Anda di halaman 1dari 12

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif


Digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, menggunakan instrumen
penelitian untuk memperroleh data kuantitatif, analisis data bersifat kuantitatif/statistic,
bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

- Populasi dan sampel


Suatu penelitian tidak perlu meneliti semua individu dalam populasi karena biaya banyak
dan waktu lama. Oleh karena itu perlu sampel dengan harapan hasil dapat
menggambarkan sifat populasi. Sebuah sampel harus dipilih sehingga satuan unsur
mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sehingga perlu adanya
teknik sampling yang tepat.

- Data

Data berasal dari kata “datum” yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai
untuk keperluan suatu diskusi atau pendapat. Data dapat dikumpulkan sendiri oleh
peneliti atau dari sumber lain. Aktifitas penelitian sangat erat kaitannya dengan
keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberi gambaran
spesifik mengenai objek penelitian. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk numerik
atau bilangan. Sesuai dengan sifatnya data ini dapat dianalisis dengan matematik dan
statistik.
Berdasarkan cara memperolehnya data kuantitatif dapat dibedakan menjadi data kontinu
dan data diskret. Data kontinu mengambil semua nilai yang terdapat di antara dua titik
pengamatan (dari nol sampai tak terhingga). Pengambilan data kontinum dilakukan
dengan “mengukur”. Data diskret mengambil semua bilangan bulat matematis berupa
frekuensi (merupakan nilai-nilai pasti yang tidak memiliki aturan, misalnya jumlah sayap,
jumlah ruas, jumlah alat gerak jumlah mata dan lain-lain). Data diskret diperoleh dengan
cara mencacah (count).
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitaif dan data kualitatif
dapat dibedakan menjadi empat jenis (tingkatan) skala data yang memiliki sifat berbeda
yaitu: data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.
1. data nominal atau data kategori adalah data yang diperoleh melalui pengelompokkan
objek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori objek hanya menunjukkan
perbedaan kualitatif. Data nominal dapat diujudkan dalam bentuk angka, namun tiqak
memiliki urutan atau makna matematis.
Contoh: jenis kelamin terdiri dari dua kategori yaitu:
(1) laki-laki
(2) perempuan.
2. data ordinal, adalah data dari suatu objek yang telh disusun berjenjang menurut
besarnya, namun jarak antar jenjang tidak harus sama. Pada data ini belum berlaku
operasi matematis (+ - x :).
Contoh: tingkat pendidikan yang disusun menurut urutan sebagai berikut:
(1) TK
(2) SD
(3) SMP
(4) SMA
(5) Diploma
(6) Sarjana
(7) Magister
(8) Doktor
3. data interval, merupakan data hasil penelitian yang dapat diurutkan menurut kriteria
tertentu serta menunjukkan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Data interval
memiliki sifat kesamaan jarak atau rentang yang sama antara data yang telah
diurutkan. Pada data interval dapat dilakukan operasi matematis (+ - x :). Namun
demikian, pada data ini belum memiliki nilai nol mutlak. Contoh: pengukuran suhu
tubuh, tingkast intelegensia, dsb.
4. data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat ysng dimiliki oleh data nominal,
ordinal, dan interval. Data rasio merupakan data yang memiliki nilai 0 mutlak.
Contoh: panjang badan, berat badan.

- Hipotesis
Bagian terpenting dalam suatu pengujian statistik adalah pengujian hipotesis yang
merupakan landasan bagi suatu pengambilan keputusan. Dalam pengujian hipotesis
seorang penguji dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
menyatakan penolakan atau penerimaan hipotesis.
Dalam statistika anggapan sementara yang pertama disebut hipotesis nol (Ho) dan
anggapan tandingannya disebut hipotesis tandingan atau alternatif (Ha atau H1). Terdapat
tiga bentuk uji hipotesis untuk nilai rata-rata yaitu :

1. Ho : o = 

H1 : o  

2. Ho : o  

H1 : o  

3. Ho : o  
H1 : o  

Bentuk hipotesis pertama dikenal dengan istilah uji dua arah (two ways) sedangkan
bentuk hipotesis kedua dan ketiga dikenal istilah uji satu arah (one way).

- Variable
Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Macam:
a. variable independen = variable bebas
variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable
dependen (terikat)
b. variable dependen
variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variable bebas
c. variable moderator, variable yang mempengaruhi hubungan antara var.dependen dan
independen
cth: motivasi kerja mempengaruhi produktivitas kerja, variable moderatornya adalah
kepemimpinan. Perilaku suami akan semakin baik ke istri jika memiliki anak, dalm
hal ini anak memperkuat hubungan.
d. var intervening: variable yg secara teoritis mempengaruhi hubungan antara var
independen dengan dependen, sehingga var independen tidak langsung
mempengaruhi timbulnya var dependen.
Cth: tinggi rendahnya penghasilan mempengaruhi secara tidak langsung harapan
hidup (panjang pendeknya umur). Variable antaranya: gaya hidup.
e. Variable kontrol: variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variable independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti.

