BLOK IV.1
Pendidikan Tahap Sarjana Kedokteran Gigi
TUTOR BLOK
1. drg. Netta Anggraini, Sp.Perio (Sekretaris)
2. drg. Sri Pandu Utami, Msi
3. drg. Citra Lestari, MDSc., Sp. Perio
4. drg. Intan Batura Endo Mahata, MM
5. drg. Satria Yandi, MDSc
6. drg. Fredi Rendra Taursia Wisnu, M.Kom
7. Dr. drg. Edrizal, Sp. Ort
CADANGAN
1. drg. Resa Ferdina, MARS
2. drg. Firdaus, M.Si
PANDUAN TUTORIAL
A. Pertemuan Pertama
B. Belajar Mandiri
6. Information Gathering : Private Study
a. Berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, computerized
literarure search, jurnal, spesimen patologis/ fisiologis, bertanya
kepada pakar, dsb.
b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota kelompok
(student’s individual notes), termasuk sumber belajarnya. Usahakan
sumber pustaka masing-masing mahasiswa berbeda.
c. Hasil tersebut didiskusikan pada step 7.
C. Pertemuan Kedua
7. Synthesize and Test Acquired Informations (Reporting Phase)
a. Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar beberapa
literatur maupun sumber belajar lainnya.
b. Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian
mendiskusikan kembali.
c. Mahasiswa bisa menambahkan, menyanggah, bertanya, komentar
terhadap referensi.
d. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan
membuat laporan tertulis.
e. Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan dicatat dan ditanyakan
dalam diskusi dengan pakar/narasumber.
Seven Jump
Tutorial
Menetapkan Permasalahan
Bel ajar
Mencari sumber meartikel,
literatur, buku,
dan bertanya
Menganalisiskepada pakar
Permasalahandan
mendiskusikann
Pertemuan 1
No Kegiatan
Fasilitator
1 Fasilitator mengucapkan salam dan membuka proses tutorial
Fasilitator mempersilahkan proses pemilihan Ketua dan Sekretaris
2
kelompok kepada seluruh anggota tutorial
Ketua
3 Memperkenalkan diri dan memimpin doa
Mempersilahkan salah satu anggota membaca Alquran dan membaca
4
terjemahannya
Memulai proses tutorial : 1. Membaca scenario, 2. Langkah 1-5
5 (Klasifikasi Istilah, menetapkan permasalahan, curah pendapat, analisa
masalah, menetapkan kesimpulan dan tujuan belajar)
Menutup proses tutorial dengan doa bersama, mengembalikan proses
6
tutorial kepada Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator memberikan kesimpulan dan penekanan terhadap tujuan
7
belajar yang harus dicapai
Tata tertib di pertemuan pertama
Mahasiswa hanya boleh membawa
catatan yang dengan mencatat di
buku panduan blok
Mahasiswa tidak boleh membuka HP
Mahasiswa tidak boleh membawa
laptop, buku, artikel dan catatan
dalam kertas di luar buku panduan
Pertemuan 2
No Kegiatan
Fasilitator
1 Fasilitator mengucapkan salam dan membuka proses tutorial
2 Fasilitator mempersilahkan Ketua untuk memulai proses tutorial
Ketua
3 Memimpin doa
Mempersilahkan salah satu anggota membaca Hadits dan membaca
4
terjemahannya
Memulai proses tutorial : 1. Setiap anggota kelompok menyampaikan
rujukan apa saja yang dibawa, 2. Langkah 7 (Melaporkan hasil belajar
5
dengan catatan yang memuat poin-poin laporan belajar, analisis dan
menetapkan kesimpulan)
Menutup proses tutorial dengan doa bersama, mengembalikan proses
6
tutorial kepada Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator memberikan kesimpulan dan mengingatkan tugas yang harus
7
dikerjakan
\\
Tuga
Dikerjakan oleh kelompok
Batasan Tugas : Konten dan Format
Susunan :
- Cover memuat nama blok, tutorial ke-,
FKG Baiturrahmah (logo dan narasi),
nama mahasiswa
- Bab 1 : Pendahuluan
- Bab 2 : Pembahasan (Hasil Tutorial langkah 1 –
7)
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
1. Mahasiswa hanya boleh membawa catatan yang dicatat di buku panduan blok
2. Mahasiswa tidak boleh membuka HP
3. Mahasiswa tidak boleh membawa laptop, buku, artikel dan catatan diluar
buku panduan
Kriteria:
1. Kehadiran
4 : hadir sebelum waktu/hadir tepat waktu
3 : terlambat 5-15 menit
2 : terlambat 16-30 menit
