Anda di halaman 1dari 3

BERPIKIR KRITIS DAN INOVATIF DALAM MENCIPTAKAN SMART GOVERNANCE

Di Era Society 5.0, segala aspek kehidupan dituntut untuk dapat bersaing menunjukkan
yang terbaik, karena yang terbaik yang akan mampu bertahan untuk dapat bersaing.
Sebuah organisasi termasuk organisasi pemerintah hendaknya mempersiapkan diri untuk
menghadapi tantangan-tantangan global yang ada. Organisasi pemerintah tanpa kreativitas
dan inovasi akan berakibat organisasi menjadi kurang berkembang dan kinerjanya akan
menjadi sorotan masyarakat. Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaku dalam organisasi
pemerintah harus mampu berinovasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya di
pemerintahan.

Organisasi harus menanamkan budaya kerja yang mendukung sebagai terciptanya


kreativitas dan inovasi baru. Salah satu cara adalah dengan memberdayakan sumber daya
manusia agar selalu bersikap kritis dan menindaklanjuti sifat kritisnya dengan tindakan yang
nyata untuk secepatnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Kemudian sikap
tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan proses aktualisasi diri (Umam, 2018).
Menurut Peter Drucker dalam Choliq (2020), dalam memimpin sebuah organisasi, seorang
manajer tidak hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat administratif atau
pengambil keputusan (decision making) saja, tetapi manajer harus mampu melakukan
pekerjaan yang sifatnya lebih kreatif dan inovatif. Seorang pimpinan mempunyai peran yang
sangat penting dalam inovasi, yaitu:
1. Memberi dukungan, otorisasi, dan bimbingan kepada staf untuk melakukan inovasi.
2. Menciptakan iklim yang kondusif untuk berkembangnya inovasi dalam organisasi.
3. Bersama-sama terus mengembangkan kapasitas diri dan pegawai untuk berinovasi.

Dukungan, otoritas, dan bimbingan menjadi hal yang sangat diperlukan salam
mengarahkan staf menjadi inovatif, karena inovasi yang dilakukan tanpa adanya dukungan
pimpinan akan sulit untuk dilaksanakan. Begitu pula dengan iklim yang kondusif di
lingkungan organisasi yang diciptakan oleh pimpinan akan sangat mendorong para staf
untuk dapat menjadi inovatif dalam sebuah organisasi. Selain itu, pimpinan yang bersedia
untuk mengembangkan kapasitas dirinya bersama dengan para pegawainya dapat
mendorong diri dan pegawainya untuk berinovasi.

Inovasi dihasilkan dari berpikir inovatif, dimana berpikir inovatif berasal dari berpikir kritis
yang dipadukan dengan berpikir kreatif. Kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru
yang mampu menghasilkan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya dan dapat
digunakan oleh banyak pihak dalam sebuah organisasi. Ciri-ciri orang yang kreatif antara
lain memiliki banyak ide dan kemauan, memiliki jiwa yang senang akan dengan tantangan,
senang mencoba sesuatu yang baru, serta profesional. Sedangkan inovasi merupakan
pembaruan yang bertujuan memberikan nilai lebih pada suatu produk dengan ide baru yang
berbeda dengan produk lain yang pernah ada sebelumnya. Orang yang inovatif memiliki ciri-
ciri seperti giat belajar dan bekerja, selalu berorientasi ke depan, kaya akan ide-ide yang
cemerlang, berpikir rasional dan berprasangka baik, menghargai dan menggunakan waktu
sebaik-baiknya, serta senang melakukan eksperimen dan penelitian (Umam, 2018).

Meskipun kreatif dan inovatif memiliki pengertian yang sangat berbeda, namun kedua
hal tersebut sangat berhubungan erat. Dengan bersikap kreatif dan inovatif, seorang ASN
atau sebuah organisasi akan menjadi beda dengan yang lain, menjadi unik dan berpotensi
menjadi yang terbaik dalam persaingan yang sangat kuat. Kreatif dan inovatif juga
diperlukan sebuah organisasi dalam melakukan pelayanan kepada publik. Pelayanan publik
dengan kinerja yang kreatif dan inovatif akan mampu mewujudkan pemerintah yang smart
atau biasa disebut dengan smart governance. Smart Governance merupakan sebuah
konsepsi dasar dalam peningkatan tata kelola pemerintahan dengan mengimplementasikan
penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi dengan internet
(Nursetiawan et al., 2021). Dalam pelaksanaannya, smart governance tidak terlepas dari
sumber daya organisasi, tempat dan teknologi informasi.

Sumber daya organisasi yang dimaksud salah satunya adalah ASN. Untuk mendukung
terciptanya smart governance, setiap ASN didorong untuk dapat mengembangkan sikap
kreatif dan inovatif secara bersama-sama, karena keduanya memiliki sinergitas yang kuat.
Selain kreatif dan inovatif, hal penting yang perlu dilakukan oleh ASN adalah berpikir kritis.
Berpikir kritis menuntut individu untuk menganalisa dan menilai pemikiran dengan sebuah
pandangan guna memperbaiki pemikiran yang didasarkan pada sebuah tujuan. Oleh karena
itu berpikir kritis sangat penting bagi ASN termasuk bagi pimpinan, sebab dalam
memberikan pelayanan perlu melakukan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan
pelanggan, oleh karena itu harus melakukan perbaikan mutu yang berkelanjutan. Perbaikan
mutu berkelanjutan harus dilakukan dengan melakukan inovasi-inovasi.

DAFTAR PUSTAKA

Choliq, A. (2020). Berfikir Kreatif Dan Inovatif Dalam Pelayanan Publik. Artikel.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palu/baca-artikel/13041/Berfikir-Kreatif-Dan-
Inovatif-Dalam-Pelayanan-Publik.html

Nursetiawan, I., Agung, R., Putra, K., Galuh, U., Informasi, T., & Publik, P. (2021). Urgensi
Penerapan Smart Governance Dalam Prespektif Pelayanan Publik Di Desa
Pangandaran. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 8(3), 162–170.

Umam, K. (2018). SDM yang Kreatif, Inovatif, dan Produktif. Artikel.


https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jateng/baca-artikel/12739/SDM-yang-Kreatif-
Inovatif-dan-Produktif.html

Anda mungkin juga menyukai