Anda di halaman 1dari 31

Nama : Devi Amanda

Kelas : BK-6D
Nim : 1905072031
Matkul : Pasar Modal

TUGAS PASAR MODAL

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagi instrumen keuangan

(sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang

ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public autorities,

maupun perusahaan swasta (Husnan, 2001). Dalam melaksanakan fungsi

ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari

lender ke borrower. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang

diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus

terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi

tersebut.

Ada beberapa daya tarik pasar modal. Pertama, diharapkan pasar modal ini akan

bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar

modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat

tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan

demikian, perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio

yang terlalu tinggi sehingga justru membuat cost of capital of the firm tidak lagi

minimal. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai

berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Di

samping itu investasi pada sekuritas mempunyai daya tarik lain, pada

likuiditasnya. Sehubungan dengan ini pasar modal memungkinkan terjadinya

alokasi dana yang efisien. Hanya kesempatan-kesempatan investasi yang

menjanjikan keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan risikonya) yang mungkin

memperoleh dana dari para lenders (Husnan, 2004).


Di dalam pasar modal terdapat beberapa pasar yang memiliki kriteria-

kriteria tersendiri. Kriteria pasar modal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pasar Perdana

Menurut Mushawir (2017), Pasar perdana adalah penawaran efek dari

suatu perusahaan kepada masyarakat (publik) oleh suatu indikasi

penjaminan untuk pertama kalinya sebelum efek tersebut diperdagangkan di

Bursa Efek. Mekanisme perdagangannya adalah sebagai berikut : pertama,

saham atau efek yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit (emiten) akan

ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi (underwriter)

melalui perantara pedagang efek (broker-dealer) yang bertindak sebagai

agen penjual saham. Proses ini disebut dengan Penawaran Umum Perdana

(IPO).

Penjamin Emisi
Emiten Investor

Agen Penjual

Dana
Efek

Gambar 2.1. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

Prosedur penawaran dan pemesanan effek di pasar perdana dapat

dijelaskan sebagai berikut :


a. Penawaran perdana suatu saham atau obligasi suatu perusahaan kepada

investor publik dilakukan melalui penjamin emisi dan agen penjual. Tata

cara pemesanan saham atau obligasi seperti harga penawaran, jumlah

saham yang ditawarkan, masa penawaran dan informasi lain yang penting

harus dipublikasikan di surat berharga berskala nasional dan juga

dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.

b. Investor yang berminat dapat memesan saham atau obligasi dengan cara

menghubungkan penjamin emisi atau agen penjual dan kemudian

mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

c. Investor kemudian melakukan pemesanan saham atau obligasi tersebut

dengan disertai pembayaran.

d. Penjamin emisi dan agen penjual mengumumkan hasil penawaran umum

tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.

e. Proses penjatahan saham atau obligasi (biasanya disebut dengan

allotment) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh penjamin

emisi dan emiten yang telah mengeluarkan saham atau obligasi. Dalam

proses penjatahan ini ada beberapa istilah yang harus diperhatikan.

f. Undersubscribed, adalah kondisi dimana total saham atau obligasi yang

dipesan oleh investor kurang dari total saham atau obligasi yang

ditawarkan. Dalam kondisi ini semua investor akan mendapatkan saham

atau obligasi sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

g. Oversubscribed, adalah kondisi dimana total saham atau obligasi yang

dipesan oleh investor lebih dari total saham atau obligasi yang

a. Selanjutnya investor tersebut harus mendepositkan sejumlah uang

tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual

beli saham.
b. Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar sekunder

diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.

c. Perdagangan saham di BEI harus menggunakan satuan perdagangan

(round lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek.

d. Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan

sekuritas akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match)

antar order tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya

transaksi.

Mekanisme matching umumnya berdasarkan kriteria prioritas harga

kemudian waktu.

Sejak tahun 1995 proses perdagangan efek di pasar modal Indonesia

telah menggunakan sistem terkomputerisasi yang disebut dengan JATS

(Jakarta Automated Trading System) yang beroperasi berdasarkan sistem

tawar menawar (auction) secara terus-menerus selama periode perdagangan.

Perintah order beli dan jual dari investor dapat cocok (matched) berdasarkan

prioritas harga dan waktu. Prioritas harga artinya siapapun yang memasukan

order permintaan dengan harga beli (bid price) yang paling tinggi akan

mendapatkan prioritas utama untuk dapat bertemu dengan siapa pun yang

memasukkan order penawaran dengan harga jual (offer price) yang paling

rendah. Prioritas waktu artinya siapa pun yang


memasukkan order beli atau jual terlebih dahulu akan mendapatkan prioritas

pertama untuk dicocokkan (matched) oleh sistem.

Bursa Efek Indonesia menggolongkan perdagangan saham ke

dalam tiga pasar, yaitu :

a. Pasar reguler. Saham di pasar reguler diperdagangkan dalam satuan lot

dan berdasarkan mekanisme tawar menawar yang berlangsung secara

terus menerus selama proses perdagangan. Harga-harga yang terjadi di

pasar ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan indeks di BEI.

b. Pasar negosiasi. Pasar ini dilaksanakan berdasarkan tawar menawar

individual antara anggota bursa beli dan anggota bursa jual dengan

berpedoman pada kurs terakhir di pasar reguler.

c. Pasar tunai. Pasar ini tersedia untuk menyelesaikan kegagalan anggota

bursa dalam memenuhi kewajibannya di pasar reguler dan pasar

negosiasi. Pasar tunai dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan

penyerahan seketika (cash and carry).

Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar

Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa

dengan berpedoman pada waktu JATS.

Hari Sesi Pertama Sesi Kedua

Senin – Kamis 09:30 sampai 12:00 WIB 13:30 sampai 16:00 WIB

Jumat 09:30 sampai 11:30 WIB 14:00 sampai 16:00 WIB


B. Organisasi Pasar Modal Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia diatur oleh Undang-undang No. 08 tahun

1995 tentang pasar modal yang menjelaskan bahwa kebijakan umum di bidang

pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. Secara

umum, struktur pasar modal di Indonesia seperti pada gambar berikut ini:

MENTERI KEUANGAN

BAPEPAM-LK

Badan Usaha Perusahaan Efek Bursa efek Perusahaan Efek


Lembaga Jakarta Lembaga
Penunjang Pasar Bursa efek Penunjang Pasar
Reksa Dana Modal Surabaya Modal

Profesi Profesi
KPEI

KSEI

Agen/Penjualan Agen/Sub Agen Pemodal/

Pasar Perdana Pasar Sekunder

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pasar Modal Indonesia

1. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan

pengawasan Pasar Modal di Indonesia. Bapepam berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Tujuan adanya Bapepam

yaitu untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang

teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan

masyarakat.
a. Teratur : menjamin bahwa seluruh pelaku pasar modal wajib mengikuti

ketentuan yang berlaku dan melaksanakannya secara konsisten.

b. Wajar : seluruh pelaku pasar modal melakukan kegiatannya dengan

memperhatikan standar dan etika yang berlaku di dunia bisnis serta

mengutamakan kepentingan masyarakat banyak.

c. Efisien : kegiatan pasar modal dilakukan secara cepat dan tepat dengan

biaya yang relatif murah.

Wewenang BAPEPAM dan LK antara lain :

a. Memberikan izin usaha kepada:

1) Bursa Efek.

2) Lembaga Kliring dan Penjaminan.

3) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

4) Reksa Dana.

5) Perusahaan Efek.

6) Penasehat Investasi.

7) Biro Administrasi Efek

b. Memberikan izin orang perseorangan bagi:

1) Wakil Penjamin Emisi Efek

2) Wakil Perantara Pedagang Efek

3) Wakil Manajer Investasi

4) Wakil Agen Penjual Reksa Dana

c. Memberikan persetujuan bagi Bank Kustodian.


d. Mewajibkan Pendaftaran kepada Profesi Penunjang Pasar Modal,

yaitu:

1) Notaris

2) Konsultan Hukum

3) Penilai

4) Akuntan

5) Wali Amanat

e. Menetapkan Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran serta menyatakan,

menunda atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran.

f. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam

hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap

Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

2. Perusahaan (Emiten)

Memperoleh dana di Pasar Modal dengan melaksanakan penawaran umum

atau investasi langsung (private placement).

3. Self Regulatory Organizations (SRO)

Adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan

yang berhubungan dengan aktivitas usahanya.

