Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN TEKNIS JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

DI DESA LEMBAH SUBUR, KECAMATAN LADONGI, SULAWESI TENGGARA.

OLEH : LA ODE TIO PERKASA


1. PENDAHULUAN
Desa Mandura Kecamatan Mandaraka - Kab. Amarta, merupakan suatu daerah yang
belum mendapat suplai aliran listrik dari PT. PLN (Persero).
1.1. Proposal Pengajuan

+ = Belum
terealisasik
Kepal Kantor PT.
a PLN (Persero)
1.2. Akar Masalah

Topografi Akses Jalan dan Pemukiman

2. LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
Pada jaringan distribusi tegangan rendah yaitu tegangan yang memiliki nilai
dibawah 1kV dipakai sebagai penyaluran daya dari gardu distribusi kepada
pelanggan tegangan rendah. Dimana penyalurannya bekerja memakai sistem tiga
fasa empat kawat serta dilengkapi dengan netral. Indonesia sendiri memakai
tegangan rendah 380/220V dimana tegangan 380V adalah besar tegangan antar fasa
dan tegangan 220V yaitu tegangan fasa-netral.Radius Operasi jaringan distribusi
tegangan rendah dibatasi :
1) Susut tegangan yang diisyaratkan
2) Luas pada penghantar jaringannya
3) Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi
4) Kondisi wilayah pelayanan (kota,desa)
5) Kategori konsumen ( beban tinggi,beban rendah)
Di Indonesia (PLN) susut tetegangan diizinkan kurang lebih sebesar 5%- 10% dari
tegangan operasi.
2.2 Transformator distribusi yaitu komponen yang fungsinya untuk trafo daya
mengubah tegangan menengah 20 kV ke tegangan rendah 380/200 Volt. Terbagi
menjadi macam-macam trafo distribusi yang dipakai PT PLN (Persero) yaitu trafo
3 fasa juga tranfo CSP (Completely Self Protected).Bentuk Jaringan
2.3 Isolator Berfungsi untuk penyekat listrik pada penghantar terhadap penghantar lain
juga penghantar pada tanah. Tetapi karna penghantar yang disekatkannya
mempunyai gaya mekanis berupa berat juga gaya tarik yang berasal dari berat
penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena perubahan akibat temperatur dan
angin, maka isolator wajib memiliki kemampuan untuk menahan beban mekanis
yang harus dipikulnya. Untuk penyekatan terhadap tanah berarti mengandalkan
kemampuan isolasi antara kawat dan batang besi pengikat isolator ke travers, tetapi
untuk penyekatan antara fasa maka jarak antara penghantar satu dan yang dilakukan
yaitu memberi jarak antara isolator satu dengan lainnya dimana pada kondisi suhu
panas sampai batas maksimum dan angin yang meniup sekencang apapun dua
penghantar tidak akan saling bersentuhan. Bahan isolator pada SUTM yaitu
porselin (keramik) dimana dilapisi glazur juga gelas, tapi juga paling banyak yaitu
bahan porselin dibandingkan dari gelas, karena udara memiliki kelembaban tinggi
pada umumnya di Indonesia isolator terbuat dari bahan gelas permukaannya 11
mudah ditempeli embun. Warna isolator berwarna coklat sebagai bahan porselin
dan hijau-bening untuk bahan gelas.
2.4 Kontruksi Jaringan Tegangan Rendah

Nama Konstruksi Konstruksi Tiang Keterangan

Tiang Penyangga atau


TR-1
Suspension

Tiang Sudut 15o – 90o


TR-2
TR-3
PERHITUNGAN DAYA YANG Tiang Awal atau Akhir
DIBUTUHKAN
KVA
KVA RENCANA
TERPASANG
NO BAGIAN SATUAN JUMLAH TERPAKAI
RENCANA
Jumlah Rumah
1 unit 20 900 18.000
Warga
2 Fasum PJU dll set 20 250 5.000
Etimasi Daya terserap (VA) 23.000
TR-4
Tiang Tumpu Pada
Persimpangan

TR-5 Tiang Penegang

3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1 Peta Jaringan Distribusi

3.2 Perhitungan Kebutuhan daya


3.3 Bahan yang digunakan

NO BAGIAN SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH


1 Tiang Penopang Tiang Beton 11/350daN batang 1
Tiang Beton 9/200daN batang 32
2 Penghantar AAAC 25mm / 3 phase m' 20
Kabel twisted 3x35+1x50mm² m' 1600
Kabel twisted 2x35mm² m' 400
3 Pole Bracket Cross Arm + Isolator set 1
4 Trafo Ditribusi Trafo 25 Kva teg 20 Kv 400 Volt set 1
/320kg
5 Aksesoris JTM Panel Kontrol set 1
6 Aksesoris JTR Steinless Steel Strip set 64
Stopping Bucked set 64
Plastick Strap set 96
Suspension Assemby set 32
6 Konstruksi Track Batang Track Schoor batang 13
Schoor
Kawat Track Schoor m' 130
Jarum Keras pcs 13
Isolator Track Schoor pcs 13
Achore Track Schoor pcs 13
7 Konstruksi Kabel BC 70mm m' 35
Grounding
Bar Gounding batang 7
Skun 70mm pcs 21
Baut Mur m12 pcs 21

