Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Desa Duyung

Desa Duyung Kecamatan Takeran ini terdiri dari tiga

dukuhan. Dahulu istilahnya bukan dukuhan, tetapi bahkan

kelurahan atau bekelan. Tiga dukuh tersebut adalah Duyung,

Baheng, Dan Ganggong. Tentang cerita terjadinya Desa Duyung

ini tidak terlepas dari sejarah Kota Magetan. Demikian kata

almarhum pujangga tua Duyung yang terkenal dengan nama Mbah

KYAI CIKAL. Beliau hidup di Desa Duyung ini dari tahun 1810 –

1970. Baigaimana kata Mbah Kyai Cikal ini, sebagai berikut:

Ibu kota Magetan dahulu berada di Dukuh Karangsono Desa

Gorang – Gareng Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Dukuh

Karangsono diambil dari kata SASONO HINGGIL. Sasono artinya

rumah atau tempat, Hinggil artinya tinggi. Dukuh Karangsono ini

dahulu tanahnya tinggi (seperti bukit).

Pada zaman dahulu, sungai merupakan jalan raya. Pada

umumnya secara kenyataan, semua ibu kota kabupaten berada

ditepi sungai besar. Hal ini untuk memudahkan hubungan antar

daerah yang satu dengan yang lainnya. Seluruh Karisidenan

Madiun hanya magetan yang berada di tepi sungai besar.

Dahulu Adipati Magetan berperang dengan adipati madiun

karena adipati madiun ingin memperluas daerahnya. Adipati


madiun menghendaki agar didaerah kiri dan kanan bengawan

madiun menjadi kekuasaanya. Prajurit Adipati Madiun yang cukup

banyak menyebrang kebarat kedaerah magetan. Terjadilah

peperangan antara prajurit Madiun dan prajurit Magetan. Kedua

prajurit lawan ini saling mengumbar kekuatan, untuk mengalahkan

lawan mereka. Medan perang yang terakhir berada di Dukuh

Mangu Desa Takeran (Mangu adalah kata bahasa jawa yang

berarti bimbang). Siapa yang mangu – mangu atau bimbang? Yaitu

kedua prajurit yang berperang ini. Mereka berani maju, tetapi juga

mundur karena takut. Markas prajurit Magetan ini berada disebelah

Dukuh Mangu ini, yaitu Desa Duyung sekarang ini.dalam

pertempuran ini, Adipati Magetan merasa kurang kuat, karena

jumlah prajuritnya memang lebih kecil dibandingkan dengan

jumlah prajurit Adipati Madiun.

Akhirnya Adipati Magetan mundur dan pergi menuju kaki

gunung lawu, untuk melakukan “semedi”. Mohon kepada Tuhan

YME agar prajuritnya diberi kekuatan serta kemenangan. Prajurit

Adipati Magetan yang bermarkas disebelah Dukuh Mangu, setelah

mendengar bahwa pimpinannya pergi kekaki gunung lawu, mereka

turut mundur mengikuti dan menjaga dengan cara melingkari

tempat semedi sang Adipati Magetan. Mundurnya prajurit Magetan

kekaki Gunung Lawu ini berIRING IRINGAN/ berjajar – jajar,

sedang rakyat yang setia kepada Adipati Magetan juga mengikuti


ke kaki Gunung Lawu. Itulah sebabnya maka daerah markas

mereka juga yang berada disebelah selatan Dukuh Mangu ini

dinamakan “DUYUNG”. Sebab kepergian mereka yang mengikuti

pimpinannya secara beriring – iring. Akhirnya menjadi desa

Duyung sekarang ini.

Adapun desa Duyung dibagi menjadi 3 (tiga) dusun, yaitu:

a. Dusun Duyung

b. Dusun Baheng

c. Dusun Ganggong

a. Peta Wilayah
Desa Duyung salah satu dari sebelas yang ada di kecamatan

takeran yang terletak kurang lebih sati kilometer ke arah selatan

dari kecamatan takeran, desa Duyung mempunyai wilayah seluas

234,060 ha dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara Desa : Kelurahan Takeran .

 Sebelah Timur Desa : Bengawan Madiun.

 Sebelah Selatan Desa : Desa Kenongmlyo.

