Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH PENYULUHAN MANAJEMEN LAKTASI

TERHADAP EFIKASI DIRI MENYUSUI PADA IBU HAMIL

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Jurusan Kebidanan Diploma IV Bidan Klinik
Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH
INDAH AYU NUR HASANA
P00312016023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-IV
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI
PENGARUH PENYULUHAN MANAJEMEN LAKTASI
TERHADAP EFIKASI DIRI MENYUSUI PADA IBU HAMIL

Diajukan oleh:

INDAH AYU NUR HASANA


P00312016023

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim


Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan
Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan.

Kendari, 25 Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(Arsulfa, S.Si.T, M.Keb) (Hesti Resyana, S.Si.T, M.Keb)


NIP. 197407191992122001 NIP.198105072007012015

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari

(Sultina Sarita, SKM, M.Kes)


NIP. 196806021992032003

i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Indah Ayu Nur Hasana

NIM : P00312016023

Institusi Pendidikan : Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul Literatur : PENGARUH PENYULUHAN MANAJEMEN


LAKTASI TERHADAP EFIKASI DIRI
Review MENYUSUI PADA IBU HAMIL

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya


tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini


adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Kendari, 20 Juni 2020


Yang Membuat Pernyataan,

Indah Ayu Nur Hasana

iii
RIWAYAT HIDUP

I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Indah Ayu Nur Hasana
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Kendari, 12 Agustus 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : JL. Durian, Kel. Wua-Wua,
Kec. Wua-Wua, Kota Kendari
7. No. Telp/ Hp : +6282219076788

II. PENDIDIKAN
1. TK Kartika Jaya 2002-2003
2. SDN 09 Kendari Barat 2003-2009
3. Pondok Modern Darussalam Gontor Indonesia 2009-2015

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis

panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya,

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Penyuluhan

Manajemen Laktasi Terhadap Efikasi Diri Menyusui Pada Ibu Hamil”.

Skripsi ini diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan pada Jurusan DIV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb selaku

Pembimbing I dan Ibu Hesti Resyana, S.Si.T, M.Keb selaku Pembimbing II

yang telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku penguji I, Ibu Heyrani, S.Si.T,

M.Kes, selaku penguji II, Ibu Hesti Wulandari, SST, M.Keb selaku

penguji III dalam skripsi ini.

v
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan atas segala bekal, ilmu, nasihat, dan motivasi yang

telah diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Politeknik

Kesehatan Kendari.

5. Papa, Mama, dan adik-adik tercinta yang selalu mencurahkan kasih

sayang, memberikan doa, dan dukungan yang tiada henti kepada

penulis.

6. Sahabat seperjuangan Rizma, Ayi, Endang, Milda, Milna, Adel, Fazrah,

kak Andri, dan Neli. yang selalu senantiasa membantu, menghibur

dan memberi dukungan mulai dari awal perkuliahan sampai penulisan

skripsi ini selesai.

7. Anak-anak Wisma Al-Fatih yang sudah membantu dalam segala

urusan dari awal mulai proposal hingga penulisan skripsi.

8. Haidirrahman Lasaima yang telah menemani, membantu, mendukung,

serta memberikan doa dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman Angkatan 2016 D-IV Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kendari yang tidak dapat didebutkan satu persatu.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik

secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu

menyelesaikan skripsi. Semoga kebaikan dan keikhlasan akan

mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini

vi
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Penulis Menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan

saran yang bersifat membangun diperlukan dalam penyempurnaan

skripsi ini serta sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan

skripsi selanjutnya.

Kendari, 20 Juni 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
ABSTRAK .............................................................................................. xiii
ABSTRACT ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ........................................................................... 9
B. Landasan Teori ........................................................................... 41
C. Kerangka Teori ............................................................................ 43
D. Kerangka Konsep ........................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Strategi pencarian literature ........................................................ 45
B. Kriteria inklusi dan ekslusi ........................................................... 46
C. Seleksi studi dan penilaian kualitas ............................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ............................................................................ 54
B. Pembahasan ............................................................................... 57

viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 62
B. Saran........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Perawatan payudara tahap pertama ............................... 29


Gambar 2 Perawatan payudara tahap kedua .................................. 30
Gambar 3 Perawatan payudara tahap ketiga .................................. 30
Gambar 4 Posisi menyusui .............................................................. 33
Gambar 5 Kerangka teori ................................................................. 43
Gambar 6 Kerangka konsep ............................................................ 44
Gambar 7 Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............... 47

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sinstesis/Ekstraksi Data Hasil Penelitian ........................ 49

xi
ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MANAJEMEN LAKTASI


TERHADAP EFIKASI DIRI MENYUSUI PADA IBU HAMIL
Indah Ayu1, Arsulfa2, Hesti Resyana2
12 Mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari, Dosen
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
Pendahuluan: Manajemen laktasi merupakan upaya yang dilakukan ibu dan
keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Pelaksanaannya dimulai pada
masa kehamilan, setelah melahirkan dan pada masa menyusui. Hal yang perlu
dipersiapkan dalam manajemen laktasi pada masa kehamilan adalah ibu mencari
informasi tentang keunggulan ASI, manfaat menyusui serta apa dampak negatif
dari pemberian susu formula pada bayi. Faktor pengetahuan dan informasi yang
didapatkan akan mempengaruhi niat seorang ibu untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayinya.
Tujuan: Tujuan dari literature review ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
manajemen laktasi terhadap efikasi diri menyusui pada ibu hamil.
Metode: Metode penelitian yang digunakana adalah literature review yang
dilakukan berdasarkan issue, metodologi, persamaan dan jurnal penelitian. Dari
5 artikel penelitian, 4 jurnal Nasional dan 1 jurnal Internasional.
Hasil: Berdasarkan 5 artikel dengan menggunakan metode yang sama di
dapatkan bahwa penyuluhan manajemen laktasi berpengaruh terhadap efikasi
diri menyusui pada ibu hamil.
Kesimpulan: Penilitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan
terhadap efikasi diri menyusui setelah diberi penyuluhan manajemen laktasi .

Kata kunci : Penyuluhan Manajemen Laktasi, Efikasi Diri Menyusui, Ibu


hamil

xii
ABSTRACT

THE EFFECT LACTATION MANAGEMENT EXTENSION ON


EFICATION OF SELF-BREASTFEEDING IN PREGNANT
WOMEN
Indah Ayu1, Arsulfa2, Hesti Resyana2
12 DIV Student Midwifery Poltekkes Kemenkes Kendari, Lecturer In The
Midwifery Of Poltekkes Kemenkes Kendari.
Introduction: Lactation management is an effort made by mother and family to
support breastfeeding success. Starting from breast milk produced until the
baby's process of sucking and swallowing breast milk. The practice starts during
pregnancy, after giving birth and during breastfeeding. Things that need to be
prepared in lactation management during pregnancy are mothers looking for
information about the benefits of breast milk, the benefits of breastfeeding and
what are the negative effects of infant formula feeding. Knowledge and
information factors obtained will affect the intention of a mother to give exclusive
breastfeeding to her baby.
Purpose: The purpose of this review literature is to determine the effect of
lactation management education on breastfeeding self-efficacy in pregnant
women.
Methods: The research method used is literature review conducted based on
issues, methodology, equations and research journals. From 5 research articles,
4 National journals and 1 International journals.
Results: Based on 5 articles using the same method, it was found that
counseling on lactation management affects the self-efficacy of breastfeeding in
pregnant women.
Conclusion: Research shows that there is a significant influence on the self-
efficacy of breastfeeding after being given counseling on lactation management.

Keywords: Counseling Lactation Management, Self-efficacy of


Breastfeeding, Pregnant Women

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama bagi bayi

baru lahir. Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu yang

memberikan pengaruh paling kuat terhadap kelangsungan hidup

bayi, pertumbuhan dan perkembangan karena kandungan ASI dan

fosfor merupakan zat - zat yang dapat berfungsi dalam tumbuh

kembang bayi (Djamaludin N, 2010).

Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada

bayi berumur 0–6 bulan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif yang

dimaksud yaitu bayi tidak diberi makanan dan minuman apapun

kecuali ASI. World Health Organization (WHO) dan United Nation

Childrens Fund (UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak

hanya diberi air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan

pertama dalam kehidupan seorang bayi dan dilanjutkan dengan

makanan pendamping (MPASI) yang tepat sampai usia 2 tahun

dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

(Yuliarti, 2010 ).

Pada tahun 2018 cakupan pemberian ASI ekslusif di

Indonesia yaitu sebanyak 68, 74%, sedangkan di daerah Sulawesi

Tenggara cakupan pemberian ASI di ta hun 2018 sebanyak 46,0%.

1
2

Angka tersebut belum mencapai target cakupan pemberian ASI di

Sulawesi Tenggara yaitu 75,0% (Profil kesehatan Indonesia, 2018).

Manajemen laktasi merupakan upaya yang dilakukan ibu

dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Mulai dari

ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.

Pelaksanaannya dimulai pada masa kehamilan, setelah melahirkan

dan pada masa menyusui. Hal yang perlu dipersiapkan dalam

manajemen laktasi pada masa kehamilan adalah ibu mencari

informasi tentang keunggulan ASI, manfaat menyusui serta apa

dampak negatif dari pemberian susu formula pada bayi.

Kadangkala ibu mendapatkan informasi yang salah tentang

manfaat ASI eksklusif, mengenai bagaimana cara menyusui yang

benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesulitan saat

menyusui (Prasetyono, 2009).

Menurut Jatmika (2015), Faktor pengetahuan dan informasi

yang didapatkan akan mempengaruhi niat seorang ibu untuk

memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Niat merupakan kehendak

atau keinginan di dalam hati seseorang untuk melakukan suatu

perilaku. Seseorang akan memiliki niat yang kuat jika informasi

yang dimilikinya cukup kuat untuk meyakinkannya bahwa perilaku

tersebut layak untuk dilakukan dan adanya sikap positif dan

dukungan normatif dari lingkungan sekitar untuk melakukan suatu

prilaku. Niat yang sudah dimiliki seorang ibu untuk menyusui


3

hendaknya diperkuat dengan menambah pengetahuan mengenai

ASI dan bagaimana cara manajemen laktasi agar meningkatkan

kepercayaan diri ibu untuk menyusui.

Efikasi diri merupakan sejauh mana seseorang

memperkirakan kemampuan dirinya dalam melakukan suatu hal

yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Efikasi diri

menyusui merupakan rasa percaya diri yang dimiliki oleh ibu dalam

hal menyusui yang dapat menjadi alat pengambilan keputusan

untuk menyusui bayinya. Pada ibu menyusui dibutuhkan suatu

keyakinan dan kepercayaan terhadap dirinya bahwa mereka dapat

memberikan ASI pada bayi mereka sampai usia bayi yang telah

ditetapkan.

Efikasi diri menyusui pada ibu seharusnya sudah ada sejak

ibu hamil agar ibu dapat melaksanakan manajemen laktasi untuk

menunjang keberhasilan menyusui. Semakin tinggi efikasi diri

menyusui maka semakin keras usaha ibu agar dapat berhasil

menyusui sedangkan efikasi diri yang rendah dalam hal menyusui

dapat menyebabkan persepsi dan motivasi yang negatif, serta

cenderung untuk tidak memberikan ASI pada bayi bahkan

mengganti ASI menjadi susu formula (Wardani MA, 2012).

Pada ibu menyusui, dibutuhkan suatu keyakinan bahwa

mereka dapat memberikan ASI bayi bayi mereka sampai batasan

waktu yang telah disepakati. Efikasi diri menyusui pada ibu


4

seharusnya sudah ada sejak ibu hamil agar ibu melaksanakan

manajemen laktasi untuk menunjang keberhasilan menyusui.

Semakin tinggi efikasi diri menyusui maka akan semakin keras

usaha ibu agar dapat berhasil menyusui, yang dimaksudkan dalam

hal ini adalah persiapan menyusui saat hamil.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu

melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari

Penyuluhan tentang manajemen laktasi terhadap efikasi diri

menyusui pada ibu hamil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada Pengaruh

penyuluhan manajemen laktasi terhadap efikasi diri menyusui pada

ibu hamil ?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menelaah sumber artikel dari 5 jurnal Nasional dan

Internasional yang berkaitan dengan pengaruh penyuluhan

manajemen laktasi terhadap efikasi diri menyusui pada ibu

hamil.
5

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa perbedaan variabel penelitian dari

kelima jurnal

b. Menganalisa perbedaan desain penelitian dari kelima

jurnal

c. Menganalisa perbedaan jumlah sampel penelitian dari

kelima jurnal

d. Menganalisa perbedaan tahun dan tempat penelitian

dari kelima jurnal

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya

bidang ilmu kesehatan masyarakat dalam kaitannya dengan

efikasi diri menyusui pada ibu hamil .

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Masyarakat

Mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang

manajemen laktasi khusunya pada ibu hamil agar

lebih mempersiapkan diri dalam memberikan ASI

eksklusif pada bayi.

b. Bagi Instansi

Sebagai sarana untuk mahasiswa dan dosen agar ikut

dalam mempromosikan dan melakukan intervensi


6

kepada masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak

(KIA) khususnya dalam manajemen laktasi sesuai

dengan ilmu yang telah didapatkan.

c. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta

pengalaman dari hasil penelitian yang dilakukan

dalam upaya meningkatkan pengetahuan dibidang

kesehatan.

E. Keaslian Penelitian

1. Rainy Tri Kurnianingtyas (2017). Judul: pengaruh pendidikan

kesehatan tentang manajemen laktasi terhadap efikasi diri

menyusui pada ibu primigravida trimester III. Jenis penelitian ini

adalah pre eksperimental dengan rancangan penelitian yang

digunakan adalah one group pretest-posttest design. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tingkat efikasi diri menyusui

pada ibu primigravida trimester III sebelum diberikan pendidikan

kesehatan tentang manajemen laktasi adalah sebanyak 6 orang

(18,75%) memiliki efikasi diri menyusui rendah, 21 orang

(65,625%) memiliki efikasi diri menyusui sedang dan 5 (15,

625%) orang memiliki efikasi diri menyusui yang tinggi,

sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang

manajemen laktasi sebanyak 2 orang (6,25%) memiliki efikasi

diri yang rendah ,26 (81,255%) orang memiliki efikasi diri


7

menyusui sedang dan sebanyak 4 orang (12,5%) memiliki

efikasi diri menyusui tinggi. Perbedaan pada penelitian

sebelumnya dengan penelitian ini adalah variabel bebas. Pada

penelitian sebelumnya yang menjadi variable bebasnya adalah

Pendidikan kesehatan sedangkan pada penelitian yang

sekarang yang menjadi variable bebasnya adalah penyuluhan.

2. Yanik Muyassaroh, Dhita Aulia Octavianingrum, Ayuningtiyas

(2019). Judul: pengaruh modul manajemen laktasi terhadap

efikasi diri dan keberhasilan menyusui. Penelitian ini termasuk

quasi experimental reaseach yaitu memberikan suatu perlakuan

dengan menggunakan rancangan randomised perspective

study. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan tentang manajemen laktasi post natal

terhadap pemberian ASI di Desa Ketoyan Kecamatan

Wonosegoro Boyolali. Pada penelitian sebelumnya yang

menjadi variable bebasnya adalah Modul, sedangkan pada

penelitian yang sekarang yang menjadi variable bebasnya

adalah penyuluhan.

3. Dina Aprilia & Aziza Fitriah (2017). Judul: Efektivitas kelas

edukasi (ke) menyusui untuk meningkatkan efikasi diri ibu

menyusui dalam memberikan asi ekslusif di Banjarmasin.

Penelitian ini merupakan penelitian one group pretest-posttest

design yaitu suatu metode Quasi Eksperimen yang


8

membandingkan efek suatu perlakuan terhadap variabel terikat

sebelum dan setelah dikenai perlakuan. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan efikasi diri ibu

menyusui saat sebelum dan sesuadah diberikan intervensi

Kelas Edukasi. Perbedaan pada penelitian sebelumnya yang

menjadi variable bebasnya adalah Kelas edukasi (KE),

sedangkan pada penelitian yang sekarang yang menjadi

variable bebasnya adalah penyuluhan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan tentang efikasi diri

a. Pengertian efikasi diri

Efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang

kemampuan mereka untuk mencapai suatu tingkat kinerja

yang mempengaruhi setiap peristiwa dalam hidupnya.

Keyakinan akan seluruh kemampuan meliputi kepercayaan

diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas kognitif,

kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang

penuh dengan tekanan (Ormond JE, 2008).

Efikasi diri adalah presepsi individu akan

kemampuannya melakukan tindakan yang diharapkan.

Keyakinan efikasi diri mempengaruhi pilihan tindakan yang

akan dilakukan, besarnya usaha dan ketahanan ketika

berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Individu

dengan efikasi diri tinggi memilih melakukan usaha lebih

besar dan pantang menyerah. keyakinan seseorang dalam

kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol

terhadap fungsi orang itu sendiri dan kejadian dalam

lingkungan (Ghufron MN, 2012). Efikasi diri sebagai persepsi

diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi

9
10

dalam situasi tertentu, efikasi diri berhubungan dengan

keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakuakn

tindakan yang diharapkan (Alwisol, 2009).

Efikasi diri adalah sebagai evaluasi seseorang

menganai kemampuan atau kompetensi dirinya melakukan

suatu tugas (Baron A, 2010). Efikasi diri akan berkembang

berangsur- angsur secara terus menerus seiring

meningkatnya kemampuan dan bertambahnya pengalaman

(Ormond JE, 2008).

b. Faktor efikasi diri

Menurut (Bandura,1997) ada empat sumber penting

yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri yaitu:

1) Mastery Experience (Pengalaman keberhasilan)

Keberhasilan yang didapatkan akan meningkatkan

efikasi diri yang dimilki seseorang sedangkan kegagalan

akan menurunkan efikasi dirinya. Setelah efikasi diri kuat

dan berkembang melalui serangkaian keberhasilan,

dampak negative dari kegagalan-kegagalan tersebut

dapat diatasi dengan memperkuat motivasi diri apabila

seseorang menemukan hambatan yang tersulit melalui

usaha yang terus-menerus.


11

2) Modeling (meniru)

Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain

dengan kemampuan yang sebanding dalam mengerjakan

suatu tugas akan meningkatkan efikasi diri individu dalam

mengerjakan tugas yang sama. Efikasi tersebut didapat

melalui social models yang biasanya terjadi pada diri

seseorang yang kurang pengetahuan tentang

kemampuan dirinya sehingga melakukan modeling.

Namun efikasi diri yang didapat tidak akan berpengaruh

bila model yang diamati tidak memilki kemiripan atau

berbeda dengan model.

3) Social Persuasion ( informasi)

Informasi tentang kemampuan yang disampaikan

secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh

biasanya dapat meningkatkan keyakinan tentang

kemampuan-kemampuan yang dimiliki dapat membantu

tercapainya tujuan yang diinginkan.

4) Physiological & Emotion State

Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri

seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan suatu

kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan

mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak di

warnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya


12

keluhan atau gangguan somantik lainnya. Efikasi diri

biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan

kecemasan sebaliknya efikasi diri yang rendah ditandai

oleh tingkat stress dan kecemasan yang tinggi pula.

c. Aspek-aspek efikasi diri

Efikasi diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda,

dapat dilihat berdasarkan aspek yang mempunyai implikasi

penting pada prilaku. Menurut Bandura, 1997 ada tiga aspek

dalam efikasi diri yaitu:

1) Magnitude

Aspek ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas

ketika individu merasa mampu untuk melakukannya.

Apabila individu dihadapkan pada tugas-tugas yang

disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri

individu mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang

mudah, sedang, atau bahkan meliputi tugas-tugas yang

paling sulit, sesuai dengan batas kemampuan yang

dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang

dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Aspek ini

memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang

dirasa mampu dilakukannya dan menghindari tingkah

laku yang berada di luar batas kemampuan yang di

rasakannya.
13

2) Generality

Aspek ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku

yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya.

Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan

dirinya apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi

tertentu atau pada serangkain aktivitas dan situasi yang

bervariasi.

3) Strength

Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari

keyakinan atau pengharapan individu mengenai

kemampuannya. Pengharapan yang lemah mudah

digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak

mendukung. Sebaliknya, pengharapan yang mantap

mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya.

Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang

menunjang. Dimensi ini biasanya berkaitan langsung

dengan dimensi level, yaitu makin tinggi level taraf

kesulitan tugas, makin lemah keyakinan yang dirasakan

untuk menyelesaikannya.

d. Efikasi diri menyusui

Efikasi diri menyusui atau Breastfeeding Self Efficacy

(BSE) adalah keyakinan diri seorang ibu pada

kemampuannya untuk menyusui atau memberikan ASI pada


14

bayinya. Efikasi merupakan hal yang penting dalam

menyusui, karena digunakan sebagai acuan apakah ibu

memilih menyusui atau tidak, berapa banyak usaha yang

dilakukan ibu untuk menyusui bayinya, bagaiaman pola pikir

ibu untuk menyusui bayinya, meningkat atau menyerah, dan

bagaimana ibu menanggappi secara emosional kesulitan

untuk menyusui bayinya (Dennis C, 2017).

Pengalaman keberhasilan menyusui, pengetahuan

dan pemahaman mengenai teknik menyusui menjadi faktor

penting efikasi diri ibu untuk menyusui (Wardani MA, 2012).

Efikasi diri ibu untuk menyusui harus dipertimbangkan dari

segi harapan kemampuan untuk memberikan ASI dan

harapan hasil yang akan dicapai dari memberikan ASI.

Ketika keyakinan ibu menyusui tinggi maka keberhasilan

menyusui akan meningkat begitu pula sebaliknya (Wardani

MA, 2012).

2. Tinjauan tentang Manajemen Laktasi

a. Pengertian Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya

yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan

dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap

dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal),

sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit


15

(perinatal) dan masa menyusui selanjutnya sampai anak

berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).

Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana

calon ibu harus sudah siap baik secara psikologis dan fisik.

Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat menyusu. Produk

ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500-

800 ml/hari (300 ml/hari) (Rukiyah, dkk, 2011). Ruang

lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara

lain ASI ekslusif, teknik menyusui, memeras ASI,

memberikan ASI peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan

gizi selama periode menyusui (Maryunani, 2012).

b. Fisiologi Laktasi

Pada masa kehamilan terjadi perubahan payudara,

terutama mengenai ukurannya. Hal ini disebabkan oleh

berkembangnya kelenjar payudara proliferasi sel-sel duktus

laktiferus dan sel-sel kelenjar pembuatan air susu ibu.

Proses proliferasi dipengaruhi oleh hormone yang dihasilkan

plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogonadotropin,

estrogen dan progesterone. Selain itu, perubahan tersebut

disebabkan bertambah lancarnya peredaran darah pada

payudara.

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang

kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung


16

saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin

akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan

merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI)

dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya

ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi

dan atau ibunya.

Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin.

Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir

untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu

berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika

refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi

mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara

seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal

payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir

keluar.

Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan

uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal ini membantu

mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan

nyeri.

1) Keadaan yang dapat meningkatkan hormone oksitosin

Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi

(meningkatkan) produksi hormon oksitosin:


17

a) Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap

bayinya.

b) Celotehan atau tangisan bayi

c) Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti

menggendong bayi ke ibu saat akan disusui atau

disendawakan, mengganti popok dan memandikan

bayi, bermain, mendendangkan bayi dan membantu

pekerjaan rumah tangga

2) Beberapa keadaan yang mengurangi produksi hormon

oksitosin

a) Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung.

b) Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada

payudara dan bentuk tubuhnya, meniggalkan bayi

karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi

kebutuhan bayi.

c) Rasa sakit terutama saat menyusui.

c. Periode Manajemen Laktasi

1) Masa kehamilan (Antenatal)

Hal yang perlu diperhatikan dalam menejemen laktasi

sebelum kelahiran adalah (Prasetyono, 2009):

a) Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASI,

manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak

negative pemberian susu formula.


18

b) Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat

kehamilan kondisi puting payudara, dan memantau

kenaikan berat badan saat hamil.

c) Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan

berumur 6 bulan hingga ibu siap untuk menyusui, ini

bermaksut agar ibu mampu memproduksi dan

memberikan ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.

d) Ibu senantiasa mencari informasi tentang gisi dan

makanan tambahan sejak kehamilan trimester ke-2

makanan tambahan saat hamil sebanyak 1 1/3 kali

dari makanan yang dikonsumsi sebelum hamil.

2) Masa persalinan (Perinatal)

Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi

saat kelahiran adalah (Prasetyono, 2009):

a) Masa persalinan merupakan masa yang paling

penting dalam kehidupan bayi selanjutnya, bayi

harus menyusui yang baik dan benar baik posisi

maupun cara melekatkan bayi pada payudara ibu.

b) Membantu ibu kontak langsung dengan bayi

selama 24 jam agar menyusui dapat dilakukan

tanpa jadwal.

c) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi dalam

waktu 2 minggu setelah melahirkan.


19

3) Masa menyusui (Postnatal)

Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen laktasi

setelah kelahiran adalah (Prasetyono, 2009):

a) Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama

kelahiran, ibu harus menyusui bayi secara eksklusif

selama 4 bulan pertama setelah bayi lahir dan saat itu

bayi hanya di beri ASI tanpa makanan tambahan.

b) Ibu mencari informasi yang tentang gizi makanan

ketika masa menyusui agar bayi tumbuh sehat.

c) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga

kesehatannya dan menenangkan pikiran serta

menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan

agar produksi ASI tidak terhambat.

d) Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas

kesehatan(merujuk posyandu atau puskesmas). Bila

ada masalah dalam proses menyusui.

e) Ibu tetap memperhatikan gizi / makanan anak,

terutama pada bayi usia 4 bulan.

d. ASI ekslusif

Agampodi. Et.all (2009) dalam riset mengungkapkan

ASI ekslusif telah didefinisikan WHO di mana bayi hanya

mendapatkan ASI, tidak ada cairan lain atau padat dengan


20

pengecualian tetes atau syrup yang terdiri dari vitamin,

mineral, suplemen, atau obat-obatan (Monika F,2014).

e. Kandungan ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam protein.

Laktosedan garam organik yang disekresi oleh kedua belah

kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bayi.

Kandungan ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini

berdasarkan stadium laktasi (Proverawati dan Rahmawati,

2010). Laktasi dibagi menjadi tiga stadium:

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama

dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada

empat hari pertama setelah persalinan. Komposisi

kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan.

Kolostrum berwarna kekuning-kuningan berbentuk agak

kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel

epitel. Kolostrum mengandung kadar protein tinggi dan

zat antibodi yang mampu melindungi tubuh bayi terhadap

infeksi (Kristinasari, 2009).

2) ASI peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah

kolostrum (8-20 hari) sampai sebelum menjadi ASI yang

matang dan matur, dimana kadar lemak, laktosa, dan


21

vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral

lebih rendah, serta mengandung lebih banyak kalori

daripada kolostrum.

3) ASI matur

ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 21 hari

setelah melahirkan dengan volume bervariasi 300-850

ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi.

ASI matur 90% nya adalah air yang diperlukan untuk

memelihara hidrasi bayi. Sedangkan 10% kandungannya

adalah karbohidrat, protein dan lemak yang diperlukan

untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi.

f. Manfaat ASI

Manfaat ASI Eksklusif menurut Roesli U, (2008).

1) Manfaat ASI bagi bayi

a) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua

kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.

b) Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung

berbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang

sakit.

c) Melindungi anak dari serangan alergi.

d) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak sehingga bayi lebih pandai.


22

e) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian

berbicara.

f) Membantu pembentukan rahang yang bagus.

g) Menunjang perkembangan motorik bayi

2) Manfaat ASI bagi Ibu

a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

b) Mengurangi terjadinya anemia.

c) Menjarangkan kehamilan.

d) Ibu lebih cepat mengalami penurunan berat badan.

e) Mengurangi kemungkinan menderita kanker.

f) Tidak merepotkan dan hemat waktu.

g. Pengertian menyusui

Menyusui adalah cara normal untuk menyediakan

makanan bayi dengan nutrisi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang sehat (WHO, 2018).

Menyusui ditandai dengan sejauh mana bayi menerima ASI

sebagai satu-satunya sumber nutrisi (Gill, 2015).

h. Keberhasilan Menyusui

Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi

sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama. Beberapa

langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui

secara eksklusif selama 6 bulan pertama, antara lain :

1) Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi


23

2) Lahir terutama dalam 1 jam pertama (inisiasi dini), karena

bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam

pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur.

Bayi mempunyai refleks menghisap (sucking reflex)

sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan

operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi

ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi

umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir

dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga

terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak

untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit

dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu

ikatan batin (bonding) ibu dan bayi serta perkembangan

bayi.

3) Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-

satunya bagi bayi anda. Tidak ada makanan atau cairan

lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan,

karena akan menghambat keberhasilan proses

menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu

produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting,

serta meningkatkan risiko infeksi


24

4) Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi

puas, maka ia akan melepaskan puting dengan

sendirinya.

i. Tanda bayi cukup ASI

1) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan

warnanya jernih sampai kuning muda.

2) Bayi sering menyusu, tiap 2-3 Jam atau 8-12 kali dalam

sehat. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar,

bangun dan tidur cukup.

3) Bayi tampak sehat, warna kulit, dan turgor baik,anak

cukup aktif.

4) Bayi bertambah berat badannya rata-rata 500 gram per

bulan.

j. Masalah dalam pemberian ASI

1) Putting susu lecet

Penyebabnya:

a) Kesalahan dalam teknik menyusui

b) Akibat dari pemakaian sabun, alkohol,krim, dll untuk

mencuci puting susu.

c) Mungkin saja terjadi pada bayi yang frenulum lingue

(tali lidah yang pendek) sehingga menyebabkan bayi

sulit menghisap sehingga hisapan hanya pada putting


25

susu. Rasa nyeri dapat timbul jika ibu menghentikan

menyusu kurang hati-hati.

2) Payudara bengkak

Pembengkakan ini terjadi karena ASI tidak disusui

secara ade kuat sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem

duktus yang mengakibatkan terasa pembengkakan.

Pembengkakan ini dapat dicegah dengan hal-hal berikut

ini:

a) Apabila memungkinkan susui bayi segera setelah bayi

lahir.

b) Susukan bayi tanpa jadwal

c) Keluarkan ASi dengan tangan atau pompa SI bila

produksi ASI melebihikebutuhan bayi.

d) Melakukan perawatan payudara.

3) Saluaran susu tersumbat (obstruktiv duct) Suatu keadaan di

mana tedapat sumbatan pada duktus laktiferus dengan

penyebabnya seperti berikut ini.

a) tekanan jari ibu pada waktu menyusui

b) Pemakaian BH yang terlalu ketat

c) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang

terkumpul tidak lagi segera dikeluarkan sehingga

menimbulkan sumbatan.
26

4) Mastitis

Hal ini merupakan radang pada payudara yang disebabkan

oleh:

a) Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat

b) Putting lecet yang memudahkn masuknya kuman dan

terjadi payudara bengkak

c) BH yang terlalu ketat

d) Ibu diet jelek, kurang istirahat, anemi akan mudah

terinfeksi.

e) Abses Payudara

Abses payudara merupakan kelanjutan dari mastitis. Hal

ini disewbabkan meluasnya peradangan payudara.

Payudara tampak merah mengkilap dan terdapat nanah

sehingga harus di insisi untuk mengelurkan nanah

tersebut.

5) Kelainan Anatomis pada puting susu (puting tenggelam

/datar).

Pada puting yang mengalami kelainan dapat diatasi

dengan perawatan payudara dan perasa Hoffman secara

teratur. Jika hanya salah satu puting yang tenggelam maka

masih dapat menyusui di puting yang lainnya. Jika puting

masih tidak bisa diatasi maka untuk mengeluarkan ASI

dengan tangan atau pompa kemudian dapat diberikan


27

dengan sendok jangan pakai dot karena bayi akan

mengalami bingung puting.

Laktasi terjadi di bawah pengaruh berbagai kelenjar

endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan

oksitocyn. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan

psikologis ibu. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu :

pembentukan/produksi air susu dan pengeluaran air susu.

k. Perawatan Payudara

Perawatan payudara sering disebut Breast Care

bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara,

memperbanyak atau memperlancar pengeluaran ASI

sehingga terjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya.

Perawatan payudara dilakukan dengan cara pengurutan

(Anggraini, 2010). Perawatan payudara sangat penting

dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini karena

payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang

merupakan makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus

dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008).

Tujuan dari perawatan payudara ini adalah untuk

memperlancar pengeluaran air susu ibu dan menghindari

penyulit saat menyusui. Antara lain puting susu lecet, ASI

tidak lancar berproduksi, dan pembengkakan payudara.


28

Pelaksanaan perawatan payudara:

1) Persiapan Alat:

a) Baby oil secukupnya.

b) Kapas secukupnya

c) Waslap 2 buah

d) Handuk bersih 2 buah

e) Bengkok

f) 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)

g) BH yang bersih dan terbuat dari katun.

2) Persiapan Ibu:

a) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan

keringkan dengan handuk.

b) Baju ibu bagian depan dibuka

c) Pasang handuk

3) Pelaksanaan Perawatan Payudara

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan perawatan payudara, yaitu:

a) Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama

3-4 menit

b) kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.

Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu

jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20

kali
29

c) Penonjolan puting susu yaitu :

1. Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali

2. Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap

3. Memakai pompa puting susu

d) Pengurutan payudara:

1. Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian

diratakan

2. Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke

putting susu sebanyak 30 kali.

3. Pijatlah puting susu pada daerah areola mamae

untuk mengeluarkan colostrums.

4. Bersihkan payudara dengan air bersih memakai

waslap.

Gambar 2.1 Pengurutan buah dada berputar

dari tengah ke samping kemudian ke bawah.

(Sumber:http://macrofag.blogspot.com/2013/03

/sap-perawartan-payudara.html?m=1)
30

Gambar 2.2 Menyokong payudara, kemudian

dua atau tiga jari tangan kanan mulai dari

pangkal payudara dan berakhir pada puting

susu.

(Sumber:http://macrofag.blogspot.com/2013/03

/sap-perawartan-payudara.html?m=1)

Gambar 2.3 Pengurutan buah dada dari

pangkal ke putting dan membersihkan

payudara dengan waslap (Varney,2008).

(Sumber:http://macrofag.blogspot.com/2013/03

/sap-perawartan-payudara.html?m=1)
31

l. Teknik menyusui yang benar

1) Teknik menyusui yang benar adalah cara pemberikan

ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu

dan bayi dengan benar.Teknik menyusui merupakan

hal yang penting dalam memulai proses menyusui ibu

pada bayinya. Ibu yang tidak mengetahui teknik

menyusui yang benar, seperti misalnya cara

meletakkan bayi serta melepas puting susu setelah

bayi menyusui dapat mengakibatkan puting susu

terasa nyeri dan lecet. Menurut California pacific

Medical Center (2015); IDAI (2008) dan Lowdermilk

dkk (2013).

2) Jenis posisi menyusui

a) Posisi Madonna/Cradle Hold (menggendong)

Posisi ini adalah posisi normal atau posisi

menggendong bayi yang sering dilakukan oleh ibu

menyusui pada umumnya, yaitu kedua tangan ibu

menggendong bayi untuk menyusui.Posisi ini

sangat baik untuk bayi yang baru lahir.Bayi

berbaring miring menghadap ibu.Kepala, leher

dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan

bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan


32

sebelahnya untuk memegang payudara jika

diperlukan.

b) Posisi Menggendong Menyilang

(cross cradle atau posisi transisi) Bayi

berbaring miring, menghadap ibu.Posisi ini

dilakukan dengan lengan berlawanan dengan

payudara.Dimana lengan bawah ibu menyangga

tubuh bayi, lalu telapak tangan ibu menyangga

kepala bayi bagian bawah setinggi telinga bayi

atau lebih rendah.Posisi ini berguna untuk bayi

yang sangat kecil, bayi sakit atau lahir dengan

kelainan fisik.

c) Posisi Football (mengapit)

Posisi ini biasanya dilakukan pada bayi kembar

atau jika ibu mengalami kesulitan melekatkan bayi

melintang didepan tubuhnya.Pada posisi ini

telapak tangan ibu menyangga kepala bayi bagian

bawah setinggi telinga bayi atau lebih rendah.

Payudara yang digunakan untuk menyusui sama

dengan tangan yang memegang bayi, lalu kaki

bayi ke bagian belakang badan ibu di samping

tangan yang memegang bayi.


33

d) Posisi Lying Down (Tidur)

Posisi ini berguna untuk ibu yang ingin

berbaring atau setelah melahirkan caesar. Posisi

tidur ini dapat dilakukan dengan menopang kepala

ibu atau bayi dapat ditopang dengan lengan

bawah dan bila ASI berlebihan maka proses

menyusui dapat dilakukan dengan terlentang dan

bayi tengkurap.

Gambar 2.5. Posisi menyusui

(Sumber:http://jurnalbidandiah.blogspot.com/

2012/04/cara-menyusui-yang-benar-posisi-

upaya.html?m=1)
34

3) Cara menyusui yang benar menurut Kristiyanasari

(2009) adalah sebagai berikut:

a) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada puting dan sekitar

payudara.

b) Bayi di letakkan menghadap perut ibu / payudara

ibu, bayi dipegang pada belakang bahunya

dengan satu lengan. Kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu.

c) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan

ibu, dan satu di depan.

d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi

menghadap payudara, telinga dan lengan bayi

terletak pada satu garis lurus.

e) Bayi diberi rangsang agar membuka mulut dengan

cara menyentuh pipi atau sisi mulut bayi.

f) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat

kepala bayi di dekatkan ke payudara ibu serta

areola payudara di masukkan ke mulut bayi.

g) Posisi salah apabila bayi hanya menghisap pada

putting saja, akan mengakibtakan masukan ASI

tidak kuat dan puting lecet.


35

3. Tinjauan tentang Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan

Pengertian penyuluhan dalam artian etimologis,

penyuluhan adalah usaha memberikan keterangan,

penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan, jalan dan arah

yang harus ditempuh oleh setiap orang sehingga dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya dan

meningkatkan kualitas hidupnya (Mardikanto, 2012).

Penyuluhan sebagai ilmu adalah ilmu yang mempelajari

perilaku manusia ke arah yang lebih baik terbentuk,

perilaku manusia dapat berubah atau diubah sehingga mau

meninggalkan kebiasaan lama dan menggantikannya

dengan perilaku baru yang berakibat kualitas kehidupan

orang yang bersangkutan menjadi lebih baik (Slamet,

2013).

Hawkin dan Van den ban (2014) mengemukakan

bahwa penyuluhan mencakup usaha secara sadar

mengkomunikasikan informasi untuk membantu orang-

orang membentuk opini dan keputusan yang baik. Menurut

Belli (2012), penyuluhan adalah suatu sistem pendidikan

non formal untuk merubah perilaku (pengetahuan,

keterampilan dan sikap) sasaran agar mampu berperan


36

sesuai dengan kedudukannya dalam mengatasi masalah

yang dihadapinya.

Saville seperti dikutip Sulama (2013) memberikan

pengertian penyuluhan sebagai bentuk pengembangan

masyarakat terutama didalam bidang kesehatan, yang

mempergunakan proses pendidikan sebagai cara

pendekatannya untuk memecahkan persoalan-persoalan

yang dihadapi masyarakat. Penyuluhan sebagai suatu

bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan

terencana, karena perubahan yang terjadi adalah

perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau

sebagian anggota sistem yang bertindak sebagai agen

pembaharu yang secara intensif berusaha

memperkenalkan ide-ide baru untuk mecapai tujuan yang

telah ditentukan oleh lembaga dari luar (Hanafi, 2017).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat

dikemukakan bahwa penyuluhan pada dasarnya adalah

upaya perubahan berencana yang dilakukan melalui sistem

pendidikan non formal dengan tujuan merubah perilaku

(sikap, pengetahuan, keterampilan) sasaran untuk dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga kualitas

kehidupannya menjadi meningkat (Yunasaf, 2013).


37

b. Kegiatan Penyuluhan

Perencanaan Program Penyuluhan

Perencanaan program penyuluhan adalah suatu

proses pengambilan keputusan yang rasional tentang apa

yang akan dilaksakan, yang ingin dicapai. dan mengapa hal

itu harus dilakukan (Slamet dan Suyatna, 2016).

Perencanaan program penyuluhan sebagai proses

pembuatan keputusan tentang arah dan intensitas kegiatan

penyuluhan, yang didasarkan pada prioritas masalah yang

hendak dipecahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Pada pelaksanaanya kegiatan penyuluhan ada

beberapa unsur penyuluhan yang turut serta atau diikut

sertakan dalam unsur pelaksanaan kegiatan menunjang

dalam satu kegiatan (Samsudin, 2017).

Adapun yang termasuk dalam unsur-unsur penyuluhan

meliputi:

1) Petugas Penyuluh

Penyuluh lapangan yang dimaksud adalah penyuluh

yang professional yaitu penyuluh tingkat desa atau

penyuluh lapangan yang mempunyai profesionalisme

tertentu, artinya penyuluh lapangan harus mempunyai

kemampuan untuk melihat suatu masalah yang dihadapi


38

oleh masyarakat (Suhardiyono, 2014). Untuk

memperoleh kualitas personel yang baik, maka

seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Kemampuan komunikasi dengan masyarakat

b) Kemampuan bergaul dengan orang lain

c) Antusias terhadap tugasnya

d) Berpikir logis dan inisiatif (Suhardiyono, 2014).

2) Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan merupakan segala sesuatu yang

disampaikan dalam proses komunikasi yang menyangkut

ilmu dan dan teknologi kesehatan atau isi yang

terkandung dalam setiap pelaksanaan kegiatan

penyuluhan (Samsudin, 2017). Materi penyuluhan

berasal dari lembaga-lembaga penelitian, instansi-

instansi pelaksana, atau dari petugas kesehatan lainnya.

Materi tersebut kemudian diolah penyuluh, dirumuskan,

selanjutnya diformulakan sesuai dengan tujuan dan

tahapan-tahapan yang dilaksanakan oleh penyuluh.

Dalam menyusun materi penyuluhan harus disesuaikan

dan dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan dan

kondisi lapangan (Suhardiyono, 2014).


39

3) Metode Penyuluhan

Memperoleh kegiatan penyuluhan yang efektif

diperlukan untuk menggunakan metode penyuluhan

yang tepat guna, sehingga sasaran dapat mendengar

melihat, merasakan atau melaksanakan contoh-contoh

yang diperagakan dengan tujuan untuk memberikan

informasi secara teknis dan meningkatkan pengetahuan

maupun keterampilan (Belli, 2011).

Menurut Rines dan Dagobert (1989), yang dikutip oleh

Belli (2011), dikenal dengan adanya metode mengajar

(teaching method). Metode mengajar adalah cara

memungkinkan orang yang mengajar bertemu dengan

orang yang idajar. Sehubungan dengan hal tersebut,

dalam kegiatan penyuluhan dikenal dengan golongan

metode pendekatan, yaitu:

a) Metode pendekatan perorangan, contohnya

berkunjung kerumah (anjang sono), surat menyurat

perorangan, kunjungan ketempat kerja perorangan

(anjang karya), hubungan telepon, dan lain-lain.

b) Metode pendekat kelompok, contohnya: diskusi

kelompok dan temu karya, kursus, demonstrasi cara

atau hasil karyawisata atau widyawisata, dan lain-

lain.
40

c) Metode pendekatan massal, contohnya: rapat, siaran

radio/televisi, pemutaran film atau video, penyebaran

brosur, pemasangan poster, leaflet,dan lain-lain.

4) Alat bantu penyuluhan

Perlengkapan berfungsi sebagai perantara yang

menghubungkan penyuluh dengan masyarakat sebagai

alat untuk melaksanakan komunikasi, sehingga dengan

menggunakan alat bantu penyuluhan dapat

menghasilkan keefektifan metode dan mempercepat

diterimanya bahan informasi. Alat bantu atau alat peraga

dalam penyuluhan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Alat ilustratif, (illustrative device and visual device)

contoh, film, video, gambar dari pameran.

b) Alat yang sifatnya untuk memperluas (extension

device) contoh : radio dan pengeras suara

c) Alat manipulasi (manipulative device), alat yang

sifatnya dapat diatur seperti alat untuk praktek

(Samsudin, 2017).

5) Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan kesehatan adalah siapa

sebenarnya yang disuluh atau ditujukan kepada siapa

penyuluhan kesehatan tersebut (Samsudin, 2017). Jadi

sasaran dalam penyuluhan adalah masyarakat yang


41

membutuhkan sesuatu informasi/pesan yang

disampaikan dalam kegiatan penyuluhan tersebut

(Samsudin, 2017).

6) Waktu dan Tempat Penyuluhan

Waktu dan tempat penyuluhan kesehatan merupakan

faktor yang penting karena menyangkut pelaksanaan

kegiatan penyuluhan yang dibatasi oleh lokasi dan waktu

pelaksanaan, sehingga materi penyuluhan dapat

diterima oleh sasaran dengan baik (Samsudin, 2017).

Maka diperhitungkan waktu dan lamanya serta lokasi

yang akan dilaksanakan, agar informasi/ pesan yang

disampaikan dapat diterima oleh sasaran.

B. Landasan Teori

Efikasi diri adalah persepsi individu akan kemampuannya

melakukan tindakan yang diharapkan. Keyakinan efikasi diri

mempengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya

usaha dan ketahanan ketika berhadapan dengan hambatan atau

kesulitan. Individu dengan efikasi diri tinggi memilih melakukan

usaha lebih besar dan pantang menyerah (Ghufron MN, 2012).

Efikasi diri merupakan hal yang penting dalam menyusui,

karena digunakan sebagai acuan apakah ibu memilih menyusui

atau tidak menyusui, berapa banyak usaha yang dilakukan ibu

untuk menyusui bayinya, bagaimana pola pikir ibu untuk menyusui


42

bayinya, meningkat atau menyerah, dan bagaimana ibu

menanggapi secara emosional kesulitan untuk menyusui bayinya

(Dennis.C, 2017).

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang

dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam

menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga tahap,

yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam

persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal) dan masa

menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal)

(Susiana H, 2009).

Menyusui adalah cara normal untuk menyediakan makanan

bayi dengan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang sehat (WHO, 2018). Menyusui ditandai

dengan sejauh mana bayi menerima ASI sebagai satu-satunya

sumber nutrisi (Gill, 2015).

Adanya manajemen laktasi dengan perawatan payudara,

pijat oksitosin dan teknik menyusui yang benar dapat membantu ibu

untuk menemukan upaya-upaya apa yang akan dilakukan ketika

menghadapi kesulitan saat menyusui.


43

C. Kerangka Teori
Manajemen Laktasi

Faktor yang Periode Manajemen


mempengaruhi Laktasi
Efikasi Diri: 1. Masa kehamilan
(Antenatal)
1.Pengalaman
2. Masa persalinan
Keberhasilan
(Perinatal)
3. Masa menyusui
2. Modeling (Postnatal)
Penyuluhan
(meniru) Efikasi Diri Menyusui

3. Social Persuasi- Menyusui

On (informasi) Manfaat ASI


4. Physiological &
Emotion State

Bagi Bayi: Bagi Ibu:

1. Kebutuhan 1. Mengurangi
pertumbuhan bayi perdarahan
sampai usia 6 2. Mengurangi
bulan terjadinya anemia
2. Menigkatkan daya 3. Menjarangkan
tahan tubuh kehamilan
3. Melindungi dari 4. Membantu
serangan alergi menurunkan berat
4. pertumbuhan otak badan
5. Meningkatkan 5. Mengurangi
daya penglihatan kemungkinan
6. Membantu menderita kanker
pembentukkan 6. Tidak merepotkan
rahang dan hemat waktu
Gambar 2.6 Kerangka Teori Modifikasi Dari (Rainy Tri

Kurnianingtyas, 2017).
44

D. Kerangka Konsep

Penyuluhan Manajemen
Laktasi Efikasi Diri Menyusui

Gambar 2.7 Kerangka konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel bebas : Penyuluhan Manajemen Laktasi

Variabel Terikat : Efikasi Diri Menyusui


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literatur

1. Framework

Framework atau rancangan dalam peneltian adalah

menggunakan PICO. PICO adalah metode pencarian informasi -

klinis yang merupakan akronim dari 4 komponen yaitu:

P (patient, population, problem) Kata-kata ini mewakili pasien,

populasi, dan masalah yang diangkat dalam karya ilmiah yang

ditulis. Populasi yang digunakan adalah ibu hamil.

I (intervention, prognostic factor, exposure) Kata ini mewakili

intervensi, faktor prognostik atau paparan yang akan diangkat

dalam karya ilmiah. Intervensi yang diberikan adalah

penyuluhan.

C (comparison, control) Kata ini mewakili perbandingan atau

intervensi yang ingin dibandingkan dengan intervensi atau

pararan pada karya ilmiah yang akan ditulis. Tidak ada

perbandingan

O (outcome) Kata ini mewakili target apa yang ingin dicapai dari

suatu penelitian misalnya pengaruh atau perbaikan dari suatu

kondisi atau penyakit tertentu. Hasil yang ingin dicapai adalah

dapat menelaah sumber artikel dari 5 jurnal Nasional dan

Internasional yang berkaitan dengan pengaruh penyuluhan

45
46

manajemen laktasi terhadap efikasi diri menyusui pada ibu

hamil.

2. Kata kunci yang digunakan

Pencarian literatur dengan menggunakan beberapa kata

kunci sesuai MESH yaitu "Penyuluhan manajemen laktasi”

(Counseling Lactation Management), ”Efikasi diri menyusui”

(Self-efficacy of breastfeeding), dan “Ibu hamil” (Pregnant

Women ).

3. Database atau aplikasi yang digunakan

Database yang digunakan dalam pencarian literatur adalah

google Scholar.

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi

Pencarian literatur dalam skripsi ini berdasarkan kriteria

inklusi sebagai berikut :

a) Artikel yang terkait dengan penyuluhan manajemen laktasi

terhadap efikasi diri menyusui

b) Jurnal Nasional dari tahun 2014-2020

c) Jurnal Internasional dari tahun 2014-2020

2. Kriteria eksklusi

a) Artikel yang tidak ada kaitannya dengan penyuluhan

manajemen laktasi terhadap efikasi diri menyusui


47

b) Jurnal Nasional dari tujuh tahun kebawah

c) Jurnal Internasional dari tujuh tahun kebawah

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil pencarian dan seleksi studi

Setelah dilakukan penelusuran dengan menggunakan

database google scholar, didapatkan jumlah artikel sebagai

berikut:

Penulusuran menggunakan Google scholar

Dilakukan pencarian menggunakan


kata kunci sesuai MESH (Medical 55 Hasil
Subject Heading)

Dispesifikan dalam 5 tahun terakhir


(2015-2020) 39 Hasil

Dispesifikan dalam 3 tahun terakhir


(2018-2020) 26 Hasil

Hasil dengan kriteria Inklusi


15 Hasil

Hasil artikel Literature untuk


dianalisis 5 Hasil

Gambar 3. Artikel Berdasarkan Kriteria


Inklusi dan Ekslusi

Berdasarkan hasil pencarian menggunakan database google

scholar didapatkan artikel yang masuk dalam kriteria inklusi


48

sebanyak 15 artikel. Berdasarakan panduan penulisan

literature review Politeknik Kesehatan Kendari jurnal yang

digunakan minimal 5 jurnal yang berbeda terdiri dari jurnal

internasional dan jurnal nasional. Sehingga dalam literature

review ini menggunakan 5 artikel dari jurnal yang berbeda

untuk dianalisis, yaitu 4 jurnal Nasional, 1 jurnal Internasional.

2. Daftar artikel hasil pencarian

a) Yanik Muyassaroh, Dhita Aulia Octavianingrum,

Ayuningtyas (2019) Pengaruh Modul Manajemen Laktasi

Terhadap Efikasi Diri Dan Keberhasilan Menyusui.

b) Dina Aprilia, Aziza Fitriah (2017) Efektivitas Kelas Edukasi

(KE) Menyusui untuk Meningkatkan Efikasi Diri Menyusui

Dalam Memberikan ASI Ekslusif di Banjarmasin.

c) Endah Wahyutri (2016) Keyakinan Diri (self efficacy) dan

Proses Berubah Pada Ibu Hamil Untuk Pemberian ASI

Ekslusif di Samarinda.

d) Ulfa Husnul Fata, Anita Rahmawati (2016) Edukasi prenatal

dalam upaya peningkatan breastfeeding self efficacy.

e) Marly Javorski, Andreyna Javorski Rodrigues, Regina

Claudia Melo Dodt, Paulo Cesar de Almeida, Luciana

Pedrosa Leal, Lorena Barbosa Ximenes (2014) Effects of

an educational technology on self-efficacy for breastfeeding

and practice of exclusive breastfeeding.


49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sinstesa/ Ekstraksi Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pencarian menggunakan database google scholar didapatkan artikel yang masuk

dalam kriteria inklusi sebanyak 5 artikel. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

didapatkan 5 jurnal atau artikel tersebut kemudian dianalisis. Dibawah ini merupakan 5 daftar jurnal yang di

ekstraksi dalam bentuk tabel :

Tabel 1. Sinstesa/Ekstraksi Data Hasil Penelitian

Penulis dan Tujuan Metode Sampel Temuan Kesamaan Keunikan Lain-Lain


Tahun
Yanik Tujuan Metode Jumlah Efikasi diri Kesamaan Keunikan pada Jurnal Darul
Muyassaroh, penelitian penelitian yang sampel menyusui jurnal dengan jurnal ini adalah Azhar.
Dhita Aulia ini adalah digunakan yang pada peneliti adalah membahas Pengaruh Modul
Octavianingr untuk adalah digunakan kelompok terletak pada serta pengaruh Manajemen
um, menganalisi penelitian quasi 50 perlakuan salah satu terhdap Laktasi
Ayuningtyas s pengaruh experimental responden diuji variabel yaitu keberhasilan Terhadap
(2019) modul reaseach Grup A menggunaka pemberian menyusui Efikasi Diri dan
manajemen (yang diberi n paired t test edukasi setelah dapat Keberhasilan
50

laktasi perlakuan) karena data tentang meningkatkan Menyusui


terhadap 25 berdistribusi Manajemen efikasi diri Volume 8, No.1
efikasi diri responden, normal Laktasi untuk menyusui. tahun 2019
dan dan grup B dengan hasil mempengaruhi
keberhasila (Kontrol) 25 p=0.000(p<0. efikasi diri
n menyusui responden. 005) artinya menyusui.
pada ibu ada
pengaruh
sedangkan
efikasi diri
menyusui
pada
kelompok
control
dianalisis
menggunaka
n uji
willcoxon
karena data
distribusi
tidak normal
dengan hasil
p=0.000
(p<0.005)
artinya ada
pengaruh.

Dina Aprilia, tujuan Metode jumlah Berdasarkan Kesamaan Keunikan dalam Jurnal studi
Aziza Fitriah penelitian penelitian sampel 12 hasil uji pada jurnal ini jurnal ini adalah gender dan
(2017) ini adalah digunakan peserta paired terletak pada membahas anak. Efektivitas
untuk dalam penelitian kelas sample t-test variabel yang serta tentang Kelas Edukasi
51

melihat ini adalah jenis edukasi menunjukkan digunakan pemberian ASI (KE) Menyusui
bagaimana penelitian one menyusui hasil sig. yaitu efikasi Ekslusif. untuk
efektivitas group pretest- yang 0,001. Yang diri menyusui. meningkatkan
kelas posttest design merupakanmenunjukkan Efikasi Diri Ibu
edukasi suatu metode ibu hamil
adanya Menyusui dalam
menyusui quasy dan pengaruh Memberikan ASI
untuk eksperiemen menyusui.kelas edukasi Ekslusif di
meningkatk yang (KE) Banjarmasin.
an efikasi membandingka menyusui Volume:4, No.2,
diri ibu n efek suatu terhadap 2017.
menyusui. perlakuan. peningkatan
efikasi diri ibu
menyusui (t=
-4,455,p <0,
010).
Endah Tujuan dari Metode Sampel Hasil Kesamaan Keunikan jurnal Jurnal husada
Wahyutri penelitian penelitian yang yang penelitian jurnal ini ini adalah selain Mahakam.
(2016) ini adalah digunakan digunakan pengetahuan dengan dari Keyakinan diri
untuk adalah dalam p= 0,0001, penulis terletak penambahan (self
mengetahui eksperimen penelitian proses pada variabel pengetahuan efficacy)dan
pengaruh semu (quasi adalah 20 perubahan yang dukungan proses berubah
dukungan experiment). kasus, dan p=0,002 dan digunakan sebaya dan pada ibu hamil
sebaya Rancangan 20 kontrol. self- efficacy yaitu efikasi suami juga untuk
(peer penelitian Non- p=0,007. Ada diri (self- dapat pemberian ASI
support) Equivalent hubungan efficacy). mempengaruhi ekslusif di
dan suami Control Group. antara efikasi diri ibu Samarinda.
dengan Tehnik sample dukungan menyusui. Vol.IV, No. 02.
kelas Non random sebaya Mei 2016
edukasi dengan dengan
menyusui Accidental suami dan
pada ibu Sampling yang kelas
52

hamil memenuhi pendidikan


terhadap criteria inklusi. menyusui
pengetahua untuk wanita
n, proses hamil
berubah terhadap
menurut pengetahuan
teori The , proses
Transtheorit perubahan
ical Model dan
(TTM), dan kemanjuran
keyakinan diri ibu.
diri (self-
efficacy).
Ulfa Husnul Tujuan dari Metode Sampel Berdasarkan Kesamaan Keunikan dalam Jurnal Ners dan
Fata, Anita penelitian penelitian yang yang hasil pada jurnal jurnal tersebut Kebidanan.
Rahmawati ini adalah digunakan digunakan independen tersebut adalah Edukasi
(2016) untuk adalah post test dalam t-test dengan memberikan Prenatal dalam
menjelaska only control penelitian menunjukkan peneliti edukasi ASI upaya
n pengaruh group design. ini bahwa kedua terdapat serta booklet peningkatan
edukasi ASI Terdiri atas dua berjumlah kelompok kesamaan dan breastfeeding
prenatal kelompok yaitu 40 ibu hamil tidak berbeda variabel yaitu mendatangkan self efficacy.
terhadap kelompok yang di bagi secara Self-Efficacy ibu menyusui (2016). Vol 3,
breastfeedi intervensi dan menjadi 20 signifikan Menyusui dan yang telah No.2
ng self kelompok orang sebelum sasaran berhasil
efficacy. control. kelomok diberikan penelitian yaitu menyusui
intervensi intervensi, ibu hamil. bayinya usai
dan 20 tetapi setelah melahirkan guna
orang diberikan meningkatkan
kelompok intervensi efikasi diri
control. perbedaan menyusui pada
ada secara ibu hamil.
53

signifikan
(p=0,000).
Marly Tujuan Desain Sampel Ada Kesamaan Keunikan dalam Journal of
Javorski, penelitian penelitian yang pada perbedaan pada jurnal jurnal ini adalah school of
Andreyna ini adalah digunakan penelitian yang tersebut memberikan nursing. Effects
Javorski untuk adalah sebuah ini signifikan dengan pendidikan of an
Rodrigues,R mengevalu studi intervensi berjumlah secara peneliti dengan educational
egina asi efek dari terkontrol acak 112 wanita statistic terdapat menggunakan technology on
Claudia Melo menggunak yang pada dalam nilai kesamaan media flipchart self-efficacy for
Dodt, Paulo an flipchart menyelidiki hasil trimester rata-rata skor variabel yaitu untuk breastfeeding
Cesar de pada self- primer dan ketiga self-efficacy efikasi diri mengetahui efek and practice of
Almeida, efficacy ibu sekunder dari kehamilan antara wanita menyusui dan dari skor efikasi exclusive
Luciana dalam self-efficacy ibu yang di IG dan CG ibu hamil. diri untuk breastfeeding.
Pedrosa menyusui menyusui. didistribusik (p<0,001) menyusui. (2014)
Leal, Lorena dan an secara dan dalam
Barbosa efeknya acak dalam tingkat EBF
Ximenes pada kelompok (p<0,001).
(2014) pemberian intervensi
ASI ekslusif dan
(EBF) pada kelompok
dua bulan control.
pertama
kehidupan
anak-anak.
B. Hasil

Didapatkan 5 jenis artikel, metode penelitian artikel

yang dianalisis sama, metode penelitian tersebut adalah

quasy eksperiment. Tempat penelitian dari artikel dilakukan

di tempat yang berbeda, Artikel pertama pengambilan data

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Blora dan Puskesmas

Medang, Jawa Tengah. Artikel ke-dua mengambil lingkup

peserta Kelas Edukasi (KE) AIMI di Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan. Artikel ke-empat dilakukan di kota Blitar

Jawa Timur. Artikel ke-lima penelitian ini dilakukan di Unit

Kesehatan Dasar (akronim Portugis: UBS) dari Sanitary

Distric IV di Kota Recife (Negara bagian Pernambuco),

wilayah timur laut Brazil. Ke-lima artikel ini menunjukkan

adanya pengaruh pemberian pesan kesehatan melalui

modul, kelas edukasi, program pendidikan kesehatan, dan

flipchart, terhadap efikasi diri menyusui ibu hamil.

Artikel penelitian pertama oleh Yanik Maysaroh, Dhita

Aulia Occtavianingrum, Ayuningtiyas (2019) Pengaruh Modul

Manajemen Laktasi Terhadap Efikasi dan Keberhasilan

Menyusui. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

dan signifikan secara statistik antara pemberian pendidikan

kesehatan menggunakan modul manajemen laktasi pada

61

54
55

self efficacy menyusui (p-0,000). Ada pengaruh signifikan

antara pemberian pendidikan kesehatan menggunakan

modul manajemen laktasi pada keberhasilan menyusui.

Kesimpulannya ada pengaruh modul manajemen laktasi

pada efikasi diri menyusui dengan nilai p-0,00 dan ada

pengaruh modul manajemen laktasi terhadap keberhasilan

menyusui dengan nilai p-0,000.

Artikel penelitian kedua oleh Dina Aprilia dan Aziza

Fitriah (2017) Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui untuk

Meningkatkan Efikasi Diri Ibu Menyusui dalam Memberikan

ASI Ekslusif di Banjarmasin. Penelitian ini menunjukkan

bahwa berdasarkan hasil uji paired sampel t-tes

menunjukkan hasil signifikan 0,001. Hasil analisis statistik

menunjukkan adanya pengaruh kelas edukasi (KE)

menyusui terhadap peningkatan efikasi diri ibu menyusui (t=

-4,455,p < 0,010). Berdasarkan hasil analisa tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kelas edukasi menyusui efektif dalam

meningkatkan efikasi diri ibu menyusui dalam memberikan

ASI ekslusif pada bayinya.

Artikel penelitian ketiga oleh Endah Wahyutri (2016)

Keyakinan Diri (self efficacy) dan Proses Berubah Pada Ibu

Hamil Untuk Pemberian ASI Ekslusif Di Samarinda.

Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi dukungan


56

sebaya (peer support) dan suami dengan kelas edukasi

menyusui terbukti meningkatkan pengetahuan manajemen

laktasi hasil analisis pre – post test p= 0,000 dan terdapat

perbedaan pengetahuan kasus control p= 0,001.

Pengetahuan tentang edukasi menyusui mempengaruhi

proses berubah menurut teori transtheoritical model (TTM)

p= 0,043. Keyakinan diri (self-efficacy) dipengaruhi

pengetahuan p= 0,002 dan proses berubah p= 0,007. Yang

paling dominan mempengaruhi keyakinan diri ibu adalah

variabel pengetahuan p= 0,013.

Artikel penelitian keempat oleh Ulfa Husnul Fata,

Anita Rahmawati (2016) Edukasi prenatal dalam upaya

peningkatan breastfeeding self efficacy. Dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil independen t-test menunjukkan bahwa

kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan sebelum

diberikan intervensi, tetapi setelah diberikan intervensi

perbedaan ada secara signifikan diperoleh nilai p=0,000

artinya ada pengaruh edukasi prenatal terhadap

breastfeeding self efficacy ibu .

Artikel penelitian kelima oleh Marly Javorski,

Andreyna Javorski Rodrigues,Regina Claudia Melo Dodt,

Paulo Cesar de Almeida, Luciana Pedrosa Leal, Lorena

Barbosa Ximenes (2014) Efek dari Teknologi Pendidikan


57

pada Self-Efficacy untuk Menyusui dan Praktik Pemberian

ASI Ekslusif. Dalam penelitian ini ada perbedaan yang

signifikan secara statistik dalam nilai rata-rata skor self-

efficacy antara wanita di kelompok intervensi dan kelompok

kontrol (p<0,001) dan dalam tingkat EBF (p<0,001).

Probabilitas menyusui secara ekslusif di kelompok intervensi

dua kali lebih tinggi daripada di kelompok kontrol.

C. Pembahasan

Penetapan kriteria yang ketat pada metode sangat

mempengaruhi jumlah artikel yang didapat. Penentuan

artikel yang diambil awalnya dengan cara memasukan kata

kunci tiap variabel yang telah di pilih sesuai MESH (Medical

Subject Heading) kemudian dilakukan pencarian

menggunakan google scholar. Setelah dilihat bahwa jumlah

artikel yang didapatkan terbatas kriteria pengambilan artikel

selanjutnya spesifikan dalam 5 tahun terakhir. Hasil yang di

dapatkan masih terlalu luas untuk menentukan artikel yang

bisa di gunakan. Karena dirasa hasil yang didapatkan masih

telalu banyak untuk bisa di tentukan, kemudian dispesifikan

lagi dalam 3 tahun terakhir.

Hasil artikel yang didapatkan dari pencarian dengan

memasukkan kata kunci dan dispesifikan dalam 3 tahun

terakhir diambil dan dianalisa mana saja yang memenuhi


58

kriteria inklusi dan dapat dijadikan sebagai artikel yang akan

digunakan, dengan mengacu pada artikel yang terkait

dengan intervensi penyuluhan manajemen laktasi terhadap

efikasi diri menyusui ibu hamil. Setelah menurunkan kriteria

berupa metode penelitian, akhirnya artikel yang didapatkan 5

artikel. Hasil yang sejalan ditunjukkan pada hasil penelitian

diartikel, hasil penelitian secara umum menyatakan bahwa

penyuluhan manajemen laktasi terbukti berpengaruh

terhadap efikasi diri menyusui ibu hamil.

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya

yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan

dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap

dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal),

sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit

(perinatal) dan masa menyusui selanjutnya sampai anak

berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).

Penyuluhan merupakan usaha memberikan

keterangan, penjelasan, petunjuk, bimbingan, tuntunan, jalan

dan arah yang harus ditempuh oleh setiap orang sehingga

dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dan

meningkatkan kualitas hidupnya (Mardikanto, 2012).

Penyuluhan juga sebagai ilmu yang mempelajari

perilaku manusia ke arah yang lebih baik terbentuk, perilaku


59

manusia dapat berubah atau diubah sehingga mau

meninggalkan kebiasaan lama dan menggantikannya

dengan perilaku baru yang berakibat kualitas kehidupan

orang yang bersangkutan menjadi lebih baik (Slamet, 2013).