Self Regulatory Organizations (SRO) terdiri dari :

a. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

Pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank

Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. Lembaga yang telah


memperoleh izin usaha sebagai LPP oleh BAPEPAM adalah PT. KSEI

(PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia).

b. Bursa Efek

Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana

untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek antara mereka.

Tugas Bursa Efek :

1) Menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan

Efisien,

2) Menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota

Bursa Efek,

3) Menyusun rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba

Bursa Efek, dan melaporkannya kepada Bapepam.

c. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP),

Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi

bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Lembaga yang

telah memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh BAPEPAM adalah PT.

KPEI (PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia).

Tugas LKP :

1) Menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi

yang teratur, wajar, dan efisien.

2) Mengamankan pemindahtanganan Efek.

3) Menyelesaikan (settlement).
4. Perusahaan Efek

Adalah perusahaan yang mempunyai aktifitas sebagai Perantara Pedagang

Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi, atau gabungan dari ketiga

kegiatan tersebut.

a. Penjamin Emisi Efek

Salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kontrak

dengan emiten untuk melaksanakan penawaran umum dengan atau

tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Kewajiban:

1) Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan Emisi.

2) Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau

hubungan lain yang bersifat material antara Perusahaan Efek dan

Emiten.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek Bertugas :

1) Mejamin penjual Efek dan pembayaran keseluruhan nilai Efek

yang diemisikan kepada Emiten.

2) Mewakili para Penjamin Emisi Efek dalam hubungannya dengan

Emiten dan pihak ketiga.

3) Menetapkan bagian kewajiban masing-masing Penjamin Emisi

Efek sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam

perjanjian antar Pemjamin Emisi Efek.

4) Mengumpulkan semua hasil penjualan Efek dilakukan oleh para

Penjamin Peserta Emisi dan para Agen Penjual.


5) Menyerahkan hasil penjualan Efek kepada Emiten serta membayar

Efek yang tidak terjual tepat pada tanggal yang disepakati.

Penjamin Peserta Emisi Efek, bertugas:

1) Mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan Emisi Efek.

2) Mengkoordinasikan seluruh Penjamin Emisi Efek dalam hal

pelaksanaan penjaminan Efek, serta kegiatan-kegiatan lainnya

sesuai dengan kewajiban para Penjamin Emisi Efek.

3) Menjamin penjualan Efek dan pembayaran nilai Efek kepada

Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai dengan bagian penjaminan

yang diambil (disepakati dalam perjanjian).

Perjanjian Penjaminan

1) Penjaminan Emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment

underwriting)

Penjamin Emisi disamping menyanggupi untuk menawarkan Efek

tersebut kepada masyarakat, juga menyanggupi untuk membeli

sendiri Efek yang tidak habis terjual.

b) Penjaminan Emisi dengan kesanggupan siaga (stand by

commitment underwriting)

Penjamin Emisi disamping menyanggupi untuk menawarkan Efek

tersebut kepada masyarakat juga menyanggupi untuk membeli sisa

Efek yang tidak habis terjual pada suatu tingkat harga tertentu

sesuai dengan syarat yang diperjanjikan.


c) Penjaminan Emisi dengan Kesanggupan terbaik (best efforts

underwriting)

Penjamin Emisi hanya mempunyai kewajiban untuk menawarkan

Efek tersebut sebaik-baiknya dan apabila tidak habis terjual maka

Efek tersebut akan dikembalikan ke Emiten.

d) All-or-none offering (kesanggupan semua atau tidak sama sekali)

Penawaran akan dibatalkan apabila tidak terjual semua.

e) Minimum – maksimum (paling sedikit – paling banyak)

Penawaran Efek akan dibatalkan apabila tidak tercapai batas

minimum.

b. Perantara Pedagang Efek

Salah satu aktifitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan

usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

Kewajiban:

1) Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melakukan transaksi

untuk kepentingan sendiri.

2) Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli

atau menjual Efek wajib memperhatikan keadaan keuangan dan

maksud serta tujuan investasi dari nasabah.

3) Membubuhi jam, hari, dan tanggal atas semua pesanan nasabah

pada formulir pemesanan. Memeberikan konfirmasi kepada

nasabah sebelum berakhirnya hari bursa setelah dilakukan

transaksi.
4) Menerbitkan tanda terima setelah menerima Efek atau uang dari

nasabah.

5) Menyelesaikan amanat jual/beli dari pemberi amanat.

6) Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan para pemodal.

7) Membantu mengelola dana bagi kepentingan para pemodal.

8) Memberikan saran kepada para pemodal.

c. Manajer Investasi,

Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para

nasabah atau mengelola Portofolio Investasi Kolektif untuk sekelompok

nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang

melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundangundangan

yang berlaku.

Tugas manajer investasi :

1) Mengadakan riset

2) Menganalisa Kelayakan investasi

3) Mengelola dana portofolio.

d. Penasihat Investasi

Pihak yang member nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau

pembelian efek.

Tugas:

1) Memberikan nasehat kepada pihak lain

2) Melakukan riset

3) Membuat rekomendasi
4) Memberikan analisa di bidang Efek dengan memperoleh imbalan

tertentu

5) Wajib memelihara segala catatan yang berhubungan dengan nasehat

yang diberikan.

5. Lembaga Penunjang Pasar Modal

a. Biro Administrasi Efek

Pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan

pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan

efek.

Tugas BAE adalah untuk mendaftarkan dan mengadministrasikan

saham yang pemodal beli menjadi atas nama pemodal tersebut.

b. Kustodian

Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan

dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak

lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening

yang menjadi nasabahnya.

1) Jasa yang diberikan Kustodian:

a) Menyediakan TPH (tempat penitipan harta) yang aman bagi

surat-surat berharga (Efek).

b) Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara

cermat. (jasa administrasi).

c) Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan Efek untuk

kepentingan pihak yang diwakilinya.


d) Mengamankan pemindahtanganan Efek.

e) Menagih deviden saham, bunga obligasi, dan hak-hak lain

yang berkaitan dengan surat berharga yang dititipkan.

2) Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian:

a) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),

b) Perusahaan efek,

c) Bank umum.

3) Wali Amanat

Pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.

Tugas :

a) Mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang baik di

dalam maupun di luar pengadilan.

b) Memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat utang

atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya

sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini dan atau

peraturan pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan.

6. Profesi Penunjang Pasar Modal

a. Akuntan Publik

b. Notaris

c. Konsultan Hukum

d. Perusahaan Penilai
C. Saham

Menurut Sunariyah (2011), saham adalah surat berharga sebagai bukti

penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh

sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saham menyatakan

bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan

tersebut. Dengan demikian apabila seorang investor membeli saham, maka ia

pun menjadi pemilik dan disebut pemegang saham perusahaan.

Menurut Jogiyanto Hartono (2016) saham (stock) adalah hak kepemilikan

perusahaan yang dijual. Saham (stock) terdapat tiga jenis, yaitu :

1. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang mana jika perusahaan hanya mengeluarkan

satu kelas saham. Saham biasa sendiri memilik hak untuk pemegangnya di

antaranya hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, dan hak

preemptif (hak presentasi).

2. Saham Preferen (preferred stock)

Saham preferen merupakan saham yang sifat gabungan antara obligasi dan

saham biasa. Pada saham ini sendiri memiliki banyak keistimewahan.

3. Saham Treasuri (treasury stock)

Saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang

kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri

yang nantinya dapat dijual kembali.


Sesuai dengan definisi saham di atas maka saham juga dapat diartikan

sebagai surat bukti atau kepemilikan bagian modal suatu perusahaan dan juga

merupakan salah satu sekuritas sumber dana yang diperoleh perusahaan yang

berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayar

deviden kepada pembeli sekuritas atau pemilik sekuritas dalam hal ini saham.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) Sekuritas merupakan secarik

kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas

tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan

pemodal tersebut menjalankan haknya. Sekuritas ini sendiri terdiri dari tiga jenis

yakni obligasi, saham dan instrumen jangka pendek. Sedangkan untuk saham

sendiri, apabila pemodal atau investor membeli saham, berarti pemodal atau

investor itu telah membeli prospek perusahaan, dan jika prospek perusahaan itu

membaik maka harga saham tersebut meningkat. Memiliki saham berarti

memiliki perusahaan. Kalau pemodal atau investor memiliki 1% dari seluruh

saham yang diedarkan perusahaan, berarti kepemilikanya juga sebesar 1%.

Penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham dalam hal ini pemodal atau

investor adalah pembagian deviden dari saham tadi dan juga keuntungan lain

dapat diperoleh dari kenaikan harga saham tersebut (capital gains). Dengan

demikian dipandang dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik saham atau

pemodal tadi tidak pasti. Hal ini disebabkan karena pembayaran deviden sendiri

akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak pasti.


