NIM : 105811108217
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang
mati, daun yang gugur ataupun feses yang telah diuraikan oleh bakteri
dan jamur. Hasil dari penguraian ini sering disebut dengan humus.
Humus memiliki peran yang sangat penting bagi kesuburan tanah dan
tanaman yang ada diatasnya
o Air dan udara akan menempati daerah pori-pori tanah (rongga) yang
terletak di antara partikel (batuan) tanah. Selain itu rongga udara juga
dapat kita jumpai di antara batuan yang terdapat di tanah, di antara
batuan dan partikel tanah, di antara partikel tanah dengan akar
tumbuhan ataupun di antara akar tanaman dengan batu. Aktivitas
hewan juga dapat membentuk rongga udara.
Iklim
Pada umumnya iklim memang terbagi menjadi beberapa bagian. Namun,
dalam proses pembentukan tanah ini hanya ada 2 unsur, yaitu unsur suhu
dan unsur curah hujan.
Suhu
o Disini suhu udara akan mempengaruhi pada kecepatan proses pelapukan
batuan fisik dimana apabila suhu semakin tinggi maka pelapukan akan
semakin cepat, begitu juga sebaliknya apabila suhu semakin rendah,
maka pelapukan akan melambat.
Curah Hujan
o Dalam hal ini curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi asam tanah
(pH tanah), dimana pH tanah akan semakin meningkat sehingga akan
terjadi korosi tanah secara kimia.
Artikel terkait : Manfaat Curah Hujan yang Tinggi bagi Kehidupan Manusia
Organisme
o Organisme yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah
vegetasi dan mikroba tanah. Keduanya akan mempengaruhi hal-hal
seperti berikut :
o Organisme akan membantu proses pelapukan, baik itu pelapukan secara
organik maupun secara kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan
yang terjadi disebabkan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan).
Sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi karena
proses kimia seperti batu kapur yang terlarut oleh air.
o Organisme akan membantu dalam proses pembentukan humus.
Contohnya disini adalah pada tumbuhan yang menghasilkan dan
menyisakan daun serta ranting yang berguguran di atas tanah, kemudian
menumpuk dan akan membusuk dengan bantuan mikroorganisme yang
ada di dalam tanah.
o Organisme dapat mempengaruhi terhadap jenis vegetasi yang
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah seperti vegetasi hutan yang dapat
membentuk tanah berwarna agak kemerahan.
o Unsur kimia yang terdapat pada tanaman akan mempengaruhi sifat fisik
tanah. Contohnya disini adalah jenis pohon cemara akan memberikan
unsur kimia seperti Ca, K dan Mg yang rendah, sehingga tanah yang
berada di bawah pohon cemaran akan memiliki tingkat keasaman yang
lebih tinggi daripada tingkat keasaman tanah yang berada di bawa pohon
jati.
Bahan Induk
o Bahan induk adalah faktor pembentuk tanah yang akan mempengaruhi
terhadap karakteristik tanah yang akan dihasilkan nantinya. Bahan induk
ini diantaranya adalah batuan vulkanik, batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
o Tanah terbentuk karena ada pelapukan dimana setiap tanah memiliki
karakteristik yang memperlihatkan bahan asal dari induk batuannya.
Misalnya adalah tanah yang memiliki struktur pasir dari bahan induk yang
memiliki kandungan pasir yang tinggi. Bahan induk yang memiliki
kandungan unsur Ca tinggi akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca
yang tinggi pula, sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan
sebagiannya dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sedangkan
bahan induk yang memiliki kandungan kapur rendah maka akan
menghasilkan warna tanah yang merah.
o Artikel terkait : Jenis-jenis Batuan Penyusun Lapisan Bumi
Topografi
o Topografi atau relief ini juga merupakan faktor erat dalam pembentukan
tanah. Dimana tingkat kemiringan dan sistem drainase dari suatu daerah
batuan yang telah mengalami pelapukan.
o Tanah yang berada di topografi miring pada umumnya memiliki lapisan
tanah yang tipis, hal ini disebabkan karena adanya erosi yang terjadi
disebabkan oleh aliran air. Sedangkan tanah yang berada di topografi
landai akan memiliki lapisan tanah yang tebal, hal ini terjadi karena
pengaruh dari sedimentasi.
o Sedangkan sistem drainase akan mempengaruhi pada sifat kimia tanah.
Dimana nantinya tanah tersebut akan memiliki sifat asam yang lebih tinggi
karena adanya dekomposisi dari bahan organiknya yang berjalan dengan
lambat.
Waktu
o Waktu dapat mempengaruhi sifat fisika, biologi serta kimia dari tanah yang
akan terbentuk, dimana setiap tanah memiliki unsur tersendiri. Semakin
tua tanah tersebut maka kandungan yang ada didalamnya juga akan
berkurang. Mineral dalam tanah yang banyak mengandung unsur hara
perlahan akan hilang, sehingga tinggal kadar mineral yang sulit lapuk
seperti kuarsa. Dikarenakan proses pembentukan tanah yang terus
berjalan, maka induk tanah juga ikut berubah dan kemudian menjadi
beberapa bagian seperti tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua.
Tanah Muda
o Tanah muda adalah tanah yang memiliki perbedaan bahan mineral dan
bahan organik yang masih tampak jelas, sehingga bahan induknya masih
terlihat. Biasanya tanah ini terbentuk dalam kurun waktu kurang lebih 100
tahun. Beberapa jenis tanah yang masuk dalam kategori tanah muda
antara lain adalah tanah aluvial, tanah litosol dan tanah regosol.
Tanah Dewasa
o Tanah dewasa adalah merupakan hasil dari perkembangan tanah muda
di tingkat yang lebih lanjut yang membentuk horizon B dalam susunan
dekomposisi tanah. Biasanya tanah ini terbentuk dalam kurun waktu
sekitar 10.000 tahun. Beberapa jenis tanah yang masuk dalam kategori
tanah dewasa antara lain adalah tanah andosol, tanah
grumusol dan tanah latosol.
Tanah Tua
o Tanah tua adalah tanah yang sudah mengalami perubahan yaitu dalam
jangka waktu yang panjang sehingga horizon A dan B dapat
dikalsifikasikan menjadi beberapa bagian (A1,A2,A3,B1,B2,B3) yang
didasari dari ciri fisik yang nampak. Beberapa jenis tanah yang masuk
dalam kategori tanah tua antara lain adalah tanah podsol dan tanah laterit.