B. Kapan Metode Kuantitatif Digunakan?


a. Bila masalah penelitian sudah jelas
Masalah: penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktik, antara rencana dengan pelaksanaan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Bila populasi luas, bisa menggunakan sampel. Misalnya: peneliti ingin menyelidiki
kemandirian belajar online mahasiswa di jogja, menyebar instrumen angket
kemandirian belajar di UNY 2 kelas, USD 2 kelas, UAJY 2 kelas
c. Bila ingin mengetahui pengaruh perlakuan/treatment.
Misalnya: Pengaruh penggunaan metode pembelajaran berbasis game dalam
meningkatkan capaian akademik siswa SD.
d. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yg empiris
dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak di masyarakat tertentu,
maka dilakukan pengukuran tes IQ

C. Macam-Macam Rumusan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif


a. Rumusan masalah DESKRIPTIF  RM untuk variable mandiri
Cth:
1) Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja guru lulusan PGSD
USD?
2) Bagaimana serapan kerja lulusan PGSD USD 2023 di dunia kerja?  jawabannya
55% kerja sebagai guru SD, 5% sebagai kepala sekolah SD, 25% sebagai
wiraswasta, 15% lainnya.
b. Rumusan masalah KOMPARATIF  membandingkan 1 variabel/lebih pada 2 atau
lebih kelompok sampel yang berbeda.
Cth:
1) Adakah perbedaan daya tahan tubuh siswa yang berasal dari desa, kota, dan
pegunungan? (1 variabel pada 3 sampel)
2) Adakah perbedaan kemandirian belajar antara siswa SD swasta dan negeri?
c. Rumusan masalah ASOSIATIF  menanyakan hubungan antar 2 variabel atau lebih
1) Hubungan simetris: hub.antar variable yang kebetulan muncul bersamaan atau
diartikan sejajar
Cth: adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dgn tamu yang
datang, adakah hubungan antara banyaknya semut pada buah dengan tingkat
manisnya buah, Adakah hubungan sikap toleransi dengan tingkat kemampuan
bicara? Adakah hubungan antara tingkat kekayaan dengan kecerdasan?
2) Hubungan kausal  hubungan yang bersifat sebab akibat
Cth: Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan
jajanan anak b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap prestasi belajar
siswa? c) adakah pengaruh kurikulum, media pembelajaran, dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan suatu sekolah?
3) Hubungan interaktif/timbal balik/reciprocal  hubungan yang saling
mempengaruhi, tidak diketahui mana variable dependen dan variable independen
Adakah pengaruh antara kualitas kinerja dan kualitas layanan yang diberikan
suatu perusahaan dengan tingkat kepuasan pelanggan?
Kinerja pegawai secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan demikian
pula kinerja pegawai akan mempengaruhi kualitas layanan yang kemudian akan
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Demikian juga pengaruh tersebut
dapat berperan sebaliknya. Kepuasan pelanggan menyebabkan kinerja pegawai
semakin baik.
Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan
kaya, demikian kekayaan dapat meningkatkan kecerdasan (bisa bersekolah di
sekolah mahal bagus, makan makanan bergizi).

D. Klasifikasi Penelitian Kuantitatif


Klasifikasi penelitian kuantitatif terbagi menjadi 2 jenis yaitu eksperimen dan non
eksperimen.

1. Eksperimen:
An environment in which the researcher attempts to “objectively” observe
phenomena that are made to occur in a strictly controlled situation in which one or
more variables are varied and the others are kept constant
Lingkungan di mana peneliti mencoba untuk "objektif" mengamati fenomena yang dibuat
terjadi dalam situasi yang dikontrol ketat di mana satu atau lebih variabel bervariasi dan
yang lain tetap konstan.
Seting penelitian eksperimen:
1) Eksperimen lapangan : studi eksperimental yang dilaksanakan di lapangan nyata, sulit
mengendalikan keseluruhan variable di luar penelitian
2) Eksperimen laboratorik: Sebuah studi yang dilakukan di lingkungan yang terkendali
di mana satu atau lebih variabel dimanipulasi secara tepat dan semua atau hampir
semua variabel asing dikendalikan
3) Eksperimen dengan internet: studi yang dilakukan menggunakan internet,
memungkinkan akses sampel besar, hemat biaya, jam peralatan administratif
Desain penelitian eksperimen
Desain penelitian adalah outline, rencana, atau strategi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
a. Weak experimental research design  lemah karena tidak mengontrol banyak ha
lasing yang mengganggu penelitian
1) One-group posttest only design  posttest dilakukan ke satu grup setelah mereka
diberi perlakuan
2) One-group Pretest-postest Design  satu kelompok diberi pretest, kemuadian
perlakukan, setelah itu dilakukan posttest.

3) Posttest-only design with nonequivalent group  membandingkan posttest


sekelompok peserta yang telah diberi perlakuan dengan posttest kelompok lain
yang belum diberi perlakuan

b. Strong experimental research design, mencakup setidaknya 2 kelompok pembanding


(kelompok kontrol dan eksperimen), ada pengambilan sampel secara random untuk
dikelompokkan menjadi kelompok eksperimen atau kontrol.
Kelompok eksperimen: kelompok yang mendapat perlakuan eksperimen
Kelompok kontrol: kelompok yang tidak menerima treatment perlakuan eksperimen,
tidak ada yang dilakukan pada kelompok kontrol atau kelompok kontrol mendapat
apa yang dipandang sebagai kondisi standar.
1) Pretest-postest Control-Group Design  dua kelompok yang secara acak dipilih,
masing-masing diberikan pretest, dan salah satu grup diberi perlakuan, lalu
keduanya diberi posttest.

2) Post-Only Control-Group Design, secara acak 2 kelompok sampel diberi posttest


setelah satu diantaranya diberi perlakuan eksperimental.
c. Desain factorial: memperhatikan kemungkinan adanya variable moderator yang
mempengaruhi perlakuan (var independen) terhadap hasil (var dependen). Pada
desain ini semua kelompok dipilih secara random kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitan dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai
pretestnya sama.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan toko pada konsumen. Untuk itu dipilih 4 kelompok secara random.
Variable moderatornya adalah jenis kelamin.

Pretest Treatment Posttest


Control O1 XC O2 Laki-laki
Experimental O1 XT O2
Control O1 XC O2 Perempuan
Experimental O1 XT O2
Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap kepuasan pelayanan konsumen
laki- laki: (O2-O1 laki-laki perlakuan) – (O2-O1 laki-laki kontrol)
Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap kepuasan pelayanan konsumen
perempuan: (O2-O1 perempuan perlakuan) – (O2-O1 perempuan kontrol)
Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan konsumen
antara kelompok kerja pria dan wanita maka penyebab utamanya adalah bukan karena
treatment tapi karena variable moderator.
d. Quasi-Experimental Research Design
Desain eksperimental yang tidak mengontrol penuh variable pengganggu, karena
tidak dapat menentukan kelompok kontrol dan eksperimen secara acak. Ada
kelompok kontrol, namun tidak sepenunya mampu mengontrol variable-variabel yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
1) Non-equivalent comparation group design, desain yang terdiri dari satu kelompok
eksperimen dan satu kelompok pembanding yang tidak diberi perlakuan,
keduanya diberi pretest dan posttest. Mirip dengan pretest-postest control-group
design namun kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random.
2) Interrupted time-series design, kondisi perlakuan dinilai dengan membandingkan
pola jawaban pretest dan pola jawaban posttest satu kelompok peserta. Sebelum
perlakuan, kelompok diberi pretest beberapa kali untuk mengetahui kestabilan dan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Setelah stabil, baru diberikan
treatment pada kelompok tersebut. Setelah itu juga dilakukan posttest beberapa
kali. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok, sehingga tidak menggunakan
kelompok kontrol.

e. Single-case Experimental Design


Desain yang menggunakan satu peserta untuk menyelidiki efek dari perlakuan.
Misalnya, peneliti memiliki seorang siswa yang luar biasa cerdas di kelasnya dan
peneliti ingin mempelajari strategi belajar siswa ini. Karena hanya satu siswa dengan
tingkat kemampuan ini di kelas, harus menggunakan desain kasus tunggal.
Semua desain eksperimental kasus tunggal adalah beberapa bentuk desain deret
waktu, karena desain ini memerlukan pengukuran berulang pada variabel dependen
sebelum dan sesudah penerapan kondisi perlakuan eksperimental.

2. Nonexperimental:
Penelitian yang variable bebasnya tidak dimanipulasi dan tidak ada randomisasi dalam
pembentukan grup.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian noneksperimental seringkali tidak
dapat dimanipulasi karena tidak mungkin atau tidak etis untuk memanipulasinya.
Penelitian noneksperimental juga terkadang dilakukan pada variabel independen yang
dapat dimanipulasi tetapi tidak dilakukan karena peneliti ingin mengeksplorasi
bagaimana variabel independen terkait dengan variabel lain sebelum melakukan
percobaan atau karena peneliti ingin menguji hubungan untuk menentukan
apakah temuan yang dibuat dalam eksperimen laboratorium digeneralisasikan ke dunia
nyata.

Simple case, desain penelitian noneksperimental dengan satu independen variabel, satu
variabel dependen, dan tidak ada kontrol untuk variabel asing apa pun
Contoh: seorang peneliti memeriksa hubungan antara gender dan kinerja matematika dan
ditemukan bahwa laki-laki lebih baik dari pada perempuan.
Klasifikasi penelitian non eksperimental berdasarkan dimensi waktu

Tipe desain Deskripsi


Cross-sectional Data dikumpulkan dari partisipan penelitian dapa satu titik waktu
tunggal yang relative singkat, data dikumpulkan pada berbagai
jenis orang dengan gender beda, berbegai kelompok usia, kelas
sosial ekonomi berbeda.
Longitudinal Data dikumpulkan dalam beberapa titik waktu dan dibuat
perbandingan antar waktu. Misalnya dikumpulkan data tingkat
disiplin anak di jenjang SD, dilanjutkan saat SMP, dan diukur
kembali saat SMA.
Retrospective Data dikumpulkan berdasarkan sebelum atau sesudah mengalami
sesuatu. Biasanya memulai dengan hasil yang diamati kemudian
bergerak mundur untuk menemukan informasi variable yang
menyebabkan status individu saat ini.
Klasifikasi penelitian non eksperimental berdasarkan dimensi tujuan

Tipe desain deskripsi


Deskriptif Fokus penelitian adalah menyediakan gambaran yang akurat
tentang karakteristik suatu fenomena
Prediktif Penelitian berfokus untuk memprediksi status masa depan dari
dependen variable berdasarkan satu atau lebih independen
variable.
Explanatory Menguji hipotesis dan teori yang menjelaskan bagaimana dan
mengapa suatu fenomena terjadi demikian
Misalnya: yang mempengaruhi prestasi adalah dukungan orang
tua, lama belajar, motivasi diri, dilakukan penelitian
menyebarkan instrumen untuk melihat hubungan antara ketiganya
terhadap prestasi belajar.

E. Ragam Teknik Pengumpulan Data


a. Tes
Tes: Seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar penetapan skor angka.
Tes ini merupakan instrumen berupa soal yang disusun lengkap dengan kunci
jawaban dan pedoman penskoran. Contoh instrumen untuk mengukur kemampuan
kognitif. Tes ini dapat berbentuk tes lisan, tes tertulis (esai, objektif-benar salah,
pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, jawaban singkat)
Tes dapat berupa:
1. Tes psikologi
2. Tes prestasi
3. Tes intelegensi

b. Daftar Inventori Kepribadian


Dimaksudkan untuk mendapat ukuran kepribadian dari objek penelitian. Para subjek
diberi bermacam-macam pernyataan yang menggambarkan pola tingkah laku, diminta
untuk menunjukkan apakah tiap pernyataan merupakan ciri tingkah laku mereka
dengan cara memberi tanda cek pada jawaban.
c. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan
terhadap objek di tempat terjadi/berlangsungnya peristiwa. Berdasarkan jenisnya,
obeservasi dibagi menjadi:
1) Observasi langsung: observasi yang dilakukan di mana observer berada bersama
objek yang diselidiki
2) Observasi tidak langsung: observasi yang dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya dilakukan melalui
film, rangkaian slide,/foto
Menurut Vredenbreght observasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Observasi partisipasi: suatu proses observasi dimana observer ikut dalam
kehidupan orang-orang yang diobservasi
2) Observasi nonpartisipan: observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang
diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pelaku pengamat
3) Observasi sistematis: observasi yang diselenggarakan dengan menentukans ecara
sistematis faktor-faktor yang akan diobservasi lengkap dengan kategorinya
F. Observasi nonsistematis: observasi yang dilakukan tanpa mempersiapkan/membatasi
kerangka yang akan diamati.
d. Wawancara terstruktur
Suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi penting yang diinginkan. Merupakan alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula melalui kontak
langsung dengan tatap muka. Wawancara terstruktur: pertanyaan & alternatif jawaban
telah ditetapkan lebih dulu, jawaban lebih mudah dikelompokkan & dianalisis

Instrumen Penelitian: suatu alat yang digunakan mengukur fenomena-fenomena alam


maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena disebut variabel.
Macam instrumen penelitian:
a. Tes
b. Angket/kuesioner
c. Pedoman wawancara
d. Lembar observasi
e. Daftar cek (check list)
f. Skala nilai (rating scale)

Referensi:
Johnson, R.B. 2014. Educational Research. USA: Sage Publication

Anda mungkin juga menyukai