Anda di halaman 1dari 8

PEKERJAAN LATASIR

1. U M U M

Lapisan Tipis Aspal Pasir ( LATASIR ) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari
aspal keras dan pasir alam yang bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan
pada suhu tertentu (tebal padat 1-2 cm)
1.1 Fungsi
LATASIR mempunyai fungsi :
a. Sebagai Lapis Penutup
b. Sebagai lapis aus
c. Menyediakan permukaan yang rata dan tidak licin
1.2 Sifat – sifat
LATASIR mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kedap air
b. Kenyal
c. Tidak mempunyai nilai struktur
d. Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan
e. Tahan terhadap keausan akibat lalu lintas
f. Tahan terhadap pengarus cuaca
1.3 Penggunaan
LATASIR pada umumnya dilaksanakan pada jalan yang beraspal dengan persyaratan
sebagai berikut :
a. Stabil dan rata / dibuat rata
b. Mulai mengalami retak-retak atau mengalami gradasi
c. Lalu lintas ringan sampai sedang
d. Cocok juga untuk melapisi permukaan lantai jembatan beton semen

2. BAHAN
Bahan LATASIR terdiri pasir, fillet (jika diperlukan) dan aspal keras
2.1 Pasir
Pasir yang digunakan harus bergradasi menerus dan bebas dari bahan lain yang tidak
diinginkan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Sand equivalent (AASHTO T-176) minimum 50 %
b. Kandungan Organis (PB-0207-76) maksimum 3 %
c. Non Plastis
d. Bentuk butir keras bersudut (Visual)
2.2 Bahan pengisi (Fillet)
Fillet dapat berupa debu batu kapur, semen portlant, atau debu mineral lainnya yang
mempunyai butiran lolos saringan 200 65% dan bersifat non plastis dengan
persyaratan sebai mana yang tertera dibawah ini :
TABEL 2.1
Saringan (mm) / (inch) Persentase berat butir lewat
0,595 (No. 30) 100
0,177 (No. 80) 95 – 100
0.074 (No. 200) 65 – 100

2.3 Aspal Keras


Aspal yang digunakan aspal keras pen 60 atau pen 80 yang harus memenuhi
persyaratan sebagaimana yang tertera dibawah ini :
TABEL 2.2 Persyaratan Aspal Keras
Persyaratan
Cara
Jenis Permukaan Pen 60 Pen 80 Satuan
Pemeriksaan
Min Mak Min Mak
1. Penetrasi PA.0301.76 60 79 80 99 0,1 mm
(25oC, 5 detik)
2. Titik Lembek PA.0302.76 48 58 46 54 o
C
( Ring&Ball)
3. Titik Nyala PA.0303.76 200 - 225 - o
C
(Clev, Open Cup)
4. Kehilangan Berat PA.0304.76 - 0,4 - 0,6 % Berat
(163 oC, 5 Jam)
5. Kelarutan PA.0305.76 99 - 99 - % Berat
(CCL4 atau CS2)
6. Daktilitas PA.0306.76 100 - 200 - cm
(25oC, 5 cm / ment)
7. Penetrasi setelah PA.P301.76 75 - 75 - %
semula
kehilangan berat
8. Berat Jenis PA.0307.76 1 - 1 - gr/cc
(25 oC)
2.4 Gradasi Campuran
Persyaratan gradasi campuran disesuaikan dengan rencana tebal padat lapisan dan
harus memenuhi persyaratan gradasi campuran sebagaiman tertera dibawah ini :

Saringan % Lolos
(in/mm) Tipe I Tipe II
3/8” (9,52) -
No. 4 (4,76) 85 – 100 100
No. 8 (2,38) 80 – 95 95 – 100
No. 16 ( 1,19) 70 – 89 85 – 98
No. 30 (0,595) 55 – 80 70 – 95
No. 50 (0,279) 30 – 60 40 – 75
No. 100 (0,149) 10 – 35 20 – 40
No. 200 (0,074) 4 – 14 8 – 16
Normal 7,0 % - 11 % 7,5 % - 12,0 %
Kadar Aspal
Tebal Lapisan Padat 2 cm 1 cm

3. PERENCANAAN CAMPURAN
Untuk mendapatkan LATASIR yang baik, perlu dilakukan perencanaan campuran
3.1 Data perencanaan
Data Perencanaan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Gradasi Pasir
b. Mutu Pasir
c. Gradasi Fillet
d. Jenis aspal
e. Rencana tebal Pasir
f. Lalu Lintas

3.2 Penutup Persentase Aspal


Kadar aspal ditentukan dengan metode marshall terhadap benda uji (PC.0201-
76) dengan jumlah tumbukan disesuaiken dengan klasifikasi lalu lintas.
Kadar aspal optimum campuran adalah kadar aspal yang memenuhi
persyaratan sebagaimana tertera dibawah ini :
TABEL 3.1
Beban LL
Sedang Ringan
Jenis Pemeriksaan
Stabilitas (Kg) 250 250
Kelelehan (mm) 2 – 4,5 2–5
% rongga dalam campuran 3–5 3–5
% rongga terisi aspal 75 – 85 75 – 85
Jumlah Tumbukan 2 x 50 2 x 35

4. PELAKSANAAN
4.1 Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dibagi dalam peralatan pencampuran dan peralatan
lapangan
4.1.1 Peralatan Pencampuran
Cara Mekanis :
a. Unit Pencampuran Aspal (AMP)
b. Shovel Loader
c. Sekop, Pahat dan alat bantu lainnya
Cara Manual :
a. Kuali Pencampur Aspal
b. Sekop, Pengaduk dan alat bantu lainnya
4.1.2 Peralatan Lapangan
Cara Mekanis :
a. Mesin Penghampar (asphalt Finisher)
b. Alat Pemadat (Mesin Gilas)
c. Asphalt Sprayer
d. Compressor / Power Broom
e. Sekop, garu, sikat, kereta dorong serta alat bantu lainnya
f. Tangki Air
Cara Manual :
a. Alat Pemadat (Mesin Gilas)
b. Kaleng Pelabur Aspal Coating
c. Sekop, garu, sikat, kereta dorong serta alat bantu
lainnya
d. Tangki Air
4.2 Produksi campuran
a. Perbandingan bahan campuran harus sesuai dengan rencana campuran
b. Perencanaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sampai bahan
tercampur baik dan merata
c. Agregat dipanaskan maksimum 175oC
Temperatur aspal ≤ temperatur agregat, dengan perbedaan maksimum
15oC. Temperatur campuran ditentukan oleh jenis aspal yang
digunakan, dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk Pen 60 : 130oC – 165oC
Untuk Pen 80 : 124oC – 162oC
4.3 Persiapan Lapangan
Sebelum penghamparan dilaksanakan, permukaan yang akan dilapisi
LATASIR, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Bentuk permukaan kearah memanjang dan melintang harus sudah
dipersiapkan sesuai dengan perencanaan
b. Permukaan harus bebas dari bahan bahan yang tidak dikehendaki
misalnya debu dan bahan-bahan lepas lainnya
c. Permukaan yang tidak menggunakan bahan pengikat, (beraspal) harus
cukup lembab (tidak teralu kering). Permukaan yang menggunakan
bahan pengikat harus kering
d. Permukaan diberi lapisan pengikat (tack coat) menggunakan aspal cair
RC-70, RC-250 atau aspal emusi CRS-1, CRS-2, sebanyak maksimum
0,5 liter/m2 atau disesuaikan dengan kondisi permukaan
Pemberian lapisan pengikat (teak coat) harus tipis dan merata
4.4 Pengangkutan
a. Pengangkutan dilakukan dengan dump truk yang baknya terbuat dari
metal, rapat, bersih dan telah disemprot dengan air sabun, fuel oil,
faraffin oil, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal pada
bak dump truk. Pengangkutan jarak dekat dapat menggunakan
Gerobak Dorong.
b. selama pengangkutan, sebaiknya campuran ditutup dengan terpal,
untuk melindungi dari pengaruh cuaca
4.5 Penghamparan
a. Penghamparan hendaknya dimulai dari posisi terjauh dari kedudukan
unit pencampur aspal (AMP) ataupun Lokasi Pencampuran Manual
dan berakhir diposisi terdekat dengan unit pencampur aspal.
b. Hamparan disesuaikan dengan tebal rencana
c. Campuran harus dihampar pada temperatur minimum 120oC
4.6 Pemadatan
Pemadatan adalah tahap pekerjaan akhir dari serangkaian kegiatan pembuatan
lapisan konstruksi jalan dimana didalam tahap ini harus dilakukan pengawasan
terus menerus dan urutan seperti dibawah ini :
a. Pemadatan awal (break dowm rolling) dilakukan pada temperatur
minimum 98 – 110oC dengan menggunakan tandem roller atau mesin
gilas roda tiga minimal 4 – 6 ton antara 2 – 4 lintasan pada kecepatan 3
– 4 km/jam
b. Segera sesudah pemadatan pertama selesai, dilakukan pemadatan
antara ( intermediate rolling) dengan menggunakan mesin gilas berat 8
– 10 ton atau PTR dengan tekanan angin 70 – 80 psi pada kecepatan 5
– 10 km / jam
c. Pemadatan akhir ( Finishing rolling) dilakukan dengan mesin gilas
minimal berat 4 – 6 ton langsung sesudah pemadatan antara berakhir,
sampai alur-alur bekas roda pemadat hilang (rata) dengan kecepatan 5
– 8 km/jam
4.7 Sambungan-Sambungan
Pada pekerjaan sambungan antara hamparan baru dan hamparan lama, yaitu
sambungan memanjang dan melintang, pemberian lapisan pengikat (tack coat)
harus menggunakan aspal cair (RC-1) yang diencerkan dengan memakai
bensin dengan perbandingan 1:1 (Volume)
4.8 Pengendalian Mutu
Kegiatan pengendalian mutu yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan guna menjamin hasil pelaksanaan pekerjaan yang
baik dan memenuhi perencanaan
4.8.1 Pengawasan dilokasi pencampuran (Plant)
a. Kwalitas bahan, suhu pemanasan bahan, suhu campuran, hasil
campuran (gradasi, marshall test)
b. Pengambian contoh dilakukan minimum satu kali setiap hasil
produksi, kecuali ditentukan lain oleh teknisi (engineer)
c. Pengawasan suhu setiap tahap pemadatan, cara pemadatan dan
hasil pemadatan
4.8.2 Pengawasan dilokasi penghamparan meliputi :
a. Lapisan pengikat (tack coat) harus diperiksa jumlah dan
kerataannya
b. Pemeriksaan kerataan, kemiringan, sambungan-sambungan,
tebal hamparan dan suhu hamparan yang dipadatkan
c. Pengawasan suhu setiap tahap pemadatan, cara pemadatan dan
hasil pemadatan
4.8.3 LATASIR bila dibuka untuk lalu lintas dengan kecepatan rendah,
setelah pemadatan akhir dan temperatur sudah dibawah titik lembek
aspal yang digunakan ( setelah K.1.2 jam)
Dibuka penuh untuk lalu lintas setelah 4 jam
4.9 Hal hal yang perlu diperhatikan
Pelaksanaan LATASIR harus dikerjakan benar-benar sesuai dengan
perencanaan yang telah disyaratkan dan memerlukan pengawasan yang
cermat, karena sangat peka terhadap penyimpangan jumlah aspal dan fillet
Kandungan – kandungan aspal yang berlebihan akan mengakibatkan
campuran kandungan-kandungan aspal menjadi lembek dan pada waktu
pemadatan sulit mendapatkan lapisan yang stabil. Fillet yang berlebihan atau
aspal yang kurang akan mengakibatkan campuran menjadi kaku dan akan
retak-retak pada waktu pemadatan, demikian juga pengontrolan temperatur
penghamparan perlu mendapatkan perhatian

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Kualitas LATASIR untuk pekerjaan yang diukur pembayaran harus merupakan
volume padat yang dihampar, ditentukan atas dasar luas permukaan yang diukur
dan tebal LATASIR yang disetujui untuk setiap perkejaan.
2. Pembayaran LATASIR menggunakan satuan ukuran meter persegi (M2).

Anda mungkin juga menyukai