Anda di halaman 1dari 46

BAB V

USULAN PENETAPAN SEMPADAN


SUNGAI WAY BATU MERAH KOTA AMBON

5.1. Permasalahan Umum Sempadan Sungai Way Batu Merah


Sungai Way Batu Merah merupakan salah satu fasilitas penting yang mengalir di
tengah Kota Ambon. Sungai Way Batu Merah mempunyai fungsi dan peran yang
sangat penting bagi perkembangan di wilayah Kota Ambon. Sungai Way Batu Merah
berkontribusi dalam menyediakan air baku untuk memenuhi kebutuhan air minum/air
bersih, irigasi dan lain sebagainya khususnya. Sebagai sumber air, sudah seharusnya
Sungai Way Batu Merah di Kota Ambon dijaga fungsi dan kelestariannya. Dalam
rangka menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi sungai, Pemerintah akan
menetapkan daerah sempadan sungai dalam peraturan perundangan. Karena itu segala
permasalahan yang dapat mengganggu fungsi dan kelestarian sungai Way Batu Merah
di Kota Ambon khususnya sempadan sungai harus segera ditangani berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan kondisi wilayah dan
lingkungan yang ada.

Dalam hal ini, permasalahan utama yang terjadi adalah pemanfaatan sempadan sungai
untuk peruntukan yang tidak sesuai yaitu adanya pemukiman penduduk, bangunan
komersial, dan sebagainya di daerah sempadan sungai Way Batu Merah. Permasalahan
turunan yang terjadi akibat adanya pemukiman di daerah sempadan tersebut adalah
pencemaran air sungai yang disebabkan oleh pembuangan sampah maupun limbah
rumah tangga ke dalam sungai. Kondisi pemukiman padat serta tercemarnya air
sungai. Berbagai upaya telah dilakukan namun hingga saat ini belum membuat
lingkungan sungai menjadi lebih baik.

Permasalahan lain yang terjadi terkait dengan keberadaan sungai Way Batu Merah
adalah permasalahan banjir yang sering melanda utamanya di bagian hilir sungai.
Penyebab banjir dari sungai tersebut antara lain penurunan kapasitas sungai akibat
sedimentasi, permukiman penduduk dan bangunan lain yang berdiri di ruang sungai,
pendangkalan akibat sampah, maupun kenaikan muka air di muara.

Laporan Utama (Main Report) V- 1


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
5.2. Konsep Penataan Sempadan Sungai
Dalam rangka mengantisipasi konflik kepentingan serta mengoptimalkan pemanfaatan
sumber-sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara merata di dalam suatu kerangka pembangunan yang berkelanjutan, maka
kebijakan pengembangan perlu diarahkan kepada pengelolaan wilayah yang terpadu,
secara ekosistem maupun secara kelembagaan. Dengan berdasarkan konsep ini, maka
implementasi kebijakan dilakukan secara tidak tumpang tindih (overlapping) dan
harus diintegrasikan sektor lingkungan hidup, permukiman serta jasa lingkungan
lainnya.

Untuk menciptakan pendekatan pengelolaan yang terpadu, maka kebijakan spasial


pengembangan kawasan perlu diarahkan kepada pengembangan suatu keseimbangan
di antara sistem lingkungan (sistem ekologi) dengan sistem pemanfaatannya yang
dipengaruhi oleh sistem demografi (penduduk) beserta seluruh aktivitas yang
dilakukan dalam menunjang kehidupannya. Dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatannya, baik kegiatan ekonomi, sosial maupun budaya, sistem penduduk
melakukan pemanfaatan terhadap sistem lingkungan dalam bentuk pengeksploitasian
sumber-sumber daya dari sistem lingkungan serta memberikan buangan-buangan
(waste) kepada sistem lingkungan. Selain itu, untuk menjaga keberlangsungan
hidupnya, sistem penduduk ini juga melakukan upaya-upaya pemeliharaan terhadap
lingkungan sehingga masih tersedia sistem lingkungan yang diharapkan tetap dapat
menopang kehidupannya. Untuk meningkatkan efisiensi kegiatannya, sistem penduduk
mengembangkan sumber-sumber daya buatan (sarana dan prasarana) yang secara
langsung maupun tidak langsung sebagian sarana dan prasarana tersebut menimbulkan
tekanan-tekanan kepada lingkungan, walaupun sebagian sarana prasarana yang lain
melakukan upaya peningkatan kualitas lingkungan.

Untuk menjamin terjadinya keseimbangan tersebut, diperlukan suatu kebijakan


(political will) yang mendukung terlaksananya keseimbangan dalam kegiatan
pemanfaatan sumber-sumber daya alam tadi. Kebijakan tersebut, selanjutnya perlu
dikemas dalam suatu sistem hukum dan sistem politik, yang kemudian dilaksanakan
oleh suatu sistem kelembagaan yang dibentuk untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan tadi. Oleh karena itu, perwujudan dari pengelolaan sempadan sungai yang
terpadu memerlukan integrasi dan sinergi dari seluruh aktor-aktor pemangku

Laporan Utama (Main Report) V- 2


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
kepentingan (stakeholders). Adapun konsep pemanfaatan ruang pada kawasan
sempadan sungai Way Batu Merah di Kota Ambon akan diarahkan pada pemanfaatan
lahan yang bersifat melindungi yang berupa sabuk hijau atau green belt yang
mempunyai nilai sosial, ekonomi dan lingkungan. Dengan demikian diharapkan fungsi
dan manfaat sungai dapat dilestarikan dan lindungi.

Konsep penataan sempadan Sungai Way Batu Merah di Kota Ambon disajikan secara
skematik seperti pada gambar berikut ini.

Laporan Utama (Main Report) V- 3


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
KONDISI SEKARANG
Penggunaan kawasan/lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Kerusakan tanaman pelindung
Terjadi erosi lahan/peningkatan sedimentasi
Pembuangan limbah

PEDOMAN
UU No. 17 Tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air
UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Tata
Ruang
Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015
Tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau
Peraturan Pemerintah No 42 tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air
Peraturan Pemerintah No. 35 tahun
1991 Tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No.38 Tahun
2011 Tentang Sungai
Pedoman Perencanaan Wilayah
Sungai KONSEP
Kebijakan Nasional Sumber Daya - Menyusun kebijakan dan strategi
Air penataan sempadan Sungai Way Batu
RUTRK dan peraturan daerah Merah
lainnya yang terkait - Membuat Rencana Pemanfaatan
Rekomtek yang terkait sempadan Sungai Way Batu Merah
Study terdahulu yang terkait - Membuat langkah-langkah yang
diperlukan dalam penataan sempadan
Sungai Way Batu Merah

TINDAKAN
Pengembangan sempadan
sungai yang berfungsi lindung
dan mempunyai nilai sosial,
ekonomi dan lingkungan
Pengelolaan sempadan sungai
yang produktif berkelanjutan
dan disertai kepastian hukum.
Mencegah penggunaan KONDISI YANG DIHARAPKAN
sempadan sungai yang tidak Menjaga kelangsungan ketersediaan daya
sesuai dengan peruntukannya. dukung, daya tampung dan fungsi sungai
sebagai sumber daya air.

Laporan Utama (Main Report) V- 4


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Gambar 5.1. Konsep Penataan Sempadan Sungai Way Batu Merah Kota
Ambon
5.3. Refrensi Hukum dan Pedoman/standar.
Referensi Hukum
Pelaksanaan pekerjaan “Kajian Sempadan Sungai Way Batu Merah di Kota Ambon”
ini akan mengacu pada beberapa landasan hukum dan standar pelaksanaan pekerjaan
yang berlaku antara lain yaitu :
 UUD 1945 Pasal 33
 Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
 Undang-Undang No. 24 Tahun 1992, tentang Arahan Pemanfaatan Ruang Daerah
Aliran Sungai (DAS)
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2015
Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 04/PRT/M/
2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 06/PRT/M/
2015 Tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan Sumber Air Dan Bangunan
Pengairan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 09/PRT/M/
2015 Tentang Penggunaan Sumber Daya Air
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 10/PRT/M/
2015 Tentang Rencana Dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air Dan Tata
Pengairan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 13/PRT/M/
2015 Tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air
 Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 Tentang Sungai
 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi
 Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi
 Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Laporan Utama (Main Report) V- 5


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
 Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 509/ KPTS/ M/
2001 Tentang Pengelolaan Hidrologi
 Peraturan/Perundangan lain yang terkait
Acuan, Pedoman dan Standar
 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
 Kriteria Perencanaan, DitJen Sumber Daya Air, Kementerian PU, 2010
 Persyaratan Teknis, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU, 2010
 SNI atau SKSNI yang relevan dengan pekerjaan ini
 Peta Topografi Bakosurtanal dan Peta Geologi Regional
 Pedoman atau standar lain yang disetujui direksi pekerjaan

5.4. Penataan Daerah Sempadan Sungai


5.4.1 Umum
Sempadan sungai (riparian zone) adalah zona penyangga antara ekosistem perairan
(sungai) dan daratan. Zona ini umumnya didominasi oleh tetumbuhan dan/atau lahan
basah. Tetumbuhan tersebut berupa rumput, semak, ataupun pepohonan sepanjang
tepi kiri dan/atau kanan sungai.
Sempadan sungai yang demikian itu sesungguhnya secara alami akan terbentuk
sendiri, sebagai zona transisi antara ekosistem daratan dan ekosistem perairan
(sungai). Sempadan sungai yang cukup lebar dengan banyak kehidupan tetumbuhan
(flora) dan binatang (fauna) di dalamnya merupakan cerminan tata guna lahan yang
sehat pada suatu wilayah.

Keberadaan banyak jenis spesies flora dan fauna merupakan aset keanekaragaman
hayati yang penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia dan alam dalam jangka
panjang. Namun karena ketidakpahaman tentang fungsinya yang sangat penting,
umumnya di perkotaan, sempadan tersebut menjadi hilang didesak oleh peruntukan
lain. Manfaat keberadaan sungai bagi:

1. Kehidupan manusia adalah sebagai penyedia air dan wadah air untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian, industri, pariwisata, olah
raga, pertahanan, perikanan, pembangkit tenaga listrik, transportasi, dan
kebutuhan lainnya; dan

Laporan Utama (Main Report) V- 6


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
2. Kehidupan alam adalah sebagai pemulih kualitas air, penyalur banjir, dan
pembangkit utama ekosistem flora dan fauna.
 Fungsi sungai sebagai pemulih kualitas air perlu dijaga dengan tidak
membebani zat pencemar yang melebihi kemampuan pemulihan alami air
sungai.

 Fungsi sungai sebagai penyalur banjir perlu diantisipasi agar tidak


menimbulkan kerugian bagi aktifitas masyarakat di sekitar sungai.

 Fungsi sungai sebagai pembangkit utama ekosistem flora dan fauna perlu
dijaga agar tidak menurun. Ekosistem flora dan fauna meliputi berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan tepian sungai dan berbagai jenis spesies binatang. Spesies
binatang di sungai antara lain cacing (invertebrata), siput (mollusca),
kepiting (crustacea), katak (amphibia), kadal (reptilia), serangga (insect),
ikan (fish), dan burung (avian).

5.4.2 Fungsi Sempadan Sungai


Sempadan sungai mempunyai beberapa fungsi dan manfaat penting, antara lain :
a. Karena letaknya dekat dengan air, kawasan ini sangat kaya dengan keaneka-
ragaman hayati (flora dan fauna). Keaneka-ragaman hayati adalah asset
lingkungan yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan manusia dan alam
dalam jangka panjang.
b. Semak dan rerumputan yang tumbuh di sempadan sungai berfungsi sebagai filter
yang sangat efektif menangkap sedimen dan polutan sehingga kualitas air sungai
terjaga dari kekeruhan dan pencemaran. Air sungai kembali menjadi jernih dan
sehat.
c. Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sempadan sungai dapat menahan erosi,
karena sistem perakarannya yang masuk ke dalam tanah memperkuat struktur
tanah sehingga tidak mudah tererosi dan tergerus aliran air. Dengan adanya
sempadan sungai yang berfungsi baik, maka palung sungai menjadi lebih stabil
terhindar dari gerusan tebing yang berkepanjangan.
d. Rimbunnya dedaunan menyediakan tempat berlindung dan berteduh, sementara
sisa tumbuh-tumbuhan yang mati merupakan sumber makanan bagi berbagai

Laporan Utama (Main Report) V- 7


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
jenis spesies binatang akuatik dan satwa liar lainnya. Dengan berfungsinya
sempadan sungai maka jumlah spesies flora dan fauna akan meningkat.
e. Kawasan tepi sungai yang sempadannya tertata asri menjadikan properti bernilai
tinggi karena terjalin keharmonisan hidup antara manusia dan alam. Lingkungan
yang teduh dengan tumbuh-tumbuhan, ada burung berkicau di dekat air jernih
yang mengalir menciptakan rasa nyaman dan tenteram tersendiri. Kawasan
sempadan sungai dapat dikembangkan menyatu dengan ruang terbuka hijau
(ruang publik) sebagai kawasan rekreasi warga masyarakat.

1) Dampak Negatif Hilangnya Sempadan Sungai


Hilangnya sempadan sungai karena diokupasi peruntukan lain akan menyebabkan
turunnya kualitas air sungai karena hilangnya fungsi filter yang menahan
pencemar non-point source.

Hilangnya sempadan sungai juga mengakibatkan terjadinya peningkatan gerusan


tebing sungai yang dapat mengancam bangunan atau fasilitas umum lain karena
tergerus arus sungai. Karena gerusan tebing meningkat geometri tampang sungai
akan berubah menjadi lebih lebar, dangkal dan landai, kemampuan mengalirkan
air juga akan menurun. Sungai yang demikian sangat rentan terhadap luapan
banjir.

Kondisi sungai yang demikian ini jumlah kehidupan akuatiknya juga menurun
drastis atau bahkan punah, karena hilangnya tetumbuhan di sempadan sungai. Hal
ini terjadi karena sempadan sungai lebih terekspose sinar matahari sehingga udara
di sekitar sungai menjadi lebih panas, temperatur air sungai meningkat yang
mengakibatkan turunnya oksigen terlarut, sehingga kurang memenuhi syarat
untuk kehidupan biota air dan berakibat turunnya jumlah keanekaragaman hayati
baik di sungai maupun di sempadannya.

2) Pemulihan Kembali Sempadan Sungai


Memulihkan kembali kondisi sempadan sungai merupakan kegiatan kunci untuk
memperbaiki dan menjaga fungsi sungai. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari
membaiknya kembali fungsi sempadan sungai. Palung sungai menjadi lebih
stabil, kualitas air menjadi lebih baik, kehidupan habitat flora fauna meningkat,
estetika juga lebih menarik karena ada kehidupan yang harmonis di antara unsur-
unsur alam termasuk manusia di dalamnya.

Laporan Utama (Main Report) V- 8


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Dalam hal lahan sempadan sungai telah telanjur digunakan untuk fasilitas kota,
bangunan gedung, jalan, atau fasilitas umum lainnya, Menteri, gubernur, bupati
dan/atau walikota sesuai kewenangannya dapat menetapkan peruntukan yang
telah ada tersebut sebagai tetap tak akan diubah. Artinya peruntukan yang telah
ada saat ini karena alasan historis atau alasan lain yang memberi manfaat lebih
besar bagi kepentingan umum tidak diubah, justru dipertahankan sepanjang tidak
ditemukan alasan yang lebih penting dari kemanfaatannya saat ini.

Dalam hal lahan sempadan telanjur dimiliki oleh masyarakat, peruntukannya


secara bertahap harus dikembalikan sebagai sempadan sungai. Sepanjang hak
milik atas lahan tersebut sah kepemilikannya tetap diakui, namun pemilik lahan
wajib mematuhi peruntukan lahan tersebut sebagai sempadan sungai dan tidak
dibenarkan menggunakan untuk peruntukan lain. Bangunan-bangunan yang telah
telanjur berdiri di sempadan sungai dinyatakan statusnya sebagai status quo,
artinya tidak boleh diubah, ditambah, dan diperbaiki. Izin membangun yang baru
tidak akan dikeluarkan lagi.

5.4.3 Penetapan Sempadan Sungai


Penetapan garis sempadan sungai dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan
perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai
dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.

Penetapan garis sempadan sungai bertujuan agar:


a. fungsi sungai tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di sekitarnya;
b. kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada
di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga kelestarian
fungsi sungai; dan
c. daya rusak air sungai terhadap lingkungannya dapat dibatasi

Mengingat pentingnya sempadan bagi keberlanjutan fungsi sungai penetapan


sempadan sungai perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Sempadan sungai merupakan kawasan lindung tepi sungai yang menjadi satu
kesatuan dengan sungai. Sempadan sungai melindungi sungai dari gerusan, erosi,
dan pencemaran, selain juga memiliki keanekaragaman hayati dan nilai properti/
keindahan lanskap yang tinggi.

Laporan Utama (Main Report) V- 9


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
b. Sempadan sungai meliputi ruang di kiri dan kanan palung sungai di antara garis
sempadan dan tepi palung sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau di antara
garis sempadan dan tepi luar kaki tanggul untuk sungai bertanggul.

c. Garis sempadan sungai hendaknya ditetapkan berbentuk kontinyu menerus


(streamline) tidak patah-patah mengikuti alur sungai dan berjarak aman dari tepi
palung sungai. Sempadan sungai di kawasan permukiman atau perkotaan dapat
diperluas fungsinya menjadi ruang terbuka hijau kota yang menyatu menjadi ruang
publik.

d. Dalam penetapan garis sempadan sungai selain harus mempertimbangkan


karakteristik geomorfologi sungai, juga perlu memperhatikan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat serta kelancaran bagi kegiatan operasi dan pemeliharaan
sungai. Khususnya di lokasi yang terdapat bangunan/prasarana sungai, perlu ada
jalan akses dan ruang untuk kegiatan operasi serta pemeliharaan prasarana tersebut.

e. Untuk melindungi batas fungsi sungai dari peruntukan lain, dilakukan pengaturan
pemanfaatan pada sempadan sungai melalui penetapan batas sempadan sungai
dengan tanda dan/atau patok batas sempadan sungai.

5.4.4 Tahapan Penyusunan Kajian Penetapan Garis Sempadan Sungai


Penyusunan kajian penetapan sempadan sungai dilakukan melalui tahapan:
A. Penentuan Prioritas Penetapan Sempadan.
Mengingat alur sungai dari hulu sampai ke muara yang sangat panjang dengan
ciri spesifik dan kondisi yang berbeda-beda pada tiap ruasnya, penetapan
sempadan sungai tidak dapat ditetapkan untuk seluruh panjang sungai pada saat
yang bersamaan. Oleh karena itu perlu ditentukan ruas-ruas sungai tertentu yang
perlu diprioritaskan penetapan sempadannya. Ruas sungai yang harus segera
ditetapkan sempadannya meliputi:
1. Ruas sungai yang berdekatan dengan atau di dalam kawasan yang
berkembang.
Sempadan sungai di kawasan yang berkembang menjadi kawasan perkotaan
(misalnya) akan mengalami tekanan besar dalam hal penggunaan lahan.
Tekanan itu berupa pemakaian lahan sempadan untuk peruntukan
permukiman dan peruntukan lain baik yang legal maupun yang ilegal. Agar

Laporan Utama (Main Report) V - 10


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
tidak timbul masalah di kemudian hari, perlu segera ditetapkan batas
sempadan sungainya.
Ruas sungai tertentu dapat menimbulkan keraguan dalam menilai apakah
ruas tersebut termasuk di dalam kawasan perkotaan atau bukan
perkotaan/perdesaan. Jika terjadi situasi yang demikian,maka penentuan
kawasan perkotaan dan perdesaan ditentukan secara kesepakatan antar
anggota tim kajian dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut:
a. ciri-ciri perkotaan
1) ciri fisik perkotaan, terdapat:
 gedung-gedung instansi dinas (pemerintahan),
 pasar/super market,
 lapangan parkir,
 alun-alun,
 gedung olah raga,
 prasarana rekreasi.
2) ciri sosial perkotaan, terkait kondisi masyarakat:
 masyarakatnya heterogen,
 terdapat pembedaan dan spesialisasi berbagai jenis pekerjaan,
 hubungan kekerabatan memudar,
 masyarakatnya berfikir rasional cenderung individualistis,
 kehidupannya non agraris,
 mulai terjadi kesenjangan sosial (kaya dan miskin).

Apabila ciri-ciri tersebut di atas tidak terpenuhi, maka kawasan tersebut


merupakan kawasan bukan perkotaan atau merupakan kawasan perdesaan.
Untuk tujuan ini sempadan sungai perlu lebih diprioritaskan penetapannya
dengan jarak sempadan yang lebih lebar, disesuaikan dengan keperluan ruang
untuk perlindungan keanekaragaman hayati tersebut.

2. Ruas sungai yang sesuai rencana akan mengalami perubahan dimensi.


Sempadan sungai di ruas ini perlu diprioritaskan segera penetapannya karena
adanya rencana perubahan dimensi palung sungai, khususnya untuk
antisipasi debit banjir rencana tertentu. Batas sempadan sungai harus
ditetapkan berdasarkan dimensi rencana sungai yang baru.

Laporan Utama (Main Report) V - 11


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
3. Bekas Sungai.
Bekas sungai (oxbows) yang palungnya tidak mengalirkan air lagi umumnya
kurang mendapat perhatian, padahal palung dan sempadannya masih perlu
dijaga dan dipertahankan agar masih berfungsi sebagai sumber air dan habitat
kehidupan flora fauna yang sehat. Karena kurang diperhatikan, bekas sungai
umumnya menjadi obyek penyerobotan lahan secara ilegal.
Bekas sungai perlu mendapat prioritas penetapan sempadannya dan agar
dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau milik umum.

4. Ruas sungai yang tinggal menyisakan sedikit flora dan fauna spesifik.
Jika pada ruas sungai tertentu terdapat jenis flora atau fauna spesifik yang
menurut peraturan perundang-undangan atau menurut aspirasi masyarakat
termasuk jenis yang harus dilindungi, maka ruas sungai tersebut harus
diprioritaskan penetapan sempadannya. Hal ini untuk mencegah punahnya
spesies flora atau fauna spesifik/langka yang sangat penting bagi
keseimbangan ekosistem.

5. Ruas sungai yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi.


Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen (keanekaragaman individu dalam satu
jenis), variasi spesies (keanekaragaman makhluk hidup antar jenis), dan
variasi ekosistem (keanekaragaman habitat komunitas biotik dan abiotik) di
suatu daerah. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi merata di bumi,
wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih tinggi, jumlah
keanekaragaman hayati makin menurun jika semakin jauh dari ekuator. Ruas
sungai yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi perlu dijaga dan
dilindungi agar jumlahnya tidak mengalami penurunan ataupun kepunahan.

B. Pembentukan Tim Kajian Penetapan Garis Sempadan Sungai.


Tim kajian penetapan sempadan sungai terdiri dari Tim Pengarah, Tim
Narasumber, dan Tim Teknis/Pelaksana.
 Tim Pengarah beranggotakan wakil dari instansi teknis di bidang pengelolaan
sumber daya air.
 Tim Narasumber beranggotakan wakil dari instansi teknis di bidang
pengelolaan sumber daya air, atau perorangan yang memiliki pengetahuan

Laporan Utama (Main Report) V - 12


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
mengenai peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan sumber daya
air.
 Tim Teknis/Pelaksana beranggotakan wakil dari instansi teknis dan unsur
masyarakat, antara lain:
a. satuan kerja perangkat daerah;
b. instansi teknis di bidang pengelolaan sumber daya air;
c. instansi teknis di bidang penataan ruang dan/atau penataan kota;
d. instansi teknis di bidang pertanahan dan pemetaan;
e. instansi teknis di bidang drainase dan/atau pengendalian banjir;
f. instansi teknis di bidang kesejahteraan sosial;
g. instansi teknis di bidang keamanan dan ketertiban;
h. unsur masyarakat dari Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;
i. unsur masyarakat dari Kelurahan atau RT/RW setempat; dan
j. unsur masyarakat dari lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di
bidang lingkungan hidup.

C. Pelaksanaan Teknis Kajian Penetapan Garis Sempadan Sungai.


1. Pemetaan topografi, antara lain kegiatan pemetaan potongan melintang sungai,
potongan memanjang sungai, dan gambar detil situasi sekitar ruas sungai yang
akan ditetapkan sempadannya.
2. Inventarisasi data karakteristik geomorfologi sungai, antara lain:
a. fluktuasi aliran sungai;
b. perubahan kandungan sedimen di sungai; dan
c. kecenderungan perubahan geometri sungai, meliputi lebar dasar sungai,
tinggi tebing, kemiringan memanjang sungai, pembentukan (meander) dan
jalinan (braided), atau menganalisisnya dari data-data primer maupun
sekunder yang ada.
3. Inventarisasi data tanggul, antara lain panjang tanggul, dimensi tanggul, dan
kondisi tanggul.
4. Inventarisasi data kondisi sosial budaya masyarakat setempat, antara lain:
jumlah dan kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan
pendapatan penduduk.
5. Inventarisasi data jalan akses bagi peralatan, bahan, dan sumber daya manusia
untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

Laporan Utama (Main Report) V - 13


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
6. Inventarisasi data rinci jumlah dan jenis bangunan yang terdapat di dalam
sempadan.
Rincian data yang diperlukan pada tahap ini antara lain berupa jumlah
bangunan yang terdapat dalam sempadan sungai, jenis bangunan yang terdapat
dalam sempadan sungai yang telah telanjur digunakan untuk fasilitas kota,
bangunan gedung, jalan, atau fasilitas umum lainnya.
7. Penentuan tepi palung sungai.
Pada beberapa jenis sungai dan/atau ruas sungai tertentu penentuan tepi palung
sungai perlu dilakukan secara hati-hati. Beberapa kondisi sungai tersebut antara
lain:
a. Ruas sungai yang kurang jelas tepi palungnya.
Pada beberapa ruas sungai tertentu seringkali tidak mudah menentukan tepi
palung sungai karena potongan melintangnya yang sangat landai atau
membentuk lengkungan cembung. Untuk menentukan tepi palung sungai
pada ruas sungai ini perlu dibuat bantuan bidang horizontal menyinggung
atau memotong bidang lengkung tebing sungai. Garis potong kedua bidang
tersebut merupakan garis tepi palung sungai, sebagaimana dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Tepi
Palun
Tepi g
Palun
g

b. Ruas sungai dengan kemiringan memanjang sangat landai.


Pada beberapa ruas sungai alluvial di bagian hilir dengan kemiringan
memanjang yang sangat landai sering dijumpai palung sungai sangat lebar
dengan banyak palung kecil di dalamnya tanpa ada palung utama. Terhadap
kondisi ruas sungai ini penentuan tepi palung sungai dilakukan dengan
membuat perkiraan elevasi muka air pada debit dominan (Q 2 - Q5) dan

Laporan Utama (Main Report) V - 14


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
elevasi muka air banjir yang pernah terjadi. Elevasi tepi palung sungai
terletak di antara dua elevasi tersebut.
Selain itu rumpun tetumbuhan alami yang ada (existing vegetation) dapat
digunakan sebagai petunjuk awal posisi tepi palung sungai, sebagaimana
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Muka Air Banjir

Q2 – Q5

c. Ruas sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan atau di luar kawasan


perkotaan.
Untuk ruas sungai bertangggul, perlu diperhatikan bahwa fungsi tanggul
adalah untuk membatasi aliran debit banjir tertentu sesuai dengan yang
direncanakan pada tahap desain.
Kenyataan yang ada saat ini, belum semua tanggul di Indonesia mengikuti
ketentuan desain debit rencana yang disyaratkan. Namun secara bertahap,
desain tanggul banjir disyaratkan mengikuti ketentuan bahwa dimensi
bantaran dan tanggul kawasan:
1) Ibukota Kabupaten/Kota untuk mengalirkan debit rencana (Q10 - Q20);
2) Ibukota Provinsi untuk mengalirkan debit rencana (Q20 – Q50); dan
3) Ibukota Negara/Metropolitan untuk mengalirkan debit rencana (Q50 –
Q100).
Pada saat penentuan sempadan, perlu dipertimbangkan kemungkinan
adanya peningkatan tanggul dengan memperlebar bantaran sehingga tepi
luar kaki tanggul juga ikut bergeser ke luar, sehingga sempadan sungai
disesuaikan dengan debit rencana tanggul di atas, sebagaimana dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Laporan Utama (Main Report) V - 15


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Tanggul Rencana Tanggul Rencana
Sesuai Q Rencana Tanggul Tanggul Sesuai Q Rencana
Existing Existing
Sempadan
Berdasarkan Sempadan
Berdasarkan
Tanggul
Tanggul
Existing
Existing
Sempadan Sempadan
Setelah Setelah
Tanggul Bantaran Bantaran Tanggul
Rencana Rencana
Dibangun Dibangun

Sempadan Sempadan
Berdasarkan Berdasarkan
Tanggul Tanggul
Rencana Rencana

Besaran debit rencana tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan


tingkat kemajuan ekonomi kawasan yang akan dilindungi.

d. Ruas sungai dengan karakter spesifik.


Beberapa sungai memiliki karakter yang spesifik misalnya palungnya
mudah berubah (di daerah delta), berkelok-kelok (meandering), berjalin
(braided), membawa pasir (agradasi), dan aliran lahar dingin dan lain-lain.
Sungai jenis ini, palung sungainya dapat berubah sangat dinamis. Oleh
karena itu penentuan tepi palung sungai perlu dilakukan secara lebih hati-
hati dengan memperhatikan kecenderungan arah dan kecepatan perubahan.
Pada prinsipnya sempadan sungai untuk ruas sungai yang berubah dinamis
perlu diambil lebih lebar sesuai dengan perkiraan antisipasi setempat.

Untuk daerah delta perlu dibatasi hanya pada bagian ruas sungai yang
palungnya telah stabil. Untuk sungai meander dan braided agar tepi palung
ditentukan dari batas terluar perubahan alur. Untuk sungai yang mengalami
agradasi dan sungai yang membawa aliran lahar dingin agar diambil jarak
sempadan yang lebih lebar berdasarkan pengalaman luapan yang pernah
terjadi, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.

Laporan Utama (Main Report) V - 16


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Meandering Braided
Garis Sempadan
Garis Sempadan

Garis Sempadan Garis Sempadan

e. Ruas sungai di daerah rawan banjir dan daerah urban.


Perlu diperhatikan bahwa ada kemungkinan suatu ruas sungai tertentu
karena keperluan pengendalian banjir telah diprogramkan akan diperbesar
kapasitasnya sesuai dengan peningkatan debit banjir rencana tertentu.

Selain itu juga ada kemungkinan karena adanya rencana perubahan tata
ruang, suatu daerah akan dikembangkan menjadi daerah pemukiman dan
perkotaan, sehingga debit banjir yang akan melewati sungai tersebut
meningkat dan perlu kegiatan peningkatan kapasitas alur sesuai debit banjir
rencana. Untuk kedua hal ini penentuan tepi palung sungai harus
mempertimbangkan dimensi palung sungai sesuai debit rencana pada waktu
yang akan datang, sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sempadan Berdasarkan Sempadan Berdasarkan


Palung Rencana Sempadan Berdasarkan Palung Rencana
Palung Eksisting

Laporan Utama (Main Report) V - 17


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
f. Ruas sungai dengan tebing mudah runtuh.
Pada waktu tim kajian melakukan survai lapangan perlu diidentifikasi
adanya ruas palung sungai tertentu yang karena kondisi geologi, jenis dan
sifat fisik tanah, kemiringan dan tinggi tebing berpotensi besar terjadi/rawan
longsor. Penentuan tepi palung sungai untuk kondisi yang demikian ini
harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya longsoran dengan
mengambil tepi palung sungai berjarak cukup aman dari tepi longsoran.
Misalnya dengan menempatkan tepi palung sungai membentuk
kemiringan/tangent 1:2 (vertikal:horizontal) dari dasar sungai, sebagaimana
terlihat pada gambar di bawah ini.

Sempadan Berdasarkan
Sempadan Tepi Palung Yang Aman
Berdasarkan Dari Longsoran
Tepi Palung

Tepi Palung Yang


Mudah Runtuh

g. Ruas sungai dengan jalan raya di tepi palung sungai.


Saat ini terdapat banyak ruas jalan bersebelahan dengan palung sungai
dalam jarak yang cukup dekat. Kondisi yang demikian hendaknya tidak
terjadi di masa yang akan datang. Jalan yang berdekatan dengan palung
sungai menyimpan potensi bahaya keruntuhan tebing sehingga memerlukan
biaya pemeliharaan yang tinggi. Terhadap kondisi yang telah telanjur
tersebut ketentuan lebar sempadan tetap tidak berubah meskipun terpotong
oleh keberadaan jalan. Artinya sempadan sungai dilanjutkan ke sisi luar di
seberang jalan.

Laporan Utama (Main Report) V - 18


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Ketika suatu saat terjadi keruntuhan tebing sungai yang mengganggu atau
merusak kondisi jalan, maka pada kesempatan pertama harus ditinjau
alternatif perbaikan jalan dengan menggeser trase jalan menjauhi palung
sungai sesuai ketentuan lebar sempadan.

Sempadan Dengan Jalan Raya Di Tepi Sungai


Tepi Palung

Jalan Raya

h. Ruas sungai dengan lahan basah (wetlands) di tepi palung sungai. Di daerah
tertentu seringkali palung sungai menyatu dengan kawasan lahan basah
(wetlands) atau rawa. Mengingat fungsi lahan basah mirip dengan fungsi
sempadan, justru lebih lengkap lagi yaitu memiliki fungsi
membersihkan/menetralkan bahan pencemar, maka sempadan sungai dalam
kondisi ini tidak perlu lagi ditetapkan. Sebagai gantinya lahan basah yang
ada di tepi sungai harus dijaga dan dilindungi keberadaannya.
Namun ketika misalnya lahan basah ini diperkirakan dalam waktu yang
tidak terlalu lama akan mengalami penyusutan atau hilang, maka batas
sempadan sungai harus ditetapkan, yaitu pada tepi lahan basah dimaksud,
sebagaiamana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sempadan Sempadan
Berdasarkan Berdasarkan
Tepi Palung Tepi Palung

Laporan Utama (Main Report) V - 19


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
i. Ruas sungai dengan tebing tinggi dan palung sungai membentuk huruf V.
Di bagian hulu atau perbukitan, palung sungai umumnya berbentuk huruf V.
Untuk sungai dengan bentuk palung V, tepi palung sungai adalah di ujung
puncak tebingnya. Jika tebing terlalu tinggi dan agak landai, tepi palung
sungai dapat ditentukan di tempat perubahan kemiringan ketika kemiringan
tebing sungai berubah menjadi lebih landai, sebagaimana dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Sempadan Berdasarkan
Sempadan Berdasarkan Tepi Palung
Tepi Palung Tepi
Tepi Palung
Palung

8. Penentuan Garis Sempadan Sungai. Garis sempadan ditentukan pada:


a. sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan:
b. sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan:
c. sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
d. sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan;
e. sungai yang terpengaruh pasang air laut; dan
f. mata air.

Setelah tepi palung sungai maupun pusat mata air ditentukan, maka jarak
sempadan ditentukan sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila telah ditentukan
garis sempadan sungai, perlu dikaji pula kemungkinan pembebasan lahan
sempadan sungai beserta perkiraan biaya yang diperlukan.

Laporan Utama (Main Report) V - 20


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Penyelesaian administrasi pengadaan tanah dan penentuan patok batas
sempadan sungai dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang pengamanan dan perkuatan hak atas tanah.

Patok batas sempadan sungai merupakan tanda batas sempadan sungai dan Tim
Kajian penetapan garis sempadan sungai menuangkannya ke dalam gambar
atau peta topografi dengan skala yang jelas.
9. Penyusunan Laporan Kajian Penetapan Garis Sempadan Sungai. Laporan
Kajian Penetapan Sempadan Sungai memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Latar belakang penetapan sempadan sungai;
b. Kajian beberapa aspek penetapan sempadan sungai meliputi aspek: hukum
(peruntukan lahan, status kepemilikan lahan), lingkungan, sosial, ekonomi,
dan teknis;
c. Kajian teknis sebagaimana dimaksud pada huruf b memuat paling sedikit
mengenai batas ruas sungai yang ditetapkan, letak garis sempadan, serta
rincian jumlah dan jenis bangunan yang terdapat di dalam sempadan, dan
dilengkapi gambar sebagai berikut:
1) Gambar detil denah, potongan melintang sungai, potongan
memanjang sungai, dan letak garis sempadan pada tiap ruas
sungaidengan skala gambar yang cukup jelas. Jarak antar potongan
melintang pada ruas sungai yang lurus adalah 50 (lima puluh) meter
dan pada ruas sungai yang berbelok-belok menyesuaikan dengan
kondisi meandering sungai serta lingkungan setempat di ruas sungai
tersebut;
2) Gambar denah rincian bangunan dan status kepemilikan (lahan dan
bangunan) yang terletak di dalam sempadan sungai;
3) Letak patok-patok sempadan sungai dan tanggal penetapan. Patok-
patok dibuat dari kayu atau beton dan/atau bahan lain sebagai batas
terluar sempadan setiap 50 (lima puluh) meter di ruas sungai yang
lurus atau menyesuaikan dengan kondisi meandering sungai dan
lingkungan setempat di ruas sungai tersebut. Dimensi, warna, dan
kedalaman patok dapat bervariasi sesuai kesepakatan para anggota
Tim Kajian Penetapan Sempadan. Apabila belum memungkinkan
untuk meletakkan patok-patok, papan pengumuman/peringatan

Laporan Utama (Main Report) V - 21


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
berisikan pemberitahuan mengenai batas sempadan sungai, patok-
patok, papan pengumuman/peringatan dapat dipasang terlebih dahulu.

d. tahapan pembebasan lahan sempadan beserta perkiraan biaya; dan


e. saran-saran untuk pelaksanaan penertiban sempadan sungai.
10. Menyampaikan hasil kajian kepada masyarakat.
11. Pengusulan garis sempadan sungai kepada Menteri, gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya untuk ditetapkan.

5.5. Kajian Aspek Hukum


5.5.1. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai
Sesuai dengan Peraturan ini, secara teknis batas garis sempadan sungai ditentukan
sebagai berikut:
1. Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditentukan sebagai berikut:
a. Paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau
sama dengan 3 (tiga) meter;
b. Paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga)
meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan
c. Paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua
puluh) meter

2. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan sebagai berikut:


a. Sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima
ratus) km2; ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri
dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai
b. Sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan
500 (lima ratus) km2, ditentukan paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi
kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai

3. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditentukan paling


sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai

Laporan Utama (Main Report) V - 22


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
4. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, ditentukan paling
sedikit berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai

Berikut ini disajikan sketsa batas sempadan sungai sesuai dengan Permen PUPR No.
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai.

A. Sungai Tidak Bertanggul di dalam Kawasan Perkotaan


1. Kedalaman sungai ≤ 3 meter

2. Kedalaman sungai 3 ~ 20 meter

3. Kedalaman sungai > 20 meter

Laporan Utama (Main Report) V - 23


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Gambar 5.2. Penentuan Batas Sempadan Sungai berdasarkan Permen PUPR
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau, untuk sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan.

B. Sungai Tidak Bertanggul di luar Kawasan Perkotaan


a. Sungai besar dengan luas DAS > 500 km2

≥100 m. ≥100 m.

SEMPADAN SUNGAI PALUNG SUNGAI SEMPADAN SUNGAI

RUANG SUNGAI

b. Sungai kecil dengan luas DAS ≤ 500 km2


≥50 m. ≥50 m.
SEMPADAN SUNGAI PALUNG SUNGAI SEMPADAN SUNGAI

RUANG SUNGAI

Gambar 5.3. Penentuan Batas Sempadan Sungai berdasarkan Permen PUPR


Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau, untuk sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan.

C. Sungai Bertanggul di dalam Kawasan Perkotaan

≥ 3 m. TANGGUL ≥ 3 m.
TANGGUL
SEMPADAN SUNGAI PALUNG SUNGAI SEMPADAN SUNGAI
BANTARAN BANTARAN

RUANG SUNGAI

Laporan Utama (Main Report) V - 24


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Gambar 5.4. Penentuan Batas Sempadan Sungai berdasarkan Permen PUPR
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau, untuk sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan.

D. Sungai Bertanggul di luar Kawasan Perkotaan

≥ 5 m. ≥ 5 m.
TANGGUL TANGGUL
SEMPADAN SUNGAI SEMPADAN SUNGAI
PALUNG SUNGAI
BANTARAN BANTARAN

RUANG SUNGAI

Gambar 5.5. Penentuan Batas Sempadan Sungai berdasarkan Permen PUPR


Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau, untuk sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan.

5.5.2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon


Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Ambon No. 24 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon Tahun 2011 sampai dengan
tahun 2031. Pada Bab IV peraturan ini terkait Pola Ruang Wilayah Kota Ambon yang
meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya (Pasal 38),
dimana kawasan sempadan sungai merupakan kawasan perlindungan setempat (Pasal
39 s/d pasal 41) yang direncanakan dengan ketentuan:

a. Untuk sungai bertanggul, di dalam kawasan perkotaan, garis sempadannya


sekurang-kurangnya l (satu) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
b. Untuk sungai tidak bertanggul, di dalam kawasan perkotaan sempadannya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter dari tepi sungai.
c. Untuk sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, garis sempadannya sekurang-
kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
d. Untuk sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sempandan sungainya
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dari tepi sungai.

Dengan terdapatnya perbedaan antara penentuan batas sempadan sungai oleh Permen
PUPR No. 28/PRT/M/2015 dengan RTRW Kota Ambon, maka dalam hal ini mengacu

Laporan Utama (Main Report) V - 25


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan ini bahwa penentuan batas sempadan
sungai mengacu pada Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015. Dengan menggunakan
Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 sebagai acuan penetapan sempadan sungai, area
sempadan sungai berdasar RTRW Kota Ambon tetap dapat tercover secara
keseluruhan dan hal ini juga lebih mengamankan kawasan/area ditepi sungai lebih
luas.

5.6. Analisa dan Usulan Batas Sempadan Sungai Way Batu Merah Kota Ambon
5.6.1. Identifikasi Kawasan Daerah Sempadan Sungai Way Batu Merah
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa salah satu tahapan dalam menentukan
lebar atau batas sempadan sungai adalah identifikasi kawasan dimana sungai tersebut
mengalir, apakah sungai tersebut terletak di kawasan perkotaan atau diluar
perkotaan/perdesaan dan apakah sungai tersebut bertanggul atau tanpa tanggul.
Identifikasi kawasan sempadan sungai untuk mengklasifikasikan sebagai kawasan
perkotaan dan non perkotaan dengan meninjau ciri-ciri fisik dan ciri-ciri sosial
kawasan.

Ciri-Ciri Fisik Kawasan


Ditinjau dari hasil observasi lapangan dan ciri-ciri fisik suatu kawasan, dapat diketahui
ciri-ciri kawasan yang dilalui oleh aliran Sungai Way Batu Merah, sebagai berikut:
a) Sebagai pusat pemukiman penduduk, pada kawasan sekitar Sungai Way Batu
Merah Bagian kiri dan kanan sungai merupakan kawasan pusat permukiman
yang terus berkembang, dimana aliran Sungai Way Batu Merah melalui ibu kota
Provinsi Maluku (Kota Ambon).
b) Sebagai pusat kegiatan ekonomi, terdapat pusat kegiatan perekonomian seperti
Pasar (Pasar Sentral) dan tidak jauh dari pusat perbelanjaan/Mall serta kegiatan-
kegiatan perekonomian lainnya.
c) Sebagai pusat kegiatan pariwisata.
d) Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintah serta tempat kedudukan
pemimpin pemerintahan
e) Pusat kegiatan pendidikan, terdapat sekolah dan beberapa perguruan tinggi di
sekitar wilayah sempadan Sungai Way Batu Merah

Ciri-Ciri Sosial Kawasan


a) Mengingat lokasi ini merupakan kawasan permukiman yang berkembang

Laporan Utama (Main Report) V - 26


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
dengan terdapat banyak kompleks perumahan, dan sebagai pusat kegiatan
ekonomi, pendidikan, pariwisata dan administrasi pemerintahan, masyarakat
yang bermukim pada daerah ini dan sekitarnya bersifat heterogen dengan
berbagai etnis (Maluku, Toraja, Bugis, Jawa, dll.)
b) Mata pencaharian bagi sebahagian besar masyarakat yang bermukim di lokasi
ini dan sekitarnya adalah bergerak pada bidang non agraris, dalam hal ini
masyarakat umumnya adalah sebagai wiraswasta, pedagang, sektor jasa,
pegawai negeri, dll.

Sungai Bertanggul dan Tanpa Tanggul


Berdasarkan hasil pengukuran dan penyelidikan visual lapangan, Sungai Way Batu
Merah merupakan sungai tanpa tanggul namun pada beberapa bagian sungai terdapat
konstruksi talud/perkuatan tebing sungai.

5.6.2. Penentuan Urgensi/Prioritas Penetapan Sempadan Sungai


Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan sebelumnya mengenai prioritas
penetapan sempadan sungai, berikut alasan-alasan yang menjadi pertimbangan untuk
penetapan sempadan Sungai Way Batu Merah di Kota Ambon.
- Lahan bantaran sungai dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendirikan
bangunan baik permukiman maupun kegiatan ekonomi dan sebagian lainnya
berupa tanah kosong/tegalan/ladang.

- Sungai Way Batu Merah di bagian hilir merupakan muara dari saluran-saluran
drainase perkotaan yang mengangkut limbah yang belum diolah dengan
semestinya sesuai syarat kualitas air.

- Sebahagian masyarakat yang tinggal di bantaran sungai memanfaatkan sungai


sebagai tempat pembuangan sampah

- Lokasi sempadan Sungai Way Batu Merah juga meruapakan area rawan banjir/
luapan sungai, yang dikuatirkan terus meningkat bilamana lahan sempadan
secara terus menerus dimanfaatkan/ dieksploitasi dan mendesak aliran sungai.

- Kawasan di bagian kiri dan kanan sungai merupakan kawasan yang terus
berkembang, dikwatirkan akan memberikan desakan untuk memanfaatkan lahan
sempadan sungai.

Laporan Utama (Main Report) V - 27


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Dengan pertimbangan-pertimbangan yang diuraikan di atas, maka urgensi penetapan
batas sempadan Sungai Way Batu Merah berdasarkan prioritas adalah:

i. Prioritas Pertama: Penetapan batas sempadan sungai bertujuan untuk


menghambat laju pertumbuhan bangunan baik permukiman maupun kegiatan
perekonomian pada lahan sempadan sungai.
ii. Proritas Kedua: Batas sempadan sungai bertujuan menjaga kelestarian dan
keseimbangan fungsi lingkungan sungai.
iii. Prioritas Ketiga: Batas sempadan sungai bertujuan untuk mengurangi resiko
terjadinya akibat kerugian material maupun korban jiwa akibat banjir
(limpasan air sungai).
Limpasan banjir yang terjadi di Sempadan Sungai Way Batu Merah
berdasarkan hasil kajian dan analisis sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 5.1 : Evaluasi Dampak Genangan Banjir pada Sempadan Sungai Way Batu Merah
Lokasi Area Genangan Banjir pada DAS Way Batu Merah
Periode Ulang Banjir dan
Batu Karang Way
Dampak Banjir Amantelu Rijali Soya
Merah Panjang Hoka
1. Perode Ulang 50 Th
 Luas Genangan (A = Ha)
 Lahan Terbuka/ Sawah,
Kebun dll, (A = Ha)
 Gedung (Rumah, Fasilitas
Umum, Kantor, dll.)/ Unit
2. Perode Ulang 20 Th
 Luas Genangan (A = Ha)
 Lahan Terbuka/ Sawah,
Kebun dll, (A = Ha)
 Gedung (Rumah, Fasilitas
Umum, Kantor, dll.)/ Unit
3. Perode Ulang 20 Th
 Luas Genangan (A = Ha)
 Lahan Terbuka/ Sawah,
Kebun dll, (A = Ha)
 Gedung (Rumah, Fasilitas
Umum, Kantor, dll.)/ Unit
Sumber: Hasil Kajian dan Analisis

Laporan Utama (Main Report) V - 28


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
5.6.3. Indikasi Lebar dan Batas Sempadan Sungai Way Batu Merah
Sebagaimana telah diuraikan secara rinci pada bahasan di atas, bahwa pada
kenyataannya telah ditetapkan peraturan perundangan terkait sempadan sungai baik
ditingkat Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang masih berlaku
hingga saat ini. Dalam masing-masing peraturan perundangan telah diatur dan
ditetapkan masing-masing batas sempadan sungai berdasarkan kriteria sungai
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Mengingat kondisi Sungai Way Batu Merah dari hulu ke hilir secara umum sama,
yaitu sungai dikawasan perkotaan dan tanpa konstruksi tanggul, dengan kedalaman
sungai bervariasi antara 3 m sampai dengan 20 m, maka lebar/batas sempadan Sungai
Way Batu Merah diusulkan ≥ 15 m dari tepi sungai, (pedoman: Permen PUPR No.
28/PRT/M/2015).

Gambar batas sempadan Sungai Way Batu Merah sesuai dengan yang diusulkan
sebagaimana disajikan pada gambar berikut (contoh).

Gambar/peta Batas Sempadan Sungai Way Batu Merah secara detail dapat dilihat pada
Buku II : Laporan Utama (Album Peta Batas Sempadan Sungai)

Laporan Utama (Main Report) V - 29


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Gambar 5.6. Gambar Batas Sempadan Sungai Way Batu Merah (contoh)

Laporan Utama (Main Report) V - 30


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Laporan Utama (Main Report) V - 31
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Laporan Utama (Main Report) V - 32
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Laporan Utama (Main Report) V - 33
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Laporan Utama (Main Report) V - 34
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Laporan Utama (Main Report) V - 35
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Laporan Utama (Main Report) V - 36
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
5.6.4. Evaluasi Luas dan Pemanfaatan Lahan Sempadan Sungai Way Batu Merah
Dengan diusulkannya batas sempadan Sungai Way Batu Merah tersebut di atas, dapat
disimpulkan mengenai kondisi, status dan pemanfaatan lahan pada sempadan Sungai
Way Batu Merah yang diusulkan antara lain sebagai berikut:

1. Luas lahan sempadan Sungai Way Batu Merah sesuai dengan batas sempadan
sungai yang diusulkan adalah 304,17 Ha, dengan pemanfaatan sebagai lahan
permukiman/perumahan, gedung untuk fasilitas umum dan kantor, lahan tegalan
(kebun, ladang) serta lahan kosong dan lahan peruntukan lainnya (jalan, tanggul
dan drainase)

2. Jumlah bangunan/gedung yang ada pada rencana sempadan Sungai Way Batu
Merah yang diusulkan adalah 878 bangunan, yang meliputi bangunan rumah
permanen, semi permanen dan tidak permanen, gedung kantor dan fasilitas umum
yang tersebar di 4 kelurahan yaitu: Kel. Batu Merah 610 bangunan; Kel.
Amantelu 205 bangunan; Kel. Rijali 33 bangunan, Kel. Way Hoka 30 bangunan.
Total luas bangunan yang berada dalam lahan Sempadan Sungai yang diusulkan
adalah 8,41 Ha.

Tabel 5.2 : Evaluasi Pemanfaatan Lahan Sempadan Sungai Way Batu Merah
Pemanfaatan Lahan Sempadan
Lokasi, (Kelurahan di Kota Luas Lahan Terbuka/ Gedung (Rumah,
Ambon, Prov. Maluku) Genangan Sawah, Kebun dll, Fasilitas Umum,
(A = Ha) (A = Ha) Kantor, dll.)/ Unit
Batu Merah 610
Amantelu 205
Rijali 33
Way Hoka 30
Jumlah 878
Sumber: Hasil Kajian dan Analisis

5.7. Alternatif Penataan Sempadan Sungai Way Batu Merah di Kota Ambon
Dalam rangka penataan sempadan Sungai Way Batu Merah, diusulkan beberapa
alternatif penataan sempadan sungai:
1. Pemasangan patok batas sempadan sungai
2. Pemasangan papan informasi, peringatan dan sanksi yang berhubungan dengan
pemanfataan lahan sempadan sungai pada beberapa tempat di daerah sempadan
sungai

Laporan Utama (Main Report) V - 37


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
3. Rekomendasi konstruksi tanggul sesuai dengan desain banjir, karena pada
beberapa lokasi mengalami luapan sampai ke permukiman
4. Rekomendasi ganti rugi hak milik lahan
5. Rekomendasi relokasi penduduk yang menetap dalam kawasan sempadan sungai.
6. Rekomendasi solusi masalah sosial ekonomi masyarakat yang terkait dengan
lingkungan/ruang sungai.
7. Merencanakan rancangan tapak daerah sempadan sungai misalnya pembuatan
ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan untuk taman bermain dan fasilitas olah
raga.

Dalam upaya pembuatan legalisasi garis sempadan sungai secara real dapat dilakukan
dengan pemasangan patok tetap utama dan patok tetap bantu. Patok tetap utama dibuat
dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Semua patok tetap utama yang digunakan dibuat dari beton bertulang dengan
ukuran yang telah disepakati,
(b) Patok tetap utama dipasang di sepanjang tepi sungai di bagian kiri dan kanan
sungai setiap jarak 50 m, atau menyusuaikan kondisi alur/belokan sungai.
(c) Patok tetap utama cukup dipasang di sepanjang tepi sungai jika:
(1) Sungai yang dipetakan tidak lebar,
(2) Kondisi tanah di sepanjang tepi sungai tidak memungkinkan untuk dipasang
patok tetap utama,
(3) Penggunaan lahan di sepanjang tepi sungai tidak memungkinkan untuk
dipasang patok tetap utama,
(4) Bangunan sungai hanya akan dibuat di areal di tepi sungai.
(5) Tidak ada masalah pembebasan tanah di areal di sepanjang tepi sungai, dan
(6) Berdasarkan pertimbangan lainnya.

Laporan Utama (Main Report) V - 38


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Gambar 5.7. Contoh Struktur Patok Tetap Utama (PTU)

Keterangan:

BWSM : Balai Wilayah Sungai Maluku


GSWBM : Garis Sempadan Way Batu Merah
BWSM 1 : Nomor Urut Patok
GSWBM 1. Ka
Ka : Bagian Kanan Sungai
Th. 2021
Th. : Tahun Pemasangan

Gambar 5.8. Contoh Nomenklatur Patok Tetap Utama (PTU)

Patok Tetap Utama (PTU) sempadan Sungai Way Batu Merah yang diusulkan saat ini
sebanyak 308 Patok yang dimulai pada Sta. 0 + 000 km (muara sungai) sampai dengan
Sta. 6 + 000, yang dipasang pada batas sempadan bagian kiri dan kanan sungai,
dengan rincian patok sebagai berikut:

Laporan Utama (Main Report) V - 39


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Tabel 5.3 : Daftar Patok Sempadan Sungai Way Batu Merah

Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)


M.1 128° 11' 5.149" E 3° 41' 9.676" S
M.2 128° 11' 5.427" E 3° 41' 9.829" S
M.3 128° 11' 8.081" E 3° 41' 11.156" S
M.4 128° 11' 8.196" E 3° 41' 11.512" S
M.5 128° 11' 9.178" E 3° 41' 12.040" S
M.6 128° 11' 10.406" E 3° 41' 12.412" S
M.7 128° 11' 11.574" E 3° 41' 12.349" S
M.8 128° 11' 12.228" E 3° 41' 12.262" S
M.9 128° 11' 13.067" E 3° 41' 12.159" S
M.10 128° 11' 14.298" E 3° 41' 11.971" S
M.11 128° 11' 15.724" E 3° 41' 11.661" S
M.12 128° 11' 16.249" E 3° 41' 11.496" S
M.13 128° 11' 16.712" E 3° 41' 10.861" S
M.14 128° 11' 17.035" E 3° 41' 10.077" S
M.15 128° 11' 17.692" E 3° 41' 9.091" S
M.16 128° 11' 17.937" E 3° 41' 8.818" S
M.17 128° 11' 18.673" E 3° 41' 8.211" S
M.18 128° 11' 19.280" E 3° 41' 7.816" S
M.19 128° 11' 19.997" E 3° 41' 7.487" S
M.20 128° 11' 21.131" E 3° 41' 7.071" S
M.21 128° 11' 22.603" E 3° 41' 6.637" S
M.22 128° 11' 23.026" E 3° 41' 6.519" S
M.23 128° 11' 24.141" E 3° 41' 6.041" S
M.24 128° 11' 25.176" E 3° 41' 5.449" S
M.25 128° 11' 26.085" E 3° 41' 5.184" S
M.26 128° 11' 27.576" E 3° 41' 5.695" S
M.27 128° 11' 29.101" E 3° 41' 6.806" S
M.28 128° 11' 30.511" E 3° 41' 7.464" S
M.29 128° 11' 31.355" E 3° 41' 7.621" S
M.30 128° 11' 32.519" E 3° 41' 7.888" S
M.31 128° 11' 33.369" E 3° 41' 8.415" S
M.32 128° 11' 33.567" E 3° 41' 8.709" S
M.33 128° 11' 33.788" E 3° 41' 9.443" S
M.34 128° 11' 33.872" E 3° 41' 9.766" S
M.35 128° 11' 34.423" E 3° 41' 9.810" S
M.36 128° 11' 34.976" E 3° 41' 9.776" S
M.37 128° 11' 35.887" E 3° 41' 9.558" S
M.38 128° 11' 36.725" E 3° 41' 9.142" S
M.39 128° 11' 37.024" E 3° 41' 8.963" S
M.40 128° 11' 37.700" E 3° 41' 8.563" S
M.41 128° 11' 38.576" E 3° 41' 8.016" S
M.42 128° 11' 39.538" E 3° 41' 7.362" S
M.43 128° 11' 40.131" E 3° 41' 6.866" S
M.44 128° 11' 41.017" E 3° 41' 6.161" S
M.45 128° 11' 41.784" E 3° 41' 5.196" S
Laporan Utama (Main Report) V - 40
Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)
M.46 128° 11' 42.489" E 3° 41' 4.653" S
M.47 128° 11' 43.302" E 3° 41' 4.573" S
M.48 128° 11' 44.161" E 3° 41' 4.704" S
M.49 128° 11' 45.124" E 3° 41' 4.884" S
M.50 128° 11' 46.568" E 3° 41' 5.154" S
M.51 128° 11' 47.376" E 3° 41' 5.797" S
M.52 128° 11' 47.703" E 3° 41' 6.731" S
M.53 128° 11' 47.627" E 3° 41' 7.344" S
M.54 128° 11' 47.388" E 3° 41' 8.140" S
M.55 128° 11' 47.908" E 3° 41' 9.183" S
M.56 128° 11' 49.156" E 3° 41' 9.831" S
M.57 128° 11' 50.199" E 3° 41' 9.961" S
M.58 128° 11' 50.990" E 3° 41' 10.153" S
M.59 128° 11' 52.249" E 3° 41' 10.508" S
M.60 128° 11' 53.508" E 3° 41' 10.972" S
M.61 128° 11' 54.845" E 3° 41' 11.494" S
M.62 128° 11' 56.082" E 3° 41' 11.925" S
M.63 128° 11' 57.142" E 3° 41' 12.634" S
M.64 128° 11' 57.813" E 3° 41' 13.686" S
M.65 128° 11' 58.081" E 3° 41' 14.928" S
M.66 128° 11' 58.521" E 3° 41' 15.901" S
M.67 128° 11' 59.330" E 3° 41' 16.766" S
M.68 128° 11' 59.576" E 3° 41' 18.099" S
M.69 128° 12' 0.459" E 3° 41' 19.205" S
M.70 128° 12' 1.922" E 3° 41' 20.761" S
M.71 128° 12' 2.222" E 3° 41' 20.118" S
M.72 128° 12' 3.261" E 3° 41' 19.483" S
M.73 128° 12' 4.253" E 3° 41' 18.922" S
M.74 128° 12' 5.200" E 3° 41' 19.061" S
M.75 128° 12' 5.875" E 3° 41' 18.626" S
M.76 128° 12' 6.753" E 3° 41' 18.913" S
M.77 128° 12' 7.880" E 3° 41' 19.217" S
M.78 128° 12' 9.486" E 3° 41' 20.013" S
M.79 128° 12' 10.960" E 3° 41' 20.728" S
M.80 128° 12' 12.204" E 3° 41' 20.873" S
M.81 128° 12' 14.258" E 3° 41' 21.174" S
M.82 128° 12' 15.463" E 3° 41' 21.452" S
M.83 128° 12' 17.081" E 3° 41' 21.742" S
M.84 128° 12' 18.722" E 3° 41' 21.824" S
M.85 128° 12' 19.716" E 3° 41' 22.145" S
M.86 128° 12' 20.665" E 3° 41' 22.661" S
M.87 128° 12' 21.315" E 3° 41' 23.462" S
M.88 128° 12' 21.005" E 3° 41' 24.220" S
M.89 128° 12' 20.707" E 3° 41' 24.768" S
M.90 128° 12' 21.107" E 3° 41' 25.318" S

Laporan Utama (Main Report) V - 41


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)
M.91 128° 12' 21.401" E 3° 41' 26.051" S
M.92 128° 12' 21.403" E 3° 41' 26.701" S
M.93 128° 12' 21.157" E 3° 41' 27.111" S
M.94 128° 12' 20.300" E 3° 41' 27.706" S
M.95 128° 12' 19.645" E 3° 41' 28.030" S
M.96 128° 12' 20.826" E 3° 41' 28.353" S
M.97 128° 12' 21.686" E 3° 41' 28.451" S
M.98 128° 12' 22.029" E 3° 41' 26.855" S
M.99 128° 12' 22.030" E 3° 41' 25.928" S
M.100 128° 12' 22.169" E 3° 41' 24.662" S
M.101 128° 12' 22.248" E 3° 41' 23.460" S
M.102 128° 12' 21.684" E 3° 41' 22.482" S
M.103 128° 12' 20.861" E 3° 41' 21.081" S
M.104 128° 12' 20.761" E 3° 41' 19.718" S
M.105 128° 12' 21.116" E 3° 41' 18.589" S
M.106 128° 12' 22.093" E 3° 41' 17.847" S
M.107 128° 12' 23.183" E 3° 41' 16.711" S
M.108 128° 12' 24.746" E 3° 41' 14.447" S
M.109 128° 12' 26.474" E 3° 41' 14.634" S
M.110 128° 12' 27.788" E 3° 41' 14.094" S
M.111 128° 12' 28.995" E 3° 41' 14.162" S
M.112 128° 12' 30.565" E 3° 41' 16.004" S
M.113 128° 12' 31.184" E 3° 41' 17.061" S
M.114 128° 12' 31.705" E 3° 41' 17.722" S
M.115 128° 12' 32.935" E 3° 41' 18.280" S
M.116 128° 12' 33.509" E 3° 41' 16.854" S
M.117 128° 12' 34.196" E 3° 41' 15.620" S
M.118 128° 12' 35.304" E 3° 41' 15.548" S
M.119 128° 12' 36.050" E 3° 41' 16.259" S
M.120 128° 12' 36.568" E 3° 41' 17.170" S
M.121 128° 12' 37.152" E 3° 41' 16.665" S
M.122 128° 12' 37.812" E 3° 41' 16.601" S
M.123 128° 12' 39.110" E 3° 41' 17.144" S
M.124 128° 12' 40.408" E 3° 41' 17.223" S
M.125 128° 12' 40.598" E 3° 41' 16.640" S
M.126 128° 12' 40.995" E 3° 41' 16.357" S
M.127 128° 12' 41.534" E 3° 41' 16.383" S
M.128 128° 12' 42.474" E 3° 41' 16.739" S
M.129 128° 12' 43.562" E 3° 41' 15.914" S
M.130 128° 12' 44.706" E 3° 41' 16.159" S
M.131 128° 12' 45.709" E 3° 41' 16.501" S
M.132 128° 12' 46.467" E 3° 41' 16.912" S
M.133 128° 12' 47.773" E 3° 41' 17.609" S
M.134 128° 12' 48.656" E 3° 41' 17.787" S
M.135 128° 12' 49.458" E 3° 41' 18.118" S

Laporan Utama (Main Report) V - 42


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)
M.136 128° 12' 50.719" E 3° 41' 18.477" S
M.137 128° 12' 51.373" E 3° 41' 19.005" S
M.138 128° 12' 51.931" E 3° 41' 19.406" S
M.139 128° 12' 52.137" E 3° 41' 20.035" S
M.140 128° 12' 53.084" E 3° 41' 19.880" S
M.141 128° 12' 53.921" E 3° 41' 20.490" S
M.142 128° 12' 54.262" E 3° 41' 21.620" S
M.143 128° 12' 55.772" E 3° 41' 21.403" S
M.144 128° 12' 56.686" E 3° 41' 21.964" S
M.145 128° 12' 57.849" E 3° 41' 22.956" S
M.146 128° 12' 58.832" E 3° 41' 22.566" S
M.147 128° 12' 59.772" E 3° 41' 22.816" S
M.148 128° 13' 0.801" E 3° 41' 23.234" S
M.149 128° 13' 2.539" E 3° 41' 22.735" S
M.150 128° 13' 3.316" E 3° 41' 23.117" S
M.151 128° 13' 4.120" E 3° 41' 22.818" S
M.152 128° 13' 4.874" E 3° 41' 23.104" S
M.153 128° 13' 5.411" E 3° 41' 23.642" S
M.154 128° 13' 6.117" E 3° 41' 24.458" S
M.155 128° 13' 7.337" E 3° 41' 25.652" S
M.156 128° 13' 7.224" E 3° 41' 27.224" S
M.157 128° 13' 6.440" E 3° 41' 27.850" S
M.158 128° 13' 6.240" E 3° 41' 28.384" S
M.159 128° 13' 6.436" E 3° 41' 28.766" S
M.160 128° 13' 7.333" E 3° 41' 29.411" S
M.161 128° 13' 8.261" E 3° 41' 29.897" S
M.162 128° 13' 8.605" E 3° 41' 29.920" S
M.163 128° 13' 9.271" E 3° 41' 29.999" S
M.164 128° 13' 9.828" E 3° 41' 30.647" S
M.165 128° 13' 9.773" E 3° 41' 31.433" S
M.166 128° 13' 9.506" E 3° 41' 32.001" S
M.167 128° 13' 9.083" E 3° 41' 32.356" S
M.168 128° 13' 8.678" E 3° 41' 32.961" S
M.169 128° 13' 8.868" E 3° 41' 33.773" S
M.170 128° 13' 9.203" E 3° 41' 34.704" S
M.171 128° 13' 9.329" E 3° 41' 35.942" S
M.172 128° 13' 9.263" E 3° 41' 36.637" S
M.173 128° 13' 9.217" E 3° 41' 37.275" S
M.174 128° 11' 3.768" E 3° 41' 11.794" S
M.175 128° 11' 4.135" E 3° 41' 11.995" S
M.176 128° 11' 6.563" E 3° 41' 13.096" S
M.177 128° 11' 7.202" E 3° 41' 13.262" S
M.178 128° 11' 8.958" E 3° 41' 14.053" S
M.179 128° 11' 9.917" E 3° 41' 14.329" S
M.180 128° 11' 10.939" E 3° 41' 14.330" S

Laporan Utama (Main Report) V - 43


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)
M.181 128° 11' 13.499" E 3° 41' 13.961" S
M.182 128° 11' 15.654" E 3° 41' 13.567" S
M.183 128° 11' 16.200" E 3° 41' 13.564" S
M.184 128° 11' 17.577" E 3° 41' 12.732" S
M.185 128° 11' 18.086" E 3° 41' 11.977" S
M.186 128° 11' 18.435" E 3° 41' 10.898" S
M.187 128° 11' 18.901" E 3° 41' 10.137" S
M.188 128° 11' 19.976" E 3° 41' 9.210" S
M.189 128° 11' 21.304" E 3° 41' 8.715" S
M.190 128° 11' 22.852" E 3° 41' 8.185" S
M.191 128° 11' 24.383" E 3° 41' 7.612" S
M.192 128° 11' 25.975" E 3° 41' 6.745" S
M.193 128° 11' 26.682" E 3° 41' 7.457" S
M.194 128° 11' 28.623" E 3° 41' 8.728" S
M.195 128° 11' 30.813" E 3° 41' 9.270" S
M.196 128° 11' 32.218" E 3° 41' 9.710" S
M.197 128° 11' 32.640" E 3° 41' 10.786" S
M.198 128° 11' 33.585" E 3° 41' 11.308" S
M.199 128° 11' 34.934" E 3° 41' 11.348" S
M.200 128° 11' 36.617" E 3° 41' 10.959" S
M.201 128° 11' 38.174" E 3° 41' 10.072" S
M.202 128° 11' 39.777" E 3° 41' 9.079" S
M.203 128° 11' 40.909" E 3° 41' 8.199" S
M.204 128° 11' 41.870" E 3° 41' 7.529" S
M.205 128° 11' 42.895" E 3° 41' 6.336" S
M.206 128° 11' 43.446" E 3° 41' 6.092" S
M.207 128° 11' 44.826" E 3° 41' 6.395" S
M.208 128° 11' 46.099" E 3° 41' 6.875" S
M.209 128° 11' 46.043" E 3° 41' 7.456" S
M.210 128° 11' 45.781" E 3° 41' 8.253" S
M.211 128° 11' 46.635" E 3° 41' 10.134" S
M.212 128° 11' 49.016" E 3° 41' 11.366" S
M.213 128° 11' 50.539" E 3° 41' 11.630" S
M.214 128° 11' 52.329" E 3° 41' 12.143" S
M.215 128° 11' 54.796" E 3° 41' 13.154" S
M.216 128° 11' 56.253" E 3° 41' 14.165" S
M.217 128° 11' 56.615" E 3° 41' 15.620" S
M.218 128° 11' 57.616" E 3° 41' 17.468" S
M.219 128° 11' 57.870" E 3° 41' 19.299" S
M.220 128° 11' 59.756" E 3° 41' 21.313" S
M.221 128° 12' 1.273" E 3° 41' 22.852" S
M.222 128° 12' 2.878" E 3° 41' 22.962" S
M.223 128° 12' 3.659" E 3° 41' 22.220" S
M.224 128° 12' 3.863" E 3° 41' 21.414" S
M.225 128° 12' 4.879" E 3° 41' 21.304" S

Laporan Utama (Main Report) V - 44


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)
M.226 128° 12' 5.680" E 3° 41' 21.584" S
M.227 128° 12' 6.366" E 3° 41' 21.512" S
M.228 128° 12' 7.967" E 3° 41' 22.944" S
M.229 128° 12' 9.336" E 3° 41' 24.169" S
M.230 128° 12' 10.578" E 3° 41' 24.899" S
M.231 128° 12' 12.418" E 3° 41' 24.692" S
M.232 128° 12' 14.063" E 3° 41' 24.450" S
M.233 128° 12' 16.006" E 3° 41' 24.310" S
M.234 128° 12' 17.528" E 3° 41' 24.168" S
M.235 128° 12' 18.923" E 3° 41' 23.927" S
M.236 128° 12' 18.744" E 3° 41' 25.092" S
M.237 128° 12' 19.353" E 3° 41' 26.113" S
M.238 128° 12' 18.004" E 3° 41' 26.927" S
M.239 128° 12' 17.373" E 3° 41' 27.568" S
M.240 128° 12' 17.572" E 3° 41' 29.020" S
M.241 128° 12' 18.773" E 3° 41' 29.495" S
M.242 128° 12' 20.127" E 3° 41' 29.812" S
M.243 128° 12' 22.045" E 3° 41' 29.991" S
M.244 128° 12' 22.896" E 3° 41' 29.411" S
M.245 128° 12' 23.553" E 3° 41' 27.062" S
M.246 128° 12' 23.734" E 3° 41' 25.098" S
M.247 128° 12' 23.913" E 3° 41' 24.056" S
M.248 128° 12' 23.647" E 3° 41' 22.958" S
M.249 128° 12' 22.879" E 3° 41' 21.430" S
M.250 128° 12' 22.417" E 3° 41' 20.256" S
M.251 128° 12' 23.177" E 3° 41' 19.371" S
M.252 128° 12' 24.219" E 3° 41' 18.510" S
M.253 128° 12' 25.438" E 3° 41' 17.106" S
M.254 128° 12' 26.145" E 3° 41' 17.852" S
M.255 128° 12' 27.061" E 3° 41' 17.877" S
M.256 128° 12' 27.710" E 3° 41' 17.483" S
M.257 128° 12' 28.095" E 3° 41' 16.207" S
M.258 128° 12' 29.385" E 3° 41' 17.037" S
M.259 128° 12' 30.078" E 3° 41' 18.353" S
M.260 128° 12' 31.486" E 3° 41' 19.416" S
M.261 128° 12' 32.847" E 3° 41' 19.927" S
M.262 128° 12' 34.149" E 3° 41' 19.766" S
M.263 128° 12' 34.943" E 3° 41' 18.120" S
M.264 128° 12' 35.640" E 3° 41' 19.758" S
M.265 128° 12' 36.694" E 3° 41' 21.186" S
M.266 128° 12' 37.489" E 3° 41' 21.324" S
M.267 128° 12' 38.608" E 3° 41' 20.225" S
M.268 128° 12' 38.426" E 3° 41' 18.865" S
M.269 128° 12' 39.259" E 3° 41' 19.076" S
M.270 128° 12' 40.248" E 3° 41' 18.724" S

Laporan Utama (Main Report) V - 45


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)
Patok Koordinat (X) Koordinat (Y)
M.271 128° 12' 41.635" E 3° 41' 18.075" S
M.272 128° 12' 42.701" E 3° 41' 18.183" S
M.273 128° 12' 43.587" E 3° 41' 18.008" S
M.274 128° 12' 44.265" E 3° 41' 18.629" S
M.275 128° 12' 45.369" E 3° 41' 18.311" S
M.276 128° 12' 47.450" E 3° 41' 19.268" S
M.277 128° 12' 48.604" E 3° 41' 19.642" S
M.278 128° 12' 49.323" E 3° 41' 20.143" S
M.279 128° 12' 50.196" E 3° 41' 20.680" S
M.280 128° 12' 50.130" E 3° 41' 21.547" S
M.281 128° 12' 50.320" E 3° 41' 22.507" S
M.282 128° 12' 51.528" E 3° 41' 22.516" S
M.283 128° 12' 52.493" E 3° 41' 22.078" S
M.284 128° 12' 53.414" E 3° 41' 23.290" S
M.285 128° 12' 55.315" E 3° 41' 23.304" S
M.286 128° 12' 56.256" E 3° 41' 24.489" S
M.287 128° 12' 57.502" E 3° 41' 24.764" S
M.288 128° 12' 58.951" E 3° 41' 24.163" S
M.289 128° 13' 0.941" E 3° 41' 25.134" S
M.290 128° 13' 2.136" E 3° 41' 24.391" S
M.291 128° 13' 3.101" E 3° 41' 24.743" S
M.292 128° 13' 3.891" E 3° 41' 24.563" S
M.293 128° 13' 4.732" E 3° 41' 25.177" S
M.294 128° 13' 5.195" E 3° 41' 25.844" S
M.295 128° 13' 5.491" E 3° 41' 26.631" S
M.296 128° 13' 4.831" E 3° 41' 27.751" S
M.297 128° 13' 4.258" E 3° 41' 28.559" S
M.298 128° 13' 4.826" E 3° 41' 29.610" S
M.299 128° 13' 5.567" E 3° 41' 30.312" S
M.300 128° 13' 6.405" E 3° 41' 30.879" S
M.301 128° 13' 7.375" E 3° 41' 31.165" S
M.302 128° 13' 7.876" E 3° 41' 31.360" S
M.303 128° 13' 7.309" E 3° 41' 32.212" S
M.304 128° 13' 7.224" E 3° 41' 32.979" S
M.305 128° 13' 7.658" E 3° 41' 34.886" S
M.306 128° 13' 7.526" E 3° 41' 36.356" S
M.307 128° 13' 7.845" E 3° 41' 37.934" S
M.308 128° 13' 9.494" E 3° 41' 39.006" S
Sumber: Hasil/Usulan Perencanaan

Laporan Utama (Main Report) V - 46


Kajian Sempadan Sungai (Sungai Way Batu Merah Kota Ambon)

Anda mungkin juga menyukai