 Sebelah Barat Desa : Desa Kenonmulyo dan Kelurahan

Takeran.

b. Keadaan Sosial Ekonomi


a. Kondisi Sosial

Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Duyung bergerak

dibidang pertanian. Permasalahan yang sering muncul berkaitan


dengan mata pencaharian penduduk adalah tersedianya lapangan

pekerjaan yang kurang memadai dengan perkembangan penduduk

sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan Daerah

Kabupaten Magetan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam

pembangunan desa adalah melakukan usaha perluasan kesempatan

kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil pemberian kredit

sebagai modal untuk pengembangan usaha khususnya dibidang

perdagangan.

Tingkat angka kemiskinan Desa Duyung yang masih tinggi

menjadikan Desa Duyung harus bisa mencari peluang lain yang

bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi bagi masyarakat.

Banyaknya kegiatan Ormas di Desa Duyung seperti Remaja

Masjid, Karang Taruna, Jamiyah Yasin, PKK Dharmawanita,

Posyandu, Kelompuk Arisan merupakan aset desa yang bermanfaat

untuk dijadikan media penyampaian informasi dalam setiap proses

pembangunan desa pada masyarakat.

Adapun data – data tentang kondisi sosial desa Duyung

disajikan pada tabel

1. Kesejahteraan Warga

Tingkat Kesejahteraan Warga Desa Duyung

No Uraian Jumlah

1. Jumlah Kepala Keluarga 1122 KK

2. Jumlah penduduk miskin 114 KK


3. Jumlah penduduk sedang 808 KK

4. Jumlah penduduk kaya 200 KK

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa Duyung Tahun

2021

2. Pengangguran

Tingkat pengangguran Warga Desa Duyung

No Uraian Jumlah

1. Jumlah penduduk usian 15 s/d 55 yang belum bekerja 301

2. Jumlah angkatan kerja usian 15 s/d 55 tahun 1894

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa Duyung Tahun

2021

3. Fasilitas Pendidikan Dan Kesehatan

Jumlah Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Desa Duyung

Fasilitas pendidikan Jenis fasilitas kesehatan

No Jenis Jumlah No Jenis Jumlah

1. Gedung TK 3 1. Polindes 0

2. Gedung SD 3 2. Posyandu 3

3. Gedung SLTP 1 3. - -

4. Gedung SLTA 0 4. - -

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa Duyung Tahun

2021

b. Kondisi Ekonomi
Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada di Desa Duyung

amat sangat mendukung baik dari segi pengembangan ekonomi

maupun sosial budaya. Selain itu letak geografis desa cukup

strategis dan merupakan jalur transportasi yang menghubungkan

antar Kecamatan yaitu Kecamatan Takeran dengan Kecamatan

Nguntoronadi.

Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan

penerimaan desa yang dibukukan dalam APBDesa setiap tahun

anggaran. Menurut Peraturan Desa Duyung Nomor 15 Tahun 2020

bahwa Sumber Pendapatan Desa terdiri dari:

1) Pendapatan asli desa terdiri dari hasil kekayaan desa, hasil

swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain – lain

pendapatan asli desa yang sah;

2) Bagi hasil bpajak daerah kabupaten paling sedikit 10% unruk

desa dan dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan bagi

desa yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara

proposional ;

3) Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh kabupaten untuk des paling sedikit 10% yang

pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang

merupakan alokasi dana desa;


4) Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan

pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d

disalurkan melalui kas desa;

5) Adapun kekayaan desa terdiri dari : tanah kas desa, bangunan

desa yang dikelola desa, lain – lain kekayaan milik desa.

c. Keadaan Sosial Politik


Desa Duyung di pimpin oleh seorang PJ Kepala Desa yang

bernama Bapak Triyono Bambang Danarto, yang ditugaskan dari

kecamatan untuk menggantikan kepala desa yang telah meninggal

oleh.

