Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BUDIDAYA HIDROPONIK
Oleh
Gusti Ayu Putu Tiara Adi Hantari
2006541094
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Teknik Budidaya Hidroponik”
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan. Saya juga menyadari bahwa dalam
menyelesaikan penyusunan paper ini, masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan.
Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
penyusunan paper berikutnya.
Mudah-mudahan paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami
pribadi dan para pembaca pada umumnya.
Terima Kasih.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Cover...................................................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan............................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
BAB II Pembahasan............................................................................................................
1
2
2.1 Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik....................................................................
2.2 Pengertian Dari Hidroponik....................................................................................
2.3 Keuntungan Dan Kelemahan Teknik Budidaya Hidroponik..................................
2.4 Teknik Budidaya Hidroponik.................................................................................
2.5 Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Budidaya Hidroponik.................
2.6 Tata Cara Penanaman Dalam Teknik Budidaya Hidroponik..................................
2.7 Untuk Mengetahui Jenis Tanaman Yang Dapat Ditanam Pada Lahan Sempit......
BAB III Penutup.................................................................................................................
1.1 Kesimpulan.............................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Teknik Budidaya Hidroponik.
2. Untuk mengetahui pengertian dari hidroponik.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Teknik Budidaya Hidroponik
4. Untuk mengetahui Teknik Budidaya Hidroponik.
5. Untuk mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam Teknik Budidaya
Hidroponik.
6. Untuk mengetahui tata cara penanaman dalam Teknik Budidaya Hidroponik.
7. Untuk mengetahui jenis tanaman yang dapat ditanam pada lahan sempit.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Sejarah Hidroponik
Sejarah hidroponik dimulai pada 3 abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggris
sudah dilakukan pengujian tanaman hidroponik dalam laboratorium. Kemajuan yang
sangat berpengaruh terjadi pada tahun 1936, Dr. W.F. Gericke di California (AS) berhasil
menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam bak berisi air mineral. Pada
tahun 1950 Jepang secara besarbesaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik
untuk mensuplai sayuran bagi tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik
terus menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada
sekitar tahun 1980.
Istilah hydroponics di cetuskan William Albert Setchell dari Universitas
Kalifornia, atas berhasilnnya penelitian William frederick Gericke dari alumni yang sama
pada metode tanam menggunakan media air sebagai medium tanam. Gericke melakukan
uji penelitian pada subyek tanaman tomat dengan menggunakan pupuk cair berupa
mineral nutrisi higga mencapai ketinggian 7,6 meter di kebun belakang rumah, pada
mulanya Gedricke menamakan penelitiannya dengan aquaculture pada percobaannya
namun sudah digunkan pada percobaan terdahulu (yaitu menumbuhkan binatang dan
tumbuhan air), Sehingga Setchell memberikan usulan dengan nama Hydroponic dari kata
Hydro (air) dan ponos (kerja) sebagai lawan arti dari geoponics (agriculture) yang di
kenal lebih dahulu dengan metode tanam menggunakan media tanah. bersamaan dengan
penemuan hidroponik oleh Gericke, pada masa yang sama pada tahaun 1928 dan 1940, di
Amerika juga di uji coba dengan metode tanam menggunakan media pasir yang di aliri
larutan mineral, oleh W.R Robbins, keberhasilannya terhadap penelitiannya mendorong
banyak orang untuk mencoba menggunkan dengan berbagai macam media tanam seperti
kerikil, arang kayu, pecahan batu bara, dan vermiculeite (Sejenis batuan hasil tambanag
dari Montana) tersusun dari magnesium, alumunium, besi silikat.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang
baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan
tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung
dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan
pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas
tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu
tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan
(Anonim. 2010).
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan.
Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat
menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.
Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman
yang sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari
tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang
diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih
banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih
masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai
ulang.
Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk
mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam. Setelah ribuan
tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia
makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat
dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan
dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah
masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang.
Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah
satunya bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi
merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia
yang semakin kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya
(transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya
lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi
tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup
semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus
penyakit yang lebih kebal.
4. Air
Faktor yang keempat ini, yaitu air, memberikan pengaruh cukup kuat terhadap
tanaman hidroponik. Kualitas air yang baik dan bisa dipergunakan juga harus
diperhitungkan. Air yang bisa digunakan harus sesuai tingkat salinitas yang tidak
melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta
tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni
tanaman (Jirirfarm. 2017).
2. Semak Hiasan
a. Aglaonema pictum
Tanaman familia Araceae yang terkenal sebagai Sri Rejeki ini berasal dari bumi
asia tropika kita sendiri. Tanamannya pendek berbentuk semak dengan daun
lonjong yang tepiannya berombak. Warnanya hijau kusam berbercak–bercak putih
atau abu – abu pada sisi atasnya, dan hijau muda pada sisi bawahnya.
b. Aloe mitriformis
Sejenis lidah buaya dari familia Liliaceae, yang berbeda dengan jenis lidah buaya
tulen, Aloe vera. Kalau jenis yang akhir – akhir ini ditanam oleh masyarakat untuk
diusahakan dari daunnya yang berlendir sebagai obat pencuci rambut, maka jenis
mitriformis dipelihara orang hanya sebagai tontonan atau hobi semata.Daunnya
yang tersusun melingkar dengan rapat,berwarna merah ungu aneh sekali.
a.
b.
c. Iresine herbstii
Tanaman Barsilia dari familia Amaranthaceae yang terkenal sebagai Bayam
Merah ini termasuk benar–benar bayam dan memang berwarna merah. Tetapi
diantaranya juga ada yang berwarna hijau muda biasa dengan urat daun yang
kuning.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang makalah hidroponik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
hidroponik telah lama dilakukan, namun secara modern hidroponik pertama kali dikenalkan
oleh DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California pada tahun 1936.
Hidroponik merupakan cara becocok tanam yang menggunakan media inert sebagai media
tanamnya (pengganti tanah). Hidroponik memiliki berbagai keunggulan diantaranya dapat
dilakukan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Sebaliknya hidroponik juga memiliki
berbagai kelemahan diantaranya biaya awal yang cukup mahal. Hidroponik dapat dilakukan
sepanjang tahun, dengan jadwal tanam dan panen yang terjadwal pula. Tahapan-tahapan
bercocok tanam hidroponik harus dilakukan dengan cermat, agar hasil panen yang terbaik
dapat diperoleh.
Daftar Pustaka