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih
masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai
ulang.
Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk
mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam. Setelah ribuan
tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia
makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat
dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan
dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah
masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang.
Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah
satunya bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi
merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia
yang semakin kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya
(transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya
lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi
tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup
semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus
penyakit yang lebih kebal. 

2.2 Pengertian Hidroponik


Hydroponic secara harfiah berarti Hydro = air, dan phonic = pengerjaan. Sehingga
secara umum berarti system budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi
menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya hydroponic biasanya
dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan
tanaman secara optimal dan benar – benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti
hujan, hama penyakit, iklim dan lain–lain. Pada awalnya orang mulai menggunakan air
sebagai media tanam mencontoh tanaman air seperti kangkung, sehingga kita mengenal
tanaman hias yang ditanam dalam vas bunga atau botol berisi air. Hidroponik adalah
metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara
harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara.
Dalam praktiknya sekarang ini, hidroponik tidak terlepas dari penggunaan media tumbuh
lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman.
Menurut Raffar (1993), sistem hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang
sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi
kondisi pertumbuhan yang optimal, maka potensi maksimum untuk berproduksi dapat
tercapai. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di mana
pertumbuhan perakaran tanaman yang optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas
atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi yang
diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang berimbang untuk
menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal.

2.3 Keuntungan dan Kelemahan Tenik Budidaya Hidroponik


Beberapa keuntungan dengan menerapkan sistem hidroponik adalah sebagai berikut:
1. Dapat dilakukan pada lahan dengan tanah yang kurang bahkan tidak produktif
sekalipun, karena media tumbuh tanaman tidak menggunakan tanah.
2. Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida yang merusak tanah.
3. Dapat menghemat pemakaian pupuk.
4. Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
5. Lebih hemat air karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari.
6. Tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
7. Kebersihan lebih mudah dijaga dan terhindar dari penyakit yang berasal dari tanah.
8. Budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa tergantung kepada musim.
9. Larutan nutrisi tanaman dapat dipasok sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman.
10. Serangan hama dan penyakit cenderung jarang dan lebih mudah dikendalikan.
11. Jika dilakukan dengan benar dapat mengasilkan panen yang lebih berkualitas dengan
kuantitas yang lebih tinggi.
12. Dapat mengatur waktu tanam dan jadwal panen sesuai dengan kebutuhan pasar atau
permintaan konsumen.
Selain kelebihan-kelebihan yang diuraikan di atas, hidroponik juga memiliki beberapa
kekurangan diantaranya adalah:
1. Biaya awal yang mahal.
2. Perlunya keterampilan khusus agar hidroponik yang dilakukan berhasil, khususnya
pada pencampuran larutan nutrisi tanaman.
3. Perawatan yang cukup mahal.
4. Menggunakan terlalu banyak wadah tanam.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat menjadi pertimbangan bagi kita apakah layak untuk
melakukan hidroponik sebagai alternatif bercocok tanam selain cara konvensional.
Hidropnik merupakan jawaban atas permasalahan lahan, baik penyempitan lahan maupun
permasalahan lahan-lahan marginal yang belum dikelola dengan baik.

