Materi Percobaan: B
Dikerjakan oleh
Kelompok: 12
1. Made Cantya Askanela (2105511106)
2. Kadek Wahyu Aditya Permana (2105511107)
3. Katarina Emiliana Ngoe Meze (2105511108)
4. I Ketut Darma Suputra (2105511109)
5. I Putu Mahendi Krisna Massudana (2105511110)
6. Ni Nyoman Ayu Dheanty Pradnya Dewi (2105511111)
7. Nyoman Aditya Prabawa (2105511112)
8. Rovenly Napitu (2105511113)
9. Pande Putu Diah Anggreni (2105511114)
Disetujui Oleh :
Ir. I Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT.
NIP.196004171986011001
LABORATORIUM HIDRO
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
2.2 Percobaan B “Loncatan Hidraulik”
2.2.1 Tujuan
Menunjukkan karakteristik loncat air pada aliran setelah ‘sluice gate’.
2.2.2 Teori Dasar
Loncatan hidraulik merupakan salah satu bentuk aliran berubah secara
cepat (rapidly variete flow). Loncatan hidraulik terjadi apabila aliran di saluran
berubah dari super kritis menjadi subkritis.
Pemakaian praktis dari loncatan hidrolik, antara lain: (1) sebagai peredam
energi pada bendungan, saluran dan struktur hidrolik yang lain dan untuk
mencegah pengikisan struktur di bagian hilir; (2) untuk menaikkan kembali tinggi
energi atau permukaan air pada daerah hilir saluran pengukur dan juga menjaga
agar permukaan air saluran irigasi atau saluran distribusi yang lain tetap tinggi; (3)
untuk memperbesar tekanan pada lapis lindung sehingga memperkecil tekanan
angkat pada struktur tembok, dengan memperbesar kedalaman air pada lapis
lindung; (4) untuk memperbesar debit, dengan mempertahankan air bawah balik,
karena tinggi energi efektif akan berkurang bila air bawah dapat menghilangkan
loncatan hidrolik; (5) untuk menunjukkan kondisi – kondisi aliran tertentu, misal
adanya aliran superkritis atau adanya penampang kontrol, sehingga letak pos
pengukuran dapat ditentukan.
Gambar 2.
Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan kehilangan tinggi (∆H) dengan
kedalaman air sebelum loncatan (ya) dan kedalaman air setelah loncatan (yb)
dapat dijabarkan sebagai berikut :
( )( )
2 2
V V
∆ H = y a+ a − y b + b
2g 2g
Dengan :
2.2.3 PERALATAN
c. Point Gate
a. Perhitungan V1
Q Q
Rumus : V 1= =
A 1 b . x .Y 1
Q 0,00147
1. V 1= = =0,919m/dtk
b . x . Y 1 0,08 ×0,02
Q 0,001449
2. V 1= = =0,953 m/dtk
b . x . Y 1 0,08 ×0,019
Q 0,001428
3. V 1= = =0,916 m/dtk
b . x . Y 1 0,08 ×0,018
Q 0,00111
4. V 1= = =0,816 m/dtk
b . x . Y 1 0,08 ×0,017
Q 0,00095
5. V 1= = =0,791m /dtk
b . x . Y 1 0,08 ×0,015
b. Perhitungan V3
Q Q
Rumus : V 3= =
A 3 b . x .Y 3
Q 0,00147
1. V 3= = =0,272 m/dtk
b . x . Y 3 0,08 × 0,0675
Q 0,001449
2. V 3= = =0,263 m/dtk
b . x . Y 3 0,08 × 0,069
Q 0,001428
3. V 3= = =0,255 m/dtk
b . x . Y 3 0,08 × 0,07
Q 0,00111
4. V 3= = =0,195 m/dtk
b . x . Y 3 0,08 × 0,071
Q 0,00095
5. V 3= = =0,193 m/dtk
b . x . Y 3 0,08 × 0,063
c. Perhitungan H1
V 21
Rumus : H 1= y 1 +
2g
2
0,919
1. H 1=0,02+ = 0,063 m
2.9,81
0,9532
2. H 1=0,019+ = 0,065 m
2.9,81
0,916 2
3. H 1=0,018+ = 0,0607 m
2.9,81
2
0,816
4. H 1=0,017 + = 0,0509 m
2.9,81
2
0,791
5. H 1=0,015+ = 0,0469 m
2.9,81
d. Perhitungan ∆ H
3
(Y 3−Y 1 )
Rumus : ∆ H =
4 Y 1Y 3
(0,0675−0,02)3
1. ∆ H = =0,022 m
4 x 0,02 x 0,0675
3
(0,069−0,019)
2. ∆ H = =0,024 m
4 x 0,019 x 0,069
3
(0,07−0,018)
3. ∆ H = =0,028 m
4 x 0,018 x 0,07
3
(0,071−0,017)
4. ∆ H = =0,033 m
4 x 0,017 x 0,071
3
(0,063−0,015)
5. ∆ H = =0,029 m
4 x 0,015 x 0,063
e. Perhitungan H3
1. H 3=H 1 −ΔH =0,063−0,022 = 0,041 m
2. H 3=H 1 −ΔH =0,065−0,024 = 0,041 m
3. H 3=H 1 −ΔH =0,0608−0,028 = 0,0328 m
4. H 3=H 1 −ΔH =0,0509−0,033 = 0,0179 m
5. H 3=H 1 −ΔH =0,0469−0,029 = 0,0179 m
V1 V3 Q
yg (m) yo (m) y1 (m) y3 (m) H1 (m) H3 (m) ∆H (m)
(m/dt) (m/dt) (m3/dt)
1 0,02 0,196 0,02 0,0675 0,919 0,272 0,00147 0.063 0,041 0,022
0,00144
2 0,02 0,194 0,019 0,069 0,953 0,263 0.065 0,041 0,024
9
0,00142
3 0,02 0,19 0,018 0,07 0,916 0,255 0,0608 0,0328 0,028
8
4 0,02 0,153 0,017 0,071 0,816 0,195 0,00111 0,0509 0,0179 0,033
5 0,02 0,11 0,015 0,063 0,791 0,193 0,00095 0,0469 0,0179 0,029
v 21 Y3
Grafik hubungan antara dan dengan g=9,81 m/dt 2, Y g konstan
gY1 Y1
2
v1
Rumus :
gY1
Y3
Rumus :
Y1
No. 2
v1 Y3
gY1 Y1
1. 4,305 3,375
2. 4,873 3,632
3. 4,752 3,889
4. 3,993 4,176
5. 4,252 4,2
2
v1 Y3
Hubungan antara dan
gY1 Y1
∆H ∆H Y3
Hasil perhitungan dan grafik hubungan antara dengan saat Yg
Y1 Y1 Y1
konstan
∆H
Rumus :
Y1
∆ H 1 0,022
1. = =1,1
Y1 0,02
∆ H 2 0,024
2. = =1,263
Y2 0,019
∆ H 3 0,028
3. = =1,555
Y3 0,018
∆ H 4 0,033
4. = =1,941
Y4 0,017
∆ H 5 0,029
5. = =1,933
Y5 0,015
No ∆H Y3
Y1 Y1
1 1,1 3,375
2 1,263 3,632
3 1,555 3,889
4 1,941 4,176
5 1,933 4,2
Perhitungan nilai Yc (kedalaman kritis) dan pengujian apakah Y 1 <Y C <Y 3 dengan
Yg konstan, α =1 , g=9,81 m/s 2
( )
2 1
α xQ 3
Rumus : Yc= 2
gxb
( ) ( )
1 1
α x Q 12 3 1 x 0,001472 3
1. Yc 1= = =0,0325
g x b2 9,81 x 0,082
( ) ( )
1 1
α x Q22 3 1 x 0,0014492 3
2. Yc 2= = =0,0322
g x b2 9,81 x 0,082
( ) ( )
2 1 2 1
α x Q3 3 1 x 0,001428 3
3. Yc 3= 2
= 2
=0,0319
g xb 9,81 x 0,08
( ) ( )
2 1 2 1
α xQ4 3 1 x 0,00111 3
4. Yc 4= 2
= 2
=0,0269
gxb 9,81 x 0,08
( ) ( )
2 1 2 1
α x Q5 3 1 x 0,00095 3
5. Yc 5= 2
= 2
=0,0243
g xb 9,81 x 0,08
Melihat tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai Yc terletak diantara Y1
dan Y3, maka Y 1 <Y C <Y 3
∆H
Hasil perhitungan ∆ H dan dengan Yg konstan dapat dilihat sebagai berikut :
Yc
∆H
Rumus :
Yc
∆ H 0,022
1. = =0,679
Y c 0,0325
∆ H 0,024
2. = =0,745
Y c 0,0322
∆ H 0,028
3. = =0,877
Y c 0,0319
∆ H 0,033
4. = =1,226
Y c 0,0269
∆ H 0,029
5. = =1,193
Y c 0,0243
No ∆ H (m) ∆H
Yc
1 0,022 0,679
2 0,024 0,745
3 0,028 0,877
4 0,033 1,226
5 0,029 1,193
2.2.6 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan praktikum dan hasil perhitungan, dapat
ditarik kesimpulan
1. Dari grafik hubungan antara ∆ H dengan ∆ H /Y c , dapat dilihat bahwa
semakin besar kehilangan energi pada loncat air (∆ H ) berbanding
lurus pada dengan kenaikan kurva ∆ H /Y c dalam percobaan tinggi
pintu air(Yg) konstan. Namun, dalam grafik pada percobaan kelima
mengalami penurunan karena kurang ketelitian dalam pengamatan.
2. Loncatan hidrolik dimana batas energi masih dalam batas toleransi
memiliki tujuan menurunkan kecepatan aliran air yang mengalir
melewati pintu air pada suatu saluran. Sehingga energi yang mengalir
akan mengalami penurunan atau pengurangan. Energi yang berpindah
setelah loncatan adalah menjauhi pintu tegak (sluice gate) menuju
hilir. Selain itu disarankan dalam pembuatan dasar saluran yang berada
pada area sebelum terjadinya loncatan hidrolik, agar dibuat permanen
sehingga dapat menghindari adanya penggerusan akibat kecepatan
aliran air yang besar setelah melewati pintu air.