Metode penyuluhan kesehatan bersifat penyuluhan

individual, penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa.

Metode pendekatan kelompok cukup efektif karena sasaran

dibimbing dan diarahkan untuk melakukan kegiatan atas

dasar kerjasama. Metode yang sering digunakan dalam

penyuluhan kesehatan yaitu bimbingan dan penyuluhan,

wawancara, ceramah, seminar, symposium, diskusi

kelompok, forum panel, demonstrasi, simulasi, dan

permainan peran (Notoadmojo S, 2007).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Dina Aprilia &

Aziza Fitriah., 2017), mengenai Efektivitas Kelas Edukasi

(KE) Menyusui untuk Meningkatkan Efikasi Diri Ibu Menyusui

dalam Memberikan ASI Ekslusif di Banjarmasin, yang mana

hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan angka rata-rata dari hasil pengukuran skala

efikasi diri ibu menyusui antara sebelum kelas edukasi

menyusui dan setelah mengikuti kelas edukasi menyusui,

terlihat dari hasil nilai rata-rata pre dan post-tes, N= 12 nilai

rata-rata pre-tes (Mean: 96,67) dan nilai rata-rata post-tes


60

(Mean: 115,92). Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan

rerata efikasi diri ibu menyusui setelah mengikuti kelas

edukasi.

Dari 5 penelitian yang telah direview didapatkan hasil

semua studi menyatakan bahwa penyuluhan manajemen

laktasi berpengaruh pada efikasi diri menyusui ibu hamil

(Yanik Muyassaroh, Dhita Aulia Octavianingrum, &

Ayuningtiyas, 2019); (Dina Aprilia & Aziza Fitriah, 2017);

(Endah Wahyutri, 2016); ( Ulfa Husnul Fata, Anita

Rahmawati, 2016); (Marly Javorski, Andreyna Javorski

Rodrigues, Regina claudia Melo Dodt, Paulo Cesar de

Almeida, Luciana Pedrosa Leal, Lorena Barbosa Ximenes.,

2014).

Menurut pandangan penulis penyuluhan manajemen

laktasi merupakan salah satu alternatif yang sangat berguna

untuk mempengaruhi efikasi diri menyusui ibu hamil selain

itu dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan

kelompok sehingga sasaran dibimbing dan diarahkan untuk

melakukan kegiatan atas dasar kerjasama. Sehingga

penyuluhan manajemen laktasi dapat berpengaruh terhadap

efikasi diri menyusui ibu hamil.

Artikel mengenai Penyuluhan Manajemen Laktasi

terhadap efikasi diri menyusui ibu hamil sudah banyak di


61

lakukan di Indonesia tetapi di Sulawesi Tenggara khususnya

pada daerah tertentu masih minim yang melakukan

penyuluhan manajemen laktasi terhadap efikasi diri

menyusui ibu hamil, namun evidence yang ditemukan dari

artikel sudah cukup kuat karena artikel yang ditampilkan

merupakan artikel yang sudah terpublikasikan dari literature

yang baik, resmi serta sudah dilakukan per review sebelum

dipublikasikan. Kualitas dan bukti yang ditampiilkan sudah

cukup kuat, namun masih dibutuhkan penelitian lanjutan

dengan sampel yang lebih banyak untuk membuktikan

pengaruh manajemen laktasi terhadap efikasi diri menyusui

ibu hamil.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil analisis dari kelima jurnal yang ditemukan menggunakan

variabel yang sama yaitu “efikasi diri menyusui”

2. Hasil dari analisis kelima jurnal menggunakan desain penelitian

yang berbeda :

a. Jurnal yang pertama menggunakan desain penelitian quasi

eksperiment

b. Jurnal kedua menggunakan desain penelitian quasi eksperiment

c. Jurnal ketiga menggunakan desain penelitian quasi eksperiment

d. Jurnal keempat menggunakan desain penelitian post test only

control group design

e. Jurnal kelima menggunakan desain penelitian quasi

eksperiment

3. Hasil analisis dari kelima jurnal menggunakan jumlah sampel yang

berbeda-beda:

a. Jurnal pertama menggunakan 50 sampel yang terdiri dari ibu

hamil

b. Jurnal kedua menggunakan 12 sampel yang terdiri dari ibu

hamil dan ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan

c. Jurnal ketiga menggunakan 40 sampel yang terdiri dari ibu

hamil

62
63

d. Jurnal keempat menggunakan 40 sampel yang terdiri dari

ibu hamil trimester tiga

e. Jurnal kelima menggunakan 112 sampel yang terdiri dari ibu

hamil trimester tiga

4. Hasil analisis dari kelima jurnal memiliki tahun dan tempat

penelitian yang berbeda:

a. Jurnal yang pertama melakukan penelitian di Kota Blora,

Jawa Tengah pada tahun 2019

b. Jurnal kedua melakukan penelitian di Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan pada tahun 2017

c. Jurnal ketiga melakukan penelitian di Kota Samarinda,

Kalimantan Timur pada tahun 2016

d. Jurnal keempat melakukan penelitian di Kota Blitar, Jawa

Timur pada tahun 2016

e. Jurnal kelima melakukan penelitian di Negara Brazil pada

tahun 2014.

B. Saran

Kepada ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi seputar

manajemen laktasi agar efikasi dalam dirinya dapat meningkat

sehingga timbul niat yang kuat untuk menyusui bayinya setelah

melahirkan, karena salah satu faktor timbulnya efikasi diri adalah

pengetahuan.
64

Dengan banyaknya hasil penelitian dengan menggunakan metode

penelitian yang terbaik dan dilakukan pada ibu hamil, penelitian

selanjutnya dengan kualitas lebih baik akan sangat membantu proses

peningkatan efikasi diri menyusui dengan penyuluhan manajemen

laktasi dipraktekkan di pelayanan kesehatan.

Jika sudah ditemukan evidence yang terbaru dengan kualitas

penelitian yang lebih baik maka literature review ini dapat diupgrade

sebagai pedoman dalam memberikan penyuluhan manajemen laktasi

untuk mempengaruhi efikasi diri menyusui pada ibu hamil.


65

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, (2010). Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta: Pustaka


Rihana.
Alwisol, (2009). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan
berbicara didepan umum pada mahasiswa fakultas psikologi
universitas sumatera utara. Jurnal Ilmiah, 1(1), 1-25.
Bandura, A (2010). Self‐efficacy. The Corsini encyclopedia of psychology,
13.
Dinkes Sultra. (2015) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari.
Aprilia, D., & Fitriah, A. (2017). Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui
untuk Meningkatkan Efikasi Diri Ibu Menyusui dalam Memberikan
ASI Ekslusif di Banjarmasin. Mu'adalah; Jurnal Studi Gender dan
Anak, 4(2).
Djamaludin N, Eveline, (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita.
Jakarta: WahyuMedia.
Dennis C. Breastfeeding self efficacy [Internet]. 2010 [cited 2017 Feb 10].
Available from: http://www.cindyleedennis.ca/research/1-

Endah W, (2016) Keyakinan Diri (self efficacy) Dan Proses Berubah Pada
Ibu Hamil Untuk Pemberian ASI EKslusif Di Samarinda. Jurnal
Husada Mahakam, 4(72-80).

Ghufron MN, (2012). Risnawita R. Teori- teori psikologi. Yogyakarta: Aruzz


Media.
Gill, Timothy, (2015). Managing And Preventing Obesity: Behavioural
Factors And Dietary Interventions. UK: Elsevier.
Isnaini dkk, (2015). Hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap
pengeluaran ASI di wilayah kerja ppuskesmas raja basa indah
Bandar Lampung. Jurnal kebidanan, 1(2).

Javorski M, (2014). Effects of an educational technology on self-efficacy


for breastfeeding and practice of exclusive
breastfeeding.510793,6hal
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
Monika F, (2014). Buku pintar ASI dan menyusui. Jakarta Selatan: PT
Mizan Publika.
66

Nursalam, (2013). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ormond JE, (2008). Educational psyochology developing learnes,
Jakarta:Erlangga.
Prasetyono, (2009). Buku pintar ASI eksklusif. Jogjakarta: Diva Pres, 2,
(21).
Proverawati A dan Rahmawati E, (2010). Kapita Selekta ASI & Menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika, 9, 13-17.
Profil Kesehatan Sultra, (2015).
Tri Kurnianingtyas, R., & Anggorowati, A. (2017). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Manajemen Laktasi Terhadap Efikasi Diri
Menyusui Pada Ibu Primigravida TRimester III (Doctoral
dissertation, Faculty of Medicine).
Roesli U, (2008). Yohmi E. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Rukiyah, Aiyeyeh.dkk. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta:
Trans Info Media
Samsudin (2017). Dasar-Dasar Penyuluhan. Jakarta: Bina Cipta.
Sastroasmoro, S dan Sofyan l (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta: Sagung seto.
Septian Emma Dwi Jatmika, (2015). Norma Masyakarat Untuk
Meningkatkan Niat Ibu Hamil Dalam Memberikan ASI Eksklusif.
Jurnal kesehatan,6 (1).
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian dan pengembangan. Bandung:
Alfabeta, hal: 283.
Ulfa H, Anita R, (2016). Edukasi prenatal dalam upaya peningkatan
breastfeeding self efficacy. (Jurnal Ners dan Kebidanan) 3,2
Ummah Roesli, (2014). PijatOksitosin untuk Mempercepat Pengeluaran
ASI, 121 Vol. 02No. XVIII. Wiknjosastra, Hanifa (ed). 2010.
IlmuKebidanan
Wardani MA, (2012). Gambaran tingkat selF-efficacy untuk menyusui
pada ibu primigravida. Skripsi Depok: FIK UI.
Weni, Kristiyanasari, (2009). ASI, menyusui, dan sadari. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Yuliarti N, (2010). Keajaiban ASI-makanan terbaik untuk kesehatan,
kecerdasan dan kelincahan si kecil. Penerbit Andi.
Muyassaroh, Y. (2019). Pengaruh modul manajemen laktasi terhadap
efikasi diri dan keberhasilan menyusui. Jurnal Kesehatan STIKES
Darul Azhar Batulicin,
LAMPIRAN
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

PENGARUH MODUL MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP EFIKASI DIRI DAN


KEBERHASILAN MENYUSUI
(The Effect Of Lactation Management Module On Self-Efication And Successful Breastfeeding)

Yanik Muyassaroh, Dhita Aulia Octavianingrum, Ayuningtiyas


Email : yanikmuyass@gmail.com

ABSTRACT

Self-efficacy of breastfeeding is a mother's belief in her ability to succeed in giving breast


milk to her baby. Self-efficacy is influenced by several factors, including individual experience,
experience of other people's success, verbal persuasion, and physiological and emotional
conditions. Verbal persuasion to foster self-efficacy, one of which can be implemented through
health education. Providing health education will be more optimal if it is given by giving other
media such as modules. Verbal persuasion given to individuals or groups that individuals have
the ability to do a task will cause individuals to be more motivated to complete the task.
The study was to analyze the effect of lactation management module on self efficacy and
success of breastfeeding in the mother. The method usedbBivariate analysis on the variables of
self-efficacy using the independent t-test and on the variable success of breastfeeding using
thetest Mann-Whitney.
The result of the study was known that there is an influence and statistically significant
between the provision of health education using lactation management module on breastfeeding
self efficacy (p = 0,000). There is an influence and statistically significant between the provision
of health education using the lactation management module on the success of breastfeeding (p =
0.000).
In conclusion there was the influence of the lactation management module on
breastfeeding self-efficacy with a value of p = 0.000, and there was the influence of the lactation
management module on the success of breastfeeding with a value of p = 0.000

Keywords :Self-Efficacy, Lactation Management, Successful Breastfeeding

PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan ASI di Kota Blora sebanyak 64, 68%.
makanan pertama bagi bayi baru lahir. Namun cakupan pemberian ASI belum
Pemberian ASI dilakukan untuk memenuhi memenuhi target program pada tahun 2016
gizi pada bayi baru lahir, karena kandungan yaitu sebesar 80%2.
ASI yang meliputi protein, karbohidrat, Persiapan ASI eksklusif atau
lemak natrium, kalium, kalsium dan fosfor manajemen laktasi merupakan upaya yang
merupakan zat- zat yang dapat berfungsi dilakukan ibu dan keluarga untuk
dalam tumbuh kembang bayi1. menunjang keberhasilan menyusui.
Pada tahun 2017 cakupan Manajemen laktasi adalah tata laksana yang
pemberian ASI eksklusif di Indonesia diperlukan untuk menunjang keberhasilan
sebanyak 52,3 %. Sedangkan di Jawa menyusui. Pelaksanaannya dimulai pada
Tengah cakupan pemberian ASI di tahun masa kehamilan, setelah melahirkan dan
2017 sebanyak 60 %. Cakupan pemberian pada masa menyusui selanjutnya.

129
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

Pada ibu menyusui, dibutuhkan suatu Keberhasilan dalam memberikan


keyakinan bahwa mereka dapat memberikan ASI eksklusif harus ditunjang dengan
ASI bagi bayi mereka sampai batasan waktu menyusui efektif. Menyusui efektif adalah
yang telah disepakasti. Efikasi diri menyusui proses interaktif antara ibu dan bayi dalam
pada ibu seharusnya sudah ada sejak ibu rangka pemberian ASI secara langsung dari
hamil agar ibu melaksanakan manajemen payudaraibu ke bayi dengan cara yang benar
laktasi untuk menunjang keberhasilan dan kuantitas yang memadai untuk
menyusui. Semakin tinggi efikasi diri memenuhi kebutuhan ibu dan bayi4.
menyusui maka semakin keras usaha ibu Faktor yang dapat mendukung
agar dapat berhasil menyusui, yang di tindakan menyusui antara lain adalah
maksud dalam hal ini adalah persiapan keyakinanan diri bahwa mampu untuk
meyusui saat hamil, inisiasi menyusui, menyusui secara efektif. Efikasi diri
menyusui secara efektif dan keberlanjutan merupakan sejauh mana seseorang
menyusui. Efikasi diri yang rendah dalam memperkirakan kemampuan dirinya dalam
hal menyusui dapat menyebabkan persepsi melaksanakan tugas atau melakukan suatu
dan motivasi yang negatif, serta cenderung tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu
untuk tidak memberikan ASI pada bayi dan hasil tertentu. Keyakinan tersebut meliputi
mengganti dengan yang lainnya misal susu kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan
formula. Efikasi diri menyusui dipengaruhi diri, kapasitas kognitif, kecerdasan dan,
oleh 4 faktor yaitu pencapaian prestasi kapasitas bertindak pada situasi yang penuh
berupa pengalaman keberhasilan menyusui tekanan5.
sebelumnya, pengalaman orang lain yaitu Agar ibu berhasil dalam menyusui
dengan mengamati orang lain menyusui, maka ibu hamil perlu mengetahui dan
persuasi verbal yaitu berupa penguatan atau memiliki efikasi diri untuk menyusui
saran yang diberikan orang- orang yang sehingga bisa menerapkan manajemen
berpengaruh menjadi sumber kekuatanbagi laktasi yang dimulai dari masa kehamilan.
ibu, yang terakhir adalah respon fisiologi3.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk quasi Keterangan:


experimental reaseach yaitu memberikan O1 = Pengukuran pertama pada
suatu perlakuan dengan menggunakan kelompok 1
rancangan randomised perspective study. O2 = Pengukuran kedua pada kelompok 1
setelah perlakuan dengan media
Pre test Post test momentasi
O3 = Pengukuran pertama pada
Group I : O1 ========= X========== O2 kelompok 2
Group II : O3 ========= =========== O4 O4 = Pengukuran pada kelompok 2 tanpa
perlakuan

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Blora dan Puskesmas Medang.


bulan Juli-November 2018 di wilayah kerja Penelitian dilakukan oleh tim peneliti

130
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

dengan dibantu oleh bidan dan enumerator. perakuan dan 44% pada kelompok
Jumlah responden yaitu sebanyak 50 kontrol.
responden yang terdiri dari 25 responden
kelompok perlakuan dan 25 responden 2. Analisis Bivariat
kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol a. Pengaruh Modul Manajemen
diberikan pendidikan kesehatan Laktasi Terhadap EfikasiDiri
menggunakan modul manajemen laktasi. Menyusui
Dari penelitian tersebut didapatkan hasil Tabel Uji beda efikasi diri
penelitian yang disajikan dalam bentuk menyusui sebelum dan sesudah
analisis univariat dan bivariat. pada masing-masing kelompok
1. Analisis Univariat Pre Post
Efiksasi P
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik
diri Mean±SD Mean±SD value
Responden Berdasarkan Tingkat
Perlakuan 30.12±9.718 59.08±5.049 0.000
Pendidikan, Usia, dan Pekerjaan di
Kontrol 27.60±11.109 46.20±6.513 0.000
Wilayah Kerja Puskesmas Blora dan
Puskesmas Medang Sumber : Data Primer, 2018

Perlakua Pada tabel 5.2 di atas


n Kontrol menunjukkan data tentang efikasi diri
Kategori n % n % menyusui sebelum dan sesudah pada
Tingkat kelompok kontrol dan perlakuan. Uji
pendidikan Normalitas data menggunakan Shapiro-
SD 0 0 0 0 wilk dengan hasil data berdistribusi
tidak normal pada kelompok kontrol
SMP 10 40 11 44
baik sebelum maupun sesudah
SMA/ SMK 13 52 12 48
(p<0.05), dan data berdistribusi normal
Diploma/Sarjana 2 8 2 8
untuk kelompok perlakuan baik
Usia sebelum maupun sesudah perlakuan
<20 tahun 1 4 2 8 (p>0.05).
20-35 tahun 24 96 23 92 Efikasi diri menyusui pada
>35 tahun 0 0 0 0 kelompok kontrol selanjutnya dianalisis
Pekerjaan menggunakan uji Willcoxon karena data
Bekerja 8 32 14 56 berdistribusi tidak normal dengan hasil
IRT 17 68 11 44 p=0.000 (p<0.005) artinya ada
pengaruh. Sedangkan efikasi diri pada
kelompok perlakuan diuji
Berdasarkan tabel diatas dapat menggunakan paired t test karena data
disimpulkan bahwa dari 50 responden berdistribusi normal dengan hasil
yang terbanyak adalah berpendidikan p=0.000(p<0.005) artinya ada
SMA yaitu 52% pada kelompok pengaruh.
perlakuan dan 48% pada kelompok
kontrol. Mayoritas responden berusia Tabel Uji beda efikasi diri menyusui
reproduktif yaitu 96% pada kelompok antar kelompok
perlakuan dan 92% pada kelompok
kontrol. Untuk data pekerjaan paling Variable Kelompok n Mean P value
banyak adalah sebagai Ibu rumah tangga Efikasi kontrol 25 23.32 0.290
yaitu sebesar 68% pada kelompok diri pre
perlakuan 25 27.68
131 Efikasi kontrol 25 46.20 0.000
diri post
perlakuan 25 59.08
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

Pada tabel 5.3 di atas PEMBAHASAN


menunjukkan perbedaan efikasi diri
menyusui antara dua kelompok. Pada 1. Karakteristik Responden
pre test efikasi diri menyusui antara Responden dalam penelitian
kedua kelompok menghasilkan ini sebagian besar berada pada
distribusi data tidak normal (p<0.05). rentang usia yang reproduktif yaitu
Selanjutnya uji beda yang digunakan 20-35 tahun. Pada kelompok
adalah Mann-Whitney dengan hasil perlakuan sebesar (96%) sedangkan
p=0.290 (p>0.05) artinya tidak ada pada kelompok kontrol (92%).
perbedaan efikasi diri menyusui Mayoritas respondenpada kelompok
sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan tidak bekerja atau ibu
kontrol dan perlakuan. rumah tangga (IRT), sedangkan
Pada post test data efikasi diri mayoritas responden pada kelompok
menyusui menunjukkan data normal kontrol adalah ibu yang bekerja.
(p>0.05), selanjutnya uji beda yang Usia merupakan salah satu
digunakan adalah independent t test faktor yang berpengaruh terhadap
dengan hasil p=0.000(p<0.05) artinya penerimaan pendidikan kesehatan
ada perbedaan efikasi diri menyusui yang diberikan. Kategori usia paling
antara dua kelompok setelah diberikan banyak dalam penelitian ini adalah
perlakuan. 20-35 tahun. Kategori sebagian besar
responden masuk dalam kategori
b. Pengaruh Modul Manajemen dewasa awal dimana rentang usia
Laktasi Terhadap tersebut cukup matang dalam
Keberhasilan Menyusui berfikir.
Usia mempengaruhi
Table Uji beda keberhasilan kemampuan seseorang untuk
menyusui antar kelompok menerima informasi dan pola pikir
variabel Kelompok n Mean P seseorang terhadap informasi yang
value diberikan. Semakin bertambahnya
Keberhasilan Kontrol 25 17.24
0.000 usia maka kemampuan menerima
menyusui perlakuan 25 33.76
informasi dan pola pikir seseorang
Sumber : Data Primer, 2018 akan semakin berkembang.
Selain usia pendidikan
Pada table di atas terakhir responden juga merupakan
menunjukkan perbedaan faktor seseorang dalam menerima
keberhasilan menyusui antara dua pendidikan kesehatan. Pada
kelompok. penelitian ini mayoritas responden
Keberhasilan menyusui berpendidikan terakhir SMA.
antara kedua kelompok Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
menghasilkan distribusi data tidak mempengaruhi persepsi seseorang
normal (p<0.05). Selanjutnya uji untuk mengambil keputusan dan
beda yang digunakan adalah bertindak. Seseorang yang
Mann-Whitney dengan hasil berpendidikan tinggi cenderung lebih
p=0.000 (p<0.05) artinya ada mudah dalam menerima informasi
pengaruh. baik dari orang lain maupun dari
media masa.

132
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

Hal ini sejalan dengan merespons berbagai masalah dan


hasil penelitian Keloglan, Yilmas, kesulitan selama menyusui 7.
dan Gumus6 yang menyatakan Pada penelitian ini efikasi
bahwa usia dan tingkat pendidikan diri ibu menyusui diukur dengan
merupakan faktor yang menggunakan Breastfeeding Self-
mempengaruhi keberhasilan Efficacy Scale-Short Form (BSES-
menyusui. SF) yang merupakan instrumen yang
sesuai untuk menilai kepercayaan
2. Pengaruh Modul Manajemen diri dalam hal menyusui para ibu di
Laktasi Terhadap EfikasiDiri Indonesia. Versi bahasa Indonesia
Menyusui dari BSES-SF merupakan instrumen
Dari hasil uji statistik dapat yang valid dan reliabel untuk menilai
diketahui bahwa ada pengaruh dan kepercayaan diri dalam hal
secara statistik signifikan antara menyusui, yangmencakup 14
pemberian pendidikan kesehatan pernyataan tentang efikasi diri
menggunakan modul manajemen menyusui. Pilihan dalam menjawab
laktasi terhadap efikasi diri menyusui pernyataan berupa pernyataan
(p = 0,000). keyakianan yaitu sangat percaya diri,
Hasil penelitian ini sejalan percaya diri, kadang-kadang percaya
dengan penelitian yang dilakukan diri, tidak terlalu percaya diri dan
oleh Kurnianingtyas dan tidak percaya diri. Hasil pengisian
Anggorowati (2017) yang kuesioner berupa skor 14- 70 8.
menyatakan bahwa ada pengaruh Media yang digunakan peneliti
intervensi pemberian pendidikan untuk memberikan pendidikan
kesehatan tentang manajemen laktasi kesehatan pada kelompok perlakuan
terhadap tingkat efikasi diri dalam penelitian ini yaitu dengan
menyusui pada ibu primigravida modul manajemen laktasi
trimester III di wilayah kerja (Momentasi). Moduldigunakan
Puskesmas Rowosari Semarang. untuk mempermudah peneliti dalam
Suyami (2018), juga menyatakan hal menyampaikan informasi kepada
yang sama bahwa ada pengaruh responden. Modul dibuat oleh
edukasi tentang pemberian ASI peneliti dengan berdasarkan
eksklusif terhadap tingkat efikasi diri referensi. Modul manajemen laktasi
ibu untuk menyusui. ini berisi tentang persiapan
Efikasi diri menyusui pemberian ASI pada masa
(breastfeeding self efficacy) kehamilan, bersalin dan nifas,
merupakan rasa percaya diri manfaat dan keunggulan ASI,
yangdimiliki oleh ibu dalam hal manfaat menyusui bagi ibu dan bayi,
menyusui yang dapat menjadi faktor bahaya pemberian susu formula,
penyebab apakah ibu akan pentingnya pemeriksaan kehamilan
memutuskan untuk menyusui, dan payudara/ keadaan puting susu,
sebesar apa upaya yang akan teknik menyusui yang benar,
dilakukan untuk menyusui, apakah manajemen ASI perah, dan masalah
mempunyai pola pikir membangun serta cara mengatasi masalah dalam
atau merusak dan bagaimana cara pemberian ASI. Pemberian
pendidikan kesehatan dengan media

133
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

modul tersebut tersebut akan santai, jangkauan sasaran lebih luas,


mempermudah peneliti dalam dapat membantu media lain, dan isi
menyampaikan informasi dan dapat dicetak kembali. Modul
diharapkan akan terjadi peningkatan merupakan komunikasi yang dapat
pengetahuan pada responden diulang-ulang untuk mempermudah
sehingga efikasi diri reponden pemahaman dan lebih mudah diingat
meningkat. sehingga dapat mempengaruhi
Dalam proses pemberian responden untuk mau melakukan
pendidikan kesehatan pada tindakan dari pesan yang
kelompok perlakuan ini, peserta disampaikan dalam modul atau lebih
melakukan proses mendengarkan, dapat menimbulkan respons dari
memahami, mengingat, mendapatkan yang membacanya. Sesuatu yang
motivasi dan kemudian meniru atau diulang-ulang cenderung lebih
mempraktekkan apa yang diajarkan tertanam pada jiwa manusia.
sehingga terjadi peningkatan efikasi Breastfeeding self efficacy
diri. Proses retensi juga didukung pada kelompok kontrol sudah
oleh penggunaan modul.Pendidikan meningkat tetapi masih kurang
kesehatan menggunakan modul maksimal dilihat dari nilai mean
mempunyai kelebihan yaitu materi yang lebih kecil dibandingkan
yang dituangkan lebih lengkap, lebih dengan mean kelompok perlakuan
terperinci, jelas dan edukatif serta yaitu sebesar 18,6. Hal ini terjadi
penyusunan materi dibuat karena pada kelompok kontrol
sedemikian rupa agar menarik pendidikan kesehatan yang diberikan
perhatian, sesuai dengan kebutuhan hanya melalui ceramah dengan
dan kondisi. Selain itu, modul juga media power point saja. Powerpoint
dapat dibawa pulang sehingga adalah suatu multimedia yang
responden dapat membaca atau merupakan alat bantu visual yang
mempelajarinya. Modul selain biasa digunakan untuk bermacam-
digunakan sebagai alat untuk macam bentuk media antara lain
memperjelas, juga dapat berfungsi teks, grafik, gambar dan lain-lain.
untuk menimbulkan kesan Pendidikan kesehatan menggunakan
mendalam, artinya apa yang metode ceramah dengan
disuluhkan tidak mudah untuk menggunakan media powerpoint saja
dilupakan responden. Oleh karena memiliki beberepa kelemahan antara
itu, media dengan bentuk modul lain penggunaan sangat bergantung
dapat mempengaruhi perubahan pada penyaji materi, disajikan hanya
perilaku responden menjadi ke arah dalam bentuk ringkasan, dan
positif karena didasari oleh kebanyakan hanya dalam bentuk
pengetahuan dan pengalaman hidup animasi gambar atau grafik dengan
responden 9. penjelasan yang minim.
Hasil penelitian Suiraoka & Hal ini sejalan dengan
Supariasa10 mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh
kelebihan media modul adalah dapat Wahyuningrum, Rahmat dan
11
disimpan lama, sasaran dapat Hartini mengenai efek pendidikan
menyesuaikan dan belajar mandiri, kesehatan tentang kebersihan
pengguna dapat melihat isinya saat terhadap masalah kesehatan tidur

134
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

yang menyatakan bahwa pada latch (perlekatan), audible


kelompok kontrol yang menerima swallowing (bunyi menelan), type of
pendidikan kesehatan dengan nipple (tipe puting susu), comfort of
powerpoint saja tanpa modul atau nipple (kenyamanan putting dan help
booklet mempunyai nilai mean yang to positioning (bantuan yang
lebih rendah dibandingkan dengan dibutuhkan ibu untuk memperoleh
kelompok perlakuan yang diberikan posisi yang nyaman ketika
pendidikan kesehatan menggunakan menyusui)13.
media powerpoint dan modul. Roesli14 mengungkapkan,
seiring dengan perkembangan
3. Pengaruh Modul Manajemen zaman, terjadi pula peningkatan ilmu
Laktasi Terhadap Keberhasilan pengetahuan dan teknologi yang
Menyusui demikian pesat. Media pengajaran
Dari hasil uji statistik dapat saat ini berkembang pesat, salah
diketahui bahwa ada pengaruh dan satunya media cetak seperti
secara statistik signifikan antara booklet/modul, pemilihan media ini
pemberian pendidikan kesehatan sangat tepat karena didalamnya
menggunakan modul manajemen terdapat sumber informasi yang
laktasi terhadap keberhasilan cukup. Penelitian yang dilakukan
menyusui (p=0.000). oleh Puspitasari dan Fitriahadi15
Hasil penelitian ini sejalan dalam pengujian efektivitas modul
dengan penelitian yang dilakukan dan powerpoint dalam penggunaan
oleh Murtiningsih dan media tersebut secara bersamaan,
12
Wulanningrum , yang menyatakan didapatkan hasil modul lebih efektif
bahwaterdapat pengaruh pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan
kesehatan tentang manajemen laktasi ibu.
post natal terhadap pemberian ASI di Sari, Mudayati dan Lasri16
Desa Ketoyan Kecamatan menyatakan bahwa pendidikan
Wonosegoro Boyolali. kesehatan tentang manajemen laktasi
Keberhasilan menyusui pada dapat mempengaruhi ibu dalam
penelitian ini dilihat dari tindakan keberhasilan menyusui. Semakin
menyusui yang efektif. Tindakan baik pengetahuan ibu tentang
menyusui efektif merupakan proses manfaat manajemen laktasi pasca
interaktif antara ibu dan bayi dalam melahirkan yang meliputi ASI
rangka pemberian ASI secara Eksklusif, teknik menyusui,
langsung dari payudara ibu ke bayi memeras ASI, memberikan ASI
dengan cara yang benar dan Peras, menyimpan ASI Peras, dan
kuantitas yang memadai untuk pemenuhan gizi selama periode
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. menyusui, maka seorang ibu akan
Penilaian keberhasilan menyusui berusaha memberikan ASI eksklusif
diukur menggunakan Lactation pada anaknya dengan manajemen
Advice Through Texting Can Help laktasi pasca melahirkan, sekalipun
(LATCH)assessment tool yang dalam kondisi waktu yang terbatas
digunakan untuk mengkaji atau bekerja. Karena pada
keefektifan tindakan menyusui. perinsipnya pemberian ASI
Instrumen ini terdiri dari 5 item yaitu Eksklusif tersebut dapat dilakukan

135
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

dengan cara langsung maupun tidak dan disimpan.


langsung, yaitu dengan cara diperas
informasi baik bagi dosen
maupun mahasiswa
KESIMPULAN 2. Bagi Puskesmas
Media modul bisa digunakan
Berdasarkan tujuan awal penelitian ntuk memperbaiki dan
yang telah ditetapkan dan hasil meningkatkan pelayanan kepada
penelitian yang telah diketahui, maka masyarakat khususnya pada
kesimpulan dari penelitian ini adalah penyuluhan dan pemantauan
sebagai berikut : manajemen laktasi kepada ibu
1. Ada pengaruh momentasi dalam mempersiapkan ASI
terhadap efikasi diri menyusui eksklusif
dengan nilai p=0.000 3. Bagi Masyarakat
2. Ada pengaruh momentasi Modul manajemen laktasi bisa
terhadap keberhasilan menyusui dimanfaatkan oleh masyarakat
dengan nilai p=0.000 untuk mendapatkan informasi
tentang manajemen laktasi
SARAN khusunya pada ibu agar lebih
mempersiapkan diri dalam
1. Bagi Institusi pendidikan memberikan ASI eksklusif pada
Modul manajemen laktasi bisa bayi
digunakan sebagai pengayaan
bahan ajar untuk meningkatkan
5. Ormond JE. Educational
DAFTAR PUSTAKA psyochology developing learnes.
Sixth. Jakarta: Erlangga;2008.
1. Djamaludin N, Eveline. 2010. 6. Keloglan, S., Yilmaz, A., &
Panduan pintar merawat bayi dan Gumus, K. (2018). Factors
balita. Pertama. Shinta, editor. Affecting Mothers'
Jakarta: KAWAHmedia;. Breastfeeding. International
2. Dinkes Kab. Blora. 2017. Profil Journal of Caring Sciences.
Kesehatan Kabupaten Blora 7. McKinley, E. M., Knol, L. L.,
3. Dennis C. Breastfeeding self Turner, L. W., Burnham, J. J.,
efficacy [Internet]. 2010 [cited Graettinger, K. R., Hernandez-
2017 Feb 10].Available from: Reif, M., & Leeper, J. D. (2018).
http://www.cindyleedennis.ca/res The Prenatal Rating of Efficacy
earch/1- in Preparation to Breastfeed
breastfeeding/breastfeeding-self- Scale: A New Measurement
efficacy/. Instrument for Prenatal
4. Mulder PJ. A concept analysis of Breastfeeding Self-efficacy.
effective breastfeeding. J Obstet Journal of Human Lactation,
Gynecol Neonatal Nurs. 0890334418799047.
2006;35:332–9 8. Dennis, C. L., Brennenstuhl, S.,
& Abbass-Dick, J. (2018).
Measuring paternal breastfeeding

136
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 129 - 137

self-efficacy: A psychometric 14. Roesli U, Yohmi E. Bedah ASI.


evaluation of the Breastfeeding Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Self-Efficacy Scale–Short Form Kedokteran Universitas
among fathers. Midwifery, 64, Indonesia; 2008.
17-22. 15. Puspitasari, N., & Fitriahadi, E.
9. O’Sullivan, E. J., Alberdi, G., (2018). Pengetahuan ibu tentang
Scully, H., Kelly, N., Kincaid, pneumoniapada balita mengalami
R., Murtagh, R., ...& Sheehy, L. peningkatan setelah diberikan
(2018). Antenatal breastfeeding penyuluhan. Journal of Health
self-efficacy and breastfeeding Studies, 2(2), 51-60.
outcomes among mothers 16. Sari, T., Mudayati, S., & Lasri,
participating in a feasibility L. (2017). PENGETAHUAN
breastfeeding-support TENTANG MANAJEMEN
intervention. Irish Journal of LAKTASI DAN SIKAP IBU
Medical Science (1971-), 1-10. POST PARTUM DALAM
10. Suharyono, Suhardi R, Agus PROSES MENYUSUI. Care:
Firmansyah. Air susu ibu. Edisi Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan,
3. Jakarta: Balai Penerbit 3(2), 45-54.
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2008.
11. Wahyuningrum, E., Hartini, S.,
& Rahmat, I. (2018). EFFECT
OF HEALTH EDUCATION OF
SLEEP HYGIENE ON SLEEP
PROBLEMS IN
PRESCHOOLERS. Belitung
Nursing Journal, 4(1), 68-75.
12. Murtiningsih, F., &
Wulanningrum, D. N. (2017).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Manajemen Laktasi
Postnatal Terhadap Perilaku
Pemberian Asi Di Desa Ketoyan
Kecamatan Wonosegoro Boyolali
(Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
13. Gerçek, E., Sarıkaya Karabudak,
S., Ardıç Çelik, N., & Saruhan,
A. (2017). The relationship
between breastfeeding
self‐efficacy and LATCH scores
and affecting factors. Journal of
clinical nursing, 26(7-8), 994-
1004.

