Universitas-Indonesia Leukimia
Universitas-Indonesia Leukimia
NI NENGAH KUSUMAWATI
1006823444
NI NENGAH KUSUMAWATI
1006823444
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah karya saya sendiri, dan sernua
sumber baik yang dikutip maupun uk telah saya nyatakan dengan
Tanda Tangan
*ffi,
Tanggal 10 Juli 2013
Universitas lndonesia
Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013
IIALAMAN PEN
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 10 Juli 2013
Universitas lndonesia
Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013
c
IIALAMAFI PERS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini telah berhasil di dihadapan Tim Penguji
pada Program Pendidikan Ners Keperaw Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas
Universitas lndonesia
Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah akhir ners yang berjudul “Analisis Praktik Klinik Keperawatan
Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Penderita Leukemia Limfositik Akut
yang Mengalami Mual-Muntah di RSUP Fatmawati Jakarta”
Penyusunan karya ilmiah akhir ners ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Profesi Ilmu Keperawatan di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Selama penyusunan karya ilmiah akhir ners ini tidak terlepas dari peran dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingan kepada penulis.
2. Ibu Happy Hayati, S.Kp., M. Kep., Sp. Kep. An selaku dosen pembimbing
yang telah mengarahkan dan memberikan masukan dalam menyelesaikan
penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
3. Ibu Kuntarti, SKp., M.Biomed. selaku koordinator Mata Kuliah Tugas
Akhir dan Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
4. Ibu Ns. Alfani Prima Kusumasari, S.Kep selaku penguji dalam sidang
karya ilmiah akhir ners ini.
5. Ibu Ice Yulia Wardhani, S.Kp., M.Kep., Sp. Kep.J selaku dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis
selama menjalani pendidikan di Fakultas Ilmu Keperawatan.
6. Keluarga tercinta, bapak dan ibu di Bogor, bapak dan ibu mertua di Bali,
suami, ananda Putri, dan ananda Made serta mbak Wiwie dan adik
Nyoman yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan penulisan karya ilmiah akhir ners ini.
Penulis
Beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan karya ilmiah akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Yang menyatakan
-ffi
'(-" dYtrll
(Ni Nengah Kusumawati)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengkajian
Lampiran 2 Analisa Data
Lampiran 3 Rencana Asuhan Keperawatan
Lampiran 4 Catatan Perkembangan
Lampiran 5 WOC Leukemia
Leukemia adalah kanker pada jaringan pembentuk sel darah dimana tidak
terkendalinya proliferasi sel darah putih yang immatur dalam pembentukan
sel darah putih oleh tubuh (Hockenberry & Wilson, 2009). Leukemia
limfositik akut (LLA) terjadi ketika sel limfoid berubah menjadi ganas dan
terjadi proliferasi sel yang tidak terkontrol. Sel-sel ini terakumulasi dan
mendesak sel-sel normal dalam sumsum tulang, mengalir ke dalam perifer,
dan menginvansi organ dan jaringan tubuh. Penggantian elemen
hematopoietik normal oleh sel-sel leukemia mengakibatkan supresi sumsum
tulang. Hal ini mengakibatkan terjadinya anemia karena penurunan produksi
sel darah merah dan kecenderungan terjadi perdarahan akibat
trombositopenia.
Sampai saat ini apa yang menjadi penyebab LLA pada anak belum diketahui
dengan pasti. Sementara beberapa faktor risiko diketahui dapat menjadi
pencetus terjadinya leukemia diantaranya adalah radiasi, bahan kimia, virus,
kelainan genetik, faktor genetik, dan obat tertentu (Kusumawardani 2010).
Tanda dan gejala leukemia muncul akibat adanya infiltrasi sel tumor kedalam
sumsum tulang. Ada 3 konsekuensi utama akibat infiltrasi sel tumor kedalam
sumsum tulang, yaitu anemia karena penurunan jumlah sel darah merah,
infeksi karena neutropenia, perdarahan karena penurunan produksi platelet.
LLA adalah penyakit keganasan yang sebagian besar terjadi pada anak.