2.4 Teknik Budidaya Hidroponik


Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan
larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan
larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah
teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah
tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral,
pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah
(Susila, 2013).
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan
hidroponikterbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca,
baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan daricahaya
guna mencegah pertumbuhan lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi.Berikut uraian
beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai:
1. Substrate System
Substrate system atau sistem substrat adalah sistem hidroponik yang
menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman. Sitem ini
meliputi:
a. Sand Culture
Biasa juga disebut „Sandponics‟ adalah budidaya tanaman dalam media pasir.
Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial pertama kali dilakukan
dengan menggunakan bedengan pasir yang dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini Sand
Culture dikembangkan menjadi teknologi yang lebih menarik, terutama di Negara
yang memiliki padang pasir. Teknologi ini dibuat dengang membangun sistem
drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup dengan pasir yang akhirnya menjadi
media tanam yang permanen. Selanjutnya tanaman ditanam langsung dipasir tanpa
menggunakan wadah, dan secara individual diberi irigasi tetes.
b. Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik menggunakan gravel
sebagai media pendukung sistem perakaran tanaman. Metode ini sangat populer
sebelum perang dunia ke 2. Kolam memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu
gravel, secara periodik diisi dengan larutan hara yang dapat digunakan kembali, atau
menggunakan irigasi tetes. Tanaman ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari
larutan yang diberikan. Walaupun saat ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi
sudah mulai diganti dengan sistem yang lebih murah dan lebih efisien (Longa,
2014).
c. Rockwool
Rockwool Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah dikembangkan
dalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besarsal dari bahan batu
Basalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan
tersebut di spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga menjadi benang-
benang yang kemudian dipadatkan seperti kain „wool‟ yang terbuat dari
„rock‟.Rockwool.
2. Kultur Air
Diantara budidaya tanaman tanpa tanah, kultur air adalah budidya tanaman
yang menurut definisi merupakan sistem hidroponik yang sebenarnya. Kultur air juga
sering disebut true hydroponics, nutri culture, atau bare root system. Di dalam kultur
air, akar tanaman terendam dalam media cair yang merupakan larutan hara tanaman,
sementara bagian atas tanaman ditunjang adanya lapisan medium inert tipis yang
memungkinkan tanaman dapat tumbuh tegak.
a. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh
para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi mengalir ke dalam media
pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem
hidroponik bekerja dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem
hidroponik ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman yang membutuhkan
banyak air.
b. Ebb & Flow System
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang kemudian diisi
oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke dalam penampungan, dan
begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.
Pastikan Anda menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman
agar pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu
c. NFT (Nutrient Film Technique) System
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah hidroponik.
Konsepnya sederhana dengan menempatkan tanaman dalam sebuah wadah atau
tabung dimana akarnya dibiarkan menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini
dapat terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak
memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada jenis tanaman
berdaun seperti selada (Ardeni, 2010).
d. Aeroponic System
Aeroponikmerupakan suatu cara bercocok tanam sayuran di udara tanpa
penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar tanaman, air yang berisi larutan
hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar
tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Air dan
nutrisi disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler. Kecanggihan sistem ini
memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat dibandingkan
sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang diberikan
berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman lebih mudah menyerap
nutrisi yang banyak mengandung oksigen
e. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam air yang kaya
nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman dapat ditempatkan di rakit
dan mengapung di air nutrisi juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman
terendam dalam air dan udara diberikan kepada akar tanaman melalui pompa
akuarium dan diffuser udara. Semakin gelembung yang lebih baik, tanaman akar
akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air nutrisi.

2.5 Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Teknik Budidaya Hidroponik


Beberapa faktor penting dalam menanam tanaman hidroponik harus diperhatikan.
Berikut ini adalah 4 faktor penting dalam budidaya tanaman hidroponik.
1. Unsur Hara
Unsur hara begitu penting dalam tanaman hidroponik. Dua unsure hara yang penting
di sini, yaitu unsur hara mikro dan makro. Unsur hara makro dibutuhkan dalam
jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Beberapa komponen dari
unsure hara makro meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S.Sedangkan, unsur hara mikro
hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn,
Cu, B, Mo, dan Cl. Unsur hara yang tersedia bagi tanaman pada pH 5.5-7.5 tetapi
yang terbaik adalah 6.5. Hal ini dikarenakan pada kondisi ini unsur hara dalam
keadaan tersedia bagi tanaman. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-
garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan
hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut. Dan
perlu diingat kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat
pertumbuhannya dan jenis tanaman.
2. Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia,
kelembaban terjamin, dan drainase baik. Media yang digunakan tersebut harus
mampu menyediakan air, zat hara, dan oksigen serta yang terpenting tidak
mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang biasa digunakan
sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata,
arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh
akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi, dan kelembaban
media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan
bahan yang digunakan sebagai media.
3. Oksigen
Oksigen memang begitu dibutuhkan dalam setiap tumbuhan, termasuk sistem
tanaman hidroponik. Oksigen ini akan memberi pengaruh yang kuat terhadap
pertumbuhan akar sehingga tumbuhan akan berkembang dengan baik. Dan hasilnya
pun sayuran atau buah yang sehat siap untuk dikosumsi. Akan tetapi sebaliknya,
rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga
dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air.
Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang
tergenang.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa diantaranya
adalah memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air),
penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang
terekspose dalam larutan hara, dan juga memberikan lubang ventilasi pada tempat
penanaman untuk kultur agregat.