137
Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui Dina Aprilia & Aziza Fitriah

Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui u


­ ntuk Meningkatkan
Efikasi Diri Ibu Menyusui dalam Memberikan ASI Ekslusif di
Banjarmasin

Dina Aprilia & Aziza Fitriah


Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana efektivitas Kelas Edukasi Menyusui untuk
meningkatkan Efikasi Diri Ibu Menyusui dalam memberikan Asi eksklusif di Banjarmasin.
Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu Hamil dengan usia kehamilan di atas dua puluh empat
minggu dan Ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan. Subjek Penelitian berjumlah 12 orang yang
semua dimasukkan dalam kelompok eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan Skala Efikasi Diri Ibu Menyusui. Penelitian ini merupakan penelitian one group
pretest-posttest design yaitu suatu metode Quasi Eksperimen yang membandingkan efek
suatu perlakuan terhadap variabel terikat sebelum dan setelah dikenai perlakuan. Analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t paired
sample test . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelas Edukasi Menyusui efektif dalam
meningkatkan Efikasi Diri ibu menyusui dalam memberikan Asi eksklusif secara signifikan.

Kata Kunci : Kelas Edukasi Menyusui, Efikasi diri ibu menyusui, Asi Eksklusif

A. Latar Belakang Masalah


Pada perkembangan dalam rentang sistem di dalam tubuhnya. tidak
waktu kehidupan manusia akan ternilai harganya, selain meningkatkan
mengalami beberapa fase secara alamiah. kesehatan dan kepandaian secara
Hal ini juga dialami oleh perempuan optimal, ASI membuat anak potensial,
yang dalam perkembangannya akan memiliki emosi yang stabil, spiritual yang
mengalami fase kehamilan, melahirkan matang, serta memiliki perkembangan
dan menyusui. Fase-fase tersebut sosial yang baik1. Salah satu dari
merupakan fase yang secara kodrati pembagian menyusui adalah Menyusui
hanya bisa dialami oleh seorang Eksklusif (Exclusive Breasfeeding)
perempuan. Dalam perkembangan pada Menyusui Eksklusif merupakan
fase-fase tersebut seorang perempuan pemberian ASI saja pada bayi umur- 6
akan mengalami perubahan baik fisik, bulan tanpa makanan dan minuman
maupun psikologis. tambahan lainnya atau biasa disebut
Salah satu tugas perkembangan ASI Eksklusif (AIMI, 2007). Berdasarkan
perempuan setelah melahirkan adalah penelitian WHO (2000) di enam negara
menyusui. Menyusui merupakan suatu berkembang pemberian ASI Eksklusif
proses yang secara kodrati akan terjadi dapat mencegah resiko kematian bayi
secara alami. Akan tetapi sekalipun usia 9-12 bulan yang tidak disusui dan
menyusui merupakan fase alamiah angka kematian pada bayi di bawah dua
yang dijalani oleh seorang perempuan, bulan2.
masih banyak perempuan tidak dapat Penelitian lainnya oleh Huffman &
menjalani dengan berbagai alasan, Lamphere juga menunjukkan bahwa
situasi dan kondisi. peran ASI eksklusif sangat penting
Menyusui / pemberian Air susu terutama di negara berkembang salah
ibu merupakan proses normal. satunya terkait dengan faktor kebersihan
Menurut Roesli Hal ini dikarenakan ASI
merupakan asupan yang tepat karena
1
Roesli, U. Mengenal ASI Eksklusif. (Jakarta :
Trubus Agriwidya, 2000)
komposisinya selalu menyesuaikan 2
Roesli, U. Mengenal ASI Eksklusif. (Jakarta :
dengan tubuh bayi dan perkembangan Trubus Agriwidya, 2000)

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122 113
Dina Aprilia & Aziza Fitriah Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui

dan sanitasi yang belum baik di negara eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya
berkembang. Selain itu, dijelaskan pada berkisar 15, 3 %. Hal ini memberikan
negara berkembang penyapihan dan gambaran bahwa kesadaran masyarakat
pemberian makanan pendamping ASI tentang pentingnya ASI eksklusif masih
dini menyebabkan anak menjadi mudah relatif rendah6.
sakit dan status gizi kurang dalam jurnal Kalimantan Selatan sebagai
Makara Kesehatan, pada tahun 20103. salah satu provinsi di Indonesia juga
Hal ini dapat diartikan ASI Eksklusif turut menyumbangkan angka ibu
sangat penting perannya di Indonesia. menyusui yang cenderung masih
Mengingat Indonesia merupakan rendah. Berdasarkan data survey profil
negara yang berkembang untuk dapat kesehatan kota/ kabupaten yang ada
menaikkan status gizi anak Indonesia. di Provinsi Kalimantan Selatan tahun
Sejak tahun 2001 WHO menetapkan 2014 menunjukkan kisaran 40, 35 %
bahwa rentang waktu pemberian ASI pemberian ASI Eksklusif. Walau terjadi
eksklusif yaitu dari 0-6 bulan pertama peningkatan dari tahun 2012 namun
kelahiran, serta dilanjutkan dengan masih terpaut jauh dari target nasional
makanan pendamping ASI (MP-ASI) yaitu 80%7.
setelah 6 bulan. Pemberian ASI tetep Terkait dengan rendahnya angka
diteruskan sampai usia 2 tahun atau pemberian ASI eksklusif pada bayi
lebih4 dapat dipengaruhi karena banyak
Pemberian ASI eksklusif ini sudah faktor. Faktor- faktor kendala tersebut
dituangkan dalam berbagai peraturan antara lain terkait dengan Faktor
dan perundang-undangan di Indonesia. Edukasi dan Faktor Dukungan. Faktor
Salah satunya berdasarkan kepada edukasi menunjukkan tidak didapatkan
keputusan Menteri Kesehatan Republik informasi yang benar dan berimbang
Indonesia nomor 450/MENKES/ terkait tentang pemberian ASI eksklusif.
SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Misalnya, tidak adanya pengetahuan
eksklusif. Selain itu, UU nomor 36 pasal terkait dengan ASI pada hari-hari
128 tahun 2009 tentang kesehatan yang awal kelahiran, pengetahuan tentang
berbunyi bahwa setiap bayi yang lahir manajemen laktasi, tidak adanya
berhak mendapatkan ASI Ekskusif5 dan pengetahuan tentang bahaya susu
masih banyak lainnya kebijakan yang formula dan dot serta masih banyak
menyatakan bahwa negara Republik pengetahuan dan informasi lainnya.
Indonesia mendukung penuh pemberian Sedangkan faktor dukungan meliputi,
ASI eksklusif. Walau Program ASI ketersedian lingkungan yang paham dan
eksklusif sudah didukung sepenuhnya mendukung untuk ibu bisa memberikan
oleh negara sebagai bagian dari program ASI eksklusif pada bayinya. Berdasarkan
pemerintah untuk menurunkan angka 2 faktor yang menjadi penghambat
kematian dan angka kesakitan pada bayi pemberian ASI eksklusif menjadikan
dan anak hasilnya belum signifikan dan Ibu tidak percaya diri untuk bisa sukses
masih cenderung rendah. Pada tahun memberikan ASI kepada bayinya secara
2010 angka pemberian ASI eksklusif eksklusif8. Lebih jauh ketidakpercayaan
di Indonesia masih sangat rendah dan diri tadi memberikan dampak secara
memperihatinkan. Data menunjukkan psikologis salah satunya tidak yakin
presentase bayi yang disusui secara akan bisa/mampu memberikan ASI
3
Setiawati, Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui eksklusif pada bayinya.
tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI 6
Depkes RI, Banyak Sekali Manfaat ASI bagi Bayi
Ekslusif di Desa Tajuk Kec. Getasan kab. Semarang,
dan Ibu, (Jakarta:Depkes, 2011)
Skripsi (Salatiga: UNIKA Satya Wacana, 2012) 7
Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Laporan
4
Depkes RI, Banyak Sekali Manfaat ASI bagi Bayi
Survei Kesejahteraan Ibu dan Bayi di Kalimantan
dan Ibu, (Jakarta:Depkes, 2011)
Selatan, (Dinas Kesehatan, 2014)
5
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Buku Saku 8
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Buku Saku
Pengurus AIMI, (Jakarta:AIMI, 2012)
Pengurus AIMI, (Jakarta:AIMI, 2012)

114 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122
Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui Dina Aprilia & Aziza Fitriah

Berdasarkan studi pendahuluan ibu terhadap kemampuan dirinya bahwa


yang dilakukan menggunakan metode ia akan sukses menyelesaikan tugas-
wawancara dan observasi kepada tugas dalam pemberian ASI eksklusif
sepuluh orang ibu menyusui. Delapan pada bayinya sampai usia 6 bulan.
diantaranya mengatakan bahwa mereka Beracuan dari teori Self Efficacy
sebelumnya bertekad dan dan berniat dari Bandura, Dennis dan Faux
untuk memberikan ASI eksklusif. (1999)11 mengembangkan self Efficacy
Namun, pemberian ASI eksklusif itu dan kaitannya dengan menyusui.
hanya bisa berlangsung beberapa saat Berdasarkan hasil telaah itu maka
dari kisaran 7-30 hari. Setelah itu didapatkan suatu pemahaman terkait
mereka mengatakan tetap memberikan tentang Keyakinan diri seorang ibu
ASI tapi disertai dengan susu formula terhadap kemmapuan dirinya untuk
(sufor) sebagai pendamping. Lebih menyusui bayinya yaitu Breastfeeding
jauh ditanyakan penyebab pemberian Self Efficacy (BSE) (Dennis & Faux,
sufor pada bayi yaitu terkait dengan 1999). Lebih khusus BSE terkait dengan
adanya ketidakyakinan bahwa ASI yang keyakinan ibu akan kemmpuannya
mereka miliki cukup untuk memenuhi menyusui bayinya, mampu melakukan
kebutuhan bayi. Sedangkan hanya dua kontrol lingkungan baik fisik maupun
orang ibu menyatakan keyakinannya psikologis ibu selesai melalui fase
untuk bisa menyusui eksklusif. Hal ini melahirkan dan menyusui yang akhirnya
dipengaruhi pemahaman mereka akan mempengaruhi pada kelancaran
manajemen laktasi yang didapatkan pemberian ASI Eksklusif.
dari sosial media, tenaga kesehatan Intervensi yang dapat diberikan
dan sesama ibu menyusui yang sukses untuk mengatasi efikasi diri yang rendah
memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan pada pada ibu dalam memberikan ASI
data tersebut didapatkan bahwa sebagian eksklusif dengan memberikan informasi
besar ibu mengalami ketidakyakinan yang benar terkait tentang ASI eksklusif.
akan kemampuannya memberikan ASI Informasi tersebut bisa didapatkan
eksklusif pada bayinya. dari tenaga kesehatan (bidan, dokter,
Terkait dengan ketidakyakinan perawat), Konselor menyusui, media,
akan bisa untuk memberikan ASI komunitas dan organisasi peduli ASI.
Eksklusif merupakan kondisi psikologis Salah satu program pemberian informasi
yang dikenal dengan sebutan efikasi yang rutin dilaksanakan adalah oleh
diri (Self Efficacy). Teori Kognitif yang organisasi peduli ASI yaitu Asosiasi Ibu
dikemukakan Bandura mengatakan menyusui Indonesia (AIMI) adalah Kelas
bahwa Efikasi diri adalah keyakinan/ Edukasi.
kepercayaan seseorang mengenai AIMI merupakan organisasi nirlaba
kemampuannya untuk sukses dalam yang berbasis kelompok sesama
melaksanakan tugas tertentu9. ibu menyusui dengan tujuan untuk
Efikasi diri yang dikembangkan meningkatkan pengetahuan, informasi
secara terus menerus perlahan akan tentang ASI dan persentase ibu menyusui
membantu dalam pencapaian tujuan di Indonesia. AIMI memiliki program
jangka panjang, yaitu menghadapi rutin yaitu Kelas Edukasi. Kelas Edukasi
halangan, kegagalan dan hambatan merupakan Kelas pembelajaran yang
dari lingkungan10. Dengan kata lain, memiliki tujuan memberikan informasi,
efikasi diri ibu dalam memberikan ASI pengetahuan dan dukungan ke ibu yang
Eksklusif pada bayi adalah keyakinan akan menyusui anaknya dan peran orang
9
Betz, N.E. Self-Efficacy Theory as a basis terdekat untuk mendukung kegiatan
for Career Assesment: Journal of Career
Assesment, (2000) 11
Dennis, C.L., & Faux, S . Development and

10
Betz, N.E. Self-Efficacy Theory as a basis for Career
Psychometric Testing of The Breastfeeding Self
Assesment: Journal of Career Assesment, (2000)
Efficacy Scale. Res Nurs Health (1999)

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122 115
Dina Aprilia & Aziza Fitriah Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui

tersebut12. Dari data yang ada terkait hingga proses penyapihan dengan kasih
tentang pelaksanaan Kelas Edukasi sayang pada bayi.
yang dilaksanakan AIMI Kalsel sebesar
80% dari total keseluruhan peserta C. Metode Penelitian
meningkat pemahaman informasi dan Penelitian ini merupakan penelitian
pengetahuan terkait tentang pemberian eksperimen yang memberikan intervensi
ASI Eksklusif13. terhadap suatu kelompok subjek.
Penelitian ini akan dianalisa melalu
Kelas Edukasi diharapkan mampu
pendekatan kuantitatif. Rancangan
menjadi sarana memperoleh informasi,
dalam penelitian ini menggunakan
pengetahuan dan menjadi sarana
metode quasi-experiment dengan model
diskusi tentang masalah yang dihadapi
one group pre test – post test design,
ibu menyusui dan lebih jauh akan
metode ini merupakan pengembangan
membantu meningkatkan efikasi diri
dari desain one shot case study, dengan
untuk memberi ASI eksklusif pada bayi.
cara melakukan satu kali penugukuran
Efikasi diri tersebut akan berpengaruh
di depan (pre-test) sebelum adanya
terhadap perilaku meliputi proses
perlakuan (treatment) dan setelah
kognitif, proses motivasional, proses
perlakuan diberikan (post-tes).
afektif dan proses seleksi14
Dalam penelitian ini variabel yang
Berdasarkan uraian latar belakang
ingin diketahui adalah “Efektifitas
masalah di atas, melihat betapa
Kelas Edukasi (KE) Menyusui untuk
pentingnya pemahaman dan dukungan
Meningkatkan Efikasi Diri Ibu Menyusui
bagi seorang ibu dalam menentukan
dalam Memberikan Asi Ekslusif di
keberhasilan memberikan ASI ekslusif
Kalimantan Selatan”.
selama enam bulan, oleh karenanya
peneliti tertarik untuk mengankat Kancah penelitian ini mengambil
penelitian dengan judul “Efektifitas Kelas lingkup peserta Kelas Edukasi (KE) Aimi
Edukasi (KE) untuk Meningkatkan Efikasi di kota Banjarmasin. Responden yang
Diri Ibu Menyusui dalam Memberikan menjadi populasi dalam penelitian ini
Asi Ekslusif di-Banjarmasin” adalah seluruh peserta kelas edukasi
AIMI di kota Banjarmasin selama
Berdasarkan pada uraian latar
tahun 2016. Adapun pengambilan
belakang di atas, maka dapat dirumuskan
sampel menggunakan teknik purposive
masalah dalam penelitian ini adalah:
sampling, dimana kriteria subjek
“Bagaimana Efektifitas Kelas Edukasi
penelitian adalah ibu yang sedang hamil
Menyusui Terhadap Peningkatan Efikasi
dan memiliki bayi 0-6 bulan.
Diri Pada Ibu Menyusui Di-Banjarmasin”.
Skala yang digunakan untuk
B. Tujuan dan Signifikansi Penelitian mengumpulkan data dalam penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk adalah Breastfeeding Self Efficacy Scale
mengetahui bagaimana efektifitas kelas BSES). Skala ini merupakan instrumen
edukasi terhadap peningkatan efikasi yang dikembangkan oleh Dennis &
diri pada ibu menyusui di Kalimantan Faux (1999) dengan mengadptasi teori
Selatan. Efikasi diri ari Bandura. Tiga Dimensi
Penelitian ini berusaha untuk BSES yang berkaitan dengan menyusui
memberikan gambaran yang jelas tentang yaitu dimensi teknik, dimensi pemikiran
bagaimana pentingnya pemberikan interpersonal, dan dimensi dukungan
informasi dan pengetahuan bagaimana (Dennis, 2003).
tatalaksana persiapan pemberian ASI
12
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Buku Saku
Pengurus AIMI, (Jakarta:AIMI, 2012)
13
AIMI Kal-Sel, Laporan Tahunan Pengurus,
(Banjarmasin:AIMI Kal-Sel, 2014)
14
Bandura, A. Self Efficacy: The Exercise of Control,
(New York:W.H Freeman & Company, 1997)

116 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122
Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui Dina Aprilia & Aziza Fitriah

D. Hasil Penelitian 2. Hasil Uji Normalitas & Homogenitas


1. Deskripsi Statistik a. Uji Normalitas Pre – Test
Data dalam penelitian ini Berdasarkan hasil uji normalitas
mendeskripsikan 12 peserta kelas data skala pre-tes, diketahui nilai Sig.
edukasi menyusui yang merupakan ibu- Shapiro Wilk 0,507 > 0,05, maka data
ibu hamil dan juga menyusui. Deskripsi berdistribusi normal. Sedangkan nilai
data penelitian yang diperoleh dari Sig. Kolmogorov-Smirnov 0,200 > 0,050,
hasil pengukuran awal (pretest) dan yang artinya data berdistribusi normal.
pengukuran akhir (posttest) meliputi skor
efikasi diri dalam proses memberikan asi
(menyusui) ekslusif.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Pre-Tes

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
PreTes .119 12 .200* .941 12 .507

Berikut gambaran kurva distribusi normal:


Grafik 1. Kurva Distribusi Normal Pre-Tes

b. Uji Normalitas Post – Tes


berdistribusi normal. Sedangkan nilai
Berdasarkan hasil uji normalitas Sig. Kolmogorov-Smirnov 0,200 > 0,050,
data skala pre-tes, diketahui nilai Sig. yang artinya data berdistribusi normal.
Shapiro Wilk 0,740 > 0,05, maka data

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122 117
Dina Aprilia & Aziza Fitriah Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Post-Tes

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Postes .155 12 .200 *
.957 12 .740
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berikut gambaran kurva distribusi normal:
Grafik 2. Kurva Distribusi Normal Post-Tes

c. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil uji homogenitas dinyatakan data yang menjadi sample
menggunakan uji lavene statistik, adalah homogen. Adapun tabel hasil uji
diketahui data skala efikasi diri dengan spss sebagai berikut:
nilai p-value = 0,452 > 0,050 maka

118 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122
Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui Dina Aprilia & Aziza Fitriah

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Efikasi Diri
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.588 1 22 .452

Efikasi Diri
Sum of Mean
Df F Sig.
Squares Square
Between
2223.375 1 2223.375 23.454 .000
Groups
Within
2085.583 22 94.799
Groups
Total 4308.958 23

ANOVA

4. Uji Validitas & Reliabilitas penilaiannya menyatakan bahwa skala


Alat Ukur yang digunakan dalam ini memiliki validitas yang baik dari
penelitian ini adalah BSES merupakan segi bahasa, pemahaman terhadap item
instrumen yang dikembangkan dan urutasn sehingga dinyatakan layak
oleh Dennis & Faux (1999) dengan untuk digunakan sebagai alat ukur
menurunkan teori self Efficacy Bandura. dalam penelitian
BSES adalah intrument untuk melakukan 5. Analisis Hasil
pengkajian mengenai BSE. Instrument
ini dirancang berdasarkan teori Self Hasil uji hipotesis dilakukan dengan
Efficacy. Tiga dimensi yang berkaitan menggunakan teknik paired sample t-tes,
dengan menyusui yaitu dimensi teknik, karena terdiri dari satu variable dengan
dimensi pemikiran interpersonal dan menggunakan SPSS 19 for windows. Uji
dimensi dukungan (Dennis, 2003) hasil ini dilakukan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan hasil dari satu
Instrument BSES ini telah beberapa sampel setelah diberikan perlakuan.
kali diuji validitasnya di berbagai
negara. Begitu pula yang dipakai dalam
penelitian ini. Peneliti menggunakan
skala yang sudah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia yang dalam penelitian
“Efektifitas Intervensi Positive Self Talk
terhadap Peningkatan Breastfeeding Self
Efficacy pada Ibu Menyusui (Fadhila,
2015)15. Adapun Skala ini memiliki
Cronbach α = 0,94 yang berarti skala ini
memiliki tingkat reliabilitas yang baik.
Sedangkan validitasnya menggunakan
face validity, yaitu memberikan alat
ukur kepada ahli untuk dinilai. Penilaian
dilakukan oleh tiga orang psikolog, hasil
15
Fadhila, M. Efektivitas Intervensi Positif Self Talk
Terhadap Peningkatan Breastfeeding Self Efficacy
pada Ibu Menyusui. Tesis (2015)

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122 119
Dina Aprilia & Aziza Fitriah Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui

Tabel 4. Hasil Rata-rata Pre Tes dan Post Tes

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PreTes 96.67 12 8.773 2.533


PostTes 115.92 12 10.613 3.064

Berdasarkan hasil analisis di atas edukasi menyusui dan setelah mengikuti


terlihat ada perbedaan nilai rata-rata Pre kelas edukasi menyusui. Hal ini berarti
dan Pos-Tes, nilai rata-rata Pre tes (Mean: bahwa terjadi peningkatan rerata efikasi
96,67) dan nilai rata-rata pos-tes (Mean: diri ibu menyusui setelah mengikuti
115,92). Terjadi peningkatan angka rata- kelas edukasi.
rata dari hasil pengukuran skala efikasi
diri ibu menyusui antara sebelum kelas

Tabel 5. Hasil Uji Paired Sampel Tes

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Interval of the Sig.
Std. De- t Df
Mean Error Difference (2-tailed)
viation
Mean
Lower Upper
Pair 1 PreTes – -19.250 14.967 4.321 -28.760 -9.740 -4.455 11 .001

PostTes

Adapun kesimpulan dari hasil uji pengukuran di depan (pre-test) sebelum


paired sample t-tes menunjukkan hasil adanya perlakuan (treatment) dan setelah
Sig. 0,001. Hasil analisis statistik di perlakuan diberikan (post-tes). Kelompok
atas menunjukkan adanya pengaruh Eksperimen dikenai perlakuan berupa
Kelas Edukasi (KE) Menyusui terhadap pemberian Kelas Edukasi. Setiap subjek
peningkatan efikasi diri ibu menyusui dikenai pengukuran tes awal (pretest)
(t= -4, 455,p < 0, 010). Berdasarkan hasil dan tes akhir (posttest) berupa skala
analisa tersebut, dapat disimpulkan efikasi diri ibu menyusui. Hasil tes akhir
bahwa Kelas Edukasi menyusui efektif pada seluruh subjek penelitian dianalisis
dalam meningkatkan efikasi diri ibu menggunakan teknik paired sample t-tes,
menyusui dalam memberikan ASI karena terdiri dari satu variable dengan
ekslusif pada bayinya. menggunakan SPSS 19 for windows. Uji
hasil ini dilakukan untuk mengetahui
6. Pembahasan
apakah ada perbedaan hasil dari satu
Penelitian ini merupakan penelitian sampel setelah diberikan perlakuan.
menggunakan metode quasi-experiment
Berdasarkan hasil analisi pada
dengan model one group pre test – post
kelompok eksperiman dengan
test design, metode ini merupakan
menggunakan uji T Paired samples t tes
pengembangan dari desain one shot case
terlihat ada perbedaan yang signifikan,
study, dengan cara melakukan satu kali

120 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122
Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui Dina Aprilia & Aziza Fitriah

yaitu terjadi peningkatan efikasi diri ibu 3. Peneliti selanjutnya


menyusui. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan
Hasil analisis di atas menunjukkan dapat mengembangkan penelitian ini
bahwa intervensi Kelas Edukasi yang lebih detail lagi, misalnya bisa melakukan
diberikan terbukti secara signifikan dapat analisa per aspek atau bisa digabungkan
meningkatkan Efikasi diri ibu menyusui analisa kuantitatif dan kualitatif agar
untuk memberikan ASI eksklusif. lebih dapat menjelaskan dari berbagai
Hasil penelitian menunjukkan sudut pandang dan pemahaman.
adanya peningkatan yang signifikan
DAFTAR PUSTAKA
Efikasi diri ibu menyusui saat sebelum
Alimul, Aziz. Riset Keperawatan & Teknik
dan sesuadah diberikan intervensi
Kelas Edukasi. Salah satu penyebabnya Penulisan Ilmiah. Salemba Medika:
adalah kesungguhan dan keseriusan Jakarta, 2003
serta kebutuhan peserta untuk Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Buku
mendapatkan informasi sesuai dengan Saku Pengurus AIMI. Jakarta:
materi Kelas Edukasi. Selain itu, sifat AIMI, 2012.
kelompok yang homogen secara jenis Barron, R.A & Byrne. Social Psychology.
kelamin, usia, status perkawinan, dan Boston: Allyn and Bacon, 2005
kesamaan kebutuhan informasi sangat Bandura, A. Self Efficacy : The Exercise
mempengaruhi. of Control. New York: W.H Freeman
& Company, 1997
E. Kesimpulan Betz, N.E, Self-Efficacy Theory as a basis
Berdasarkan hasil analisis data for Career Assesment: Journal of
dan pembahasan yang dilakukan, Career Assesment, 2000
maka dapat disimpulkan bahwa Kelas
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi.
Edukasi Menyusui terbukti efektif dapat
Raja Grafindo Persada: Jakarta,
meningkatkan Efikasi Diri Ibu Menyusui
2000
dalam Memberikan Asi Ekslusif di
Banjarmasin Dennis, C. L., & Faux, S. Development
and Psychometric Testing of The
F. Saran Breastfeeding Self Efficacy Scale.
1. Ibu Hamil dan Menyusui Res Nurs Health, 1999.
Melihat Efektivitas Kelas Edukasi Dennis, C.L., & Faux, S. The Breastfeeding
Menyusui maka diharapkan para Self Efficacy Scale: Psychometric
ibu hamil dan menyusui untuk bisa Assessment of the Short Form.
mengedukasi diri dalam rangka JOGNN.,2003.
membekali pengetahuan terkait dengan Depkes RI. Banyak Sekali Manfaat
pemberian ASI eksklusif pada bayi. ASI bagi Bayi dan Ibu. Jakarta:
Mencari dukungan dari keluarga Depkes, 2011
dan lingkuan serta tenaga kesehatan Fadhila, M. Efektivitas Intervensi Positive
dan fasilitas kesehatan Self Talk Terhadap Peningkatan
Sering berkumpul dan bertukar Breastfeeding Self Efficacy pada
pikiran atau bergabung dikomunitas ibu Ibu Menyusui. Tesis. Bandung:
jail dan menyusui sehingga akan banyak Universitas Padjajaran, 2015
mendapat dukungan secara teknik dan Goodwin, C.J. Research in psychology
psikologis method and design. Fourth Edition.
Jhon Wiley & Son, Inc : USA. 2005
2. AIMI
Hadi, Sutrisno. Metodologi Reasearch
Kelas Edukasi Menyusui yang sudah Jilid II. UGM Press: Yogyakarta.
ada bisa semakin dilengkapi dengan 1994
berbagai teori dan praktek yang lebih
aplikatif

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122 121
Dina Aprilia & Aziza Fitriah Efektivitas Kelas Edukasi (KE) Menyusui

Pajares. Overview of Social Cognitif Theory


and Self Efficacy. 2002
Roesli, U. Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta: Trubus Agriwidya, 2000
Roesli, U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI
Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda,
2008
Setiawati, Hubungan Pengetahuan Ibu
Menyusui tentang ASI Eksklusif
dengan Pemberian ASI Ekslusif
di Desa Tajuk Kec. Getasan kab.
Semarang, Skripsi, Salatiga: UNIKA
Satya Wacana, 2012
Suryabrata, Sumadi. Metodologi
Penelitian. Rajawali: Jakarta, 1999

122 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. IV No. 2, Juli-Desember 2017, 113-122
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

PENELITIAN
KEYAKINAN DIRI (self efficacy) DAN PROSES BERUBAH PADA IBU HAMIL
UNTUK PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI SAMARINDA

Endah wahyutri
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim
Email: wahyutriendah@yahoo.co.id

Abstract.

Innocenti Declaration (WHO, 1990) aims to give full support on Breastfeeding-


exclusive program. Peer-support will facilitate sharing experience process, so
process of changes according the transtheoritical model (TTM) toward breastfeed
and Mother’s Self efficacy
This study aims to determine the effect of peer suppor with husband and
breastfeeding education class for pregnant women toward knowledge, process of
change according to the theory Transtheoritical Model (TTM) and Mother’s Self
efficacy
Method : quasi-experimental research. Research design : Non - Equivalent
Control Group. Sampling technique : Non-random sample technique with accidental
sampling that met the inclusion criteria. Sample size : 20 cases and 20 controls.
Independent Variable: intervention of peer support and husband with
breastfeeding education class for pregnant women. Dependable variable: Mother’s
Self efficacy and process of change. Bivariate analysis : Paired t test, Independent t
test, Regression. Multivariate Analysis : Multiple regression, reliability test with
Cronbach alpha for self-efficacy 0.852 and process of changes 0.956.
Research result : Knowledge p = 0,001, process of changes p = 0.002 and
self-efficacy p = 0.007.
Summary : There are relationship between peer support with husband and
breastfeeding education class for pregnant women toward knowledge, process of
change and Mother’s Self efficacy
Suggestion: the Pregnant women and her husband need to share their experience
about breastfeeding to increase their knowledge process of change and self efficacy.

Abstrak

Deklarasi Innoncenti tahun 1990 oleh WHO bertujuan memberi dukungan


pada program ASI ekslusif . Dukungan sebaya akan memfasilitasi proses berbagi
pengalaman, terjadi proses berubah menurut teori the transtheoritical model (TTM)
kearah memberi ASI dan Ibu mempunyai keyakinan diri (self efficacy)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan sebaya (peer
support) dan suami dengan kelas edukasi menyusui pada ibu hamil terhadap
pengetahuan, proses berubah menurut teori The Transtheoritical Model (TTM),
keyakinan diri (self-efficacy).
Jenis penelitian eksperimen semu . Rancangan penelitian Non – Equivalent
Control Group. Tehnik Sampel Non random dengan Accidental Sampling yang
memenuhi kriteria inklusi .Besar sampel 20 kasus dan 20 kontrol.

72
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

Variabel Independen :Intervensi dukungan sebaya (peer support) dan suami


dengan kelas edukasi menyusui pada ibu hamil Variabel Dependen :Keyakinan diri
dan proses berubah. Analisis bivariat : Paired t test, Independent t test, Regression.
Analisis Multivariat: Multiple regresion, uji realibilitas dengan Cronbach alpha
keyakinan diri 0,852 proses berubah 0,956.
Hasil penelitian pengetahuan p = 0,001, proses berubah p = 0,002 dan
Keyakinan diri self efficacy p = 0,007.
Kesimpulan terdapat pengaruh dukungan sebaya dan suami pada ibu hamil
terhadap pengetahuan, proses berubah dan keyakinan diri untuk menyusui.
Saran ibu hamil dan suami perlu melakukan sharing pengalaman tentang
menyusui untuk peningkatan pengetahuan, proses berubah dan keyakinan diri.