1 : terlambat lebih dari 30 menit
0 : Tidak hadir dengan atau tanpa keterangan yang jelas
2. Partisipasi
4 : aktif berpartisipasi selama tutorial (menjawab hampir sebagian besar
pertanyaan) atau jika sebagai ketua dapat memimpin tutorial dan
mampu mendistribusikan kesempatan secara merata kepada masing-
masing anggota
3 : kurang aktif berpartisipasi (hanya menjawab beberapa pertanyaan)
atau jika sebagai ketua dapat memimpin tutorial tapi kurang mampu
mendistribusikan kesempatan secara merata kepada masing-masing
anggota
2 : tidak aktif berpartisipasi (hanya menjawab jika ditunjuk oleh ketua)
atau jika sebagai ketua tidak mampu memimpin jalannya tutorial
dengan baik
1 : tidak memberikan pendapat selama diskusi meskipun sudah ditunjuk
oleh ketua
0 : tidak hadir dengan atau tanpa keterangan yang jelas
3. Relevansi
4 : semua ide/pendapat yang dikemukakan relevan dengan topik dalam
skenario dan Learning objective
3 : mengemukakan sebagian besar dari ide/pendapat yang relevan
dengan topik dalam skenario dan learning objective mengemukakan
2 : sebagian kecil dari ide/pendapat yang relevan dengan topik dalam
skenario dan learning objective
1 : mengemukakan ide/pendapat yang tidak relevan dengan topik dalam
skenario dan learning objective/tidak memberikan pendapat.
0 : tidak hadir dengan atau tanpa keterangan yang jelas
4. Penguasaan Materi
4 : menyampaikan ide/pendapat tanpa membaca buku catatan/referensi
lainnya dan disampaikan secara sistematis atau dengan menggunakan
media pembelajaran (gambar, skema, video, alat peraga lainnya
sehingga mudah dimengerti.
menyampaikan ide/pendapat tanpa membaca buku catatan/referensi
3 : lainnya, tetapi kurang sistematis
menyampaikan ide/pendapat sambil sesekali membaca buku
2 : catatan/referensi lainnya
menyampaikan ide/pendapat dengan membaca buku catatan/referensi
1 : lainnya
0 : tidak hadir dengan atau tanpa keterangan yang jelas
5. Sikap
4 : menunjukkan sikap menghargai pendapat dan peran anggota lain dan
fasilitator
3 : memberikan pendapat tanpa melalui ketua kelompok tidak acuh atau
2 : melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan
tutorial saat itu (membaca materi kuliah lain, bermain HP, dll)
menghambat jalannya diskusi atau tidak menghargai pendapat
1 : anggota lain (dominasi, mengejek, menyela atau berdiskusi dengan
teman sebelah) atau tidak menghargai ketua dan fasilitator serta
sering izin/keluar masuk ruang tutor.
0 : tidak hadir dengan atau tanpa keterangan/tertidur pada saat
pelaksanaan selama tutorial
SKENARIO 1
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Bahan anestesi lokal adalah substansi atau bahan yang dapat menimbulkan
matirasa setempat atau terbatas dengan cara memblokir konduksi impuls. Anestesi
lokal bekerja dengan menghalangi masuknya ion natrium ke dalam saluran saraf,
sehingga mencegah peningkatan sementara permeabilitas membran saraf untuk
natrium yang diperlukan untuk potensial aksi terjadi
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anamnesis pada kasus
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang pada pasien dengan kompromis medis
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan manajemen untuk pasen
kompromis medis diabetes melitus
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan ergonomi pada
pencabutan gigi
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan teknik fiksasi jari dan
manipulasi pada pencabutan gigi
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan dry socket sebagai
komplikasi pencabutan gigi pada kasus
Seorang laki-laki berusia 54 tahun datang ke sebuah rumah sakit swasta dengan
keluhan gigi yang berlobang besar dan ingin dicabut saja. Dari anamnesis
diperoleh keterangan bahwa pasien menderita salah satu penyakit kompromis
medis yaitu penyakit diabetes melitus tipe 2 namun tidak diobati dengan baik,
hasil pemeriksaan labor kadar gula darah satu minggu yang lalu 250 mg/dl.
Pemeriksaan klinis ekstraoral dalam batas normal. Pemeriksaan intraoral terlihat
gigi 46 nekrosis pulpa. Seorang dokter gigi ditugaskan menangani kasus tersebut
dan langsung mempersiapkan pasien untuk pencabutan giginya, posisi pasien pun
diatur sedemikian rupa. Saat pencabutan, dokter mengambil posisi dibelakang
kanan pasien dan memegang gigi pasien dengan teknik pinch grasp, dokter
melakukan manipulasi pencabutan dengan baik sehingga gigi dapat diangkat
dengan mudah. Setelah itu pasien diberikan edukasi dan dipersilahkan pulang.
Beberapa hari setelah pencabutan pasien datang dalam keadaan dry socket.
Posisi Pasien dan Operator saat Pencabutan Gigi.
Posisi Pasien
Rahang Atas
1. Untuk pasien harus sejajar dengan bahu operator
2. Sudut dental unit harus dengan lantai membentuk sudut 120o
3. Permukaan gigi RA membentuk sudut 450 terhadap bidang datar (lantai)
ketika membuka mulut
Rahang Bawah
1. Posisi kursi diturunkan sehingga sudut antara dental unti dengan lantai
110o
2. Bidang oklusal RB harus parallel terhadap lantai ketika membuka mulut.
3. Mulut pasien setinggi siku operator.
Gambar 1. Posisi Pasien saat pencabutan gigi a: Rahang Atas; b: Rahang Bawah
Posisi Operator
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah sindroma klinik yang ditandai oleh poliuri,
polidipsi, dan polifagi, disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemi
(glukosa darah puasa > 126 mg/dL atau glukosa sewaktu > 200 mg/dL atau
postprandial > 200 mg/dL). Berdasarkan etiologinya DM dapat dibedakan
menjadi: DM tipe 1, adanya ganggguan produksi insulin akibat penyakit autoimun
atau idiopatik. Tipe ini disebut juga insuline dependent diabetes mellitus (IDDM).
DM tipe 2, akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin. Tipe ini disebut
juga noninsuline dependent diabetes mellitus (NIDDM). Jenis lain lagi,
misalnya gestitational diabetes mellitus, DM pada kehamilan; DM akibat penyakit
endokrin atau pankreas atau akibat penggunaan obat.
Manifestasi klinis di rongga mulut dari penderita DM tidak terkontrol
antara lain berupa keadaan mukosa mulut dan lidah yang kering dan mulut bau
aseton, nafsu makan yang meningkat drastis, parestesia lidah dan bibir.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi dan kegagalan organ-organ berbeda terutama mata,
ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.3 Pada pasien DM dapat terjadi
penurunan fungsi respon imun yang mengakibatkan lebih mudahnya terkena
berbagai macam infeksi. Pada penderita DM terjadi komplikasi pada semua
tingkat sel, salah satunya timbul proses angiopati dan penurunanan fungsi endotel.
Keadaan ini sangat berperan pada faktor terlambatnya proses penyembuhan luka.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anamnesis pada
komplikasi pencabutan gigi pada kasus
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan dan gejala
klinis komplikasi pencabutan gigi pada kasus
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan diagnosis komplikasi
pada pencabutan gigi pada kasus
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan
perforasi sinus maksilaris
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan etiologi gigi impaksi
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan patofisiologi
perikoronitis
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan pada gigi
impaksi
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
radiografi pada gigi impaksi
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan perawatan gigi impaksi
SESUATU YANG TERPENDAM
Umumnya gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi posterior dan
jarang pada gigi anterior. Namun gigi anterior yang mengalami impaksi terkadang
masih dapat ditemui.
Klas I : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara
distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
Gambar 5.Klas II menurut Pell dan Gregory
Klas II : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara
distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
Klas III : Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus
mandibula.
A B C
Gambar 8.A.Vertical Impaction, B.Soft Tissue Vertical Impaction,dan C.Bony
Vertical Impaction menurut George Winter
A B C
Gambar 9. A.Distal Impaction (distoangular), B.Mesial Impaction (mesioangular)
dan C.Horizontal Impaction