Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KETERLIBATAN ANGGOTA TNI DALAM Journal of Correctional Issues

KASUS MUTILASI DI TIMIKA PAPUA 2022, Vol.5 (1) 2022


Politeknik Ilmu
Pemasyarakata
Panus Yuwono Kumeser Kawer n
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan
Revie
w 04-03-
2022
Abstract Accepted
Keywords: 30-06-
2022
Abstrak

Kata kunci:
Pendahuluan
3
Fachri Ezra, Give Duwi Gambaran Pemaafan Keluarga

1. Dimensi emosi, dengan beberapa Jawa dinilai lebih baik nrimo karena akan
indikatornya yaitu meninggalkan membantu individu memaafkan perlakuan yang
perasaan marah, sakit hati, benci, tidak menyenangkan atau tidak adil dari orang
mampu mengontrol emosi saat lain (Nashori, 2011). Menurut Suseno (Nashori,
diperlakukan tidak menyenangkan,
perasaan iba dan kasih sayang terhadap
pelaku, dan perasaan nyaman ketika
berinteraksi dengan pelaku.
2. Dimensi kognisi, dimana seseorang dapat
meninggalkan penilaian negatif terhadap
pelaku, memiliki penjelasan nalar atas
perlakuan yang menyakitkan, dan
memiliki pandangan yang berimbang
terhadap pelaku.
3. Dimensi interpersonal, dimana seseorang
mampu meninggalkan perilaku atau
perkataan yang menyakitkan terhadap
pelaku, meninggalkan keinginan balas
dendam, meninggalkan perilaku acuh tak
acuh, meninggalkan perilaku
menghindar, meningkatkan konsiliasi
atau rekonsiliasi hubungan, motivasi
kebaikan atau kemurahan hati, dan
musyawarah dengan pihak yang pernah
jadi pelaku.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
memfokuskan penelitian melalui perspektif
psikologi ulayat yaitu melihat beragam suku
atau etnis yang ada di Indonesia. Penelitian ini
difokuskan pada keluarga, kerabat, atau
tetangga dari narapidana yang mendapatkan
program asimilasi yang bersuku Jawa. Hal
tersebut berdasarkan fenomena yang ada di
masyarakat bahwa suku Jawa memiliki
populasi terbesar di Indonesia dengan
keberadaan yang menyebar dan diyakini
memiliki pengaruh kuat dalam beragam
domain kehidupan. Nashori (2011)
menyatakan bahwa orang Jawa dianggap
sopan jika dapat menghindari
keterusterangan yang serampangan, dan
mampu mengelola emosi negatif yang
disimpan dalam hati dengan
membebaskannya atau memaafkannya. Hal
tersebut dimiliki oleh orang yang bijak dan
taat kepada agama dan budayanya.
Selain itu suku Jawa juga memiliki
perangkat sistem nilai budaya dan norma-
norma yang berorientasi pada prinsip rukun
dan hormat yang menunjang pada perilaku
pemaafan (Susetyo, 2017). Orang bersuku
Journal of Correctional Issues Volume 5, No.1 | 2022
4
Fachri Ezra, Give Duwi Gambaran Pemaafan Keluarga

2011) nrimo adalah menerima segala sesuatu dalam bentuk kuesioner online. Analisis data
tanpa adanya protes dan pemberontakan. yang dilakukan adalah analisis deskriptif.
Nashori, dkk (2013) menjelaskan bahwa Peneliti juga akan melihat perbedaan pemaafan
masyarakat etnis Jawa memiliki prinsip memayu ditinjau jenis kelamin, usia, dan tingkat
hayuning bawana (menjaga ketentraman dunia pendidikan. Data penelitian yang telah
dan isinya), mikul dhuwur mendhem jero diperoleh dianalisis menggunakan program
(mengingat kebaikan melupakan keburukan), komputer Statistical Product and Service
ati ati lan waspada (hati-hati dan waspada, Solutions (SPSS) 26.00 for Windows melalui
waspada berarti menjauhkan diri dari distribusi frekuensi dan uji beda.
perbuatan yang mencelakakan diri).
Pada penelitian sebelumnya yang Hasil dan Pembahasan
dilakukan oleh Karina (2014), menemukan Setelah dilakukan pengambilan data
bahwa ada hubungan positif yang sangat melalui kuesioner skala pemaafan yang
signifikan antara nilai budaya Jawa (rukun- berjumlah 14 (empat belas) item terhadap 50
hormat) dan pemaafan pada hubungan remaja (lima puluh) responden, berikut adalah sebaran
dengan orang tua. Penelitian lainnya yang data responden:
dilakukan oleh Nashori, dkk (2013) menunjukan Tabel 2.
bahwa adanya perbedaan pemaafan pada etnis Gambaran Demografis Responden
Jawa jika ditinjau dari tingkat pendidikan,
Karakteristik Responden Jumlah %
sedangkan jika ditinjau berdasarkan jenis
kelamin dan usia tidak menunjukan adanya Jenis Laki-laki 26 52%
perbedaan. Penelitian Cheng & Yim (2008) Kelamin
Perempuan 24 48%
menunjukan bahwa orang yang berusia dewasa
akhir memberi pemaafan yang lebih tinggi Usia Dewasa Awal 9 18%
dibandingkan dengan dewasa awal. (18-30th)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Dewasa 37 74%
tertarik untuk melihat pemaafan keluarga etnis Menengah (31-
Jawa terhadap narapidana yang mendapatkan 65th)
program asimilasi. Peneliti juga akan melihat Dewasa Akhir 4 8%
apakah ada perbedaan pemaafan jika ditinjau (>65th)
dari jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.
Tingkat Tidak Tamat SD 7 14%
Metode pendidi
Metode penelitian ini menggunakan kan SD/ Sederajat 3 6%
pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 50
SMP/ Sederajat 3 6%
(lima puluh) responden yang merupakan
anggota keluarga dari narapidana yang SMA/ Sederajat 23 46%
mendapatkan program asimilasi di wilayah DKI
D4/S1 14 28%
Jakarta. Responden penelitian berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan berusia 18 (delapan Pada pengolahan data berdasarkan
belas) hingga 71 (tujuh puluh satu) tahun yang distribusi frekuensi untuk melihat tingkat
bersuku Jawa dengan metode pengambilan pemaafan pada responden, dapat dilihat
sample menggunakan teknik purposive sebagai berikut:
sampling. Pemaafan diukur menggunakan skala Tabel 3.
pemaafan yang dikembangkan oleh Nashori Norma Hasil Kategorisasi Pemaafan Menurut
(Fatmawati, 2017) terdiri dari 14 (empat belas) Skor Persentil
item berdasarkan tiga dimensi, yaitu dimensi
emosi, kognitif, dan interpersonal. Alat ukur Persentil Kategorisasi Frekuensi %
tersebut memiliki koefisien item total bergerak
antara 0.304-0.742 dengan koefisien alpha 14 ≤ X < Rendah 0 0%
sebesar 0.935 yang disebar kepada responden 32