Pendahuluan. terhadap pengetahuan, proses


Deklarasi Innoncenti tahun 1990 berubah menurut teori The
oleh WHO bertujuan untuk memberi Transtheoritical Model (TTM),
dukungan pada program ASI ekslusif. keyakinan diri (self-efficacy).
Manfaat ASI bagi ibu dan bayi Dukungan Sebaya (Peer
umumnya sudah diketahui oleh Support) adalah sistem memberi dan
mayoritas masyarakat, namun belum menerima bantuan yang didasari atas
diikuti dengan niat dan keputusan prinsip kunci menghormati tanggung
untuk memberikan ASI, kondisi ini jawab bersama dan kesepakatan
terlihat dari rendahnya cakupan ASI bersama tentang memberikan bantuan
yaitu 15,3 % tahun 2010 penuh (Stiver dan Muler, 1998) [1].
(Susenas,2010), 30 % tahun 2013 Rekan dukungan adalah sebuah
(profil Dinkes Kaltim) sedang target pendekatan dimana wanita yang
cakupan pemberian ASI adalah 80% memiliki, pengalaman praktis
dari jumlah bayi yang lahir. Intervensi menyusui secara pribadi menawarkan
dukungan sebaya (peer support) dan dukungan kepada ibu-ibu lain.
suami dengan kelas edukasi menyusui Dukungan oleh ibu untuk ibu semacam
pada ibu hamil sebagai upaya ini telah terjadi sejak awal peradaban,
peningkatan pengetahuan ibu hamil namun baru-baru ini telah lebih formal
melalui berbagi pengalaman tentang mengatur dan dievaluasi sebagai cara
manajemen laktasi. Intervensi ini untuk meningkatkan dukungan untuk
terjadi proses pembelajaran sosial, wanita menyusui, Dukungan sebaya
berbagi informasi (know-how) berupa efektif untuk meningkatkan inisiasi dan
umpan balik kondisi individu. Ibu hamil durasi menyusui pada kelompok
akan mempunyai keyakinan diri (self- menengah ke bawah (Br J Gen
efficacy) dan terjadi proses berubah Pract, 2006) [2].
menurut ( teori trans theoritical model Tujuan pemberian dukungan
/TTM) kearah mau menyusui. sebaya adalah mendorong dan
Tujuan penelitian ini menjelaskan mendukung perempuan hamil untuk
pengaruh dukungan sebaya (peer mempersiapkan diri memberikan ASI
support) dan suami dengan kelas dan bersikap positif terhadap
edukasi menyusui pada ibu hamil menyusui.

73
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

Pengetahuan ibu tentang (Rempel, 2011 [6]; Ramadani dan


manajemen laktasi yang ditingkatkan Hadi, 2010[7]). Dorongan untuk
melalui Vicariosus experiences ( melakukan yang terbaik, tekad, dan
pengalaman yang diperoleh melalui komitmen paternal (Tahotoa, 2009[8]).
model sosial) yaitu ibu yang sudah Keputusan suami pada bayi
berhasil memberikan ASI ekslusif. keterlibatan makan, dalam mengambil
Kondisi ini memunculkan anggapan’ penitipan anak dan tugas rumah
kalau mereka bisa melakukan tangga, serta menjadi pelindung dan
memberi makan bayi ASI saya juga penyedia keluarga (Februhartanti,
bisa’. Pengaruh modeling tidak 2007[9]).
sekedar memberikan standar sosial Metode
seseorang menilai kemampuannya, Rancangan penelitian
juga menginspirasi, melalui perilaku menggunakan eksperimen semu
dan cara berpikir model memindahkan (quasi experiment), rancangan Non
pengetahuan dan mengajari tentang – Equivalent Control Group. Teknik
keterampilan serta strategi yang pengambilan sampel secara non
efektif, perlahan cara yang lebih baik random (non probability) dengan
akan meningkatkan persepsi self- accidental sampling. Pemilihan
efficacy. sampel dilakukan berpasangan
Ibu hamil yang mempunyai (matching) antara kelompok kontrol
pengetahuan tentang manajemen dan perlakuan adalah pendidikan dan
laktasi akan terjadi proses perubahan umur kehamilan. Penelitian ini
perilaku baru kearah untuk mau dilakukan di kota Samarinda,
memberi makan bayi ASI ditandai Kalimantan Timur. Kriteria inklusi, yaitu
dengan mulai mempersiapkan gravida trimester III, risiko kehamilan
berbagai rencana untuk mendukung rendah, bersalin di kota Samarinda,
perilaku menyusui. masa nifas 1 bulan di kota Samarinda,
Dukungan suami diperlukan pada saat ANC didampingi suami,
dalam menyusui karena suami suami mau mendampingi isteri
mempunyai wewenang terhadap mengikuti kelas edukasi menyusui,
keputusan keluarga termasuk menyatakan bersedia menjadi
menyusui (Tan, 2011)[3]. Suami yang responden. Besar sampel 20 kasus
mendapat pengajaran bagaimana dan 20 kontrol.
mencegah dan mengelola kesulitan Variabel independen: Intervensi
menyusui signifikan dengan dukungan sebaya (peer support) dan
pencapaian durasi memberikan ASI suami dengan kelas edukasi menyusui
penuh sampai 6 bulan (Alfredo, 2005 .Variabel antara: pengetahuan tentang
[4]; Pisacane et al, 2005 [5]). Peran majemen laktasi, tahapan berubah
ayah memelihara terlibat membina kerah menyusui. Variabel dependen:
positif pengalaman ini menunjukkan keyakinan diri (self-efficacy), Alat ukur:
pentingnya membantu mereka untuk kuesioner. Analisis bivariat paired t
mengakui kontribusi unik mereka test, independent t test, regresi linier.
dalam mengasuh anak mereka Analisis multivariat menggunakan
sebagai anggota tim menyusui regresi linier berganda.

74
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

Hasil penelitian.
1. Karakteristik Responden.
Tabel 1.1 Karakteristik Responden (Pendidikan, Kehamilan, ANC, Masalah Hamil,
Pekerjaan, Penyuluhan, ) Kasus dan Kontrol Ibu Hamil di Samarinda
Tahun 2013

KARAKTERISTK KELOMPOK RESPONDEN


RESPONDEN Kasus % Kontrol %
TOTAL %
PENDIDIKAN:
SD 2 10,0 3 15,0 5 12,5
SMP 2 10,0 1 5,0 3 7,5
SMA 10 50,0 9 45,0 19 47,5
DIPLOMA 4 20,0 2 10,0 6 15,0
SARJANA 2 10,0 5 25,0 7 17,5
Total 20 100,0 20 100,0 40
100,0

KEHAMILAN :
ANAK KE 1 13 65,0 7 35,5 20 50,0
ANAK KE 2 5 25,0 10 50,0 15 37,5
ANAK KE 3 1 5,0 2 10,0 3 7,5
ANAK KE 4 1 5,0 0 0 1 2,5
ANAK > 4 0 0 1 5,0 1 2,5
TotaL 20 100,0 20 100,0 40 100,0
PERIKSA HAMIL :
KE 1 1 5,0 0 0 1 2,5
KE 3 1 5,0 1 5,0 2 5,0
KE ≥ 4 18 90.0 19 95,0 37 92,5
Total 20 100,0 20 100,0 20 100,0
MASALAH HAMIL:
TIDAK ADA 11 55,0 12 60,0 23 57,5
ADA 9 45,0 8 40,0 17 42,5
Total 20 100,0 20 100,0 40,0 100,0
PEKERJAAN :
IRT 8 40,0 11 55,0 19 47,5
PEDAGANG 2 10,0 0 0 2 5,0
WIRASWSTA 3 15,0 1 5,0 4 10,0
PNS 3 15,0 4 20,0 7 17,5
HONOR 2 10,0 1 5,0 3 7,5
SWASTA 2 10,0 3 15,0 5 12,5
Total 20 100,0 20 100,0 40 100,0
PENYULUHAN:
TDK PERNAH 75,0 13 65,0 28 70,0
1X 15 25,0 2 10,0 7 17,5
2X 5 0 2 10,0 2 5,0
3X 0 0 1 5,0 1 2,5
≥4 0 0 2 5,0 2 5,0
Total 0 100,0 20 100,0 40 100,0
20

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada pendidikan dapat diketahui mayoritas


karakteristik responden tentang pendidikan tinggi pada kasus 50% dan

75
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

kontrol 50%. Responden kasus baik sesuai standar Depkes bahwa


maupun kontrol sudah mempunyai cakupan K4 minimal 80%.
pendidikan yang cukup, karena telah Karakteristik responden tentang
menyelesaikan pendidikan dasar 9 masalah hamil, mayoritas responden
tahun, yaitu tamat SMP (UU RI Nomor baik kasus maupun kontrol tidak ada
20, 2003), Pendidikan yang tinggi akan masalah, pada kasus 11 (55%)
memudah menerima informasi. responden, pada kontrol 12 (60%)
Karakteristik responden tentang responden. Masalah yang diderita
kehamilan (gravid) mayoritas hamil pada responden meliputi, sakit
anak ke I sebanyak 13 (65%) pinggang, mual, bengkak kaki,
responden pada kasus hal ini identik hipertensi, pre-eklamsi, letak
dengan cemas yang tinggi dan sungsang, plasenta previa, anemia,
pengetahuan kurang karena belum pusing, dan keputihan.
mempunyai pengalaman tentang Karakteristik responden tentang
kehamilan dan menyusui. Responden pekerjaan, mayoritas responden kasus
kontrol mayoritas hamil anak ke II, adalah bekerja sebanyak 12 (60%)
yaitu 10 responden (50%) berarti dan kontrol 9 (45%).
sudah mempunyai pengalaman Karakteristik responden tentang
kehamilan persalinan, nifas dan penyuluhan, mayoritas responden baik
menyusui. kasus maupun kontrol tidak mendapat
Karakteristik responden tentang penyuluhan tentang menyusui, yaitu
periksa hamil (antenatal care) sebanyak 15 (75%) responden pada
mayoritas responden telah (K4) kasus dan 13 (65%) responden pada
melaksanakan periksa hamil ≥ 4 kontrol.
sebanyak 18 (90%) responden kasus
dan 19 (95%) responden kontrol. Hal
ini merupakan kondisi antenatal yang

Tabel 1.2 Data Deskripsi (Umur, Pengetahuan, Keyakinan Diri, Proses Berubah)
pada Kasus dan Kontrol di Samarinda Tahun 2013

KASUS KONTROL
VARIABEL
Mean Min Max Mean Min Max
Umur 28,25 18,00 37,00 28,55 20,00 39,00
Peng Pre Test 18,40 13,00 23,00 - - -
Peng Post test 22,50 19,00 25,00 18,55 5,00 25,00
Keyakinan diri 45,50 38,00 50,00 41,45 30,00 49,00
Proses Berubah 90,60 80,00 100,0 87,80 62,00 100,00

Tabel1.2 menunjukkan bahwa umur sosial belum matang untuk melaksanakan


responden minimal 18 tahun dan fisiologi sistem reproduksi.
maksimal 39 tahun. Usia yang berisiko Pengetahuan responden rata rata
untuk kehamilan, yaitu responden < 20 20,52 minimum 5 dan maksimum 25.
tahun dan responden > 35 tahun. Pada Pengetahuan pre test pada kelompok
usia < 20 tahun kondisi bio – psiko – kasus didapatkan mean 18,40 dan
mengalami peingkatan menjadi 22,50

76
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

pada post test. Pengetahuan pada kontrol keyakinan diri ibu adalah variabel
mean 18,55 dengan minimal 5,00 dan pengetahuan p = 0,013.
maksimal 25,00. Pengetahuan disini Pembahasan.
adalah spesifik manajemen laktasi Pengetahuan merupakan kerangka
meliputi kandungan, manfaat bagi ibu dan pendukung dari keberhasilan menyusui,
bayi, posisi menyusui, cara memerah, pendidikan tentang menyusui diberikan
menyimpan ASI, dan bahaya susu kepada ibu hamil dan keluarganya agar
formula. mendapatkan pengetahuan, keterampilan
Keyakinan diri (Self-Efficacy) rata-rata dan sikap positif terhadap menyusui.
43,5 minimum 30 dan maksimum 50. Intervensi sharing sebaya
Mayoritas keyakinan diri responden merupakan sarana untuk berbagi
tentang pemberian makan ASI tinggi yang pengetahuan (kwowledge sharing) akan
dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata terjadi proses berbagi informasi (how-
untuk kedua kelompok kasus dan kontrol. know) untuk membantu dan berkolaborasi
Keyakinan diri (self-efficacy) ibu dengan orang lain (Kimble et al, 2010)[10].
merupakan faktor penting dalam Secara tradisional ibu hamil
kelanjutan menyusui. Keyakinan diri bisa mendapatkan pengetahuan menyusui
ditingkatkan dengan pemberian edukasi dari bibi, kakak perempuan, nenek, ibu,
menyusui, melibatkan sharing sebaya dan teman-teman yang sudah mempunyai
untuk berbagi pengetahuan (sharing pengalaman menyusui, sejalan dengan
knowlege), pemutaran video, dan perkembangan pendidikan secara formal
pembelajaran praktik serta dan informal serta perkembangan iptek,
memperkenalkan respon fisiologis maka pendidikan menyusui secara
(kelelahan, stres, kecemasan), dalam tradisional bergeser ke pendidikan secara
menghadapi menyusui dan masalah yang kompleks (BRJ Gen Pract ,2006[11]).
timbul. Secara resmi pemerintah melalui program
Proses berubah rata rata 90,6 pada penyuluhan kesehatan masyarakat
kasus dan 87,80 pada kontrol, yang maupun oleh dukungan masyarakat yang
berarti pada kasus sudah mencapai tahap berminat/pemerhati menyusui seperti: La
berubah lebih tinggi dari pada kontrol. Leche League Internasional (LLLI),
Pada penelitian ini kasus mencapai tahap Asosiasi Menyusui Australia, Grup
tindakan /action dan pada kontrol masuk Edukasi Bayi Baru Lahir, Ikatan Ibu
pada tahap persiapan /preparation. Menyusui Indonesia (AIMI), Ikatan
Analisis Hasil Penelitian. Konselor Menyusui Indonesia (IKAMI),
Intervensi dukungan sebaya (peer dan Sentra Laktasi Indonesia (SELASI).
support) dan suami dengan kelas edukasi Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa
menyusui terbukti meningkatkan intervensi bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan manajemen laktasi hasil pengetahuan tentang manajemen laktasi
analisis pre – post test p = 0,000 dan pada ibu dalam rangka kampanye
terdapat perbedaan pengetahuan kasus pendidikan menyusui, terjadi proses
kontrol p = 0,001. Pengetahuan tentang berbagi pengetahuan merupakan metode
edukasi menyusui mempengaruhi proses yang efektif untuk memperdalam proses
berubah menurut teori transtheoritical pembelajaran karena dapat menginspirasi
model (TTM)p= 0,043. Keyakinan diri individu juga membantu berkolaborasi
(self-efficacy) dipengaruhi pengetahuan p dengan orang lain dalam rangka
= 0,002 dan proses berubah p = 0,007. memecahkan masalah mengembangkan
Yang paling dominan mempengaruhi ide mengimplementasikan kebijakan yang
mendorong kearah keberhasilan inovasi,

77
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

secara signifikan terdapat peningkatkan berarti responden terlibat mempersiapkan


pengetahauan pre-post test serta kasus- upaya untuk menyusui pada bulan yang
kontrol. Suami yang mendapat pengajaran akan datang.
bagaimana mencegah dan mengelola Proses berubah pada ibu
kesulitan menyusui signifikan dengan menyusui itu bersifat dinamis dan banyak
pencapaian durasi memberikan ASI penuh dipengaruhi oleh faktor pribadi dan
sampai 6 bulan (Alfredo et al, 2005). lingkungan, maka diperlukan suatu kondisi
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa yang konduktif supaya perubahan yang
praktisi kesehatan dalam pemasaran sudah terjadi tidak mengarah ke tahap
sosial perlu menyertakan ayah dalam lebih rendah.
strategi meningkatkan cakupan menyusui Menurut Dennis (1999)[14]
mereka. Komunikasi dengan suami menyusui self-efficacy dipengaruhi oleh
tentang segala hal yang dialami oleh ibu empat sumber informasi utama: 1)
hamil agar terjadi saling pengertian dan Performance Accomplishments/prestasi
dukungan dari keluarga tentang kinerja (misalnya, pengalaman masa lalu
perubahan yang dialami dan mengatasi menyusui, gambar visual, strategi
bersama kendala yang dialami selama pengajaran aktif, studi kasus, jurnal, dan
menyusui. kelompok kecil), 2) Vicarious
Aplikasi model tahapan berubah experiences/pengalaman vikarious
pada ibu menyusui dapat membantu (misalnya, menonton wanita lain
memberikan strategi praktis untuk disain menyusui, video pendidikan, kelompok
kampanye promosi kesehatan (Maibach pendukung, pembicara tamu, konselor
dan Cotton, 1995[12]). Penggunaan sebaya, mengidentifikasi kelompok
pengkajian tahap berubah untuk ibu menyusui, dan berlatih posisi menyusui,
menyusui efektif untuk meningkatkan melihat orang yang mirip dengan mereka,
pengetahuan ibu karena diketahui sampai 3) Verbal persuation/persuasi verbal
dimana tahap perubahan pada ibu, (misalnya, dorongan dari orang lain yang
sehingga intervensi selanjutnya tepat berpengaruh seperti teman, keluarga, dan
pada kebutuhan ibu menyusui konsultan laktasi, video pendidikan,
(Humphreys, Thomson, Miner, 1998[13]). pembicara tamu, kegiatan kelompok,
Pada penelitian ini pengetahuan saran dari profesional kesehatan, dan
berpengaruh terhadap tahap perubahan melibatkan mitra dalam kegiatan ini).
ibu terbukti kasus memasuki Pengajaran mitra untuk memberikan
action/tindakan yang berarti responden pujian dan dorongan meningkatkan
sudah mencari upaya yang nyata untuk kepercayaan diri ibu, 4) Respon fisiologis
mencapai keberhasilan menyusui, (misalnya, kelelahan, stres, kecemasan).
sehingga mereka memutuskan ikut kelas Ibu yang mampu mengatasi
edukasi menyusui dengan membawa keraguan diri sebelum melahirkan, dia
suaminya, bersedia dilakukan kunjungan mampu mengubah apapun persepsi
rumah untuk diajari secara langsung negatif tentang menyusui. Strategi ini juga
tentang teknik menyusui secara benar, hal membantunya untuk mendirikan sebuah
ini terjadi karena rata-rata pengetahuan sistem pendukung yang solid sebelum
tentang manfaat ASI bagi anak dan ibu bayi lahir.
sudah baik tinggal masalah teknikal yang Dengan keyakinan diri (self-
belum dikuasi seperti masalah perlekatan, efficacy) ibu menuju perawatan nutrisi
posisi menyusui, memerah ASI, dan yang lebih baik bagi bayi mereka,
penyimpanan. Perubahan pada kontrol sehingga berpotensi mengurangi
masuk tahap preparation/persiapan yang

78
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

peningkatkan tingkat penyapihan sebelum pengalaman efektif untuk meningkatkan


waktunya. pengetahuan pada ranah kognitif, afektif,
Kesimpulan dan psikomotor. 2) Intervensi dukungan
Intervensi dukungan sebaya (peer sebaya (peer support) dan suami dengan
support) dan suami dengan kelas edukasi kelas edukasi menyusui merupakan
menyusui meningkatkan pengetahuan metode yang efektif untuk ibu berubah ke
yang akan mempengaruhi proses berubah arah menyusui menurut teori The
ke arah menyusui menurut teori The Transtheoritical Model (TTM) dan
Transtheoritical Model (TTM) dan meningkatkan keyakinan diri (self-efficacy)
keyakinan diri (self-efficacy) ibu. ibu. 3) Proses berubah pada wanita
Saran ibu hamil dan suami menyusui adalah unik walaupun sudah
melakukan sharing pengalaman tentang mencapai tahap melakukan (action),
menyusui untuk peningkatan masih sangat dipengaruhi oleh orang yang
pengetahuan, proses berubah menurut berpengaruh (significant other). 4)
teori The Transtheoritical Model (TTM) Keyakinan Diri (self Efficacy) tinggi belum
dan keyakinan diri (self efficacy) ibu. mampu menumbuhkan niat menyusui
Temuan baru pada penelitian ini: 1) karena stigma negatif menyusui masih
Intervensi dukungan sebaya (peer melekat seperti ASI keluar sedikit pada
support) dan suami dengan kelas edukasi hari pertama dan kedua merepotkan.
menyusui untuk melakukan sharing
bisa menyebabkan infeksi payudara,
ibu bekerja diperlukan tambahan susu
formula.

Kepustakaan. Tan, K.L. (2011). Factor assosiated with


Br J Gen Pract. (2006). Peer Support For exlusive breastfeeding among
Breasfeeding in the UK,March 1 ; infants under six months of age in
56(524): 166-167 PMCID:PMC penisular malaysia, International
182857 breasfeeding Journal 6:2.
Alfredo Pisacane, Grazia Isabella Rempel, L.A., Rempel, J.K. (2011). The
Continisio, Maria Aldinucci, Stefania Breastfeeding Team :The RoleOf
D'Amora. (2005). A Controlled Trial Involved Fathers in The
of the Father's Role in Breastfeeding Family.
Breastfeeding Promotion http://intl-
jhl.sagepub.com/content/27/2/115.f
http://www.pediatricsdigest.mobi/co ull.pdf+html 7/01/2012
ntent/116/4/e494.full diakses 31 Mei Ramadani, M., Hadi, E.N. (2010).
2012 Dukungan Suami dalam Pemberian
Pisacane Alfredo, M.D., Continisio, G.I., ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Aldinucci, M., D'Amora, S., Puskesmas Air Tawar Kota
Continisio, P. (2005). A Controlled Padang, Sumatera Barat, Jurnal
Trial of the Father’s Role in Kesehatan Masyarakat Nasional
Breastfeeding Promotion Pediatrics .Volume 4, Nomor 6, Juni 269-274
;116;e494 DOI : Kimble, C., Grenier, C., dan Primad, K.G.
10.1542/peds.0479. (2010). Innovation and Knowledge
http://pediatrics.aappublications.org/ Sharing Across Professional
content/116/4/e494.full.pdf Boundaries :Political Interplay
5/06/2012 Bedween Boundary Objects and

79
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.2 Mei 2016, hal 72- 80

Brokers, International Journal of Humphreys, A.S., Thomson, M.J., Miner,


Information Manajement, K.R. (1998). Assesment of
Vol.30,pp.437-444. breastfeeding intensionusing the
Maibach, E.W., dan Cotton, D. (1995). Transtheoritical Model and the
Moving people to behavior change: Thepry of Reasoned Action,Health
a staged social cognitive approach Education Reaserch journal ,Vol 13,
to message design. In Maibach, E. no 2 page 331-341.
W. and Parrott, R. L. (eds), Dennis, C.L. (1999). Theoretical
Designing Health Messages: underpinnings of breastfeeding
Approaches FromCommunication confidence: A self-efficacy
Theory and Public Health Practice. framework. Journal of Human
Sage,Thousand Oaks, CA, pp. 41- Lactation, 15, 195-201.
64.

80
136 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 136–141
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No. 2, Agustus 2016 © 2016 Jurnal Ners dan Kebidanan
DOI: 10.26699/jnk.v3i2.ART.p136-141
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

EDUKASI PRENATAL DALAM UPAYA PENINGKATAN


BREASTFEEDING SELF EFFICACY
(Prenatal Education as an Effort In Enhancing Breastfeeding
Self Efficacy)

Ulfa Husnul Fata, Anita Rahmawati


Program Studi Pendidikan Ners, STIKES Patria Husada Blitar
email: tata_zic18@yahoo.co.id

Abstract: The percentage of exclusive breastfeeding will be decreased in line with the raise of baby’s
age. The primary factors that make mothers do not give or stopped exclusive breastfeeding are the lack
of breastfeeding self efficacy so that mothers feel that they do not have enough breastfeed for their baby.
The aim of the research was to find out the effectiveness of ASI prenatal education toward breastfeeding
self efficacy. The research design was post test only control group design. The population was all
pregnant women in the third trimester of Puskesmas Kepanjen Kidul Kota Blitar. The sample was 40
taken by purposive sampling and divided into treatment group and control group by simple random
sampling. The treatment group was given education on ASI and lactation on pregnancy period. Educa-
tion was completed by presenting mothers who had been succeed in giving exclusive breastfeeding
(giving testimonial) to share their experience in giving breastfeed. After that, all respondents
breastfeeding self efficacy level were measured with BSES-SF in between the second day until 2 weeks
of postpartum. The result showed that the average score of breastfeeding self efficacy of treatment group
was 61,15±5,566 and the control group was 49,85±9,438. The data analysis by independent t test
showed that there was an effect of prenatal education toward breastfeeding self efficacy(p=0,000, <
0,05). It was expected that prenatal education on lactation which presented the breastfeeding testimo-
nial were given during the pregnancy period in order to enhance mothers’ breastfeeding self efficacy.

Keywords: Prenatal education,breastfeeding self efficacy

Abstrak: Presentase pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya umur
bayi. Faktor utama ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif atau menghentikan pemberian ASI sebelum
waktunya karena kepercayaan diri menyusui (breastfeeding self efficacy) yang rendah sehingga ibu merasa
tidak mempunyai kecukupan produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tujuan penelitian ini untuk
menjelaskan pengaruh edukasi ASI prenatal terhadap breastfeeding self efficacy. Rancangan penelitian
post test only control group design. Populasinya adalah semua ibu hamil trimester ketiga yang tercatat di
wilayah kerja puskesmas Kepanjen Kidul Kota Blitar. 40 sampel diambil dengan purposive sampling dan
dibagi menjadi responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan simple random sampling.
Kelompok intervensi diberikan edukasi laktasi pada masa kehamilan. Edukasi dilengkapi dengan mendatang-
kan ibu yang telah berhasil menyusui eksklusif (pemberi testimoni) untuk berbagi cerita/pengalaman
menyusui, selanjutnya semua responden diukur tingkat breastfeeding self efficacy dengan BSES-SF pada
rentang antara hari kedua sampai dua minggu postpartum. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata
breastfeeding self efficacy pada kelompok perlakuan 61,15±5,566 dan pada kelompok kontrol 49,85±9,438.
Analisa data dengan independent t test menunjukkan ada pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding
self efficacy (p=0,000, < 0,05). Diharapkan edukasi prenatal tentang laktasi yang menghadirkan pemberi
testimoni menyusui selalu diberikan pada masa kehamilan untuk meningkatkan kepercayaan diri menyusui
ibu.

Kata Kunci: edukasi prenatal, kepercayaan diri menyusui

136
Fata dan Rahmawati, Edukasi Prenatal ... 137

Pemberian air susu ibu (ASI) atau menyusui mem- sesegera mungkin setelah bayi lahir, selain itu ibu
berikan manfaat besar bagi ibu dan bayinya. Pem- juga dapat melakukan persiapan menyusui dengan
berian ASI eksklusif merupakan strategi utama da- lebih baik. Pada masa postnatal, ibu mengalami
lam menurunkan angka kematian neonatal (Thulier adaptasi fisik dan psikologis yang dapat mengganggu
& Mercer, 2009). Riset Kesehatan Dasar (2013) fokus ibu dalam menerima edukasi. Dengan edukasi
mencatat meskipun telah terbukti ASI memberikan ASI prenatal diharapkan keempat sumber pem-
banyak manfaat tetapi presentase pemberian ASI bentuk self efficacy akan memberikan nilai positif
eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya terhadap peningkatan tingkat self efficacy.
umur bayi. Kepercayaan diri (self efficacy) ibu Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ter-
yang merasa tidak mempunyai kecukupan produksi tarik melakukan penelitian tentang pengaruh edukasi
ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi menjadi faktor prenatal terhadap breastfeeding self efficacy.
utama ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi
atau menghentikan pemberian ASI sebelum waktu- karakteristik responden, 2) mengidentifikasi tingkat
nya. Menurut data Riskedas tahun 2010, bayi umur breastfeeding self efficacy pada kelompok yang
0 bulan mendapatkan ASI eksklusif 39,8% dan me- mendapatkan edukasi prenatal, 3) mengidentifikasi
nurun menjadi 15,3% pada umur 5 bulan. Sedangkan tingkat breastfeeding self efficacy pada kelompok
pemberian ASI parsial 55,1% pada umur 0 bulan yang tidak mendapatkan edukasi ASI prenatal, 4)
dan 83,2% pada umur 5 bulan. menganalisis perbedaan breastfeeding self efficacy
Self efficacy dalam menyusui merupakan ke- antara kelompok yang mendapatkan edukasi ASI
yakinan ibu untuk menilai diri akan kemampuannya prenatal dan yang tidak mendapatkan edukasi
untuk menyusui bayinya. Sumber informasi atau prenatal.
faktor pembentuk self efficacy meliputi pencapaian
prestasi (performance accomplishment), penga- BAHAN DAN METODE
laman orang lain (vicarious experiences), persuasi Rancangan penelitian menggunakan post test
verbal (verbal persuasion), dan respon psikologis only control group design. Populasi meliputi semua
(physiological responses) (Dennis & Faux, 1999 ibu hamil yang tercatat di wilayah kerja puskesmas
dalam Wardani, 2012). Kepanjen Kidul Kota Blitar. Pengambilan sampel
Penelitian Kurniawan (2013) menunjukkan dengan purposive sampling berdasarkan kriteria
keyakinan dan persepsi ibu tentang kepuasan bayi inklusi meliputi ibu hamil trimester ketiga dengan
saat menyusu merupakan faktor determinan positif pendidikan minimal SMP. Kriteria eksklusi adalah
paling kuat yang mempengaruhi keberhasilan pem- bayi yang dilahirkan kembar, mempunyai kelainan/
berian ASI eksklusif. Terdapat hubungan signifikan cacat bawaan, bayi berat badan lahir atau menga-
antara self efficacy ibu dalam proses pemberian lami masalah kesehatan yang mengganggu proses
ASI dengan persepsi ibu akan kekurangan ASI untuk laktasi, jenis persalinan tidak spontan pervaginam.
memenuhi kebutuhan bayinya. Self efficacy ibu da- Besar sampel 40 yang dibagi dengan simple random
lam proses pemberian ASI berperan untuk menentu- menjadi 20 kelompok kontrol dan 20 perlakuan.
kan pemilihan tingkah laku, penentu besarnya usaha Edukasi prenatal berupa ceramah dan tanya jawab
dalam mengatasi hambatan, memppengaruhi pola selama 90 menit dengan materi Inisiasi menyusui
pikir dan reaksi emosional dan sebagai prediksi dini, manfaat ASI, bahaya formula, tehnik menyusui,
tingkah laku selanjutnya (Britton & Britton, 2008). kunci keberhasilan menyusui dan cerita pengalaman
Peran dan dampak dari Self efficacy yang dari orang yang telah berhasil menyusui eksklusif.
cukup besar terhadap praktik pemberian ASI, maka Edukasi juga disertai pemberian booklet. Pengu-
perlu adanya upaya untuk meningkatkan self effi- kuran breastfeeding self efficacy dilakukan antara
cacy ibu untuk menyusui. Self efficacy merupakan hari kedua sampai dua minggu setelah melahirkan
faktor penentu keberhasilan menyusui yang dapat dengan menggunakan Breastfeeding self efficacy-
dimodifikasi melalui intervensi yang tepat seperti Short Form (BSES-SF). Analisa data menggunakan
edukasi dan dukungan (Eidman, 2011). Edukasi independent t-test untuk uji beda nilai breastfeeding
laktasi dapat diberikan saat prenatal atau postnatal, self efficacy (BSE) antara kelompok kontrol dan
tetapi edukasi laktasi lebih baik diberikan sejak perlakuan dengan  0,05.
prenatal karena praktik menyusui harus dilakukan
138 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 136–141

HASIL PENELITIAN dan primigravida (50%) sedangkan kelompok kon-


Karakteristik ibu trol sebagian besar multigravida (60%).

Tabel 1. Karakteristik ibu hamil di wilayah kerja DATA KHUSUS


Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada Breastfeeding self efficacy
Juni-Juli 2016
Perlakuan Kontrol Tabel 2. Breastfeeding self efficacy ibu yang mendapat-
Karakteristik kan edukasi prenatal di wilayah kerja Puskesmas
? % ? %
Usia Ibu Kepanjenkidul Kota Blitar pada Juni - Juli 2016
21-25 th 0 0 3 15 Kategori nilai ? %
26-30 th 6 30 3 15 Percaya diri cukup (33-51) 2 10
31-35 th 7 35 8 40 Percaya diri baik (52-70) 18 90
36-40 th 7 35 6 30
Pekerjaan Ibu Tabel 2 menunjukkan nilai breastfeeding self
Bekerja di luar rumah 4 20 5 25 efficacy pada kelompok yang mendapatkan edukasi
Bekerja di dalam rumah 5 25 4 20 prenatal ada 18 orang (90%) pada kategori percaya
Tidak bekerja/IRT 11 55 11 55 diri baik.
Pendidikan terakhir
SMP 5 25 6 30 Tabel 3. Breastfeeding self efficacy ibu yang tidak
SMA 15 75 13 65 mendapatkan edukasi prenatal di wilayah kerja
PT 0 0 1 5 Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada
Pendapatan Keluarga Juni - Juli 2016
< 1 juta rupiah 8 40 5 25 Kategori nilai ? %
1-1,5 juta rupiah 9 45 11 55 Percaya diri kurang (14-32) 1 5
>1,5 juta rupiah 3 15 4 20 Percaya diri cukup (33-51) 9 45
Status kehamilan/paritas Percaya diri baik (52-70) 10 50
Primigravida 10 50 8 40
multigravida 10 50 12 60 Tabel 3 menunjukkan nilai breastfeeding self
Sikap pasangan/keluarga terhadap proses efficacy pada kelompok yang tidak mendapatkan
menyusui edukasi prenatal ada 10 orang (50%) pada kategori
Bersikap acuh 1 5 2 10 percaya diri baik.
T idak mendukung 1 5 1 5
Mendukung 17 85 15 75 Tabel 4. Pengaruh edukasi prenatal terhadap breast-
Belum tau/belum ada 1 5 2 10 feeding self efficacy ibu di wilayah kerja
rencana Puskesmas Kepanjenkidul Kota Blitar pada
Juni - Juli 2016
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan karakteristik Kelompok Breastfeeding self efficacy
yang hampir sama pada kelompok perlakuan dan mean min max SD
Perlakuan 61,15 49 67 5,566
kelompok kontrol yaitu sebagian besar diatas usia kontrol 49,85 30 65 9,438
30 tahun sebanyak 70%, tidak bekerja/ibu rumah Independent t-test (α = 0,05) p = 0,000
tangga sebanyak 55%. Pendidikan terakhir SMA
sebanyak 15 orang (75%) pada kelompok perlakuan Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata breastfeeding
dan 13 orang (65%) pada kelompok kontrol sedang- self efficacy pada kelompok perlakuan 61,15±5,566
kan pendapatan keluarga yang paling dominan antara dan pada kelompok kontrol 49,85±9,438. Hasil ana-
1-1,5 juta rupiah, yaitu sebanyak 9 orang (45%) pada lisa dengan menggunakan Independent t-test diper-
kelompok perlakuan dan 11 orang (55%) pada ke- oleh nilai p = 0,000 artinya ada pengaruh edukasi
lompok kontrol. Sikap pasangan/keluarga terhadap prenatal terhadap breastfeeding self efficacy ibu.
proses menyusui sebagian besar mendukung yaitu
17 orang (85%) pada kelompok perlakuan dan 15 PEMBAHASAN
orang (75%) pada kelompok kontrol. Karakteristik
Breastfeeding self efficacy pada kelompok yang
yang sedikit berbeda antara kelompok kontrol dan
tidak mandapatkan edukasi prenatal
perlakuan ditunjukkan pada status kehamilan dimana
kelompok perlakuan terdiri dari multigravida (50%) Nilai breastfeeding self efficacy yang diukur
dengan menggunakan Breastfeeding Self Efficacy
Fata dan Rahmawati, Edukasi Prenatal ... 139

Scale Short Form (BSES-SF) mempunyai nilai menyusui (Roesli, 2007). Dalam penelitian ini dua
maksimal 70 dan minimal 14. Nilai minimal menun- responden yang mempunyai kepercayaan diri cukup
jukkan ibu tidak percaya diri sama sekali sedangkan merasa tidak mendapat dukungan dari keluarga/
nilai maksimal bearti ibu sangat percaya diri. Jika pasangannya atau cenderung bersikap acuh, sikap
total nilai dari BSES-SF dibuat pengkategorian, membiarkan dan tidak mau terlibat dalam urusan
maka pada kelompok perlakuan diperoleh ada 2 proses menyusui. Tanpa dukungan keluarga maka
(10%) responden mempunyai percaya diri cukup ibu merasa berjuang sendiri dalam menyusui sehingga
(berada pada rentang nilai 33-51), 18 (90%) respon- ibu akan mudah putus asa dan merasa tidak mampu
den percaya diri baik (berada pada rentang nilai 52- lagi untuk menyusui bayinya apalagi disaat ibu harus
70), dan tidak ada responden yang kategori percaya menghadapi berbagai masalah yang muncul saat
diri kurang (berada pada rentang nilai 14-32). proses menyusui.
Setelah mendapatkan 1 kali edukasi prenatal, BSES-SF berisi 14 item pertanyaan tentang
hasilnya masih ada 2 (10%) ibu mempunyai keperca- kepercayaan diri ibu dalam proses menyusui. Ibu
yaan diri menyusui cukup dan dilihat dari karakteris- pada kelompok perlakuan yang memiliki kepercayaan
tiknya kedua responden tersebut berpendidikan diri belum baik menunjukkan tingkat tidak terlalu
SMP. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang percaya diri pada item kepuasan diri dalam penga-
maka semakin tinggi keinginan dan harapan (Loundon laman menyusui dan tingkat kadang-kadang percaya
dan Britta dalamAisah, et al., 2010). Peneliti berasumsi diri pada item kenyakinan diri pada kecukupan bayi
pendidikan SMP masih tergolong level pendidikan mendapat ASI dan produksi ASI. Pada perkem-
yang rendah sehingga lebih susah dalam memahami bangan zaman dengan persaingan ketat seperti
dan meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan dan sekarang ini, kualitas manusia dituntut agar mencapai
pemahaman sangat menentukan kepercayaan diri kualitas yang lebih baik sehingga banyak orang cen-
ibu dalam menyusui sesuai dengan hasil penelitian derung ingin menjadi yang terbaik, tidak mau kalah
oleh Citrawati (2015) menunjukkan ada perbedaan dengan orang lain dan tidak mudah merasa puas dengan
nilai breastfeeding self efficacy pada ibu yang pencapaian yang didapat (Efendi & Makhfudli, 2009).
mempunyai pengetahuan berbeda. Ibu yang memiliki Demikian halnya dalam urusan menyusui, seorang
pengetahuan lebih tinggi akan lebih menunjukkan ibu selalu berpikir ingin bayinya mendapat kecukupan
kepercayaan diri menyusui yang lebih tinggi daripada nutrisi dan ingin pertumbuhannya menjadi yang
ibu yang mempunyai pengetahuan yang lebih rendah. terbaik, tidak kalah dengan bayi orang lain. Perasaan
Jumlah anak atau pengalaman menyusui meru- tersebut justru akan membuat ibu selalu khawatir
pakan faktor yang dominan terhadap self efficacy bayinya kurang cukup nutrisi (ASI) dan merasa
menyusui (Febriana, 2014). Multipara telah mem- kurang yakin dengan kecukupan produksi ASI ibu.
punyai pengalaman dalam menghadapi masalah
terkait menyusui sehingga lebih mudah dan cepat Breastfeeding self efficacy pada kelompok yang
tanggap dalam menyelesaikan masalah yang muncul mendapatkan edukasi prenatal
saat menyusui. Multipara yang tidak mempunyai pe- Nilai kepercayaan diri menyusui (breastfeeding
ngalaman menyusui atau gagal menyusui tentunya self efficacy) berdasarkan BSES-SF pada kelom-
tidak ingin mengulangi kegagalan tersebut sehingga pok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapatkan
lebih mempunyai persiapan untuk melakukan proses edukasi prenatal menunjukkan 10 orang (50%)
menyusui yang akhirnya berdampak pada keperca- memiliki kepercayaan diri menyusui baik, 9 orang
yaan diri menyusui menjadi baik. Pada penelitian (45%) kepercayaan diri menyusui cukup dan 1 orang
ini, kedua responden yang memiliki breastfeeding (5%) kepercayaan diri menyusui kurang.
self efficacy cukup merupakan primipara (kehamilan Separuh ibu menyusui pada kelompok kontrol
pertama). Primipara belum mempunyai pengalaman telah memiliki kepercayaan diri baik meskipun tidak
dari diri sendiri secara langsung dalam menyusui diberikan edukasi prenatal karena dipengaruhi oleh
sehingga saat muncul masalah dalam proses menyu- pengalaman menyusui dimana 12 (60%) ibu pada
sui akan sangat mengganggu kepercayaaan dirinya. kelompok kontrol merupakan multipara yang telah
Dukungan keluarga merupakan faktor ekster- memiliki pengalaman menyusui baik kesuksesan
nal yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan maupun kegagalan dalam menyusui eksklusif. Pene-
menyusui, dengan dukungan keluarga dapat mening- litian ini juga menunjukkan 14 (70%) ibu pada ke-
katkan motivasi dan rasa percaya diri ibu dalam lompok kontrol memiliki pendidikan dalam kategori
140 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 136–141

tingkat tinggi yaitu SMA dan diatasnya (Perguruan Pengaruh edukasi prenatal terhadap breastfeeding
tinggi). Ibu dengan pendidikan formal tinggi ber- self efficacy ibu
asosiasi dengan lebih mempunyai pengetahuan Nilai rata-rata breastfeeding self efficacy pada
menyusui yang baik dan lebih mudah menerima infor- kelompok perlakuan 61,15±5,566 dan pada kelompok
masi tentang menyusui dari berbagai sumber. Terle- kontrol 49,85±9,438. Hasil analisa dengan menggu-
bih lagi di era sekarang ini informasi tentang menyu- nakan Independent t-test diperoleh nilai p = 0,000
sui dapat diakses dari berbagai media baik cetak artinya ada pengaruh edukasi prenatal terhadap
maupun elektronik. breastfeeding self efficacy ibu. Edukasi prenatal
Kepercayaan diri ibu yang baik pada kelompok yang diberikan kepada kelompok perlakuan mampu
kontrol juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu dimana menunjukkan nilai rata-rata breastfeeding self
11 (55%) ibu kelompok kontrol tidak bekerja dan 4 efficacy lebih tinggi daripada kelompok control yang
(20%) ibu bekerja didalam rumah sehingga kesulitan tidak diberikan edukasi prenatal. Sejalan dengan
menyusui karena harus meninggalkan bayinya tidak penelitian di Tehran,Iran oleh Nekavand et al. (2014)
akan menjadi masalah bagi ibu yang bekerja di yang menyimpulkan ada perbedaan signifikan pada
rumah atau tidak bekerja. Porter dan Hsu (2003) kelompok ibu yang diberikan pelatihan/pendidikan
dalam Saleh, et al. (2009) menemukan bahwa ibu tentang ASI ekslusif terhadap kepercayaan diri (self
yang memiliki beberapa anak lebih menunjukkan efficacy) ibu.
kepercayaan diri daripada ibu yang baru pertama Edukasi prenatal yang diberikan kepada kelom-
kali mempunyai anak (primigravida). Demografi pok perlakuan dilakukan selama 90 menit berupa
maternal meliputi usia ibu, pekerjaan, pendapatan ceramah dan tanya jawab. Pada sesi tanya jawab,
keluarga, paritas, status kesehatan bayi dan dukungan peserta edukasi dipersilahkan mengajukan perta-
keluarga mempengaruhi kepercayaan diri ibu dalam nyaan, educator terlebih dahulu akan mempersilah-
menyusui. kan ibu yang lain untuk menjawab selanjutnya
Usia ibu pada kelompok kontrol terlihat 14 educator akan menyempurnakan, menegaskan, dan
(70%) ibu berusia diatas 30 tahun. Pada usia terse- meluruskan jiwa jawaban belum tepat. Metode ter-
but telah memasuki kategori usia dewasa dimana sebut dapat menstimulasi ibu yang sudah mempunyai
secara teori telah memasuki usia dengan kema- pengalaman menyusui untuk berbagi pengalaman-
tangan fisik dan psikologis sehingga lebih punya nya kepada ibu-ibu lain terutama yang belum mem-
kepercayaan diri dalam menyusui. Dukungan dari punyai pengalaman menyusui. Edukasi prenatal
keluarga atau pasangan sangat dirasakan oleh 15 yang diberikan berisi materi inisiasi menyusui dini,
(75%) ibu pada kelompok kontrol. Dukungan keluar- manfaat ASI, bahaya formula, tehnik menyusui,
ga atau pasangan dapat memotivasi ibu untuk terus kunci keberhasilan menyusui dan cerita pengalaman
percaya diri berusaha menyusui meskipun banyak dari orang yang telah berhasil menyusui eksklusif.
rintangan yang harus ibu hadapi. Penelitian Russel Pengalaman menyusui dari orang yang telah berhasil
(2006) dalam Saleh, et al. (2009) menunjukkan menyusui eksklusif dapat memberikan inspirasi bagi
kepercayaan diri ibu dipengaruhi oleh dukungan ibu untuk berjuang menyusui bayinya, tidak mudah
keluarga, tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu. menyerah dan meningkatkan motivasi ibu dalam
Semakin dewasa seseorang maka lebih banyak menyusui yang akhirnya dapat meningkatkan keper-
pengalaman dan informasi yang diperoleh, juga lebih cayaan diri ibu dalam menyusui. Sejalan dengan
matang dalam mengolah informasi tersebut sehingga penelitian Puspita (2015) menunjukkan dukungan
dapat membangun konsep diri yang baik dan mampu berupa berbagi pengalaman dari ibu yang telah
menumbuhkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri sukses memberikan ASI eksklusif yang dihadirkan
kurang ditunjukkan oleh 1 (5%) ibu pada kelompok pada pertemuan di kelas ibu hamil dapat meningkat-
kontrol yang mempunyai pekerjaan di luar rumah, kan persepsi kontrol diri atau kepercayaan diri ibu
primipara dan berusia muda (21 tahun) sehingga untuk memberikan ASI eksklusif. Pendidikan kese-
pengetahuan dan pengalaman menyusuinya masih hatan dengan pendekatan modeling oleh perawat
kurang. Pengetahuan dan pengalaman kurang efektif dalam meningkatkan pengetahuan, kemam-
ditambah harus meninggalkan bayi untuk bekerja puan praktek dan kepercayaan diri ibu (Saleh, et
menyebabkan kepercayaan diri ibu menjadi kurang. al., 2009).
Fata dan Rahmawati, Edukasi Prenatal ... 141

Edukasi prenatal yang diberikan dalam peneli- Dennis, C.L. 2003. The Breastfeeding Self-Efficacy Scale:
tian ini juga disertai dengan pemberian booklet yang Psychometric Assessment of the Short Form.
berisi materi yang diberikan. Booklet bisa dibawa JOGNN, 6, 734-744.
pulang oleh responden sehingga dapat dibaca lagi Efendi, F., & Makhfudli. 2009. Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
disaat responden lupa dengan materi yang telah
Eidman, C.K. 2011. Enhancing Breastfeeding Self-Effi-
diajarkan atau kapanpun responden membutuhkan. cacy through Prenatal Education. Master of Art
Pengetahuan ibu yang baik dapat meningkatkan ke- in Nursing These, 31.
percayaan diri ibu dalam menyusui. Dalam penelitian Febriana, N.A. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Ramawati, et al. (2013) efektifitas penggunaan dengan Self Efficacy Menyusui di Ruang
modul/booklet dalam meningkatkan pengetahuan ibu Bougenville 2 RSUP DR.Sardjito Yogjakarta.
tentang manajemen laktasi sebesar 75%. Booklet Skripsi. Electronic theses and dissertations Gajah
dan leaflet sama efektifnya dalam meningkatkan Mada University. Yogjakarta.
perubahan sikap responden namun booklet lebih Kurniawan, B. 2013. Determinants keberhasilan pem-
efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden berian air susu ibu eksklusif. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 27(4), 236-240.
(Punia, 2009).
Nekavand, M., Hoorsan R., Kerami A., Zohoor A. 2014.
Effect of Exclusive Breast Feeding Education on
SIMPULAN DAN SARAN Breast-feeding self Efficacy and maternal Stress.
Simpulan Research Journal of Obstetrics and Gynecology,
7(1), 1-5.
Ada pengaruh edukasi prenatal terhadap Puspita, Y.A. 2015. Perbedaan Persepsi Kontrol Diri Ibu
breastfeeding self efficacy ibu (p=0,000). Hamil Terhadap Intensi Ibu Untuk Memberikan
ASI Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil Plus di
Saran Puskesmas Muara Teweh Kabupaten Barito
Pemegang program kelas ibu hamil agar mem- Utara. Jurnal Edu Health, 5(2), 123-130.
Ramawati, D., Lutfatul L., Eni R. 2013. Efektifitas Modul
pertimbangkan pemberian edukasi prenatal di kelas
untuk Manajemen laktasi pasca melahirkan. Jour-
ibu hamil yang berisi manajemen laktasi dengan nal keperawatan soedirman, 8 (1), 49-55.
mendatangkan pemberi testimoni keberhasilan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan
menyusui eksklusif. Peneliti selanjutnya sebaiknya Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
mengkaji kepercayaan diri menyusui pre dan post Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
intervensi. Roesli, U. 2007. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
DAFTAR RUJUKAN Saleh A., Nurachman E., As’ad S., Hadju V. 2009.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan
Aisah, S., Junaiti S., Sutanto P.H. 2010. Pengaruh Edukasi
Pendekatan Modelling terhadap Pengetahuan,
Kelompok Sebaya Terhadap Perubahan Perilaku
kemampuan Praktek dan Percaya Diri Ibu dalam
Pencegahan Anemia Gizi Besi pad Wanita Usia
Menstimulasi Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan
Subur di Kota Semarang. Prosiding Seminar
di Kabupaten Maros. Tesis. Universitas
Nasional Unimus. 119-127.
Hasanudin Makasar.
Britton, J., & H. Britton. 2008. Maternal Self Concept and
Thulier, D., Mercer, J. 2009. Variables associated with
Breastfeeding. Journal of Human Lactation, 24,
breastfeeding duration. Journal of Obstetric,
431-438.
Gynecologic and Neonatal Nursing 38, 259-268.
Citrawati, N.K. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
doi: 10.1111/j.1552-6909.2009.01021.x
Masyarakat laktasi terhadap Tingkat Pengetahuan
Wardani, M.A. 2012. Gambaran tingkat Self-Efficacy
dan Self Efficacy Ibu Menyusui. Tesis. Electronic
untuk Menyusui pada Ibu Primigravida. Skripsi.
theses and dissertations Gajah Mada University.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan. [Tidak
Yogjakarta.
diterbitkan].
ORIGINAL ARTICLE DOI: http://dx.doi.org/10.1590/S1980-220X2017031803329

Effects of an educational technology on self-efficacy for


breastfeeding and practice of exclusive breastfeeding*
Efeitos de uma tecnologia educativa na autoeficácia para amamentar e na prática do
aleitamento materno exclusivo
Efectos de una tecnología educativa en la autosuficiencia para amamantar y en la práctica de la
lactancia materna exclusiva

Marly Javorski1, Andreyna Javorski Rodrigues1, Regina Cláudia Melo Dodt2, Paulo César de Almeida3, Luciana Pedrosa
Leal1, Lorena Barbosa Ximenes2

How to cite this article:


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB. Effects of an educational technology on self-efficacy for breastfeeding and
practice of exclusive breastfeeding. Rev Esc Enferm USP. 2018;52:e03329. DOI: http://dx.doi.org/10.1590/S1980-220X2017031803329

*
Extracted from the thesis: “Efeitos de uma ABSTRACT
tecnologia educativa na autoeficácia para
amamentar e no aleitamento materno exclusivo”,
Objective: To evaluate the effects of using a flipchart (serial album) on maternal
Universidade Federal de Pernambuco, 2014. self-efficacy in breastfeeding and its effects on exclusive breastfeeding (EBF) in children’s
first two months of life. Method: Clinical trial in Recife, Northeastern Brazil, with 112
1
Universidade Federal de Pernambuco,
Departamento de Enfermagem,
women in the third trimester of gestation, randomly distributed in intervention group
Recife, PE, Brazil. (IG) and control group (CG). The intervention was the use of the flipchart in IG. Data
collection was performed through interviews in the prenatal period, and telephone
2
Universidade Federal do Ceará, Departamento
de Enfermagem, Fortaleza, CE, Brazil. contact at second, fourth and eighth weeks postpartum. The Breastfeeding Self-Efficacy
Scale-Short-Form (BSES-SF) was used to measure self-efficacy scores. In the analysis,
3
Universidade Estadual do Ceará, Departamento was used descriptive, bivariate statistics through tests of comparisons of proportions and
de Enfermagem, Fortaleza, CE, Brazil.
means, and relative risk assessment. Results: There was a statistically significant difference
in mean values of self-efficacy scores between women in the IG and CG (p<0.001) and in
EBF rates (p<0.001). The probability of exclusively breastfeeding in IG was twice as high
than in CG (RR 2.2, CI 1.51-3.21). Conclusion: The use of a flipchart as an educational
tool had positive effects on self-efficacy scores for breastfeeding and in maintenance of
EBF in the IG. Brazilian Registry of Clinical Trials: RBR-5N7K99.
DESCRIPTORS
Breast Feeding; Self Efficacy; Educational Technology; Health Education; Maternal-
Child Nursing.

Corresponding author:
Marly Javorski
Departamento de Enfermagem,
Universidade Federal de Pernambuco
Rua Prof. Moraes Rego, s. n.
CEP 50.670-901 – Cidade
Universitária, Recife, PE, Brazil Received: 08/13/2017
marly.11j@gmail.com Approved: 12/19/2017

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 1


Effects of an educational technology on self-efficacy for breastfeeding and practice of exclusive breastfeeding

INTRODUCTION Recent evidence on reduced prevalence of EBF in chil-


dren aged under 6 months is an alert to the need to propose
Discontinuation of exclusive breastfeeding (EBF)
new strategies for its promotion, and for women’s protec-
before 6 months of life is an event observed worldwide
tion and support. Such strategies should include the various
regardless of the reason, in spite the benefits of this prac-
sectors of society and contribute to increase the duration
tice for both child and the mother(1). In low- and mid-
of breastfeeding(3).
dle-income countries, there are prevalences below 37%
In a meta-analysis study, was verified the efficacy of
in children under 6 months of age(2). This percentage is
educational interventions initiated in prenatal care on
similar to that found in the evaluation of the breastfeed-
the prevalence of EBF at 6 months(11). Maternal self-effi-
ing indicators trend in Brazil in the last three decades(3).
cacy is a predictor for breastfeeding that can be modified
However, between 2006 and 2013, there was a reduction
through educational interventions, which in turn can min-
in the prevalence of EBF of 0.3 and 15.1 percentage points
imize negative influences of beliefs in maternal self-efficacy
among children aged from 0 to 2 months, and from 3 to 5
for breastfeeding.
months, respectively(3).
The aforementioned aspects justify performing prenatal
The influence of psychosocial factors in the process of
interventions with educational tools allowing an approach
early interruption of breastfeeding is evident in the liter-
from health educators in order to give confidence to women
ature(4-5). Maternal trust in breastfeeding, or lack thereof,
in their abilities to breastfeed. Thus, the aim of this study
is an important variable not only to initiate breastfeed-
was to evaluate the effects of using a flipchart (serial album)
ing but also to maintain exclusive breastfeeding(6-7). High
during the prenatal period on maternal self-efficacy for
self-efficacy scores for breastfeeding were positively asso-
breastfeeding, and the repercussion of this educational
ciated with exclusive breastfeeding between 4 and 6 weeks
intervention on exclusive breastfeeding in the first 2
postpartum(9-10), and women who report lack of confi-
months of the child’s life.
dence in breastfeeding have about two to three times more
chances of weaning the child in that period(8).
METHOD
Expectations or beliefs in self-efficacy constructed by
women can influence judgment about their ability to ini-
tiate breastfeeding, overcome difficulties and continue the Type of study
practice(7). These are related to personal experience, model A randomized controlled intervention study that inves-
observation (understood as vicarious experience with tigated the primary and secondary outcomes of maternal
breastfeeding), verbal persuasion of influential people for self-efficacy for breastfeeding and the incidence of exclusive
breastfeeding, and factors such as pain, anxiety and fatigue breastfeeding at 2nd, 4th, and 8th weeks of the child’s life,
that may interfere with women’s confidence in breastfeed- respectively. Figure 1 has the graphical representation of
ing(7-8) and consequently in the prevalence of EBF. the steps of the study.

Pregnant women under follow up care by


the Family Health Strategy in Basic Health Units

Control group Intervention group

Measurement of self-efficacy and investigation Measurement of self-efficacy and investigation of


of socioeconomic variables/obstetric history socioeconomic variables/obstetric history before
before prenatal consultation the intervention and prenatal consultation

Routine guidelines on breastfeeding Routine guidelines on breastfeeding in prenatal


in prenatal consultation consultation and educational intervention

Measurement of self-efficacy and application of Measurement of self-efficacy and application of


forms with the history of labor/childbirth and forms with the history of labor/childbirth and
child feeding at the 2nd week postpartum child feeding at the 2nd week postpartum
by telephone contact by telephone contact

Measurement of self-efficacy and application Measurement of self-efficacy and application


of the form on child feeding at 4th and 8th weeks of the form on child feeding at 4th and 8th weeks
postpartum by telephone contact postpartum by telephone contact

Analysis of data and comparison between groups

Figure 1 – Flowchart of steps of the study.

2 Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 www.ee.usp.br/reeusp


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB

Population/study scenario data collection. Women at the 3rd trimester of gestation (as
The population was composed of pregnant women. The identified by family health team nurses) were part of the
study was conducted at Basic Health Units (Portuguese acro- sample. After completing collection in the teams, was made
nym: UBS) of the Sanitary District IV in the city of Recife a new draw for the allocation of pregnant women in IG or
(state of Pernambuco), northeastern region of Brazil. This CG, and so on until reaching the adequate sample number.
district was selected because it is part of the coverage area of
the Universidade Federal de Pernambuco. The University is Instruments for data collection
responsible for the development of research that subsidizes For characterization of the baseline of research, were used
actions for promoting the well-being of this community. the following forms with women in control and intervention
Sanitary District IV is subdivided into five territories groups: socioeconomic conditions (age, marital status, occupa-
where the 15 health units are located. Twenty-nine Family tion, educational level, family income); obstetric history (num-
Health Teams (Portuguese acronym: ESF) work in these ber of pregnancies) and previous breastfeeding experience
units, and they include community health agents, nurses, (time of last child’s EBF, prenatal guidelines on breastfeeding).
dentists, physicians and nursing technicians. After childbirth, were investigated the variables related to
labor/birth history and feeding history of the child.
Inclusion and exclusion criteria For assessment of maternal self-efficacy for breastfeeding
The study included women who met the following eli- throughout all stages of the study, was applied the Breastfeeding
gibility criteria: pregnant at the 3rd trimester of pregnancy, Self-Efficacy Scale – Short-Form (BSES-SF). The BSES-SF
performing prenatal care with nurses at the Basic Health is a Likert scale with 14 items organized into two domains,
Units in the period between December 2012 and August namely: technical and intrapersonal thoughts(6). The scale was
2013 regardless of parity, and who verbalized their desire to validated in Brazil with Cronbach’s alpha coefficient of 0.7,
breastfeed their babies; older than 18 years; literate and with a and was considered an instrument capable of measuring the
landline or mobile telephone. Women with multiple gestation confidence of Brazilian women in their ability to breastfeed(13).
and/or clinical restrictions for breastfeeding were excluded. Women attributed scores ranging from 1 (totally disagree) to
5 (strongly agree) hence the minimum score was 14, and max-
Sample definition imum score was 70. The higher the sum of scores, the higher
the maternal self-efficacy for breastfeeding.
A formula for comparison of two groups was used for
sample calculation(12). The proportion considered was 30%
Pilot study
possibility of the primary outcome in control group, and 55%
in intervention group, alpha error of 5%, beta error of 0.84%, The pilot study was conducted to check the suitability of
and loss of 15%. The final sample consisted of 66 pregnant data collection instruments and forms for characterization
women in intervention group (IG) and 66 in control group of socioeconomic conditions, the confidence and ability of
(CG), in a total of 132 pregnant women. interviewers to apply the BSES-SF, the obstetric history and
Cluster randomization was chosen for randomly dis- previous experience of pregnant women with breastfeed-
tributing participants in groups. Through this technique, ing, and the use of the flipchart in the IG. Twelve pregnant
preexisting groups of patients or social units are allocated women in IG and nine in CG under prenatal care in Basic
randomly in intervention and control groups. In this study, Health Units in a different Sanitary District from the study
cluster randomization was adopted to avoid contamination. district participated. They were evaluated until the 2nd week
This technique is adequate for situations when it is difficult postpartum. These procedures ensured greater security and
to apply the intervention only in subjects of the intervention methodological accuracy in data collection.
group without this influencing the subjects of control group,
thereby minimizing the contagion bias(12). Data collection
Initially, were identified the conglomerates consti- Data collection was performed in five stages. The first two
tuted by five territories of the Sanitary District IV. Taking were individual interviews conducted in reserved rooms on
into account the number of Family Health Teams, were the days of prenatal consultations in the Basic Health Units.
grouped the clusters A (territory five), B (four), C (three) In the third, fourth and fifth stages, women of the control
and D (one and two). Then, by means of simple random and intervention groups were interviewed by telephone.
sampling, a draw was made for the allocation of conglom- In the first stage, interviews in the two groups lasted
erates/territories in intervention and control groups. The approximately 20 minutes. At that moment, was collected
intervention group included pregnant women under care information to characterize the baseline of research and
of nurses from 14 Family Health Teams of territories measure self-efficacy for breastfeeding before routine pre-
three and five, denominated conglomerates A and C. The natal consultation in the CG, and before the educational
control group included pregnant women under care of intervention and routine consultation in the IG.
15 Family Health Teams in territories one, two and four, Pregnant women of both groups were instructed on the
denominated conglomerates B and D. significance of BSES-SF scores and self-application of the
From the allocation of family health teams in IG and scale with assignment of values ranging from 1 to 5 for each
CG, was made a draw for a team from each group to start item. It was clarified there would be no right or wrong answers,

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 3


Effects of an educational technology on self-efficacy for breastfeeding and practice of exclusive breastfeeding

and the evaluation should be based on their own perception experiences and reshape negative experiences. Verbal per-
of items on breastfeeding. To facilitate the comprehension of suasion was mediated by a positive focus on each woman’s
the scale items, pregnant women were asked to make the first ability to nurture her child, and the vicarious experience was
reading in a low voice, followed by reading aloud each item of approached with flipchart images of a woman breastfeeding,
the scale. If they still had difficulty with the text, information signs of the correct latch, and handling of the puerperal breast.
was provided to create more confidence in the self-assessment. The pictures addressing the prevention of cracks, engorge-
At the end of the first stage, it was arranged with every ment, and the baby’s crying helped to minimize the impact
participant the most appropriate time for telephone interviews of stress, pain and fatigue in somatic and emotional states.
for research follow up. A copy of the BSES-SF scale without In the third, fourth and fifth stages (corresponding to
any notes on scores of the first evaluation was given to all 2nd, 4th and 8th weeks postpartum), were conducted the inter-
women in control and intervention groups in order to guide views by telephone. A research assistant who was previously
the interviews by telephone during the follow-up of the study. trained by means of a standard protocol designed to guide
Women in both groups underwent routine prenatal care. data collection contacted women in the control and inter-
The Brazilian Ministry of Health recommends consulta- vention groups. The research assistant was unaware of wom-
tions every fortnight from the 28th to 36th week of gestation, en’s allocation in the groups in order to make it a blind study.
weekly from the 36th to the 41st week, and that all pregnant
Two instruments were applied at the third stage. One for
women receive guidance on the importance of breastfeeding
collecting information on conditions of labor, childbirth and
for them and their children(14).
newborns’ type of feeding at hospital discharge. The other
In the second stage, after women in the intervention group
instrument was used to investigate the breastfeeding situation
performed the routine prenatal visit, they received the interven-
of newborns in their second week of life. In the fourth and
tion. The educational technology used was the flipchart titled
fifth stages, the instrument on the breastfeeding situation was
‘I can breastfeed my son’. It was developed from the concept
of self-efficacy to breastfeed. The development of the flipchart reapplied at 4th and 8th weeks of the child’s life. The BSES-SF
was based on the literature on breastfeeding practices, and from scale was applied in all follow-up interviews of the study.
the BSES-SF items structured with seven illustrations and For the analysis, data were typed in double entry, validated
their respective scripts. Ten judges with clinical experience in in the Epi Info version 6.0 and subsequently exported to the
breastfeeding and knowledge in health education validated the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS Inc., Chicago,
appearance and content of the flipchart. The Content Validity United States) version 14.0. The chi-square test was used to test
Index was 0.92 for the pictures, and 0.97 for the scripts(15). the homogeneity of socioeconomic, obstetric and breastfeeding
The flipchart is 40 centimeters wide, 32 centimeters high experiences in the IG and CG, and the Fisher’s Exact test was
and has nine sheets of paper distributed as follows: cover, seven used to compare proportions in categorical variables.
pictures with their respective scripts and datasheet. Pictures The Kolmogorov-Smirnov test was used for the analy-
are exposed to the group during the educational intervention, sis of normality distribution of continuous variables of age
and the script on the back is aimed at the professional(15). The and self-efficacy for breastfeeding in the prenatal period at
material structure is suitable for individualized interventions. 2nd, 4th and 8th weeks postpartum. In normal distributions,
The album illustrations include sources of information the student’s t-test was used to compare the means. When
related to beliefs in breastfeeding self-efficacy(15-16). The pic- the distribution did not meet the normality criterion, was
tures and scripts enable health professionals to rescue the adopted the Mann-Whitney test. The relative risk was esti-
personal experience of each woman with breastfeeding. The mated to analyze the effect of the educational intervention
vicarious experience is experienced by the visualization of on the incidence of EBF in the IG and CG. All analyzes
images of another woman breastfeeding. The scripts guide the were performed using the 5% level of significance.
verbal persuasion with positive messages issued to women. In
addition, the use of the flipchart makes it possible to minimize Ethical aspects
the impact of women’s somatic and emotional states at the The research was approved by the Research Ethics
beginning of the lactation process. The pictures guide the pre-
Committee of the Health Sciences Center of the
vention of problems such as fissures and breast engorgement,
Universidade Federal de Pernambuco under number
clarify the causes of crying, and the signs of satiety of babies
299.734, following Resolution number 466/2012 of the
on exclusive breastfeeding.
National Health Council, and was registered in the Brazilian
The educational intervention was individual counseling
Registry of Clinical Trials under number RBR-5n7k99.
in a single moment lasting between 30 and 40 minutes.
Women’s scores in each BSES-SF item were evaluated at the
first stage of the study to identify those with lower efficacy
RESULTS
for breastfeeding. The pictures/scripts of the flipchart related Of the 132 eligible pregnant women, 112 completed the
to these items were discussed with each woman by focusing four stages of the study. There was loss of 20 women during the
the educational intervention on their needs. follow-up period, of which ten were from the IG, nine from
During the intervention, the flipchart was used to build, the CG participated only in the first stage because they did
model and/or change beliefs in breastfeeding self-efficacy. The not answer telephone contacts, and a woman of the CG was
pictures in the flipchart helped reinforce positive breastfeeding followed up until the second stage and asked to leave the study.