D. Harga Saham

Menurut Fred dan Copeland (dalam Ina Rinati, 2011) selembar saham

mempunyai nilai atau harga yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten

untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga

nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya

ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada

pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan

emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan

dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada

investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan

investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di

bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi

harga ini yang disebut sebagi harga di pasar sekunder dan harga inilah yang

benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi

di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan


perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau

media lain adalah harga pasar.

Menurut Jogiyanto Hartono (2016) yang mana mengungkapkan harga

saham sebagai nilai saham, menjelasakan bahwa nilai (harga) saham terdiri dari

tiga nilai (harga) saham yang mana sebagai berikut:

1. Nilai Buku (book value)

Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten.

Yang mana nilai buku sendiri dipengaruhi oleh nilai-nilai lain seperti nilai

nominal (par value), agio saham (additional paid capital atau in excess of par

value), nilai modal yang disetor (paid in capital), dan laba yang ditahan

(retained earnings).

2. Nilai Pasar (market value)

Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku

merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka

nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan

dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

3. Nilai Intrinsik (intrinsic value)

Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value)

adalah nilai seharusnya dari suatu saham perusahaan atau nilai sebenarnya

suatu saham perusahaan.

Harga saham pada umumnya menunjukkan harga yang tercipta dari

pergerakan pasar atau bursa, yang dimaksud dengan pergerakan pasar disini
adalah pergerakan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Sehingga yang

dimaksud dengan harga saham adalah harga pasar saham. Kerena harga itu

merupakan perwujudan dari harga atau nilai sekarang (present value) yang

berlaku pada pasar saham.

Menurut Jumiyanti Indah Lestari (2004) saham perusahaan publik,

sebagai komoditi investasi tergolong beresiko tinggi, karena sifat komoditasnya

yang sangat peka terhadap perubahan yang terjadi, baik perusahaan di luar negeri

maupun di dalam negeri, perubahan politik, ekonomi, dan moneter. Perubahan

tersebut dapat berdampak positif yang berarti naiknya harga saham atau yang

berdampak negatif yang berarti turunya harga saham. Dari penjelasan ini dapat

dimaknai bahwa harga saham sangatlah dinamis dalam mengalami perubahan

dari waktu ke waktu dan perubahan harga saham ini dipengaruhi oleh banyak

faktor. Fluktuasi saham yang disebabkan oleh faktor tersebut memberikan

dampak pada harga saham yang berada di pasar saham atau bursa yang mana

bisa berdampak positif maupun negatif.

Harga saham dapat mengalami perubahan karena adanya pengaruh dari

faktor-faktor lain. Menurut Ina Rinati (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi

harga saham dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1. Faktor yang bersifat fundamental.

Faktor fundamental sendiri merupakan faktor yang memberikan informasi

tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya

diantaranya seperti:
a. Kemampuan manajemen dalam mengelolah kegiatan operasional

perusahaan.

b. Prospek bisnis perusahaan di masa akan datang.

c. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.

d. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan operasi

perusahaan.

e. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

2. Faktor yang bersifat teknis

Faktor teknis yaitu faktor yang menyajikan informasi dan menggambarkan

pasaran suatu efek, baik secara individu maupun secara kelompok. Yang

mana sebagai berikut:

a. Perkembangan kurs

b. Keadaan pasar modal

c. Volume dan frekuansi transaksi suku bunga

d. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham suatu

perusahaan.

3. Faktor sosial politik

Faktor sosial politik adalah faktor yang timbul dari kegiatan sosial politik

dalam suatu negara, yang mana sebagai berikut:

a. Tingkat inflasi yang terjadi

b. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah

c. Kondisi perekonomian

d. Keadaan politik suatu negara


E. Indeks Harga Saham

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk

memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai

perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang

diperlukan adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga

saham. PT. Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yang

secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik

sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal.

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emiten yang

tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten

tidak dimasukkan dalam perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks

Bursa Efek Surabaya karena alasan tidak (atau belum ada) aktivitas transaksi

sehingga belum tercipta harga di pasar.

2. Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masing

sektor.

3. Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam

kriteria syariah, (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK)

dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.