Journal of Correctional Issues Volume 5, No.1 | 2022


5
Fachri Ezra, Give Duwi Gambaran Pemaafan Keluarga

32 ≤ X < Berdasarkan hasil uji beda pada tabel di


51 Sedang 11 22%
atas ditemukan bahwa adanya perbedaan
51 ≤ X < tingkat pemaafan ditinjau dari tingkat
Tinggi 39 78% pendidikan, namun tingkat pemaafan tidak ada
70 perbedaan jika ditinjau dari jenis kelamin dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa 78% atau 39 usia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
(tiga puluh sembilan) responden memiliki dilakukan oleh Nashori, dkk (2013) bahwa ada
tingkat pemaafan yang tinggi, sedangkan 22% perbedaan pemaafan pada etnis Jawa jika
atau 11 responden lainnya memiliki pemaafan ditinjau dari tingkat pendidikan, sedangkan jika
tingkat sedang. Hal ini menunjukan bahwa ditinjau berdasarkan jenis kelamin dan usia
keluarga etnis Jawa dari narapidana yang tidak menunjukan adanya perbedaan.
mendapatkan program asimilasi memiliki Penelitian ini menunjukan adanya
kesediaan untuk meninggalkan hal-hal yang pengaruh tingkat pendidikan terhadap
tidak menyenangkan yang bersumber dari pemaafan karena mereka yang lebih tinggi
hubungan interpersonal dengan orang lain dan pendidikannya memiliki kesempatan untuk
menumbuhkembangkan pikiran, perasaan, dan belajar hidup bersama lebih besar dibandingkan
hubungan interpersonal yang positif dengan mereka yang pendidikannya lebih rendah.
orang lain yang telah mengecewakannya. Pendidikan melatih individu untuk hidup
Tingkat pemaafan yang tinggi pada responden bersama termasuk bagaimana cara mengatasi
dapat disebabkan oleh adanya sikap nrimo yang konflik di antara mereka yang didasari oleh rasa
dapat membantu responden memaafkan memaafkan.
perlakuan yang tidak menyenangkan atau tidak Tidak adanya pengaruh jenis kelamin
adil dari orang lain, serta adanya perangkat terhadap pemaafan disebabkan karena adanya
sistem budaya dan norma-norma berupa prinsip budaya Jawa dimana laki-laki maupun
rukun dan hormat yang dapat menunjang sikap perempuan mendapatkan tugas yang sepadan
pemaafan. dalam mengembangkan hubungan
Pada hasil pengolahan uji beda yang interpersonal seperti prinsip memayu hayuning
ditinjau dari jenis kelamin, usia, dan tingkat bawana (menjaga ketentraman dunia dan
pendidikan menunjukan hasil data sebagai isinya), mikul dhuwur mendhem jero (mengingat
berikut: kebaikan melupakan keburukan), ati ati lan
waspada (hati-hati dan waspada, waspada
Tabel 4. berarti menjauhkan diri dari perbuatan yang
Uji Beda Pemaafan Berdasarkan Jenis Kelamin mencelakakan diri).
Variabel Z Sig Keterangan Tidak adanya pengaruh usia terhadap
Tidak ada pemaafan bertentangan dengan hasil penelitian
Pemaafan -0.904 0.366
perbedaan sebelumnya (Cheng & Yim, 2008) yang
menunjukan bahwa orang yang berusia dewasa
Tabel 5. akhir memberi pemaafan yang lebih tinggi
Uji Beda Pemaafan Berdasarkan Usia dibandingkan dengan dewasa awal. Nashori,
Variabel F Sig Keterangan dkk (2013) menjelaskan bahwa usia memang
Tidak ada sering dianggap berkaitan dengan kedewasaan
Pemaafan 2.289 0.113 yang berkonotasi dengan kematangan dalam
perbedaan
bersikap dan berperilaku. Namun, hal lain yang
Tabel 6. perlu diperhatikan adalah tidak dengan
Uji Beda Pemaafan Berdasarkan Tingkat sendirinya pertambahan usia menjadikan
Pendidikan seseorang mengambil peran sesuai usianya
Kruskal- Sig Keterangan kadang ditemukan fakta adanya orang yang
Variabel
Wallis H berusia dewasa tetapi menunjukan perilaku
Ada yang kekanak-kanakan, begitupun sebaliknya.
Pemaafan 13.700 0.008
perbedaan
Journal of Correctional Issues Volume 5, No.1 | 2022
6
Fachri Ezra, Give Duwi Gambaran Pemaafan Keluarga

Simpulan anak dalam rangka pencegahan dan


Penelitian ini menemukan dua hasil penanggulangan penyebaran Covid-19.
utama, yaitu adanya tingkat pemaafan yang https://peraturan
tinggi pada keluarga etnis Jawa terhadap .go.id/common/dokumen/bn/2021/bn10
narapidana yang mendapatkan program 3-2021.pdf
asimilasi; dan adanya perbedaan tingkat
pemaafan ditinjau dari tingkat pendidikan, Karina, V.D. (2014). Pengaruh nilai budaya jawa
namun tingkat pemaafan tidak ada perbedaan (rukun - hormat) terhadap pemaafan
jika ditinjau dari jenis kelamin dan usia. dalam konteks hubungan remaja dengan
orang tua. (Thesis).
Saran https://eprints.umm.ac.id/26218/
Pada penelitian ini, peneliti tidak Lopez, S.J., & Snyder, C.R. (2003). Positive
melibatkan seluruh keluarga narapidana yang psychological assessment: A handbook of
berdomisili di seluruh wilayah DKI Jakarta models and measures. American
(Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Psychological Association.
Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan
Seribu) secara proporsional. Sehingga bagi Nashori, H.F. (2011). Meningkatkan kualitas
peneliti selanjutnya diharapkan untuk hidup dengan pemaafan. Unisia, 33(75),
melibatkan responden secara proporsional di 214-226. https://doi.org/10.
seluruh wilayah DKI Jakarta. 20885/unisia.vol33.iss75.art1
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik Nashori, H.F., Iskandar, T.Z., Setiono, K., &
melakukan penelitian sejenis, dapat melibatkan Siswadi, A.G.P. (2013). Pemaafan pada
keluarga etnis lain dari narapidana yang etnis Jawa ditinjau dari faktor demografi.
mendapatkan program asimilasi dengan tujuan Psikologika. 18(2), 119-128.
untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan https://doi.org/10.20885/psikolo
tingkat pemaafan yang ditinjau dari perbedaan gika.vol18.iss2.art2
etnis.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19. (2021).
Daftar Pustaka Data sebaran. https://covid19.go.id/
Anderson, N. (2006). Forgiveness: A sampling of Sistem Database Pemasyarakatan Publik.
research results. American Psychological (2021). Jumlah Penghuni Data Harian
Association. Kanwil Spesifik. http://sdppublik.ditjen
Baumeister, R. P., Exiine, J. J., & Sommer, K. L. pas.go.id/analisis/public/grl/harian/kanwi
(1998). The victim role, grudge theory, l/db5c8f20-6bd1-1bd1-ae4c-313134
and two dimensions of forgiveness. The 333039/date/2021-12-31?q= grl/curren
Templeton Foundation Press. t/daily/kanwil/db5c8f20-6bd1-1bd1-ae
4c-313134333039/ date/2021-12-31
Cheng, S.T., & Yim, Y.K. (2008). Age differences
in forgiveness: The role of future time Susetyo, M.S.D.P.B. (2017). Karakteristik
perspective. Psychology and Aging, 23(3), pemaafan berbasis budaya jawa.
676–680. https://doi.org/10.1037/0882- Psikodimensia 16(1), 81-90.https://doi.
7974.23.3.676 org/10.24167/psiko.v16i1.953

Fatmawati, R. (2017). Hubungan agreeableness


(kebaikan hati) dan forgiveness
(pemaafan) pada mahasiswa. (Thesis).
https://dspace.
uii.ac.id/handle/123456789/ 5488
Indonesia. Kementerian Hukum dan HAM.
(2020). Permenkumham Nomor 10 Tahun
2020 tentang syarat pemberian asimilasi
dan hak integrasi bagi narapidana dan

Journal of Correctional Issues Volume 5, No.1 | 2022

Anda mungkin juga menyukai