Desa Duyung terdapat 3 dusun (yakni Dusun Duyung,

Baheng, dan Ganggong), 3 RW dan 17 RT. Untuk Dusun Duyung,

membawahi 5 RT, yakni:

RT 01 RW 01 diketuai oleh Bapak

RT 02 RW 01 diketuai oleh Bapak Suwardi

RT 03 RW 01 diketuai oleh Bapak Alip Sunnarno

RT 04 RW 01 diketuai oleh Bapak Bambang Wiyono

RT 05 RW 01 diketuai oleh Bapak Didik P

Untuk Dusun Baheng sendiri membawahi 7 RT, yakni:

RT 06 RW 02 diketuai oleh Bapak Tukimun

RT 07 RW 02 diketuai oleh Bapak Suharno

RT 08 RW 02 diketuai oleh Bapak Udin

RT 09 RW 02 diketuai oleh Bapak Rusdi

RT 10 RW 02 diketuai oleh Bapak Slamet


RT 11 RW 02 diketuai oleh Bapak Samidin

RT 12 RW 02 diketuai oleh Bapak Yahmin

Sedangkan untuk Dusun Ganggong sendiri membawahi 5 RT,

yakni:

RT 13 RW 03 diketuai oleh Bapak Reno

RT 14 RW 03 diketuai oleh Bapak Mikun

RT 15 RW 03 diketuai oleh Bapak Sakimun

RT 16 RW 03 diketuai oleh Bapak Kusbin

RT 17 RW 03 diketuai oleh Bapak Sukamto

Para pejabat Bekel atau Kepala Desa Duyung semenjak

berdirinya Desa Duyung yang tercatat dalam buku Desa adalah

sebagai berikut:

Kepala Desa Duyung

No Nama Masa jabatan Keterangan

1. Amat Tajib Tasiran ..... – 1953 Lurah pertama

2. Imam Soebandi Oesoep 1953 – 1962 Lurah kedua

3. Parni 1962 – 1984 Lurah ketiga

4. Moerjianto 1984 – 2007 Lurah keempat

5. Purwanto 2007 – 2013 Lurah kelima

6. Lamiran 2013 – sekarang Lurah keenam

d. Keadaan Sosial Budaya


Nuansa gotong royong masih sangat kental terlihat dalam

hubungan kemasyarakatan di Desa Duyung. Diantaranya dapat


dilihat dari gotong royong pembangunan rumah, pembangunan

tanah, pembangunan desa, jalan dan jembatan, pembangunan

Masjid/ Musholla. Kekompakan dan kerukunan pun masih berlaku

di Desa Duyung. Ketika para pria bekerja gotong royong

membangun desa, para wanita dengan ikhlas mengantar makanan

yang saking banyaknya hingga berlebih-lebih.

Dalam bidang sosial kemasyarakatan, seni, dan budaya, yang

menjadi ciri Desa Duyung antara lain:

 Bidang seni, Desa Duyung mempunyai group seni, yaitu Seni

Cokekan 99

 Bidang budaya, masyarakat Duyung mayoritas aktif dalam

kegiatan-kegiatan lingkungan seperti jamaah yasin, pengajian

rutin di masjid ASWAJA, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

e. Keadaan Sosial Keagamaan


Lembaga keagamaan yang terdapat di Desa Duyung terdiri

dari 20 Musholla dan 4 Masjid. yang mana di kedua lembaga

keagamaan tersebut diadakan berbagai macam kegiatan,

diantaranya selain digunakan sebagai tempat ibadah juga dijadikan

sebagai lembaga pendidikan Al-Qur’an.

Di Desa Duyung sendiri terdapat 2 aliran Islam yang

mendominasi kehidupan keberagamaan Desa Duyung. Yakni

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang lebih

mendominasinya.
Di beberapa Masjid dan Musholla sudah ada struktur

organisasi yang mengurus segala yang ada di lembaga keagamaan

tersebut. Di antara yang sudah mempunyai struktur organisasi

adalah ASWAJA, Ash - Sholihin, Al – Iman, Matlaul Aqromiyah..

1. Tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh


Suatu daerah tidak dapat lepas dari peran tokoh masyarakat,

agama dan pemuda. Begitu juga dengan masyarakat Desa Duyung.

Adapun tokoh-tokoh yang berpengaruh di Desa Duyung adalah:

1. Tokoh masyarakat

a. Bapak Triyono Bambang Danarto selaku PJ kepala Desa

Duyung

Keberadaan Kepala Desa sangat penting dan

berpengaruh terutama dalam mengatur jalannya

pemerintahan desa, sehinngga Kepala Desa dibantu dengan

beberapa perangkatnya berupaya terus dengan sekuat tenaga

untuk meningkatkan SDA dan SDM Desa Duyung.