4 Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 www.ee.usp.br/reeusp


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB

Thus, the follow-up of the study up to 8 week postpartum th


Table 2 – Comparison of the means of BSES-SF scores between groups
was performed with 56 women in the IG and 56 in the CG. and between moments of the evaluation – Recife, PE, Brazil, 2014.
The intervention and control groups were homogeneous Groups
in most variables, since there was no statistically significant MOMENTS Intervention Control p-value1
difference in relation to marital status, occupation, educa-
Meana SD Mean SD
tional level, family income, number of pregnancies, previous
Before intervention 50.4 9.1 52.1a 8.7 0.408
experience with breastfeeding, time of exclusive breastfeed- 2nd week postpartum 65.1d 4.6 59.6b 13.0 < 0.001
ing of the last child, and routine guidelines on breastfeeding 4th week postpartum 66.1d 4.9 57.7b,c 9.9 < 0.001
during prenatal care. However, the age group variable was 8th week postpartum 65.8d 5.5 51.2a,c 17.2 < 0.001
not similar between groups (p=0.002) (Table 1). ¹p-value of the Mann-Whitney test for comparison of means. No significant
a,b,c,d

difference between means.

Table 1 – Pregnant women’s socioeconomic characteristics ac-


cording to study group – Recife, PE, Brazil, 2014.
There was a decreasing trend of EBF in both groups, with
lower reduction in the IG. In the CG, there was a 35.2%
Group reduction between the 2nd and 4th week postpartum, of 35.6%
VARIABLES Intervention Control p-value between the 4th and 8th week, and the decline throughout
n (%) n (%) the study was 58.2%. In the IG, the reduction was 10.9%
Age range (years) between the 2nd and 4th week, and of 10.2% between the 4th
≤ 19 9 (16.1) 20 (35.7) and 8th week. The total reduction of EBF in the IG during
20 - 30 28 (50.0) 31 (55.4) 0.002¹ the follow-up was of 20% (Figure 2).
31 - 43 19 (33.9) 5 (8.9)
Marital status
Married/common-law marriage
50 (89.3) 46 (82.1) 98.2
estável 0.280¹ 100
Single/Separated 6 (10.7) 10 (17.9) 87.5
Occupation 78.6
80 85.5
Student 3 (5.4) 6 (10.7)
Housewife 35 (62.5) 37 (66.1) 0.5842
60
Formal employment 18 (32.2) 13 (23.2)
Time spent away from home* 55.4
40
12 h 10 (50.0) 6 (33.3)
8h 7 (31.8) 3 (16.7) 35.7
0.0852 20
6h 4 (18.2) 5 (27.8)
4h 0 (0.0) 4 (22.2)
Educational level (years) 0
<8 16 (28.6) 14 (25.0) 2nd week postpartum 4th week postpartum 8th week postpartum
8 - 11 32 (57.1) 35 (62.5) 0.846¹ Intervention Control
> 11 8 (14.3) 7 (12.5)
Figure 2 – EBF behavior between groups at 2nd, 4th and 8th weeks
Family income (minimum wage)**
postpartum – Recife, PE, Brazil, 2014.
<1 8 (14.8) 7 (13.5)
1 25 (46.3) 23 (44.2)
0.715¹
2 14 (25.9) 11 (21.2)
≥3 7 (13.0) 11 (21.2) The effect of the educational intervention in relation to the
*1 case ignored in CG.
occurrence of EBF was positive in women of the IG. The results
** 2 women in IG and 4 in CG did not know the family income.
indicate a statistically significant difference (p<0.001) in rates
¹ Chi-square test for homogeneity; ² Fisher’s exact test.
of EBF comparing IG and GC. The probability that women
of the IG were exclusively breastfeeding at the 8th week post-
partum was about twice as high as that of the CG (Table 3).

The comparison test of the means of BSES-SF scores


was not significant between the two study groups (p=0.408)
Table 3 – Effect of the intervention on the incidence of EBF
at baseline, before the educational intervention. At that time, among study groups at the 8th week – Recife, PE, Brazil, 2014.
women were in the last gestational trimester. After the edu-
cational intervention, a statistically significant difference was EBF
RR
found in the means of the BSES-SF scores between women GROUPS Yes No
(CI 95%)
p-value
in the IG and CG (p<0.001) at 2nd, 4th and 8th weeks postpar- n % n %
tum. Maternal self-efficacy scores for breastfeeding remained Intervention 44 (78.6) 12 (21.4) 2.20 (1.51-3.21)
<0.001
high in the IG until the 8th week postpartum (Table 2). Control 20 (35.7) 36 (64.3) 1.00

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 5


Effects of an educational technology on self-efficacy for breastfeeding and practice of exclusive breastfeeding

DISCUSSION The analysis of BSES-SF mean scores before the inter-


vention and throughout the study at 2nd, 4th and 8th weeks
The educational intervention with the flipchart ‘I can
postpartum demonstrated that the educational intervention
breastfeed my son’ was developed based on the concept of
promoted an increase in self-efficacy scores, and maintained
self-efficacy to breastfeed(15), and led to higher self-efficacy
these levels high until the 8th week in women of the IG.
scores from the 2nd to the 8th week postpartum. Furthermore,
Similar data were reported in an experimental study per-
women in the IG were twice as likely to maintain EBF
formed with women in the last trimester of pregnancy in
within 2 months of the infant’s life. This result demonstrates
Iran, in which was examined the effect of an educational
the association of higher self-efficacy scores for breastfeeding
intervention on breastfeeding self-efficacy. BSES scores
and longer duration of EBF(4).
before and after the experiment showed higher self-effi-
Technologies based on the Cognitive Social Theory, espe-
cacy scores for breastfeeding at the 4th week postpartum in
cially in the constructs of self-efficacy for breastfeeding(7,16),
women who received the intervention(19).
can support educational actions because they contemplate
Self-efficacy for breastfeeding is a modifiable variable
the individual motivation and sources of construction of through nursing interventions developed from concepts of
maternal beliefs for breastfeeding. Cognitive Social Theory(7,9). Such a recommendation was
The educational intervention tested in this study with observed in the development of the flipchart called ‘I can
women in the pregnancy-puerperal cycle served as an effec- breastfeed my son’ that was validated with puerperal women
tive pedagogical tool, and allowed pregnant women in the and tested with pregnant women in this study(15).
IG to be protagonists of the learning process in the practice The theoretical basis used(7) supports the four sources of
of breastfeeding. The success of this intervention is supported beliefs embedded in building women’s confidence in breast-
by the use of educational tools (in this case, the flipchart) feeding: direct or prior breastfeeding experience, vicarious
based on the theory of self-efficacy for breastfeeding(7), and experiences, verbal persuasion, and physical and emotional
application of the BSES-SF to measure self-efficacy because reactions. The educational technology used in this study
this is a modifiable factor strongly associated with EBF(17-18). (flipchart) was built from this theoretical framework, and
Women’s self-efficacy scores before the intervention guided enabled the rescue of sources of development and/or con-
the individualized educational action. solidation of the confidence in breastfeeding together with
In the educational intervention, were addressed the four pregnant women.
sources of belief for building self-efficacy based on women’s The results show that the educational intervention in
beliefs regarding their breastfeeding abilities evaluated by this study enabled the correction or minimization of neg-
the BSES-SF(7,16). Identifying the individual perception of ative beliefs and consolidation of positive beliefs in mater-
beliefs in self-efficacy guided the dialogue and approach to nal self-efficacy for breastfeeding in the IG. Health pro-
educational action in order to consider each woman’s needs. fessionals should replace sources of negative information
Thus, the abilities of pregnant women in the IG were quali- and value positive ones for a greater maternal confidence(7).
fied based on perceived self-efficacy. The educational inter- Possibly, women in the IG with negative experiences have
vention enabled the construction or consolidation of positive been able to reconstruct their beliefs in breastfeeding. The
self-efficacy beliefs regarding their trust in breastfeeding. mean scores of self-efficacy for breastfeeding was higher
The baseline analysis demonstrated a homogeneous sam- and statistically significant for the IG (p<0.001) from the
ple in relation to most socioeconomic variables considered as 2nd week postpartum, and this difference remained until the
factors interfering with the practice of breastfeeding, which 8th week postpartum.
could act as confounders in the study outcomes (except for The relationship between EBF and high scores of
maternal age). However, studies indicate that maternal age maternal self-efficacy for breastfeeding is well documented
has not always posed as a risk factor for early weaning(9,18). in studies that analyzed this variable(8,10). The study inves-
Previous experience in breastfeeding is one of the sources tigating the role of psychosocial factors in EBF up to chil-
of development of beliefs in maternal self-efficacy in breast- dren’s 6 months of life demonstrated that self-efficacy for
feeding(7) and an important factor for the practice of EBF(4,8). breastfeeding is a strong predictor for both the intent and
This experiment was similar in both groups and supported duration of breastfeeding(4).
the results of the intervention. The baseline homogeneity Such a relationship was found in this study. The decline
was also found by comparing the mean scores of BSES-SF in exclusive breastfeeding at 2nd, 4th and 8th weeks postpartum
between groups. This observation is important because high was greater among women in the CG, whose self-efficacy
self-efficacy scores for breastfeeding are associated with a scores were also lower compared to women in the IG. The
higher chance of women initiating and maintaining exclu- results reaffirm the relationship between low self-efficacy
sive breastfeeding(6,8-9). Hence the conclusion that BSES-SF scores for breastfeeding and the risk for early weaning. This
scores in pregnant women of the IG and CG at the begin- association has been reported since the first studies(6) and
ning of the study did not interfere in the results. Therefore, confirmed by other researchers(4,8-10).
positive outcomes with respect to maternal self-efficacy for Educational actions should equip women to improve their
breastfeeding and EBF in the first 2 months of the child’s confidence in overcoming the initial difficulties of the lacta-
life observed in the IG can be attributed to the educa- tion process. In this study, the flipchart titled ‘I can breastfeed
tional intervention. my son’ (validated in puerperal women)(15) has proven effective

6 Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 www.ee.usp.br/reeusp


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB

in the approach to breastfeeding in the last gestational tri- a greater percentage of adolescent women and hence, with
mester. Systematic reviews on effects of educational interven- less personal experience in breastfeeding.
tions for promoting breastfeeding have concluded that such
interventions were significant for maintaining EBF between CONCLUSION
the 4th and 6th weeks postpartum when made in prenatal care. This study provided evidence that using an educational
The most effective educational actions were those capable of technology based on the concept of breastfeeding self-effi-
improving breastfeeding self-efficacy(9-10). cacy can raise self-efficacy scores for breastfeeding, and the
The use of the flipchart ‘I can breastfeed my son’(15) that increase of such scores has a positive impact on the inci-
dence of EBF in the short term. Maternal self-efficacy for
was developed in the light of the construct of self-efficacy
breastfeeding may be modified or consolidated through the
for breastfeeding(7) has increased maternal self-efficacy scores
educational intervention with the flipchart ‘I can breastfeed
for breastfeeding and the incidence of EBF in the first 2 my child’, since BSES-SF scores have increased in women
months of life of children of women in the IG. The hetero- who received the intervention. Furthermore, the greater
geneity between intervention and control groups in relation self-efficacy for breastfeeding throughout the follow-up
to maternal age may have constituted a limitation in the of the study had a positive effect on EBF of children up
interpretation of results when considering that the CG had to 2 months of life.

RESUMO
Objetivo: Avaliar os efeitos do uso de um álbum seriado sobre a autoeficácia materna na amamentação e suas repercussões no
aleitamento materno exclusivo (AME) nos primeiros 2 meses de vida da criança. Método: Ensaio clínico realizado em Recife,
Região Nordeste do Brasil, com 112 mulheres no terceiro trimestre de gestação, distribuídas de forma aleatória em grupo-intervenção
(GI) e grupo-controle (GC). A intervenção caracterizou-se pelo uso do álbum seriado no GI. A coleta de dados foi realizada por
meio de entrevistas no pré-natal e contato telefônico na segunda, quarta e oitava semanas pós-parto. Foi utilizada a BSES-SF para
mensurar os escores de autoeficácia. Na análise, utilizou-se de estatística descritiva, bivariada por meio de testes de comparação
de proporções e médias e avaliação do risco relativo. Resultados: Houve diferença estatisticamente significante nas médias dos
escores de autoeficácia entre as mulheres do GI e GC (p<0,001) e nas taxas de AME (p<0,001), a probabilidade de amamentar
exclusivamente no GI foi duas vezes maior do que no GC (RR 2,2 IC 1,51-3,21). Conclusão: O uso do álbum seriado como
ferramenta educacional repercutiu positivamente nos escores de autoeficácia para amamentar e na manutenção do AME no GI.
Registro Brasileiro de Ensaios Clínicos: RBR-5N7K99 
DESCRITORES
Aleitamento Materno; Autoeficácia; Tecnologia Educacional; Educação em Saúde; Enfermagem Materno-Infantil.
RESUMEN
Objetivo: Evaluar los efectos del uso de un álbum seriado acerca de la autoeficacia materna en la lactancia y sus repercusiones en la
lactancia materna exclusiva (LME) en los primeros dos meses de vida del niño. Método: Ensayo clínico realizado en Recife, Región
Nordeste de Brasil, con 112 mujeres en el tercer trimestre de gestación, distribuidas de modo aleatorio en grupo-intervención (GI)
y grupo-control (GC). La intervención se caracterizó por el uso del álbum seriado en el GI. La recolección de datos se llevó a cabo
mediante entrevistas en el prenatal y contacto telefónico en la segunda, cuarta y octava semanas post parto. Se utilizó la BSES-SF para
mensurar los scores de autoeficacia. En el análisis, se utilizó estadística descriptiva, bivariada por medio de pruebas de comparación de
proporciones y promedios y evaluación del riesgo relativo. Resultados: Hubo diferencia estadísticamente significativa en los promedios
de los scores de autoeficacia entre las mujeres del GI y GC (p<;0,001) y en las tasas de LME (p<;0,001), la probabilidad de amamantar
exclusivamente en el GI fue dos veces mayor que en el GC (RR 2,2 IC 1,51-3,21). Conclusión: El empleo del álbum seriado como
herramienta educativa repercutió positivamente en los scores de autoeficacia para amamantar y en el mantenimiento del LME en el GI.
Registro Brasileño de Ensayos Clínicos: RBR-5N7K99
DESCRIPTORES
Lactancia Materna; Autoeficacia; Tecnología Educacional; Educación en Salud; Enfermería Maternoinfantil.

REFERENCES
1. Dowling S, Brown A. An exploration of the experiences of mothers who breastfeed long-term: what are the issues and why does it matter?
Breastfeed Med. 2013;8(1):45-52. DOI:10.1089/bfm.2012.0057
2. Victora CG, Bahl R, Barros AJD, França GVA, Horton S, Krasevec J, et al. Breastfeeding in the 21st century: epidemiology, mechanisms
and lifelong effect. Lancet. 2016;387(10017):475-90. DOI: 10.1016/S0140-6736(15)01024-7
3. Boccolini CS, Boccolini PMM, Monteiro FR, Venância SI, Giugliani ERJ. Breastfeeding indicators trends in Brazil for three decades. Rev
Saúde Pública. 2017;51:108. DOI: 10.11606/S1518-8787.2017051000029
4. Jager E, Broadbent J, Fuller-Tyszkiewicz M, Skouteris H. The role of psychosocial factors in exclusive breastfeeding to six months postpartum.
Midwifery. 2014;30(6):657-66. DOI: 10.1016/j.midw.2013.07.008
5. Brown CRL, Dodds L, Legge A, Bryanton J, Semenic S. Factors Influencing the reasons why mothers stop breastfeeding. Can J Public Health.
2014;105(3):e179-85.
6. Dennis CL. The Breastfeeding self-efficacy scale: psychometric assessment of the short form. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2003;32(6): 734-44.

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 7


Effects of an educational technology on self-efficacy for breastfeeding and practice of exclusive breastfeeding

7. Dennis CL. Theoretical underpinnings of breastfeeding confidence: a self-efficacy framework. J Hum Lact. 1999;15(3):195-201.
DOI: 10.1177/089033449901500303.

8. Bartle NC, Harvey, K. Explaining infant feeding: the role of previous personal and vicarious experience on attitudes, subjective norms,
self-efficacy and breastfeeding outcomes. Brit J Health Psychol. 2017;22(1):763-85. DOI: 10.1111/BJHP.12254

9. Ip WY, Gao LL, Choi KC, Chau JPC, Xiao Y. The short form of the breastfeeding self-efficacy scale as a prognostic factor of exclusive
breastfeeding among mandarin-speaking Chinese mothers. J Hum Lact. 2016;32(4):711-20. DOI:10.1177/0890334416658014.

10. Yang X, Gao LL, Ip WY, Chan WCL. Predictors of breastfeeding self-efficacy in the immediate postpartum period: a cross-sectional study.
Midwifery 2016;41:1-8. DOI: 10.1016/j.midw.2016.07.011

11. Oliveira IB, Leal LP, Coriolano-Marinus MW, Santos AH, Horta BL, Pontes CM. Meta-analysis of the effectiveness of educational interventions
forbreastfeeding promotion directed to the woman and her social network. J Adv Nurs. 2017;73(2):323-35. DOI: 10.1111/jan.13104

12. Hulley S. Delineando a pesquisa clínica. Porto Alegre: Artmed; 2015.

13. Dodt RCM, Ximenes LB, Almeida PC, Oriá MO, Dennis CL. Psychometric and maternal sociodemographic assessment of the breastfeeding
self-efficacy scale: short form in a Brazilian sample. J Nurs Educ Pract. 2012;2(3):66-73. DOI: 10.5430/jnep.v2n3p66.

14. Brasil. Ministério da Saúde; Instituto Sírio-Libanês de Ensino e Pesquisa. Protocolos de Atenção Básica: saúde das mulheres [Internet].
Brasília; 2016 [citado 2017 jul. 22]. Disponível em: http://189.28.128.100/dab/docs/portaldab/publicacoes/protocolo_saude_mulher.pdf

15. Dodt RCM, Ximenes LB, Oriá MOB. Validação de album seriado para promoção do aleitamento materno. Acta Paul Enferm. 2012;25(2):225-30.
DOI: 10.1590/S0103-2100201200020011.

16. Bandura A. On the functional properties of perceived self-efficacy revisited. J Manag. 2012;38(1): 9-44. DOI: 10.1177/0149206311410606

17. Tuthill EL, McGrath JM, Graber M, Cusson RM, Young SL. Breastfeeding Self-efficacy: A Critical Review of Available Instruments. J Hum
Lact. 2017;32(1):35-45. DOI: 10.1177/0890334415599533

18. Glassman ME, McKearney K, Saslaw M, Sirota DR. Impact of breastfeeding self-efficacy and sociocultural facotrs on early breastfeeding
in an urban, predominantly Dominican Community. Breastfeed Med. 2014;9(6):301-7. DOI: 10.1089/bfm.2014.0015

19. Ansari S, Abedi P, Hasanpoor S, B. The effect of interventional program on breastfeeding self-efficacy and duration of exclusive breastfeeding
in pregnant woman in ahvaz, Iran. Int Scholarly Res Notices. 2014;2014:1-6. DOI: http://dx.doi.org/10.1155/2014/510793

This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License.

8 Rev Esc Enferm USP · 2018;52:e03329 www.ee.usp.br/reeusp


ARTIKEL ASLI DOI: http://dx.doi.org/10.1590/S1980-220X2017031803329

Efek dari teknologi pendidikan pada self-efficacy untuk menyusui


dan praktik pemberian ASI eksklusif *

Efek dari teknologi pendidikan pada kemanjuran diri dalam menyusui dan dalam praktik pemberian ASI
eksklusif
Efek dari teknologi pendidikan pada kemandirian untuk menyusui dan pada praktik pemberian ASI eksklusif

Marly Javorski 1, Andreyna Javorski Rodrigues 1, Regina Cláudia Melo Dodt 2, Paulo César de Almeida 3, Luciana Pedrosa Leal 1, Lorena Barbosa Ximenes 2

Cara mengutip artikel ini:


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB. Efek dari teknologi pendidikan pada self-efficacy untuk menyusui dan praktik pemberian ASI eksklusif. Rev Esc Enferm
USP. 2018; 52: e03329. DOI: http://dx.doi.org/10.1590/S1980-220X2017031803329

*
Diekstraksi dari tesis: "Efek dari teknologi pendidikan pada ABSTRAK
self-efficacy untuk menyusui dan menyusui eksklusif",
Objektif: Untuk mengevaluasi efek dari menggunakan flipchart (album seri) pada self-efficacy ibu dalam
Universitas Federal Pernambuco, 2014.
menyusui dan efeknya pada pemberian ASI eksklusif (EBF) pada dua bulan pertama kehidupan anak-anak. Metode:
1 Universitas Federal Pernambuco, Departemen
Uji klinis di Recife, Brasil Timur Laut, dengan 112 wanita pada trimester ketiga kehamilan, didistribusikan
Keperawatan, Recife, PE, Brasil. secara acak dalam kelompok intervensi (IG) dan kelompok kontrol (CG). Intervensi adalah penggunaan
flipchart di IG. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara pada periode prenatal, dan kontak telepon
2 Universitas Federal Ceará, Departemen Keperawatan, pada minggu kedua, keempat dan kedelapan pascapersalinan. Skala Self-Efficacy Menyusui-Short-Form
(BSES-SF) digunakan untuk mengukur skor efikasi diri. Dalam analisis, digunakan deskriptif, statistik bivariat
Fortaleza, CE, Brasil.
melalui tes perbandingan proporsi dan rata-rata, dan penilaian risiko relatif. Hasil: Ada perbedaan yang
3 Universitas Negeri Ceará, Departemen Keperawatan,
signifikan secara statistik dalam nilai rata-rata skor self-efficacy antara wanita di IG dan CG (p <0,001) dan
Fortaleza, CE, Brasil.
dalam tingkat EBF (p <0,001). Probabilitas menyusui secara eksklusif di IG dua kali lebih tinggi daripada di CG
(RR 2.2, CI 1.51-3.21). Kesimpulan: Penggunaan flipchart sebagai alat pendidikan memiliki efek positif pada
skor efikasi diri untuk menyusui dan dalam pemeliharaan EBF di IG. Pendaftaran Uji Coba Klinis Brasil:
RBR-5N7K99.

DESCRIPTORS
Menyusui; Efikasi Diri; Teknologi Pendidikan; Pendidikan kesehatan; Perawatan Ibu-Anak.

Penulis yang sesuai:


Marly Javorski
Departemen Keperawatan, Universitas Federal
Pernambuco Rua Prof. Moraes Rego, sn CEP
50.670-901 - Cidade Universitária, Recife, PE,
Brasil marly.11j@gmail.com
Diterima: 13/08/2017
Disetujui: 12/19/2017

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 1


Efek dari teknologi pendidikan pada self-efficacy untuk menyusui dan praktik pemberian ASI eksklusif

PENGANTAR Bukti terbaru tentang berkurangnya prevalensi EBF di Chili yang berusia di
bawah 6 bulan adalah peringatan akan perlunya mengusulkan strategi baru untuk
Penghentian pemberian ASI eksklusif (EBF) sebelum 6 bulan
promosi, dan untuk perlindungan dan dukungan perempuan. Strategi tersebut
kehidupan adalah peristiwa yang diamati di seluruh dunia terlepas
harus mencakup berbagai sektor masyarakat dan berkontribusi untuk
dari alasannya, terlepas dari manfaat praktik ini untuk anak dan ibu ( 1). Di
meningkatkan durasi menyusui ( 3).
negara berpenghasilan rendah dan menengah, ada prevalensi di
bawah 37% pada anak di bawah usia 6 bulan ( 2). Persentase ini mirip
Dalam studi meta-analisis, itu diverifikasi kemanjuran intervensi
dengan yang ditemukan dalam evaluasi tren indikator menyusui di
pendidikan yang dimulai dalam perawatan prenatal pada prevalensi EBF
Brasil dalam tiga dekade terakhir ( 3).
pada 6 bulan ( 11). Self-efficacy ibu adalah prediktor untuk menyusui yang
dapat dimodifikasi melalui intervensi pendidikan, yang pada gilirannya dapat
Namun, antara tahun 2006 dan 2013, ada pengurangan dalam prevalensi
meminimalkan pengaruh negatif dari kepercayaan pada self-efficacy ibu
EBF dari 0,3 dan 15,1 poin persentase di antara anak-anak berusia dari 0
untuk menyusui.
hingga 2 bulan, dan dari 3 menjadi 5 bulan, masing-masing ( 3).

Aspek-aspek yang disebutkan di atas membenarkan melakukan intervensi


Pengaruh faktor-faktor psikososial dalam proses interupsi dini menyusui
prenatal dengan alat-alat pendidikan yang memungkinkan pendekatan dari pendidik
terbukti dalam literatur ( 4-5). Kepercayaan ibu terhadap menyusui, atau
kesehatan untuk memberikan kepercayaan kepada perempuan dalam kemampuan
ketiadaannya, merupakan variabel penting tidak hanya untuk memulai
mereka untuk menyusui. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyusui tetapi juga untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif ( 6-7). Skor
mengevaluasi efek dari menggunakan flipchart (serial album) selama periode
self-efficacy yang tinggi untuk menyusui secara positif terkait dengan
prenatal pada self-efficacy ibu untuk menyusui, dan dampak dari intervensi
pemberian ASI eksklusif antara 4 dan 6 minggu postpartum ( 9-10), dan wanita
pendidikan ini pada pemberian ASI eksklusif dalam 2 bulan pertama anak.
yang melaporkan kurang percaya diri dalam menyusui memiliki peluang dua
kehidupan.
hingga tiga kali lebih banyak untuk menyapih anak pada periode tersebut ( 8).

METODE
Harapan atau keyakinan dalam self-efficacy yang dibangun oleh wanita
dapat memengaruhi penilaian tentang kemampuan mereka untuk memulai
menyusui, mengatasi kesulitan dan melanjutkan praktik ( 7). Ini terkait dengan T ype dari sTudy
pengalaman pribadi, pengamatan model (dipahami sebagai pengalaman Sebuah studi intervensi terkontrol acak yang menyelidiki hasil
pengganti dengan menyusui), persuasi verbal dari orang-orang berpengaruh primer dan sekunder dari self-efficacy ibu untuk menyusui dan
untuk menyusui, dan faktor-faktor seperti rasa sakit, kecemasan dan kelelahan kejadian menyusui eksklusif pada usia 2 tahun. nd, 4 th, dan 8 th minggu
yang dapat mengganggu kepercayaan wanita dalam menyusui ( 7-8) dan kehidupan anak, masing-masing. Gambar 1 memiliki representasi
akibatnya dalam prevalensi EBF. grafis dari langkah-langkah penelitian.

Wanita hamil dalam perawatan lanjutan oleh Strategi


Kesehatan Keluarga di Unit Kesehatan Dasar

Kelompok kontrol Kelompok intervensi

Pengukuran self-efficacy dan investigasi variabel sosial Pengukuran efikasi diri dan investigasi variabel sosial ekonomi /
ekonomi / riwayat kebidanan riwayat kebidanan sebelumnya
sebelum konsultasi prenatal intervensi dan konsultasi pranatal

Pedoman rutin menyusui Pedoman rutin menyusui pada masa prenatal


dalam konsultasi prenatal konsultasi dan intervensi pendidikan

Pengukuran self-efficacy dan aplikasi formulir dengan riwayat Pengukuran self-efficacy dan aplikasi formulir dengan riwayat
persalinan / persalinan dan pemberian makan anak di 2 na minggu persalinan / persalinan dan pemberian makan anak di 2 na minggu
postpartum postpartum
melalui kontak telepon melalui kontak telepon

Pengukuran self-efficacy dan aplikasi formulir pada Pengukuran self-efficacy dan aplikasi formulir pada
pemberian makan anak di 4 th dan 8 th minggu pemberian makan anak di 4 th dan 8 th minggu
postpartum melalui kontak telepon postpartum melalui kontak telepon

Analisis data dan perbandingan antar kelompok

Gambar 1 - Diagram alir langkah-langkah penelitian.

2 Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 www.ee.usp.br/reeusp


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB

P opulaTion / sTudy skenario pengumpulan data. Wanita di 3 rd trimester kehamilan (sebagaimana diidentifikasi

Populasi terdiri dari wanita hamil. Penelitian ini dilakukan di Unit oleh perawat tim kesehatan keluarga) adalah bagian dari sampel. Setelah

Kesehatan Dasar (akronim Portugis: UBS) dari Sanitary District IV di menyelesaikan pengumpulan dalam tim, dibuat undian baru untuk alokasi wanita

kota Recife (negara bagian Pernambuco), wilayah timur laut Brasil. hamil di IG atau CG, dan seterusnya sampai mencapai jumlah sampel yang

Distrik ini dipilih karena merupakan bagian dari wilayah cakupan memadai.

Universidade Federal de Pernambuco. Universitas bertanggung jawab


atas pengembangan penelitian yang mensubsidi tindakan untuk saya nsTrumenTs untuk pengumpulan daTa
mempromosikan kesejahteraan komunitas ini. Untuk karakterisasi baseline penelitian, digunakan formulir berikut dengan
perempuan dalam kelompok kontrol dan intervensi: kondisi sosial ekonomi
Distrik Sanitasi IV dibagi menjadi lima wilayah di mana 15 unit (usia, status perkawinan, pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga);
kesehatan berada. Dua puluh sembilan Tim Kesehatan Keluarga (akronim riwayat kebidanan (jumlah kehamilan) dan pengalaman menyusui sebelumnya
Portugis: ESF) bekerja di unit-unit ini, dan mereka termasuk agen (waktu EBF anak terakhir, pedoman pranatal tentang menyusui). Setelah
kesehatan masyarakat, perawat, dokter gigi, dokter, dan teknisi melahirkan, diselidiki variabel yang berhubungan dengan riwayat persalinan /
keperawatan. kelahiran dan riwayat makan anak.

saya nklusi dan pengecualian criTeria Untuk penilaian self-efficacy ibu untuk menyusui di semua tahap

Penelitian ini melibatkan wanita yang memenuhi kriteria kelayakan berikut: penelitian, Skala Self-Efficacy Menyusui - Short-Form (BSES-SF)

hamil di usia 3 tahun rd trimester kehamilan, melakukan perawatan prenatal dengan diterapkan. BSES-SF adalah skala Likert dengan 14 item yang disusun

perawat di Unit Kesehatan Dasar dalam periode antara Desember 2012 dan dalam dua domain, yaitu: pemikiran teknis dan intrapersonal ( 6). Skala ini

Agustus 2013 terlepas dari paritas, dan siapa yang menyatakan keinginan mereka divalidasi di Brasil dengan koefisien alpha Cronbach 0,7, dan dianggap

untuk menyusui bayi mereka; lebih dari 18 tahun; melek huruf dan dengan telepon sebagai instrumen yang mampu mengukur kepercayaan diri wanita Brasil

rumah atau ponsel. Wanita dengan kehamilan multipel dan / atau pembatasan dalam kemampuan mereka untuk menyusui ( 13).

klinis untuk menyusui dikeluarkan dari studi.