Insiden LLA pada anak adalah 3 – 4 dari 100.000 anak dengan umur kurang
dari 15 tahun (Hockenberry & Wilson, 2009). LLA merupakan 75% kasus
leukemia pada anak. Rata-rata 2.400 kasus baru ditemukan di Amerika setiap
tahun (Bleyer, 2000 dikutip dalam Potts & Mandleco, 2007). Sedangkan di
negara berkembang LLA hampir mencapai 83% dari kasus leukemia pada
anak. Di Indonesia pada tahun 2002 ditemukan 70 kasus baru LLA pada anak
(Permono dkk., 2006 ). Berdasarkan dokumentasi di Rumah Sakit Fatmawati
dalam tiga bulan terakhir ditemukan 28 kasus LLA dan 3 kasus LMA.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Perwitasari (2006) dalam Hayati (2009)
didapatkan bahwa sebelum kemoterapi penderita diberikan ondansentron,
namun tidak dikombinasikan dengan dexamethasone. Sehingga mual muntah
dapat terjadi meskipun telah diberikan antiemetik. Maka dari itu perlu
dilakukan tindakan penunjang yang dapat membantu upaya pencegahan mual
muntah akibat kemoterapi yang berupa teknik relaksasi, guide imagery,
distraksi, hipnosis, akupresur, dan akupunktur. Dalam hal ini orang tua dapat
dilibatkan dengan diberikan edukasi tentang teknik distraksi dan relaksasi
yang dapat dilakukan orang tua untuk manajemen mual muntah pada anak.
Terkait distraksi, Schneider (2000) menjelaskan bahwa distraksi dengan
menggunakan virtual reality (teknik simulasi computer) menimbulkan
keluaran klinik yang positif pada anak yang mendapat kemoterapi. Penderita
yang mengalami muntah dan tidak mendapat pengobatan yang adekuat, pada
umumnya keadaan penderita menjadi lemah, nafsu makan dan minum
menurun, status gizi kurang baik, dehidrasi, gangguan elektrolit dan
pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995, dalam Perwitasari, 2006, &
Hayati, 2009).
Jika masalah mual dan muntah ini tidak ditangani dengan baik dapat
mempengaruhi kondisi penderitabaik fisik maupun psikologis seperti, lemah,
nafsu makan menurun, status gizi kurang baik, dehidrasi, gangguan elektrolit
dan pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995 dalam Perwitasari, 2003).
Rasa mual dan muntah akibat efek samping dari kemoterapi dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderita. Untuk itu diperlukan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan terutama mual dan
muntah seperti relaksasi dan distraksi. Dalam hal ini diperlukan peran
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk
mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan
masalah karya ilmiah ini adalah asuhan keperawatan pada anak S dengan
leukemia limfositik akut pro kemoterapi.
Bab ini menjelaskan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan karya
ilmiah akhir yang berjudul “Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan
Masyarakat Perkotaan pada Penderita Leukemia Limfositik Akut yang Mengalami
Mual-Muntah di RSUP Fatmawati Jakarta”.
2.2 Etiologi
Penyebab dasar leukemia tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor predisposisi genetik maupun faktor lingkungan berperan terhadap
kejadian leukemia, seperti insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung
anak-anak yang terserang. Pada kembar monozigot (identik) insiden
meningkat sampai 20%. Individu dengan kelainan kromosom, seperti sindrom
Down mempunyai insiden leukemia akut dua puluh kali lipat. Faktor
lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi disertai
manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian serta zat-zat
kimia (misalnya benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan
Tujuan dari kemoterapi adalah untuk mematikan sisa sel-sel kanker yang
mungkin sudah beredar di dalam tubuh yang tidak terdeteksi oleh
pemeriksaan, untuk mencegah kekambuhan, serta pada stadium yang lanjut,
kemoterapi diberikan sebagai terapi yang utama (Noorwati (2009) dalam
Muhsinin (2010).
3.1 Pengkajian
Klien yang dikelola adalah An. S, berusia 11 tahun, pendidikan sekolah dasar
(SD), masuk ke rumah sakit tanggal 24 April 2013 dengan diagnosa Akut
Limphositik Leukemia B. Lineage HR (Relapse). Keluhan utama klien masuk
rumah sakit adalah teraba benjolan di leher klien. Keluhan ini dirasakan oleh
klien 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit, klien merasakan nyeri tulang di sekitar punggung dan 1 hari
sebelum masuk rumah sakit timbul sariawan dan ada perdarahan gusi.
Riwayat penyakit sebelumnya, klien pernah dirawat di rumah sakit pada
tahun 2005, yaitu saat klien berumur 3,5 tahun. Klien dirawat karena
kondisinya yang lemah, nafsu makan menurun, sering demam, dan tampak
memar tanpa sebab di tubuhnya. Kemudian klien mendapatkan perawatan
kemoterapi di rumah sakit selama 2 bulan. Pada tahun 2009 klien kembali
dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama dan klien mendapatkan
perawatan selama 2 bulan. Dalam riwayat penyakit keluarga, menurut orang
tua klien, di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
leukemia ataupun jenis kanker yang lain.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien tanggal 27 Mei 2013 didapatkan
data kesadaran compos mentis, berat badan saat dikaji 29 Kg (sebelumnya
BB 27 Kg), tinggi badan 139 cm, LLA 20 cm, status gizi klien baik, suhu
badan 37,2o C, frekuensi pernapasan 22 x/menit, nadi 84 x/menit dan tekanan
darah 100/70 mmHg. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik head to toe
diperoleh hasil bahwa kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, rambut
rontok, konjungtiva pucat, warna pink muda, sklera tak ikterik, membran
mukosa pucat, bentuk dada simetris, retraksi tidak ada, bunyi napas vesikuler,
bunyi jantung S1 dan S2 normal, CRT < 2 detik, abdomen datar, supel, bising
usus ada, ± 5 – 10 x/menit, klien mengeluh mual dan muntah setelah
pemberian kemoterapi, nafsu makan menurun, klien juga mengeluh nyeri
setelah pemberian kemoterapi melalui intratekal. Klien tampak lemah dan
Diagnosis 3 : Mual
Tujuan : Rasa mual berkurang, selera makan meningkat, status nutrisi
adekuat.
Intervensi Keperawatan :
Pantau gejala subjektif mual pada klien.
Kaji penyebab mual (misal efek samping kemoterapi).
Pantau adanya peningkatan atau penurunan berat badan.
Pantau turgor kulit.
Pantau tingkat energi, keletihan , dan kelemahan.
Pantau asupan kalori dan makanan.
Pantau tanda-tanda vital.
Diagnosis 4 : Keletihan
Tujuan : Rasa letih berkurang.
Intervensi Keperawatan :
Berikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari,
terutama sebelum dan setelah beraktivitas.
Tingkatkan jam tidur total pada malam hari.
Atur jadwal aktivitas setiap hari untuk menghemat energi.
Berikan masukan protein dan kalori yang adekuat.
Berikan dorongan untuk teknik relaksasi.
(Sumber : Smeltzer & Bare, 2002)
Bab ini berisi tentang analisis situasi yang terkait dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada an. S dengan leukemia yang sedang menjalani pengobatan
kemoterapi di ruang Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati. Analisis situasi
yang dilakukan meliputi tentang profil lahan praktek, analisis hasil pengkajian,
masalah keperawatan, intervensi, alternatif pemecahan masalah, dan evaluasi.
Masalah risiko infeksi pada kasus an. S diangkat karena kondisi klien yang
lemah akibat anemia sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh klien. Hal
ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Wong (2009) bahwa proses leukemia
dan sebagian besar agens kemoterapi menyebabkan supresi sumsum tulang
(mielosupresi). Hal ini mengakibatkan jumlah sel darah menurun sehingga
dapat menimbulkan masalah sekunder berupa infeksi, perdarahan, dan
anemia. Sedangkan Smeltzer dan Bare (2002) mengatakan bahwa limfosit
imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya hematopoiesis normal
menjadi terhambat dan mengakibatkan jumlah leukosit, sel darah merah, dan
trombosit menurun. Pada pemeriksaan klinis biasanya ditemukan kelemahan
dan kelelahan, kecenderungan perdarahan, ptekie dan ekimosis, nyeri, sakit
kepala, muntah, demam, dan infeksi. Muscari (2005) mengatakan bahwa sel
leukemia ganas berasal dari sel prekusor pada elemen pembentuk darah. Sel-
sel ini dapat terakumulasi dan mendesak elemen normal dalam sumsum
tulang yang dapat mengakibatkan supresi sumsum tulang sehingga terjadi
penurunan produksi sel darah merah. Hal ini merupakan predisposisi
terjadinya infeksi akibat neutropenia dan terjadinya perdarahan akibat
trombositopenia.
Masalah keletihan yang dialami oleh klien disebabkan karena anemia yang
diderita klien akibat proses penyakit yang diderita klien. Sesuai dengan yang
dikatakan oleh Smeltzer dan Bare (2002) bahwa keletihan sering dialami oleh
penderita kanker. Keletihan ini mungkin ditandai dengan kurang minat
terhadap aktivitas yang biasa dilakukan, kurang motivasi, dan
ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Selain itu pasien sering tidak banyak
bicara dan berespon lambat ketika diajak bicara dan tampak pucat dengan
muskulatur facial yang rileks.
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi pada an. S lebih
difokuskan pada pembatasan pengunjung dan tenaga kesehatan yang masuk
ke ruangan klien serta teknik aseptik yang dilakukan setiap akan melakukan
tindakan terhadap klien. Wong (2009) mengatakan bahwa pertahanan pertama
untuk melawan infeksi adalah pencegahan. Perawat harus dapat
mengendalikan penularan infeksi meliputi pemakaian ruang rawat pribadi
terhadap klien, membatasi semua pengunjung dan petugas kesehatan yang
sedang menderita infeksi aktif serta teknik mencuci tangan yang ketat dengan
menggunakan larutan antiseptik.
Terkait mual dan muntah, Ezzone et al (1998 dalam Garrett et al, 2003 dalam
Hayati, 2009) menyimpulkan bahwa musik mempunyai efek yang bermanfaat
terhadap mual dan muntah. Musik dapat menurunkan intensitas mual dan
muntah di antara pasien kanker bila diterapkan bersama dengan pemberian
antiemetik farmakologis. Selain musik, Schneider (2000 dalam Hayati, 2009)
mendapatkan bahwa distraksi dengan virtual reality (teknik simulasi
komputer) menimbulkan keluaran klinik yang positif pada anak usia 10-17
tahun yang mendapatkan kemoterapi.
4.5 Evaluasi
Setelah intervensi keperawatan selama tiga hari dilakukan pengobatan
kemoterapi didapatkan hasil bahwa masalah risiko cedera tidak terjadi,
ditandai dengan tidak adanya perdarahan. Risiko infeksi tidak terjadi, ditandai
dengan klien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh. Mual yang dirasakan
klien menjadi berkurang, dan keletihan yang dirasakan oleh klien menjadi
berkurang. Klien tampak lebih tenang dan dapat melakukan aktivitas sehari-
hari.
5.1 Simpulan
Leukemia tidak hanya menyerang anak-anak yang berumur dibawah satu
tahun saja, tetapi dapat juga menyerang anak usia sekolah yang berusia 11
tahun. Berdasarkan hasil pengkajian, gejala yang ditemukan pada anak
dengan leukemia adalah mual, penurunan nafsu makan, lemah, letih, pucat,
dan anemia.
Betz, C.L., & Sowden, L.A. (2009). Buku saku keperawatan pediatrik. Edisi 5.
Alih bahasa : Ns. Eny Meiliya, S.Kep. Jakarta : EGC
Corwin, E.J., (2009). Buku saku patofisiologi, Edisi 3, Alih bahasa ; Nike Budi
Subekti. Jakarta : EGC
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Geissler, A.C. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3. Alih bahasa; I Made Kariasa & Ni Made
Sumarwati. Jakarta ; EGC
Handayani, W. & Haribowo, A.S. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta : Salemba Medika
James, S.R., & Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children : Principles &
Practice. Third Edition. St. Louis, Missouri : Saunders Elseiver
Kumar, V., Contran, R.S., & Robbins, S.L. (2007). Buku ajar patologi robbins.
(Ed. 7). 2. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC
Muscari, M.E. (2005). Panduan belajar keperawatan pediatrik. (Ed. 3). Alih
bahasa: Alfrina Hany, S.Kp. Jakarta : EGC
Otto, S.E. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Alih bahasa Jane Freyana
Budi, S. Kp, MappSc. Jakarta :EGC
Price, S.A., & Wison, L.M. (2006). Patofisiologi; Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. (Ed. 6). Alih bahasa; dr. Brahm U. Pendit, dr. Huriawati
Hartanto, dr. Pita Wulansari, dan dr. Dewi Asih Mahanani. Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah
Brunner & Suddarth. (Ed. 8). Alih bahasa : dr. H. Y. Kuncara, Monica
Ester, S.Kp, dr. Andry Hartono, DAN & Yasmin Asih, S.Kp. Jakarta :
EGC
Suryati. (2010). Hubungan koping orang tua dan karakteristik anak dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak usia batita dan prasekolah penderita
leukemia limfositik akut di RSAB Harapan Kita Jakarta. (diunduh tanggal
7 Juni 2013)
Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan ;
diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. (Ed. 9). Alih
bahasa; Ns. Esty Wahyuningsih, S.Kep. Jakarta : EGC
Wong, D.L., Eaton – Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., &
Schwartz. (2009). Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (Ed. 6).Alih
bahasa; Andri Hartono, Sari Kurnianingsih, & Setiawan. Jakarta : EGC
1. Identitas Klien
Nama : An. S
No. Rekam Medic : 00667629
Tempat/tgl lahir : Jakarta, 04 Desember 2001
Usia : 11 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar
Status marital : Belum menikah
Pekerjaan : Belum bekerja
Suku bangsa : Betawi
Nama Ayah/Ibu : Tn. B / Ny. D
Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan Ibu : Perawat
Alamat : Jln. RS Fatmawati No. 10 Rt 004/010 Pd. Labu Cilandak
Jakarta Selatan
Pendidikan Ayah : Sarjana
Pendidikan Ibu : SPK
Tanggal masuk RS : 24 April 2013
Tanggal pengkajian : 27 Mei 2013
Diagnosa Medis : Acute Lymphocytic Leukemia L1 B Lineage HR
(Relapse)
2. Riwayat Kesehatan
2.1 Riwayat Penyakit Saat Ini
Klien masuk RS dengan keluhan teraba benjolan di leher, ini dirasakan sejak 3
bulan sebelum masuk rumah sakit. Selain itu klien merasakan nyeri di sekitar
tulang sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan timbul sariawan serta
perdarahan gusi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
5. Riwayat Sosial
Yang mengasuh : Sejak kecil klien tinggal bersama orang tuanya. Klien
diasuh dan dididik oleh orang tuanya.
Hubungan dengan anggota keluarga : Klien tinggal bersama orang tuanya.
Klien memiliki seorang kakak laki-laki berumur 18 tahun. Hubungan klien
dengan keluarga sangat baik, hal ini ditandai dengan ibu, bapak dan kakak
klien yang selalu bergantian menunggu klien di rumah sakit.
Hubungan dengan teman sebaya : Klien memiliki banyak teman.
Hubungan klien dengan teman-teman sebayanya cukup baik, hal ini
terlihat saat klien bercanda dengan teman-temannya di rumah sakit.
Pembawaan secara umum : Klien merupakan anak yang kreatif dan senang
membaca buku.
Lingkungan rumah : Menurut keluarga, lingkungan di sekitar rumah klien
cukup menyenangkan. Sekeliling rumah klien masih banyak pepohonan
sehingga lingkungan sekitar tampak asri. Tempat tinggal klien pun dekat
dengan rumah sakit. Sehingga memudahkan klien dan keluarga untuk
menjalani perawatan lanjutan terhadap penyakit yang di derita oleh klien.
6. Kebutuhan Dasar
Makanan yang disukai : Menurut keluarga, klien sangat menyukai
masakan dari ayam dan juga sayur-sayuran. Tetapi di rumah sakit setelah
kemoterapi klien selalu mengeluh mual dan makanan yang disediakan
tidak pernah habis.
Makanan yang tidak disukai : Keluarga mengatakan bahwa selama di
rumah tidak ada makanan yang tidak disukai oleh klien.
7 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Kesadaran compos mentis
TB/BB(Persentil) : 139 cm / 29 kg
Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, anemis, warna pink muda,
fungsi penglihatan baik
Hidung : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, fungsi
pernapasan baik.
Analisis Data
No Data Klien Masalah Keperawatan
1 DS : Risiko cedera
Klien merasa lemah dan mudah lelah
DO :
Klien tampak pucat
Klien tampak lemah
Hb : 9,0 g/dl
Ht : 26 %
Leukosit : 2,2 ribu/ul
Trombosit : 139 ribu/ul
Eritrosit : 3,24 juta/uL
Eosinofil : 1 %
Neutrofil : 77 %
Limfosit : 16 %
2 DS : Risiko infeksi
Klien mengeluh lemas dan lemah
DO :
Klien menderita ALL
Klien sedang pengobatan kemoterapi
Hb : 9,0 g/dl
Leukosit : 2,2 ribu/ul
Trombosit : 139 ribu/ul
Eritrosit : 3,24 juta/uL
Eosinofil : 1 %
Neutrofil : 77 %
Limfosit : 16 %
3 DS : Mual
Klien mengatakan mual (terkaji tanggal 29 Mei 2013)
DO :
Klien tampak malas makan
Klien makan habis setengah porsi
Klien baru selesai mendapatkan
pemberian obat kemoterapi
4 DS : Keletihan
Klien mengeluh lemas
DO :
Klien tampak lemah
Klien tampak pucat
Kedua kaki klien tampak mengecil
Klien tampak lebih banyak di tempat tidur
Hasil Hb : 9,0 g/dl
3. Amati tanda-tanda infiltrasi pada lokasi 3. Untuk mencegah kerusakan jaringan yang
infus/penyuntikan seperti rasa nyeri, berat.
tersengat, pembengkakan, dan kemerahan.
4. Segera hentikan infus jika terjadi tanda- 4. Mencegah terjadi kerusakan jaringan yang
tanda infiltrasi. meluas.
2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan 2. Daya tahan tubuh yang menurun rentan
kerentanan terhadap infeksi. terhadap terjadinya infeksi.
4. Anjurkan klien dan keluarga untuk 4. Kebersihan diri yang baik dapat melindungi
menjaga personal higiene untuk tubuh dari agen yang dapat menyebabkan
melindungi tubuh terhadap infeksi. infeksi.
7. Pertahankan teknik isolasi jika diperlukan. 7. Melindungi dari sumber potensial infeksi.
9. Pantau hasil laboratorium (hitung darah 9. Penurunan jumlah sel darah putih
lengkap, hitung granulosit, absolut hitung normal/matur dapat diakibatkan oleh proses
jenis, protein serum, dan albumin). penyakit atau kemoterapi dan dapat
meningkatkan risiko infeksi.
2. Pantau asupan kalori dan makanan. 2. Mengetahui jumlah kalori dan makanan
yang dapat dikonsumsi oleh klien.
3. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi 3. Porsi sedikit tapi sering dapat
sedikit tapi sering. meminimalkan rasa mual yang dirasakaan
klien akibat kemoterapi.
5. Anjurkan klien untuk membaca buku 5. Membaca buku atau bermain games
cerita atau bermain games. merupakan cara mengalihkan perhatian
klien dari rasa mual
6. Ajarkan klien untuk teknik relaksasi napas 6. Teknik relaksasi napas dalam dapat
dalam jika dirasakan mual. mengurangi rasa mual.
2. Tingkatkan jam tidur total pada malam 2. Tidur membantu untuk memulihkan tingkat
hari. energi.
3. Atur jadwal aktivitas setiap hari untuk 3. Pengaturan kembali aktivitas dapat
menghemat energi. mengurangi kehilangan energi dan
mengurangi stresor.
5. Berikan dorongan untuk teknik relaksasi, 5. Peningkatan relaksasi dan istirahat, akan
imajinasi mental. menurunkan keletihan fisik.
CATATAN KEPERAWATAN
Resiko
Infiltrasi Gangguan nutrisi
Anemia Neutropenia perdarahan saraf cerebellum hipotalamus saraf cranial VII Saraf spinal
Kelemahan Meningkat-
kranial
tulang kan tekanan
pada
periosteum Pallor Kelemahan eksremitas bawah, nyeri pada kaki, dan Penatalaksanaan
Fatigue Risiko Infeksi Lumbalsarkal pleksus kesulitan berkemih
Resiko Cedera
Intervensi:
Intervensi: 1. Inspeksi kulit dan membrane mukosa setiap hari untuk mendeteksi
1. Monitor penurunan sel darah putih Resiko injuri tanda-tanda perdarahan
2. Isolasikan anak dari orang yang berpenyakit infeksi 2. Laporkan tanda dan gejala hemoragi
3. Pertahankan teknik hygiene 3. Gunakan sikat gigi yang lunak untuk menghindari perdarahan gusi,
4. Monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui tanda-tanda berikan oral hygiene secara teratur
infeksi 4. Jangan berikan aspirin atau produk yang mengandung aspirin
5. Hindari pengukuran suhu tubuh melalui rectal, suppositories 5. Waspadai gejala CNS (sakit kepala, pandangan kabur) hasil dari
(obat rangsang), atau enema, Resiko infeksi hemoragi intracranial
6. Periksa kulit dan membrane mukosa setiap hari 6. Handle gently, ganti posisi dengan hati-hati,
7. Berikan antibiotic sesuai order
8. Berikan granulocyte (monosit dan basofil) sesuai order
9. Atur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas untuk
menghindari keletihan
Intervensi:
Mual 1. Pantau berat badan
Intervensi: 2. Sediakan makanan yang disukai anak
1. Kaji adanya nyeri. 3. Sertakan anak dan orangtua dalam pemilihan makanan
2. Observasi TTV. 4. Buat sarapan tinggi masukan kalori yang mungkin
3. Posisikan nyaman dan sokong sendi ekstremitas dengan 5. Usulkan makanan kecil selama interval waktu makan,
bantal. 6. Hindari akanan yang dapat mengiritasi membrane mukosa oral
Nyeri akut 7. Konsultasi dengan dokter dan ahli gizi untuk mengetahui menu
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien.
5. Bantu / berikan aktivitas terapeutik, teknik relaksasi. special yang dibutuhkan
6. Berikan obat sesuai indikasi: analgesic, contoh: asematinofen 8. Sediakan suplemen protein antara makan (seperti eggnogs,
(tylenol). milkshakes)
7. Narkotik, misal: kodein, meperdin (demetol), morfin,
hidromorfan (dilaudis).
Intervensi:
Keletihan/kelemahan 1. Kaji tingkat kelemahan klien
Referensi: 2. Beri lingkungan tenang
BROWN, P. (2006). Answers to key questions about childhood 3. Jadwalkan makanan sekitar kemoterapi
leukemia—for the generalist. CONTEMPORARY PEDIATRICS
Vol. 23, No. 3
Greenberg, Cindy Smith. (1988). Nursing Care Planning Guides for
Children. Baltimore:Williams and Wilkins
Hockenberry, Marilyn J et al. (2003). Wong’s nursing care of infants
th
and children 7 ed. St Louise: Mosby. Inc.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1988. Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI