Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
S
egala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan buku panduan yang
berjudul “Konseling Individual dengan Teknik Narrative Counseling”
tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya buku panduan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi isi dari buku
panduan ini menjadi lebih baik. Semoga amal baik yang diberikan mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
P
A. Rasional
erkembangan konseling sebagai respons terhadap kebutuhan
manusia merupakan subpokok bahasan yang mengawali dalam
pembahasan praktik konseling sebenarnya yang telah ada sejak
dahulu kala dan manusia membutuhkan konseling sejak manusia ada. Jadi,
konseling adalah respons atas stimulus keberadaan manusia di dunia
Konseling adalah sebuah interaksi antara seorang konselor dan konseli.
Interaksi antara konselor dan konseli pada dasarnya merupakan interaksi
antara konseli yaitu seorang individu atau kelompok yang sedang
menghadapi masalah, yang mencari bantuan pihak ketiga (konselor) untuk
membantu menyelesaikan masalahnya. Konseli berupaya mencari bantuan
konselor ketika menghadapi masalah dan merasa tidak mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri, sehingga berupaya mendapatkan
bantuan orang lain untuk menemukan alternatif penyelesaian atas masalah
yang dihadapi. Ketika berhadapan dengan konselor, konseli membutuhkan
nasihat, bimbingan, dan dari konselor yang diharapkan memiliki posisi
netral sehingga konselor dapat memberikan pendapat atau alternatif
penyelesaian yang lebih objektif. Bagi konseli, orang lain yang berperan
sebagai konselor ini diharapkan memiliki sikap dan cara pandang yang
lebih dewasa dalam menyikapi persoalan, dan diharapkan tidak akan
membocorkan masalah yang diceritakan atau dihadapi kepada orang lain.
Konseling individual biasanya didahului dengan kedatangan
konseli kepada konselor untuk mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Akan tetapi, dalam proses konseling yang berbeda,
dapat saja konselor mendatangi konselinya. Demikian juga pada proses
konseling berkelompok, seorang konselor dapat mendatangi konselinya
atau konseli mendatangi konselornya, meskipun sebagian besar konselor
mendatangi konseli pada konseling kelompok dengan alasan efektivitas
dan efisiensi. Konselor dalam konseling naratif percaya bahwa konsell
memiliki kemampuan, bakat, niat positif dan pengalaman hidup yang bisa
menjadi katalisator untuk kemungkinan tindakan baru.
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Konseling Individual
K
1. Definisi
onseling individu merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan oleh konselor terhadap konseli untuk
mengentaskan suatu masalah yang dihadapi konseli.
Konseling individu adalah proses pemberian bantuan yang mana
konseli bertemu dengan konselor secara tatap muka langsung (face to
face) dan di dalamnya terjadi interaksi. Hubungan konseling bersifat
pribadi yang menjadikan konseli nyaman dan terbuka untuk
mengungkapkan permasalahan yang terjadi. Layanan yang
memungkinkan konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) dengan guru pembimbing atau konselor dalam
rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di derita
konseli.
Konseling individual adalah kunci semua kegiatan bimbingan dan
konseling, karena jika menguasai teknik konseling individual berarti
akan mudah menjalankan proses konseling yang lain. Proses konseling
individu berpengaruh besar terhadap peningkatan konseli karena pada
konseling individu konselor berusaha meningkatkan sikap siswa
dengan cara berinteraksi selama jangka waktu tertentu dengan cara
beratatap muka secara langsung untuk menghasilkan
peningkatanpeningkatan pada diri klien, baik cara berpikir,
berperasaan, sikap, dan perilaku.
Dasar dari pelaksanaan konseling di sekolah tidak dapat terlepas
dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada
khususnya dan dasar dari pendidikan itu berbeda, dasar dari
pendidikan dan pengajaran di indonesia dapat dilihat sebagaimana
dalam UU. No. 12/1945 Bab III pasal 4 “pendidikan dan pengajaran
berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam pasal UUD Negara
Republik Indonesia dan atas kebudayaan Indonesia”.
2. Tujuan
Konseling individu memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum konseling individu adalah membantu
konseli menstrukturkan kembali masalahnya kemudian mengubah
perilakunya ke arah yang lebih maju, mengurangi penilaian negatif
terhadap dirinya sendiri, kemudian membantu dalam mengoreksi
presepsinya terhadap lingkungan, agar konseli bisa mengarahkan
tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya.
Adapun menurut Prayitno tujuan umum layanan konseling individu
adalah mengentaskan masalah yang dialami klien. Apabila masalah
klien itu dicirikan sebagai:
a. Sesuatu yang tidak disukai adanya
b. Suatu yang ingin dihilangkan
c. Suatu yang dilarang
d. Sesuatu yang dapat menghambat proses kegiatan
e. Sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian
3. Langkah-langkah
Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1)
tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap
kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
(1) Tahap Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak konseli menemui konselor hingga
berjalan sampai konselor dan konseli menemukan masalah
konseli. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan,
diantaranya:
a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli
(rapport). Hubungan tersebut dinamakan a working
realitionship, yakni hubungan yang berfungsi, bermakna,dan
bergunaKunci keberhasilan membangun hubungan terletak
pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling
terutama azas kesukarelaan, keterbukaan, kerahasiaan dan
kegiatan.
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan
konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah
melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu
memperjelas masalah konseli.
c. Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha
menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan
merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan
membangkitkan semua potensi konseli, dan menentukan
berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.
d. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara
konselor dengan klien, berisi kontrak waktu, kontrak tugas,
dan kontrak kerja sama dalam proses konseling.
(2) Inti (Tahap Kerja)
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling
selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada
tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam.
Penjelajahan masalah dimaksudkan agar konseli mempunyai
perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang
dialaminya.
b. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali),
bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang
dihadapi konseli.
c. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara
(3) Akhir (Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan,
yaitu:
a. Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai
hasil proses konseling.
b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling
sebelumnya.
c. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian
segera).
d. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
3. Prosedur Umum
Salah satu teori yang dipelajari di mata kuliah teori konseling adalah
teori dan praktik konseling naratif. Teori ini dikembangkan oleh Michael
White dan David Epston sekitar tahun 1990. Ketika konseli datang pada
konselor, biasanya mereka memberitahukan kehidupan mereka melalui
sebuah cerita. Konseli bercerita dengan menghubungkan pemahaman
mereka terhadap masalah, hubungan, penyakit, dsb sesuai urutan
peristiwa. Konseli sering menceritakan alasan mereka datang pada
konselor, hal-hal yang mereka yakini berkenaan dengan situasi mereka,
dan siapa atau apa yang menyebabkannya.
Konseling naratif bertujuan untuk membantu konseli dalam
mengidentifikasi dan membentuk kembali persepsi tentang dirinya yang
ditulis ulang secara kreatif untuk hidup yang lebih positif bagi penderita
gangguan komunikasi. Selain itu, konseling naratif juga digunakan untuk
menangani konseli yang memiliki beragam masalah, misalnya:
1) Krisis identitas
2) Psikosis
3) Gangguan makan
4) Penerimaan diri, dsb.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA