Anda di halaman 1dari 2

Pelanggaran Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Salah satu contoh pelanggaran dari sila kedua adalah kekerasan seksual.
Pada akhir 2019, seorang guru pembina pramuka di Surabaya bernama Rahmat
Santoso Slamet divonis 12 tahun penjara dan kebiri kimia selama tiga tahun.
Dia dinyatakan bersalah telah melakukan pencabulan terhadap anak didik laki-laki
yang merupakan binaannya di pramuka.
Perbuatan Rahmat dinyatakan telah membuat para korbannya trauma, malu dan
takut. Selain itu, hakim menyatakan Rahmat juga telah merusak masa depan korban
yang masih duduk di bangku SD dan SMP.

Pelanggaran Sila Ketiga Persatuan Indonesia


Salah satu contoh pelanggaran sila ketiga adalah gerakan Organisasi Papua
Merdeka (OPM) yang kini dikenal sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Gerakan separatis ini telah berdiri sejak 1965 dan eksis hingga sekarang di Papua
dan Papua Barat. Tujuan mereka adalah untuk memisahkan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam memperjuangkan keinginannya, kelompok ini kerap melakukan tindakan
kriminal yang memakan korban jiwa. Tak jarang, para wanita dan anak-anak menjadi
korban kebrutalan KKB.
Hingga kini, KKB masih sulit diatasi karena mereka dilengkapi dengan persenjataan
lengkap dan mutakhir. Mereka pun bersembunyi di wilayah pegunungan Papua.

Pelanggaran Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Pembatasan kebebasan berpendapat merupakan salah satu contoh pelanggaran sila
keempat.
Pada 2021 lalu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
mencatat ada 26 kasus terkait langkah pemerintah dalam upaya membatasi
kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Kasus yang paling menarik perhatian masyarakat saat itu adalah mural diduga wajah
Presiden Joko Widodo yang pada bagian matanya ditutupi tulisan “404 Not Found”
di kota Tangerang.
Polres Tangerang Kota pun bertindak reaktif dengan memburu pembuat mural.
Beberapa saksi telah diperiksa. Polisi berdalih perburuan tersebut dilakukan karena
presiden adalah lambang negara yang harus dihormati.
Kasus ini akhirnya dihentikan setelah muncul berbagai kritik dan protes di
masyarakat. Polisi mengakui tidak ada unsur pidana pada pembuatan mural
tersebut.
Namun, mural diduga wajah presiden itu dihapus dan ditimpa dengan cat hitam oleh
pemerintah setempat dan TNI-Polri.

Anda mungkin juga menyukai