4. Air
Faktor yang keempat ini, yaitu air, memberikan pengaruh cukup kuat terhadap
tanaman hidroponik. Kualitas air yang baik dan bisa dipergunakan juga harus
diperhitungkan. Air yang bisa digunakan harus sesuai tingkat salinitas yang tidak
melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta
tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni
tanaman (Jirirfarm. 2017).

2.6 Tata Cara Penanaman Hidroponik


1. Pembibitan.Pilihlah bibit yang berkualitas, supaya mutu buah atau sayur yang
dihasilkan cukup optimal.
2. Penyemaian system hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak
tersebut berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1: 1 : 1. Semua bahan tersebut dicampur rata
dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7 cm. Masukkan biji
tanaman dengan jarak 1 x 1,5 cm. Tutup dengan tisu/karung/kain yang telah dibasahi
supaya kondisi tetap lembab. Kemudian lakukan penyiraman hanya pada saat media
tanam mulai kelihatan kering. Setelah itu buka penutup setelah biji berubah menjadi
kecambah.Kemudian pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada
bibit telah tumbuh minimal 2 lembar daun.
3. Persiapan Media Tanam.Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu
menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril,
dan lain–lain. Media tanam yang bias digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa,
sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polybag,
pot plastik, atau bantalan plastic dengan media tanam yang sudahdisiapkan.
4. Pembuatan Green House. Bercocok tanam secara hidroponik mutlak membutuhkan
green house. Green house bias dibuat dari rangka besi, rangka bamboo, atau rangka
kayu. Green house ini bias digunakan untuk menyimpan tanaman pada saat tahap
persemaian ataupun pada saat sudah dipindah ke media tanam yang lebih besar.
5. Pupuk.Media tanam pada system hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar
dan perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan
mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam.
Kebutuhan pupuk pada system hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada
penanaman sistem konvensional.
6. Perawatan Tanaman. Perawatan pada sistem hidroponik pada dasarnya tidak berbeda
jauh dengan perawatan pada penanaman system konvensional seperti pemangkasan,
pembersihan gulma, penyemprotan pupuk dan daun serta lain – lain.

2.7 Jenis Tanaman yang dapat Ditanam pada Lahan Sempit


Berbagai jenis tanaman akan dikelompokkan sebagai bunga–bungaan, semak hiasan,
perdu dan hiasan, sayuran, dan buah – buahan.
1. Bunga – bungaan
a. Anthurium scherzerianum
Flamingo flower yang berasal dari Columbia, Amerika Tengah ini banyak
digemari oleh orang di Eropa dan Amerika. Karena tumbuhnya tetap kecil mungil
dengan seludang bunga aneh sekali bentuk jantung yang merah jambu berseri–seri
warnanya, seperti warna paruh burung Flamingo.
b. Hibiscus rosa-sinensis
Kembang sepatu atau kembang wera, dari familia Malvaceae berasal dari Asia ini
banyak digemari oleh orang karena bunganya yang bertangkai panjang menjurai
dengan 5 helai mahkota bersusun membentuk terompet. Umumnya bunga
berwarna merah dengan nuansa lebih tua di pangkalnya.
c. Opuntia nigricans
Kaktus pipih dari familia Cactaceae berasal dari Amerika Selatan ini digemari
orang karena bentuk batangnya yang pipih hijau tua, dapat menghasilkan bunga
besar berwarna kuning dengan bagian tengah yang merah merona.

2. Semak Hiasan
a. Aglaonema pictum
Tanaman familia Araceae yang terkenal sebagai Sri Rejeki ini berasal dari bumi
asia tropika kita sendiri. Tanamannya pendek berbentuk semak dengan daun
lonjong yang tepiannya berombak. Warnanya hijau kusam berbercak–bercak putih
atau abu – abu pada sisi atasnya, dan hijau muda pada sisi bawahnya.
b. Aloe mitriformis
Sejenis lidah buaya dari familia Liliaceae, yang berbeda dengan jenis lidah buaya
tulen, Aloe vera. Kalau jenis yang akhir – akhir ini ditanam oleh masyarakat untuk
diusahakan dari daunnya yang berlendir sebagai obat pencuci rambut, maka jenis
mitriformis dipelihara orang hanya sebagai tontonan atau hobi semata.Daunnya
yang tersusun melingkar dengan rapat,berwarna merah ungu aneh sekali.
a.
b.
c. Iresine herbstii
Tanaman Barsilia dari familia Amaranthaceae yang terkenal sebagai Bayam
Merah ini termasuk benar–benar bayam dan memang berwarna merah. Tetapi
diantaranya juga ada yang berwarna hijau muda biasa dengan urat daun yang
kuning.

3. Perdu dan Hiasan


a. Araucaria cunninghamii
Cemara dari familia Araucariaceae ini masih berkerabat dekat dengan Ki Damar,
Agathis alba kita yang terkenal sebagai pohon besar untuk kebun pekarangan yang
luas. Cemara ini berasal dari Nortfolk, dekat Australia. Tajuk pohonnya memang
bagus, dengan puncaknya berbentuk piramida, sedangkan cabang – cabang
bawahnya melengkung kebawah menutupi seluruh batang.
b. Chamaedorea elegans
Palm kerdil berbatang satu dari familia Palmae berasal dari Kolumbia dulu
dikenal sebagai Neanthe bella. Daunnya yang berbentuk pita lebar melengkung
membentuk naungan memang bagus, berwarna hijau tua. Biasanya digunakan
sebagai penghias ruangan salon.
c. Cycas revoluta
Pohon pakis dari familia Cycadaceae berasal dari Cina dan Jepang dan terkenal
sebagai Sikas Jepang ini mempunyai batang yang besar, lebar, dan bengkak
sampai sebetulnya tidak seimbang dengan daunnya yang bersirip tunggal
berwarna hijau tua. Sirip daun ini begitu rapat dan makin ke pucuk semakin
menyempit, sampai bagus sekali sebagai karangan bunga pemakaman.

4. Sayuran dan Buah – buahan


a. Broccoli
Sayuran sejenis kubis Brassica oleracea varietas botrytis dari familia Cruciferae
ini berasal dari daerah sekitar Laut Tengah yang jaman Nabi–Nabi kita masih
hidup dulu sudah diusahakan orang. Bentuknya mirip seperti kol bunga (putih)
yang biasa masyarakat masak sop, tetapi kepala bunganya yang terdiri dari
sejumlah kuntum bunga kecil bertangkai pendek dan berwarna hijau.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang makalah hidroponik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
hidroponik telah lama dilakukan, namun secara modern hidroponik pertama kali dikenalkan
oleh DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California pada tahun 1936.
Hidroponik merupakan cara becocok tanam yang menggunakan media inert sebagai media
tanamnya (pengganti tanah). Hidroponik memiliki berbagai keunggulan diantaranya dapat
dilakukan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Sebaliknya hidroponik juga memiliki
berbagai kelemahan diantaranya biaya awal yang cukup mahal. Hidroponik dapat dilakukan
sepanjang tahun, dengan jadwal tanam dan panen yang terjadwal pula. Tahapan-tahapan
bercocok tanam hidroponik harus dilakukan dengan cermat, agar hasil panen yang terbaik
dapat diperoleh.
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Mengenal Hidroponik. Diakses di http://heejao.com/blog/artikel/mengenal-


hidroponik pada tanggal 22 Maret 2022.
Anonim. 2013. Teknik Hidroponik untuk Budidaya Tanaman. Diakses di
http://www.anneahira.com/teknik-hidroponik.htm pada tanggal 22 Maret 2022.
Anonim. 2013. Hidroponik dan Aeroponik. Diakses di
http://indoagraris.wordpress.com/2013/04/12/hidroponik-dan-aeroponik/ pada
tanggal 22 Maret 2022.
Harian Medan Bisnis, 2012. Hidroponik Dengan Sistem Pertanian ramah Lingkungan
Krismawati, A. 2012. Teknologi Hidroponik Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan. BPTP:
Malang.
Lingga, P. 2004. Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya: Jakarta Musyarofah.
2010. Pembudidayaan Tanaman Secara Hidroponik Guna Pemanfaatan Lahan
Sempit.

Anda mungkin juga menyukai