Lurah di Desa Duyung sangatlah lincah. Hal tersebut

dikarenakan usianya yang masih cukup muda, sehingga

dengan alasan tersebut, beliau banyak menorehkan

pembangunan di wilayah Desa Duyung.

b. Seluruh Perangkat Desa Menggare

Perangkat desa merupakan bagian yang tak dapat

terpisahkan dari struktur pemerintahan Desa Duyung yang

antara satu dengan yang lainnya saling mendukung demi


tercapainya tujuan pemerintahan desa. Inilah beberapa nama

perangkat Desa Duyung yang sampai saat ini masih

menjabat di jajaran pemerintahan:

1) Ibu Niken Anggraini P selaku sekretaris Desa

Menggare

2) Bapak Kapiono selaku kepala Dusun Duyung Desa

Duyung

3) Bapak Suwarno selaku kepala Dusun Baheng Desa

Duyung

4) Bapak Pitono selaku kepala Dusun Ganggong Desa

Duyung

5) Bapak Supriyanto selaku jogo waluyo Desa Duyung

6) Bapak Didik Pusbianto selaku sambong Desa Duyung

7) Bapak Supriyanto selaku kaur pemerintahan Desa

Duyung

8) Bapak Jarmanto selaku kaur Umum Desa Duyung

9) Ibu Sringatin selaku kaur pembangunan dan kesra Desa

Duyung.

c. Tokoh agama

1) Bapak Mukarom, Bapak Sumiran, Bapak M. Yatimin

selaku modin Desa Duyung

Peran beliau sangat dibutuhkan oleh masyarakat,

hal ini dapat dilihat ketika ada warga yang meninggal,


yaitu sebagai perawat yang telah diatur dalam agama

Islam. Seorang Modin biasanya diambil dari warga

masyarakat yang betul-betul paham tentang agama. Di

samping mengurusi masalah kematian Modin juga

dibutuhkan dalam acara perkawinan.

2) Seluruh takmir Masjid dan Musholla Desa Duyung

Peran dari seluruh Ta’mir juga sangat penting,

khususnya dalam masalah memakmurkan Masjid

maupun Mushola. Dan inilah nama-nama takmir Masjid

dan Musholla di Desa Duyung:

1) Bapak Parni selaku takmir Musholla Nurussalam

2) Bapak Jaiz selaku takmir Musholla Baitul Hikmah

3) Bapak Warni selaku takmir Musholla al-Mujahidin

4) Bapak Medi selaku takmir Musholla al-Ikhlas

5) Bapak Suhar selaku takmir Masjid al-Jariyah

6) Bapak Thohir selaku takmir Masjid Hasan bukhori.

3) Ketua RT Desa Duyung

Ketua RT adalah Struktur perangkat Desa yang

paling rendah dan paling kecil cakupan tugasnya. Ketua

RT memimpin beberapa Kepala Keluaga (KK).

Walaupun demikian Ketua RT sangat berat tugasnya

karena yang lebih mengetahui keadaan masyarakat.

Inilah nama-nama tokoh RT di Desa Duyung:


a. Bapak selaku ketua RT 01 RW 01 Dusun Duyung

b. Bapak Suwardi selaku ketua RT 02 RW 01 Dusun

Duyung

c. Bapak Alif Sunnarno selaku ketua RT 03 RW 01

Dusun Duyung

d. Bapak Bambang Wiyono selaku ketua RT 04 RW 01

Dusun Duyung

e. Bapak Didik P selaku ketua RT 05 RW 01 Dusun

Duyung

f. Bapak Tukimun selaku ketua RT 06 RW 02 Dusun

Baheng

g. Bapak Suharno selaku ketua RT 07 RW 02 Dusun

Baheng

h. Bapak Udin selaku ketua RT 08 RW 02 Dusun

Baheng

i. Bapak Rusdi selaku ketua RT 09 RW 02 Dusun

Baheng

j. Bapak Slamet selaku ketua RT 10 RW 02 Dusun

Baheng

k. Bapak Samidin selaku ketua RT 11 RW 02 Dusun

Baheng

l. Bapak Yahmin selaku ketua RT 13 RW 02 Dusun

Baheng
m. Bapak Reno selaku ketua RT 13 RW 03 Dusun

Ganggong

n. Bapak Mikun selaku ketua RT 14 RW 03 Dusun

Ganggong

o. Bapak Sakimun selaku ketua RT 15 RW 03 Dusun

Ganggong

p. Bapak Kusbin selaku ketua RT 16 RW 03 Dusun

Ganggong

q. Bapak Sukamto selaku ketua RT 17 RW 03 Dusun

Ganggong

d. Tokoh kepemudaan

a. Pak Darmanto selaku ketua karang taruna desa Duyung

Beliau selaku Ketua karang Taruna, tentunya sangat

berpengaruh dalam masyarakat Desa Duyung. Karena

beliaulah yang menggerakkan para pemuda dalam

membantu program kerja desa dan membantu masyarakat.

Biasanya para pemuda punya andil besar dalam acara

Perkawinan, Pengajian, Agustusan, Kerja bakti dan lain-

lain.

a. Guru TPA

Guru TPA sangatlah berpengaruh karena mereka memegang

kunci stabilnya moral dan pengetahuan anak-anak kecil di Desa

Duyung. Oleh karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa


sehingga dalam hal ini guru-guru TPA merupakan tokoh penting untuk

menularkan ilmu dan mengembangkan potensi anak-anak. Inilah

beberapa nama guru TPA yang ikut meramaikan semangat anak muda

di Desa Duyung:

1) Bapak Dadang selaku guru TPA masjid ASWAJA

2) Bapak Yudi selaku guru TPA masjid ASWAJA

3) Bapak Sutikno selaku guru TPA masjid ASWAJA

4) Ibu Tutik Masruda selaku guru TPA masjid Matlaul Aqromiyah

5) Ibu Askuriah selaku guru TPA masjid Matlaul Aqromiyah

6) Ibu Sukatmi selaku guru TPA masjid Matlaul Aqromiyah

2. Hasil Rumusan Kegiatan Penunjang


Penyusunan program penunjang kami susun berdasarkan observasi

yang telah kami lakukan di lokasi KPM. Hasil Rumusan Program Kegiatan

Penunjang ini berbeda dengan rumusan program penunjang sebelumnya, hal

ini sejalan dengan perubahan seusai perbincangan lebih lanjut dengan

beberapa tokoh Desa Duyung.

Adapun rumusan program itu diantaranya:

1. Berpartisipasi dalam kegiatan Yasinan, Tahlilan dan Arisan.

Kegiatan ini menurut para tokoh agama masyarakat setempat

merupakan sarana da’wah yang paling efektif untuk merangkul semua

lapisan masyarakat. Oleh karena itu kami turut berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya menjalin silaturahmi dan

mengetahui sistem pelaksanaannya.


Walaupun kegiatan tersebut atas nama kegiatan karang taruna,

namun yang hadir dalam acara tersebut adalah bapak-bapak, ibu-ibu dan

pemuda, dan pemudi. Satu hal yang sudah menjadi kebiasaan dari warga

Dukuh Ganggong khususnya, ketika acara yasinan rutin maupun arisan

rutin, makanan yang disajikan dalam piringan.

2. Berpartisipasi Mengajar di TPA Masjid “ASWAJA”

TPA “ASWAJA”, yang berada dibawah naungan Lembaga

Nahdlatul Ulama, dengan murid sekitar 60 siswa. Kami turut berpartisipasi

membantu mengajar, khususnya dalam menyimak bacaan mengaji anak-

anak. Jadwal masuk TPA adalah pada hari Senin sampai Kamis. Kegiatan

pembelajaran dimulai dari jam 16.00 sampai jam 17.30.

Lembaga ini berdiri pada tahun 2014, yang di pimpin oleh Bapak

Ma’ruf, dengan dukungan dari beberapa elemen masyarakat, misalnya

Bapak Kepala Desa dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang lainnya.

Sehingga TPA ini bisa dikatakan sangat maju, dengan siswanya mencakup

seluruh Desa Duyung dan ada yang berasal dari desa tetangga.