3.4 Alat yang digunakan


1. Tool kit lengkap
2. sabuk pengaman
3. derek tangan
4. besi kaki tiga
5. bor tanah
6. tas kerja
7. topi pengaman
8. tampar
9. linggis
10. tangga
11. kunci pas
12. kunci ring
13. pahat beton
14. obeng (screw driver)
15. palu (hammer)
16. Tang kombinasi
17. Tang pengupas kabel
18. Tang potong
19. Tirpit (penarik kabel)
20. Ampere meter
21. Lux meter
22. Megger
23. Meteran kayu
24. Meteran pendek
25. Multimeter
26. Termometer
27. Tespen (electric tester)
28. Volt meter
29. Earth meter
30. Frequensi meter
31. kVAR meter
32. cos ϕ meter
33. Sarana Langsir Material

4. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1. METODE LANGSIR MATERIAL
Adalah metode pelaksanaan pekerjaan pemindahan material dari lokasi stock ke
lokasi pekerjaan. Khususnya material Tiang Listrik Beton, yang memiliki panjang
dan berat berlebih sehingga Membutuhkan perilaku khusus.

INSTRUKSI KERJA LANGSIR TIANG LISTRIK BETON


4.2. METODE PEMASANGAN TIANG BETON.
Adalah metode pelaksanaan pekerjaan penanaman Tiang listrik Beton.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN TIANG BETON

4.3. METODE PEMASANGAN JARINGAN.


Adalah metode pelaksanaan pekerjaan pemasangan kabel penghantar menuju ke
pelanggan.
4.4. MASA PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Pekerjaan akan dilaksanakan dalam waktu 12 minngu atau 2,5 bulan. Dengan model
Time Line sebagai berikut :

4.5. RENCANA ANGGARAN BIAYA.


5. ANALISA PELUANG DAN RESIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Peluang
Masyarakat atau Calon Pelanggan, saat ini sangat mengharapkan untuk bisa segera
teralirisi Listrik. Maka hambatan untuk lahan lokasi untuk berdirinya Tiang
Penopang sangatlah kecil. Dan untuk bantuan tenaga kerja serta sarana yang ada
dilokasi tentunya sangatlah mudah didapatkan.
5.2. Resiko
a. Sehubungan dengan kondisi Topografi dari lokasi pekerjaan ini, maka kondisi
terburuk Yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan adalah masalah cuaca.
Dimana transportasi material akan mengalami hambatan dengan adanya akses
jalan yang becek dan cenderung tidak bisa dilalui kendaraan berat seperti truck.
Dan Hal inilah yang terjadi pada proyek pekerjaan ini
b. Kemungkinan terjadinya pergeseran tanah akibat hujan yang menyebabkan
andongan Kabel di luar standar
6. AKAR MASALAH DAN TINDAKAN PERBAIKANNYA
6.1. Kesulitan langsir material tiang listrik.
6.2. Andongan kabel tidak sesuai standar akibat pergerakan tanah.
a. Langkah perbaikan pertama yaitu dengan menambah pipa sambungan serta
pemasangan track schoor pada tiang yang disambung pipa.

Syarat : F kabel ≤ 200 kg.f Besar tarikan dan beban kabel ≤ 200 daN (spek Tiang
Beton yang digunakan)
b. Langkah perbaikan kedua yaitu denagn mengganti Tiang Beton yang lebih tinggi.
Misalkan dengan mengganti menjadi 11/200 daN. Disini akan di peroleh
andongan kabel lebih tinggi 3 meter. Jika andongan ternyata belum memenuhi
standar, maka tiang listrik beton akan diganti menggunakan tiang listrik
segmental.
7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
a. Kurang teliti didalam menyusun sebuah perencanaan akan mengakibatkan
Pekerjaan tidak efisien efektif yang berujung pada molornya waktu penyelesaian
dan pembengkakan biaya.
b. Dengan adanya proyek ini, tenaga kerja dari masyarakat sekitar kan terserap yang
sekaligus turut membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
7.2 Saran
Untuk setiap permohonan perluasan Jaringan baru, studi kelayakannnya sangantlah
Penting utuk dilakukan. Yang mencakup pemetaan kondisi lokasi proyek, serta
penggambaran sarana dan prasarana yang ada, sebagai dasar pertimbangan
penggunaan material dan metode kerja yang tepat.
8. Penutup
Demikian Dokumen PERENCANAAN TEKNIS JARINGAN DISTRIBUSI
TEGANGAN RENDAH DI DESA LEMBAH SUBUR, KECAMATAN LADONGI,
SULAWESI TENGGARA. Terimakasih atas perhantiannya.

Anda mungkin juga menyukai