4. Indeks Kompas 100, menggunakan emiten yang dipilih berdasarkan

pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang

telah ditentukan.
5. Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan

pertimbangan likuiditas dan kapatalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang

telah ditentukan.

6. Indeks BISNIS-27, menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan

kriteria tertentu dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia

dengan Harian Bisnis Indonesia.

7. Indeks PEFINDO25, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan

kriteria tertentu dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia

dengan lembaga rating PEFINDO.

8. Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan

kriteria tertentu dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia

dengan Yayasan KEHATI.

9. Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan

utama.

10. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam

kriteria papan pengembangan.

11. Indeks Individual, yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.

Seluruh indeks yang terdapat di BEI menggunakan metode perhitungan

yang sama, yaitu metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat.

Perbedaan utama pada masing-masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai

dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. Indeks-indeks tersebut

ditampilkan terus menerus melalui display wall di lantai bursa dan disebarkan ke

masyarakat luas oleh data vendor melalui data feed.


F. Analisis Harga Saham

Dengan fluktuasi yang terjadi pada harga saham yang mana disebabkan

oleh faktor-faktor di atas maka dibutuhkan kemampuan dari investor dalam

menganalisis harga saham. Menurut Jogiyanto Hartono (2016) dua macam

analisis yang banyak digunakan adalah analisis sekuritas fundamental

(fundamental security analysis) atau analisis perusahaan dan analisis teknis

(technical analysis). Analisis fundamental menggunakan data yang fundamental,

yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, deviden yang

dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedangkan analisis teknis menggunakan

data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk

menentukan nilai dari saham.

Sedangkan menurut Pudjiastuti (dalam Patriawan, 2011) perkiraan harga

saham yang akan datang dalam penentuan keputusan investasi terdapat 2 macam

analisis yaitu :

1. Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi

yang mencerminkan kondisi perdagangan, keadaan pasar, permintaan dan

penawaran harga pasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi pada masa

yang lalu. Harga saham juga ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan

penawaran). Informasi yang digunakan adalah kondisi perdagangan saham,

fluktuasi kurs dan volume transaksi yang terjadi di pasar modal.


2. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai-nilai faktor

fundammental yang mempengaruhi haraga saham di masa yang akan datang

dan mengharapkan hubungan-hubungan variabel tersebut sehingga

memperoleh taksiran saham.

Perubahan harga saham yang begitu cepat di pasar saham atau bursa efek

membuat investor kadang takut dalam melakukan pembelian, hal ini disebabkan

saham merupakan salah satu sekuritas yang mana resiko kegagalanya begitu

besar, sehingga analisis yang bagus sangat dibutuhkan oleh investor. Pada

penelitian ini akan dilakukan analisis harga saham yang mana secara

fundamental, di sini akan dilakukan analisis berdasarkan kinerja keuangan

perusahaaan yang mana diukur dengan rasio keuangan perusahaan. Menurut

Ferdianto (2014) rasio keuangan merupakan suatu informasi yang

menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan

keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional

perusahaan.

G. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2015) analisis rasio keuangan

dilakukan untuk mempermudah penganalisa (analis) memahami kondisi

keuangan perusahaan. Dengan melihat angka-angka apa adanya yang tercantum

pada neraca dan laba rugi, sering sulit untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang kondisi perusahaan. Untuk melakukan analisis rasio keuangan

diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mengukur aspek-aspek

tertentu.

Rasio keuangan sendiri dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) jenis

berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai (Robert Ang dalam

Patriawan, 2011) di antaranya yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan jangka pendek (kurang dari

satu tahun) perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio

ini sendiri dapat dibagi menjadi tiga yaitu: Current Ratio (CR), Quik Ratio

(QR) dan Nat Working Capital (NWC).

2. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

Rasio ini menunjukan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam

memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas sendiri terbagi

menjadi lima yaitu : Total Asset Turnover (TAT), Fixed Asset Turnover

(FAT), Accounts Receivable Turnover (ART), Avarage Collection Period

(ACP) dan Days Sales in Inventory (DSI).

3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan

keuntungan. Rasio ini sendiri dapat dibagi menjadi 6 (enam) jenis yaitu:

Gross Proffit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Return

On Assets (OPROA), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan

Operating Ratio (OPR).


4. Rasio Solvabilitas atau Leverage (Solvability Ratio)

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan

jangka panjangnya rasio ini juga sering disebut dengan rasio leverage namun

pada dasarnya sama yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini sendiri terdiri dari beberapa

jenis seperti : Debt Ratio (DR), Debt To Equity Ratio (DER), Long-Term Debt

To Equity Ratio (LDTER), Times Interest Earned (TIE) dan Cash Flow Ratio

(CFR),

5. Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukan informasi penting yang diungkapkan dalam basis per

saham. Rasio ini terdapat tujuh jenis yaitu : Dividen Yield (DY), Dividend

Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Dividend Payout Per Ratio (DPR),

Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS) dan Price toBook

Value (PBV).

Pada penelitian ini sendiri rasio keuangan yang digunakan hanya terdiri

dari 4 (empat) rasio keuangan yang mana dijabarkan sebagai berikut:

1. Earnings Per Share (EPS)

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (dalam Patriawan, 2011) Earnings

Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan

(laba bersih) dari jumlah saham yang beredar. Earnings Per Share (EPS)

dengan rumus sebagai berikut :

Laba Bersih
EPS =
Jumlah Saham Beredar
Sedangkan menurut Abied Luthfi Safitri (2013) Earnings Per Share

(EPS) sendiri merupakan perbandingan yang menunjukan antara besarnya

keuntungan bersih yang diperoleh investor atau pemegang saham terhadap

jumlah lembar saham. Semakin tinggi nilai Earnings Per Share (EPS) maka

keuntungan dari pemegang saham semakin besar.

2. Return On Equity (ROE)

Menurut Mardiyanto (dalam Ina Rinati,) Return On Equity (ROE)

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Return On Equity (ROE)

dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai

perusahaan. Sedangkan menurut Harahap dan Sofyan (2007) Return On

Equity (ROE) digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap

investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukan seberapa baik

manajemen memanfaatkan investasi pemegang saham.

Adapun menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (dalam

Patriawan, 2006) Return On Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang

banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya

menyangkut profitabilitas perusahaan. Return On Equity (ROE) untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya

sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa rasio ini mengukur kinerja keuangan

pada suatu perusahaan dari sisi profitabilitas yang mana mengambil

perbandingan atas laba bersih yang didapat oleh perusahaan terhadap modal
yang dimiliki perusahaan dalam hal ini modal sendiri. Return On Equity

(ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih
ROE =
Modal Sendiri

3. Debt To Equity Ratio (DER)

Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang paling

sering digunakan dalam menghitung atau mengukur kemampuan perusahaan

untuk melunasi utang atau kewajibannya. Besarnya utang yang terdapat

dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami

perimbangan antara resiko dan laba yang didapat (Ricky Setiawan, 2011).

Utang dapat memberikan sokongan dana bagi perusahaan yang ingin

mengembangkan perusahaannya namun utang juga membawa resiko karena

setiap utang pada umumnya akan menimbulkan beban bagi perusahaan

berupa kewajiban untuk membayar beban bunga beserta cicilan kewajiban

pokoknya secara periodik. Debt To Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Total Utang
DER =
Modal Sendiri

4. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah sebuah pengukuran untuk mengukur

presentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari

pengeluaran termasuk bunga dan pajak. Net Profit Margin (NPM) termasuk
dalam rasio profitabilitas karena merupakan rasio perbandingan antara laba

bersih dengan penjualan. Rasio ini menggambarkan laba bersih perusahaan

yang dibandingkan dengan penjualan (Ferdianto, 2014). Sedangkan menurut

Bastian dan Suhardjono (2008) Net Profit Margin (NPM) adalah

perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar Net Profit

Margin (NPM) maka perusahaan akan semakin produktif dan dari hasil

tersebut akan meyakinkan para penanam modal atau investor. Hal ini

dikarenakan hubungan antara laba bersih sesudah pajak dengan penjualan

bersih menunjukan kemampuan manajemen dalam mengendalikan

perusahaan menuju keberhasilan dan hasil dari itu akan menyisahkan margin

tertentu sebagai kompensasi bagi para investor yang telah memberikan modal.

Presentase Net Profit Margin (NPM) dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM =. Laba Bersih / Penjualan

—-SEKIAN DAN TERIMAKASIH PAK—-

Anda mungkin juga menyukai