3. Berpartisipasi Mengajar di TPA musholla “Al-Hikmah”

TPA Al-Hikmah merupakan TPA yang berada di wilayah Duyung

selatan, dengan jumlah murid sekitar belasan siswa. Sebagaimana di TPA

Masjid ASWAJA, di TPA Al-Hidayah kami juga turut serta membantu

menyimak bacaan ngaji dari para santri, dan terkadang kami memberikan

motivasi ataupun bimbingan akhlak untuk mereka. Selain itu, oleh karena
kami diminta untuk mengajar santri belajar hadroh, maka kami pun

menyanggupi untuk mengajar mereka.

Sedangkan untuk jadwal masuknya ketika hari biasa adalah Selasa,

Rabu dan Sabtu dari jam 14.00 sampai jam 17.30.

4. Mengadakan Rumah Belajar

Untuk acara rumah belajar, memang belum di agendakan dalam

program penunjang RRA. Namun ketika anggota putri merasakan

kejenuhan setelah jamaah Sholat maghrib, maka kami berinisiatif untuk

melaksanakan rumah belajar setiap malam Ba’da Maghrib dengan anak-

anak Dusun Ganggong Rt. 16-17. Kami sosialisasikan, bahwa kami akan

mengadakan rumah belajar, yang dilaksanakan setiap hari, pukul 18.00

bertempat di posko kelompok KPM STAINU Madiun.

Pada minggu pertama acara sukses, dengan antusias yang tinggi

dari warga. Terbukti bahwa para anak – anak antusias ramai untuk

meramaikan kegiatan. Namun memang belum ada konsep yang matang,

sehingga selesai acara pun, anak – anak langsung pulang tanpa ada

kegiatan lain selain rumah belajar itu.

Minggu kedua, setelah agenda dikonsep dengan rapi, maka

pelaksanaan senam lebih terstruktur. Sebelum acara rumah belajar, kami

adakan mengaji BTQ dengan anak-anak.

Sedangkan untuk minggu terakhir, acara rumah belajar masih tetap

kami laksanakan. Semangat peserta yang ikut masih tetap besar. Setelah
selesai rumah belajar, kami tutup dengan sholawat bersama bersama

anggota kelompok 2.

5. Kegiatan perlombaan santri TPA dan Madin

Untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 77 dan menambah

semangat santri-santri dalam belajar Al-Qur’an dan mempererat

silaturrohmi antar santri TPA dan Madin di Duyung kami mengadakan

perlombaan santri TPA di Masjid ASWAJA Dukuh Duyung Desa

Duyung. Yang dilaksanakan pada hari jum’at, 19 Agustus 2022 pukul

15.00 s/d selesai.

Adapun perlombaan yang kami adakan adalah sebagai berikut :

a. Lomba Makan Roti

b. Lomba Estafet

c. Lomba Kerupuk

6. Kegiatan perlombaan kemasyarakatan dalam rangka memperingati

hari kemerdekaan

Dalam rangka memeriahkan peringatan HUT RI Ke 77, kami para

peserta KPM Kelompok 2 mengajak warga untuk mengadakan kegiatan

perlombaan kemasyarakatan. Hal tersebut kami laksanakan oleh karena

rasa Nasionalisme warga Ganggong masih kurang. Terbukti disebabkan

tidak adanya pengumuman untuk pengibaran sang Saka Merah putih,

warga belum mempunyai kesadaran untuk mengibarkannnya di depan

rumah masing-masing. Padahal semua tahu bahwa hari itu adalah perayaan
kemerdekaan NKRI. Selain itu, ketika dikonfirmasi, ternyata masih

banyak diantara mereka yang tidak mempunyai bendera Merah putih.

Sehingga dengan acara yang kami laksanakan ini, semoga menambah

semangat nasionalisme serta kebersamaan warga.

Acara kami laksanakan pada hari Minggu, 28 Agustus 2022 mulai

pukul 18.00 s/d 22.00 WIB di sekitar SD Duyung 2. Lomba-lomba yang

kami laksanakan adalah sebagai berikut:

a. Lomba anak - anak

 Memasukkan paku dalam botol

 Pukul air

 Balap karung

 Makan roti

b. Lomba Remaja

 Goyang kursi

 Goyang balon

 Tarik tambang

c. Lomba bapak-bapak

 Gendong senik

 Tarik tambang

d. Lomba ibu-ibu

 Goyang bola
 Estafet tepung

 Goyang balon

 Makan kerupuk

Anda mungkin juga menyukai