Wanita mengaitkan skor mulai dari 1 (benar-benar tidak setuju) hingga 5
(sangat setuju) maka skor minimum adalah 14, dan skor maksimum adalah

s cukup definisi 70. Semakin tinggi jumlah skor, semakin tinggi efikasi diri ibu untuk
menyusui.
Rumus untuk perbandingan dua kelompok digunakan untuk perhitungan
sampel ( 12). Proporsi yang dipertimbangkan adalah 30% kemungkinan hasil
P hanya untuk saat ini
utama pada kelompok kontrol, dan 55% pada kelompok intervensi, kesalahan
alpha 5%, kesalahan beta 0,84%, dan kehilangan 15%. Sampel akhir terdiri dari Studi percontohan dilakukan untuk memeriksa kesesuaian instrumen

66 wanita hamil dalam kelompok intervensi (IG) dan 66 pada kelompok kontrol pengumpulan data dan formulir untuk karakterisasi kondisi sosial ekonomi,

(CG), dengan total 132 wanita hamil. kepercayaan dan kemampuan pewawancara untuk menerapkan BSES-SF,
riwayat kebidanan dan pengalaman wanita hamil sebelumnya dengan

Pengacakan cluster dipilih untuk mendistribusikan peserta secara acak menyusui, dan penggunaan flipchart di IG. Dua belas wanita hamil di IG dan

dalam kelompok. Melalui teknik ini, kelompok pasien atau unit sosial yang sembilan di CG di bawah perawatan prenatal di Unit Kesehatan Dasar di

sudah ada sebelumnya dialokasikan secara acak dalam kelompok intervensi Distrik Sanitasi yang berbeda dari distrik studi berpartisipasi. Mereka

dan kontrol. Dalam penelitian ini, pengacakan kelompok diadopsi untuk dievaluasi sampai 2 na minggu postpartum. Prosedur-prosedur ini memastikan

menghindari kontaminasi. Teknik ini memadai untuk situasi ketika sulit untuk keamanan dan akurasi metodologi yang lebih besar dalam pengumpulan data.

menerapkan intervensi hanya pada subjek dari kelompok intervensi tanpa ini
mempengaruhi subjek dari kelompok kontrol, sehingga meminimalkan bias
penularan ( 12).
d pengumpulan aT
Awalnya, mereka diidentifikasi konglomerat yang dibentuk oleh lima Pengumpulan data dilakukan dalam lima tahap. Dua yang pertama adalah
wilayah Distrik Sanitasi IV. Dengan mempertimbangkan jumlah Tim wawancara individu yang dilakukan di kamar-kamar khusus pada hari-hari
Kesehatan Keluarga, dikelompokkan kelompok A (wilayah lima), B konsultasi pranatal di Unit Kesehatan Dasar. Pada tahap ketiga, keempat dan
(empat), C (tiga) dan D (satu dan dua). Kemudian, dengan cara kelima, perempuan dari kelompok kontrol dan intervensi diwawancarai melalui
pengambilan sampel acak sederhana, dilakukan pengundian untuk telepon.
alokasi konglomerat / wilayah dalam kelompok intervensi dan kontrol. Pada tahap pertama, wawancara dalam dua kelompok
Kelompok intervensi termasuk wanita hamil dalam perawatan perawat berlangsung sekitar 20 menit. Pada saat itu, informasi dikumpulkan
dari 14 Tim Kesehatan Keluarga wilayah tiga dan lima, konglomerat untuk mengkarakterisasi dasar penelitian dan mengukur kemanjuran
denominasi A dan C. Kelompok kontrol termasuk wanita hamil di bawah diri untuk menyusui sebelum konsultasi prenatal rutin di CG, dan
perawatan 15 Tim Kesehatan Keluarga di wilayah satu, dua dan empat, sebelum intervensi pendidikan dan konsultasi rutin di IG.
konglomerat denominasi. B dan D.
Wanita hamil dari kedua kelompok diinstruksikan tentang pentingnya skor
BSES-SF dan penerapan skala secara mandiri dengan penugasan nilai mulai
Dari alokasi tim kesehatan keluarga di IG dan CG, itu dibuat imbang untuk dari 1 hingga 5 untuk setiap item. Sudah diklarifikasi tidak akan ada jawaban
tim dari masing-masing kelompok untuk memulai benar atau salah,

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 3


Efek dari teknologi pendidikan pada self-efficacy untuk menyusui dan praktik pemberian ASI eksklusif

dan evaluasi harus didasarkan pada persepsi mereka sendiri tentang hal-hal tentang pengalaman dan membentuk kembali pengalaman negatif. Persuasi verbal
menyusui. Untuk memfasilitasi pemahaman tentang item skala, wanita hamil diminta dimediasi oleh fokus positif pada kemampuan masing-masing wanita untuk
untuk membuat bacaan pertama dengan suara rendah, diikuti dengan membaca mengasuh anaknya, dan pengalaman perwakilan didekati dengan gambar
dengan keras setiap item skala. Jika mereka masih mengalami kesulitan dengan teks, flipchart seorang wanita menyusui, tanda-tanda kait yang benar, dan penanganan
informasi diberikan untuk membuat lebih percaya diri dalam penilaian diri. payudara nifas. Gambar-gambar yang membahas pencegahan retakan,
engonment, dan tangisan bayi membantu meminimalkan dampak stres, rasa
Pada akhir tahap pertama, diatur dengan setiap peserta waktu yang sakit, dan kelelahan dalam keadaan somatik dan emosional.
paling tepat untuk wawancara telepon untuk tindak lanjut penelitian. Salinan
skala BSES-SF tanpa catatan tentang skor dari evaluasi pertama diberikan Pada tahap ketiga, keempat dan kelima (sesuai dengan 2 nd, 4 th dan 8 th minggu
kepada semua wanita dalam kelompok kontrol dan intervensi untuk pascapersalinan), dilakukan wawancara melalui telepon. Seorang asisten
memandu wawancara melalui telepon selama tindak lanjut penelitian. peneliti yang sebelumnya dilatih melalui protokol standar yang dirancang
untuk memandu pengumpulan data menghubungi wanita dalam kelompok
Wanita di kedua kelompok menjalani perawatan prenatal rutin.
kontrol dan intervensi. Asisten peneliti tidak mengetahui alokasi wanita dalam
Kementerian Kesehatan Brasil merekomendasikan konsultasi setiap dua
kelompok untuk membuatnya menjadi studi buta.
minggu dari 28 th ke 36 th minggu kehamilan, mingguan dari 36 th ke 41 st minggu,
dan bahwa semua wanita hamil menerima panduan tentang pentingnya
Dua instrumen diterapkan pada tahap ketiga. Satu untuk mengumpulkan
menyusui untuk mereka dan anak-anak mereka ( 14).
informasi tentang kondisi persalinan, persalinan, dan jenis makan bayi baru
lahir di rumah sakit. Instrumen lain digunakan untuk menyelidiki situasi
Pada tahap kedua, setelah wanita dalam kelompok intervensi
menyusui bayi baru lahir di minggu kedua kehidupan mereka. Pada tahap
melakukan kunjungan prenatal rutin, mereka menerima intervensi. Teknologi
keempat dan kelima, instrumen pada situasi menyusui diterapkan kembali
pendidikan yang digunakan adalah flipchart berjudul 'Saya bisa menyusui
pada 4 th dan 8 th minggu kehidupan anak. Skala BSES-SF diterapkan dalam
anak saya'. Ini dikembangkan dari konsep self-efficacy untuk menyusui.
semua wawancara lanjutan penelitian.
Pengembangan flipchart didasarkan pada literatur tentang praktik menyusui,
dan dari item BSES-SF disusun dengan tujuh ilustrasi dan skrip
Untuk analisis, data diketik dalam entri ganda, divalidasi dalam Epi
masing-masing. Sepuluh hakim dengan pengalaman klinis dalam menyusui
Info versi 6.0 dan kemudian diekspor ke Paket Statistik untuk Ilmu Sosial
dan pengetahuan dalam pendidikan kesehatan mengesahkan tampilan dan
isi flipchart. Indeks Validitas Konten adalah 0,92 untuk gambar, dan 0,97 (SPSS Inc., Chicago, Amerika Serikat) versi 14.0. Uji chi-square

untuk skrip ( 15). digunakan untuk menguji homogenitas pengalaman sosial ekonomi,
kebidanan dan menyusui di IG dan CG, dan uji Exact Fisher digunakan

Flipchart memiliki lebar 40 sentimeter, tinggi 32 sentimeter, dan memiliki untuk membandingkan proporsi dalam variabel kategori.

sembilan lembar kertas yang didistribusikan sebagai berikut: sampul, tujuh


gambar dengan masing-masing skrip dan lembar data. Gambar terpapar ke Tes Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk analisis distribusi
grup selama intervensi pendidikan, dan skrip di belakang ditujukan untuk normalitas variabel kontinu usia dan efikasi diri untuk menyusui pada
profesional ( 15). Struktur material cocok untuk intervensi individual. periode prenatal pada usia 2 tahun. nd, 4 th dan 8 th minggu pascapersalinan.
Dalam distribusi normal, uji-t siswa digunakan untuk membandingkan
Ilustrasi album termasuk sumber informasi yang berkaitan dengan rata-rata. Ketika distribusi tidak memenuhi kriteria normalitas, uji
keyakinan dalam self-efficacy menyusui ( 15-16). Gambar dan skrip Mann-Whitney diadopsi. Risiko relatif diperkirakan untuk menganalisis
memungkinkan para profesional kesehatan untuk menyelamatkan pengaruh intervensi pendidikan terhadap kejadian EBF di IG dan CG.
pengalaman pribadi setiap wanita dengan menyusui. Pengalaman perwakilan Semua analisis dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi
dialami oleh visualisasi gambar menyusui wanita lain. Skrip memandu 5%.
persuasi verbal dengan pesan-pesan positif yang dikeluarkan untuk wanita.
Selain itu, penggunaan flipchart memungkinkan untuk meminimalkan dampak
keadaan somatik dan emosional perempuan di awal proses laktasi. dan Aspek thical
Gambar-gambar tersebut memandu pencegahan masalah seperti celah dan
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etika Penelitian dari Pusat
pembengkakan payudara, memperjelas penyebab tangisan, dan tanda-tanda
Ilmu Kesehatan Universitas Federal Pernambuco dengan nomor
kenyang bayi pada pemberian ASI eksklusif.

299.734, mengikuti Resolusi nomor 466/2012 dari Dewan Kesehatan


Nasional, dan telah didaftarkan dalam Daftar Uji Coba Klinis Brasil
Intervensi pendidikan adalah konseling individu dalam satu saat yang
dengan nomor RBR-5n7k99.
berlangsung antara 30 dan 40 menit. Skor wanita di setiap item BSES-SF
dievaluasi pada tahap pertama penelitian untuk mengidentifikasi mereka yang
HASIL
memiliki kemanjuran yang lebih rendah untuk menyusui. Gambar / skrip flipchart
yang terkait dengan item-item ini dibahas dengan setiap wanita dengan Dari 132 wanita hamil yang memenuhi syarat, 112 menyelesaikan empat tahap

memfokuskan intervensi pendidikan pada kebutuhan mereka. penelitian. Ada kehilangan 20 wanita selama periode tindak lanjut, di mana sepuluh
berasal dari IG, sembilan dari CG hanya berpartisipasi dalam tahap pertama karena

Selama intervensi, flipchart digunakan untuk membangun, memodelkan dan / atau mereka tidak menjawab kontak telepon, dan seorang wanita dari CG ditindaklanjuti

mengubah keyakinan dalam self-efficacy menyusui. Gambar-gambar di flipchart sampai Tahap kedua dan diminta untuk meninggalkan ruang belajar.
membantu memperkuat pemberian ASI positif

4 Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 www.ee.usp.br/reeusp


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB

Dengan demikian, tindak lanjut penelitian hingga 8 th minggu postpartum Meja 2 - Perbandingan cara skor BSES-SF antara kelompok dan antara saat-saat
dilakukan dengan 56 wanita di IG dan 56 di CG. evaluasi - Recife, PE, Brasil, 2014.

Kelompok intervensi dan kontrol adalah homogen di sebagian besar


Grup
variabel, karena tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam
MOMEN Intervensi Kontrol nilai p 1
kaitannya dengan status perkawinan, pekerjaan, tingkat pendidikan,
Meana SD Mean SD
pendapatan keluarga, jumlah kehamilan, pengalaman sebelumnya dalam
Sebelum intervensi 50.4 9.1 52.1 Itu 8.7 0,408
menyusui, waktu menyusui eksklusif anak terakhir, dan pedoman rutin tentang
2 na minggu postpartum 65.1 d 4.6 59.6 B 13.0 <0.001
menyusui selama perawatan prenatal. Namun, variabel kelompok umur tidak 4 th minggu postpartum 66.1 d 4.9 57.7 b, c 9.9 <0.001
serupa antara kelompok (p = 0,002) (Tabel 1). 8 th minggu postpartum 65.8 d 5.5 51.2 B.C 17.2 <0.001

-P-nilai tes Mann-Whitney untuk perbandingan rata-rata. a B C D Tidak ada perbedaan signifikan antara
rata-rata.

Tabel 1 - Karakteristik sosial ekonomi wanita hamil sesuai dengan kelompok studi
Ada tren penurunan EBF di kedua kelompok, dengan penurunan
- Recife, PE, Brazil, 2014.
IG yang lebih rendah. Di CG, ada pengurangan 35,2% antara 2 na dan 4 th
Kelompok minggu postpartum, sebesar 35,6% antara 4 th dan 8 th minggu, dan
VARIABEL Kontrol Intervensi n (%) nilai p penurunan sepanjang penelitian adalah 58,2%. Di IG, pengurangan
n (%) adalah 10,9% antara 2 na dan 4 th minggu, dan 10,2% antara 4 th
Rentang usia (tahun)

≤ 19 9 (16.1) 20 (35.7) dan 8 th minggu. Pengurangan total EBF di IG selama masa tindak lanjut
20 - 30 28 (50.0) 31 (55.4) 0,002¹ adalah 20% (Gambar 2).
31 - 43 19 (33.9) 5 (8.9)

Status pernikahan

Menikah / pernikahan menantu yang stabil


50 (89.3) 46 (82.1)
98.2
0,280¹
Tunggal / terpisah 6 (10.7) 10 (17.9) 87.5
78.6
Pendudukan
85.5
Siswa 3 (5.4) 6 (10.7)

Ibu rumah tangga 35 (62.5) 37 (66.1) 0,584 2

Pekerjaan formal 18 (32.2) 13 (23.2)

Waktu yang dihabiskan jauh dari rumah *


55.4

12 jam 10 (50.0) 6 (33.3)

8 jam 7 (31.8) 3 (16.7) 35.7


0,085 2
6 jam 4 (18.2) 5 (27.8)

4 jam 0 (0,0) 4 (22.2)

Tingkat pendidikan (tahun)

<8 16 (28.6) 14 (25.0) 2 na minggu postpartum 4 th minggu postpartum 8 th minggu postpartum 0 20 40 60 80 100

8 - 11 32 (57.1) 35 (62.5) 0.846¹ Intervensi Kontrol


> 11 8 (14.3) 7 (12.5)
Gambar 2 - Perilaku EBF antar kelompok di 2 nd, 4 th dan 8 th minggu pascapersalinan -
Penghasilan keluarga (upah minimum) **
Recife, PE, Brasil, 2014.
<1 8 (14.8) 7 (13.5)

1 25 (46.3) 23 (44.2)
0.715¹
2 14 (25.9) 11 (21.2)

≥3 7 (13.0) 11 (21.2) Efek intervensi pendidikan dalam kaitannya dengan terjadinya EBF
adalah positif pada wanita IG. Hasil menunjukkan perbedaan yang
* 1 kasing diabaikan di CG.
signifikan secara statistik (p <0,001) dalam tingkat EBF membandingkan
** 2 wanita di IG dan 4 di CG tidak tahu penghasilan keluarga. ¹ Uji Chi-square

untuk homogenitas; ² Uji eksak Fisher.


IG dan GC. Probabilitas bahwa wanita IG secara eksklusif menyusui di 8 th minggu
post-partum sekitar dua kali lebih tinggi dari CG (Tabel 3).

Uji perbandingan rata-rata skor BSES-SF tidak signifikan antara


kedua kelompok studi (p = 0,408) pada awal, sebelum intervensi
Tabel 3 - Pengaruh intervensi pada kejadian EBF di antara kelompok studi di 8 th minggu
pendidikan. Pada saat itu, wanita berada di trimester kehamilan - Recife, PE, Brasil, 2014.
terakhir. Setelah intervensi pendidikan, perbedaan yang signifikan
secara statistik ditemukan pada nilai BSES-SF antara wanita di IG EBF

RR (CI
dan CG (p <0,001) pada 2 nd, 4 th dan 8 th minggu pascapersalinan. Skor KELOMPOK Iya Pada
95%)
nilai p

efikasi diri ibu untuk menyusui tetap tinggi di IG hingga 8 th minggu n% n%

postpartum (Tabel 2). Intervensi 44 (78.6) 12 (21.4) 2.20 (1.51-3.21)


<0,001
Kontrol 20 (35.7) 36 (64.3) 1,00

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 5


Efek dari teknologi pendidikan pada self-efficacy untuk menyusui dan praktik pemberian ASI eksklusif

DISKUSI Analisis BSES-SF berarti skor sebelum intervensi dan sepanjang


penelitian di 2 nd, 4 th dan 8 th minggu-minggu pascapersalinan menunjukkan
Intervensi pendidikan dengan flipchart 'Saya bisa menyusui anak saya'
bahwa intervensi pendidikan mendorong peningkatan skor efikasi diri,
dikembangkan berdasarkan konsep self-efficacy untuk menyusui ( 15), dan
dan mempertahankan level-level ini tinggi hingga 8 th minggu pada wanita
menyebabkan skor efikasi diri yang lebih tinggi dari 2 na ke 8 th minggu postpartum.
IG. Data serupa dilaporkan dalam penelitian eksperimental yang
Selain itu, wanita di IG memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk
dilakukan dengan wanita pada trimester terakhir kehamilan di Iran, di
mempertahankan EBF dalam waktu 2 bulan dari kehidupan bayi. Hasil ini
mana diperiksa efek intervensi pendidikan pada self-efficacy menyusui.
menunjukkan hubungan skor efikasi diri yang lebih tinggi untuk menyusui dan
Skor BSES sebelum dan sesudah percobaan menunjukkan skor
durasi EBF yang lebih lama ( 4).
self-efficacy yang lebih tinggi untuk menyusui di 4 th minggu postpartum
pada wanita yang menerima intervensi ( 19).
Teknologi yang didasarkan pada Teori Sosial Kognitif, terutama
dalam konstruksi self-efficacy untuk menyusui ( 7.16),
dapat mendukung tindakan pendidikan karena mengandung
Self-efficacy untuk menyusui adalah variabel yang dapat dimodifikasi
motivasi individu dan sumber konstruksi kepercayaan ibu untuk
melalui intervensi keperawatan yang dikembangkan dari konsep Teori Sosial
menyusui.
Kognitif ( 7.9). Rekomendasi seperti itu diamati dalam pengembangan flipchart
Intervensi pendidikan yang diuji dalam penelitian ini dengan wanita
yang disebut 'Saya bisa menyusui anak saya' yang divalidasi dengan wanita
dalam siklus kehamilan-nifas berfungsi sebagai alat yang efektif, dan
nifas dan diuji dengan wanita hamil dalam penelitian ini ( 15).
memungkinkan wanita hamil di IG untuk menjadi protagonis dari proses
pembelajaran dalam praktik menyusui. Keberhasilan intervensi ini didukung
Dasar teori yang digunakan ( 7) mendukung empat sumber kepercayaan yang
oleh penggunaan alat-alat pendidikan (dalam hal ini, flipchart) berdasarkan
tertanam dalam membangun kepercayaan wanita dalam pemberian ASI:
teori self-efficacy untuk menyusui ( 7), dan penerapan BSES-SF untuk
pengalaman menyusui langsung atau sebelumnya, pengalaman perwakilan,
mengukur self-efficacy karena ini merupakan faktor yang dapat dimodifikasi
persuasi verbal, dan reaksi fisik dan emosional. Teknologi pendidikan yang
yang sangat terkait dengan EBF ( 17-18).
digunakan dalam penelitian ini (flipchart) dibangun dari kerangka teori ini, dan
memungkinkan penyelamatan sumber-sumber pengembangan dan / atau
Skor efikasi diri wanita sebelum intervensi memandu tindakan pelestarian kepercayaan dalam menyusui bersama dengan wanita hamil.
pendidikan individual.
Dalam intervensi pendidikan, ditujukan empat sumber kepercayaan untuk
membangun self-efficacy berdasarkan pada kepercayaan wanita mengenai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi pendidikan dalam
kemampuan menyusui mereka dievaluasi oleh BSES-SF ( 7.16). Identifikasi persepsi penelitian ini memungkinkan koreksi atau minimalisasi keyakinan negatif dan
individu tentang keyakinan dalam self-efficacy memandu dialog dan pendekatan konsolidasi keyakinan positif dalam self-efficacy material untuk menyusui di
untuk tindakan pendidikan untuk mempertimbangkan kebutuhan setiap wanita. IGD. Profesional kesehatan harus mengganti sumber informasi negatif dan
Dengan demikian, kemampuan wanita hamil di IG memenuhi syarat berdasarkan menghargai yang positif untuk kepercayaan ibu yang lebih besar ( 7).
persepsi self-efficacy. Intervensi pendidikan memungkinkan pembangunan atau
konsolidasi keyakinan self-efficacy positif mengenai kepercayaan mereka dalam Mungkin, wanita di IG dengan pengalaman negatif telah mampu
menyusui. merekonstruksi keyakinan mereka dalam menyusui. Skor rata-rata
efikasi diri untuk menyusui lebih tinggi dan secara statistik signifikan
Analisis dasar menunjukkan sampel homogen dalam kaitannya dengan untuk IG (p <0,001) dari 2. na minggu postpartum, dan perbedaan ini
sebagian besar variabel sosial ekonomi yang dianggap sebagai faktor yang tetap sampai 8 th minggu postpartum.
mengganggu praktik pemberian ASI, yang dapat bertindak sebagai perancu
dalam hasil penelitian (kecuali untuk usia ibu). Namun, penelitian menunjukkan Hubungan antara EBF dan skor tinggi self-efficacy ibu untuk
bahwa usia ibu tidak selalu dianggap sebagai faktor risiko penyapihan dini ( 9.18). menyusui didokumentasikan dengan baik dalam penelitian yang
menganalisis variabel ini ( 8.10). Penelitian yang menyelidiki peran faktor
Pengalaman sebelumnya dalam menyusui adalah salah satu sumber psikososial dalam EBF hingga 6 bulan kehidupan anak menunjukkan
pengembangan keyakinan dalam self-efficacy ibu dalam menyusui ( 7) dan bahwa self-efficacy untuk menyusui adalah prediktor yang kuat untuk
faktor penting untuk praktik EBF ( 4.8). niat dan lamanya menyusui. 4).
Eksperimen ini serupa pada kedua kelompok dan mendukung hasil
intervensi. Homogenitas awal juga ditemukan dengan membandingkan Hubungan seperti itu ditemukan dalam penelitian ini. Penurunan
skor rata-rata BSES-SF antara kelompok. Pengamatan ini penting pemberian ASI eksklusif pada usia 2 tahun nd, 4 th dan 8 th minggu postpartum
karena skor self-efficacy yang tinggi untuk menyusui dikaitkan dengan lebih besar di antara wanita di CG, yang skor efikasi diri juga lebih rendah
kemungkinan yang lebih tinggi dari wanita yang memulai dan dibandingkan dengan wanita di IG. Hasilnya menegaskan kembali
mempertahankan pemberian ASI eksklusif ( 6,8-9). Oleh karena itu hubungan antara skor efikasi diri yang rendah untuk menyusui dan risiko
kesimpulan bahwa skor BSES-SF pada wanita hamil dari IG dan CG menyapih dini. Asosiasi ini telah dilaporkan sejak studi pertama ( 6) dan
pada awal penelitian tidak mengganggu hasil. Oleh karena itu, hasil dikonfirmasi oleh peneliti lain ( 4.8-10).
positif sehubungan dengan self-efficacy ibu untuk menyusui dan EBF
dalam 2 bulan pertama kehidupan anak yang diamati di IG dapat Tindakan pendidikan harus memperlengkapi wanita untuk meningkatkan
dikaitkan dengan intervensi pendidikan. kepercayaan diri mereka dalam mengatasi kesulitan awal dari proses laktasi. Dalam
studi ini, flipchart berjudul 'Saya bisa menyusui anak saya' (divalidasi pada wanita
nifas) ( 15) telah terbukti efektif

6 Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 www.ee.usp.br/reeusp


Javorski M, Rodrigues AJ, Dodt RCM, Almeida PC, Leal LP, Ximenes LB

dalam pendekatan untuk menyusui pada trimester kehamilan terakhir. Ulasan persentase yang lebih besar dari wanita remaja dan karenanya, dengan pengalaman

sistematis tentang efek intervensi pendidikan untuk mempromosikan menyusui pribadi yang kurang dalam menyusui.

telah menyimpulkan bahwa intervensi seperti itu signifikan untuk menjaga EBF
antara 4 th dan 6 th minggu pascapersalinan saat dilakukan perawatan prenatal. KESIMPULAN
Tindakan pendidikan yang paling efektif adalah yang mampu meningkatkan Penelitian ini memberikan bukti bahwa menggunakan teknologi

self-efficacy menyusui ( 9-10). pendidikan berdasarkan konsep self-efficacy menyusui dapat


meningkatkan skor self-efficacy untuk menyusui, dan peningkatan skor
tersebut memiliki dampak positif pada kejadian EBF dalam jangka pendek.
Penggunaan flipchart 'Saya bisa menyusui anak saya' ( 15) yang
. Kemanjuran diri ibu untuk menyusui dapat dimodifikasi atau
dikembangkan berdasarkan konstruk self-efficacy untuk menyusui ( 7) telah
dikonsolidasikan melalui intervensi pendidikan dengan flipchart 'Saya dapat
meningkatkan skor efikasi diri ibu untuk menyusui dan kejadian EBF dalam
menyusui anak saya', karena skor BSES-SF telah meningkat pada wanita
2 bulan pertama kehidupan anak-anak perempuan di IG. Heterogenitas
yang menerima intervensi. Selain itu, self-efficacy yang lebih besar untuk
antara kelompok intervensi dan kontrol dalam kaitannya dengan usia ibu menyusui selama masa tindak lanjut penelitian memiliki efek positif pada
mungkin merupakan batasan dalam interpretasi hasil ketika EBF anak-anak hingga 2 bulan kehidupan.
mempertimbangkan bahwa pemerintah pusat memiliki

LANJUT
Objektif: Untuk mengevaluasi efek dari menggunakan flipchart pada self-efficacy ibu dalam menyusui dan dampaknya terhadap pemberian ASI eksklusif
(EBF) dalam 2 bulan pertama kehidupan anak. Metode: Uji coba klinis dilakukan di Recife, Wilayah Timur Laut Brasil, dengan 112 wanita pada trimester
ketiga kehamilan, didistribusikan secara acak dalam kelompok intervensi (IG) dan kelompok kontrol (CG). Intervensi ditandai dengan penggunaan album
serial di GI. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara prenatal dan kontak telepon pada minggu ke dua, ke empat dan ke delapan. BSES-SF
digunakan untuk mengukur skor efikasi diri. Dalam analisis, kami menggunakan statistik deskriptif, bivariat melalui tes perbandingan proporsi dan
rata-rata dan penilaian risiko relatif. Hasil: Ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam nilai self-efficacy skor antara wanita di IG dan CG (p
<0,001) dan dalam tingkat EBF (p <0,001), probabilitas menyusui secara eksklusif di IG adalah dua kali lebih tinggi di CG (RR). 2.2 CI 1.51 - 3.21). Kesimpulan:
Penggunaan flipchart sebagai alat pendidikan memiliki dampak positif pada skor efikasi diri untuk menyusui dan pada pemeliharaan EB di IG. Registry
Uji Klinis Brasil: RBR-5N7K99 

DESCRIPTORS
Menyusui; Efikasi Diri; Teknologi pendidikan; Pendidikan kesehatan; Perawatan Ibu-Anak.

RESUMEN
Objektif: Mengevaluasi efek dari menggunakan album serial pada self-efficacy ibu dalam menyusui dan dampaknya pada pemberian ASI eksklusif (SML)
pada bulan-bulan pertama kehidupan anak. Metode: Uji klinis yang dilakukan di Recife, Wilayah Timur Laut Brasil, dengan 112 wanita pada trimester
ketiga kehamilan, didistribusikan secara acak dalam kelompok intervensi (IG) dan kelompok kontrol (CG). Intervensi ditandai dengan penggunaan album
seri di GI. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara prenatal dan kontak telepon pada minggu kedua, empat minggu setelah persalinan.
BSES-SF digunakan untuk mengukur skor efisiensi diri. Dalam analisis, statistik deskriptif digunakan, bivariat dengan cara membandingkan proporsi dan
janji serta penilaian risiko relatif. Hasil: Hubo membedakan secara statistik signifikan antara janji dan skor efikasi diri antara wanita GI dan GC (p <; 0,001)
dan restoran LME (p <; 0,001), probabilitas menyusui secara eksklusif di GI karena waktu yang lebih besar bahwa dalam GC (RR 2,2 CI 1,51-3,21). Kesimpulan:
Penggunaan album seri sebagai alat pendidikan memiliki dampak positif pada skor efikasi diri untuk mempertahankan dan mempertahankan LME di GI.
Pendaftaran Uji Coba Klinis Brasil: RBR-5N7K99

DESCRIPTORS
Laktasi ibu; Efikasi Diri; Teknologi pendidikan; Pendidikan Kesehatan; Perawatan Ibu dan Anak.

REFERENSI
1. Dowling S, Brown A. Eksplorasi pengalaman ibu yang menyusui jangka panjang: apa masalahnya dan mengapa itu penting? Med ASI 2013; 8 (1): 45-52. DOI: 10.1089 /
bfm.2012.0057

2. Victora CG, Bahl R, Barros AJD, Perancis GVA, Horton S, Krasevec J, dkk. Menyusui di abad ke-21: epidemiologi, mekanisme, dan efek seumur hidup. Lanset. 2016; 387
(10017): 475-90. DOI: 10.1016 / S0140-6736 (15) 01024-7

3. Boccolini CS, Boccolini PMM, Monteiro FR, Venância SI, Giugliani ERJ. Tren indikator menyusui di Brasil selama tiga dekade. Rev Saúde Pública. 2017; 51: 108. DOI:
10.11606 / S1518-8787.2017051000029

4. Jager E, Broadbent J, Fuller-Tyszkiewicz M, Skouteris H. Peran faktor psikososial dalam pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan pascapersalinan. Kebidanan. 2014; 30 (6): 657-66.
DOI: 10.1016 / j.midw.2013.07.008

5. Coklat CRL, Dodds L, Legge A, Bryanton J, Semenic S. Faktor-faktor yang memengaruhi alasan mengapa ibu berhenti menyusui. Bisa J Kesehatan Masyarakat. 2014; 105 (3): e179-85.

6. Dennis CL. Skala self-efficacy Menyusui: penilaian psikometrik bentuk singkat. J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2003; 32 (6): 734-44.

www.ee.usp.br/reeusp Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 7


Efek dari teknologi pendidikan pada self-efficacy untuk menyusui dan praktik pemberian ASI eksklusif

7. Dennis CL. Landasan teoritis kepercayaan menyusui: kerangka kerja efikasi diri. J Hum Lact. 1999; 15 (3): 195-201. DOI: 10.1177 / 089033449901500303.

8. Bartle NC, Harvey, K. Menjelaskan pemberian makan bayi: peran pengalaman pribadi dan perwakilan sebelumnya pada sikap, norma subjektif, efikasi diri dan hasil
menyusui. Brit J Health Psychol. 2017; 22 (1): 763-85. DOI: 10.1111 / BJHP.12254

9. Ip WY, Gao LL, Choi KC, Chau JPC, Xiao Y. Bentuk singkat dari skala efikasi diri menyusui sebagai faktor prognostik pemberian ASI eksklusif di antara ibu-ibu Cina yang
berbahasa mandarin. J Hum Lact. 2016; 32 (4): 711-20. DOI: 10.1177 / 0890334416658014.

10. Yang X, Gao LL, Ip WY, Chan WCL. Prediktor self-efficacy menyusui dalam periode postpartum langsung: studi cross-sectional. Kebidanan 2016; 41: 1-8. DOI:
10.1016 / j.midw.2016.07.011

11. Oliveira IB, LP Leal, Coriolano-Marinus MW, Santos AH, Horta BL, Pontes CM. Meta-analisis tentang efektivitas intervensi pendidikan untuk promosi menyusui dialamatkan
kepada wanita dan jejaring sosialnya. J Adv Nurs. 2017; 73 (2): 323-35. DOI: 10.1111 / Jan.13104

12. Hulley S. Menjabarkan penelitian klinis. Porto Alegre: Artmed; 2015

13. Dodt RCM, Ximenes LB, Almeida PC, Oriá MO, Dennis CL. Penilaian psikometri dan sosiodemografi ibu dari skala self-efficacy menyusui: bentuk pendek dalam
sampel Brasil. J Nurs Educ Pract. 2012; 2 (3): 66-73. DOI: 10.5430 / jnep.v2n3p66.

14. Brasil. Menteri Kesehatan; Institut Pendidikan dan Penelitian Suriah-Lebanon. Protokol Perawatan Primer: kesehatan wanita [Internet]. Brasilia; 2016 [dikutip 2017 Jul.
22]. Tersedia di: http://189.28.128.100/dab/docs/portaldab/publicacoes/protocolo_saude_mulher.pdf

15. Dodt RCM, Ximenes LB, Oriá MOB. Validasi album seri untuk mempromosikan menyusui. Acta Paul Enferm. 2012; 25 (2): 225-30. DOI: 10.1590 /
S0103-2100201200020011.

16. Bandura A. Pada sifat fungsional dari self-efficacy yang dirasakan ditinjau kembali. J Manag. 2012; 38 (1): 9-44. DOI: 10.1177 / 0149206311410606

17. Tuthill EL, McGrath JM, Graber M, Cusson RM, Young SL. Menyusui Kemanjuran Diri: Tinjauan Kritis atas Instrumen yang Tersedia. J Hum Lact. 2017; 32 (1): 35-45. DOI:
10.1177 / 0890334415599533

18. Glassman ME, McKearney K, Saslaw M, Sirota DR. Dampak kemandirian menyusui dan faktor sosial budaya terhadap pemberian ASI dini di perkotaan, terutama di
Komunitas Dominika. Med ASI 2014; 9 (6): 301-7. DOI: 10.1089 / bfm.2014.0015

19. Ansari S, Abedi P, Hasanpoor S, B. Pengaruh program intervensi pada self-efficacy menyusui dan durasi menyusui eksklusif pada wanita hamil di ahvaz, Iran.
Pemberitahuan Res Cendekia Int. 2014; 2014: 1-6. DOI: http://dx.doi.org/10.1155/2014/510793

Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan Lisensi Atribusi Creative Commons.

8 Rev Esc Enferm USP · 2018; 52: e03329 www.ee.usp.br/reeusp

Anda mungkin juga menyukai