Anda di halaman 1dari 2

Poin-poin Penting Pengelolaan Danau Toba

1. Danau Toba merupakan danau multi fungsi; sebagai sumber air baku air minum, air
pertanian, sarana transportasi, sarana budidaya perikanan, destinasi wisata, sumber
pembangkit listrik, sarana mandi dan cuci, tempat mandi ternak serta tempat penampungan
seluruh air larian dan air limbah dari daerah tangkapan air dan dari perairan itu sendiri.
Pemanfaatan yang paling dipromosikan saat ini adalah destinasi wisata, yang untuk
keberhasilannya al. mempersyaratkan kualitas air yang baik. Sementara itu pemanfaatan
multi fungsi tersebut telah berdampak terhadap penurunan kualitas air Danau Toba, mulai
dari baik pada tahun 1996, tercemar sedang pada tahun 2005 hingga tercemar berat (dengan
memperhitungkan parameter biologi) pada tahun 2016.
2. Berbagai kebijakan sudah diterbitkan oleh Pemerintah baik pusat maupun daerah untuk
mengupayakan kelestarian Danau Toba, al. Perda I/1990 tentang Penataan Kawasan Danau
Toba, Lake Toba Ecosystem Management Plan (LTEMP) yang melahirkan Badan
Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT), Pergub 1/2009
tentang Baku Mutu Air Danau Toba, Perpres 81/2014 tentang Penataan Ruang Kawasan
Danau Toba dan Sekitarnya serta terakhir Pergubsu No. 188.44/209/KPTS/2017 tentang
Status Trofik Danau Toba serta Pergubsu No. 188.44/213/KPTS/2017 tentang Daya
Tampung Beban Pencemaran dan Daya Dukung Danau Toba untuk Budidaya Perikanan.
Hingga kini berbagai kebijakan ini belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam
pelestarian kawasan Danau Toba.
3. Sejak Danau Toba ditetapkan sebagai salah satu destinasi utama pariwisata nasional, geliat
pembangunan meningkat pesat pada wilayah ini. Aktifitas pembangunan dengan sendirinya
akan meningkatkan tekanan terhadap lingkungan. Pada sisi lain kawasan Danau Toba juga
telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional dari sisi lingkungan hidup, artinya
seluruh aspek pembangunan harus memprioritaskan kelestarian lingkungan. Danau Toba
juga merupakan salah satu danau prioritas yang harus dipulihkan kondisinya. Untuk
mewujudkan hal tersebut maka ketersediaan regulasi merupakan hal yang mutlak, oleh
sebab itu penetapan baku mutu, penetapan daya tampung beban pencemar serta alokasi
beban pencemara di kawasan Danau Toba mendesak untuk ditetapkan.
4. Sebagai tindak lanjut penetapan daya tampung beban pencemaran dan alokasi beban
pencemaran maka dibutuhkan instalasi pengolahan air limbah yang masuk ke Danau Toba,
baik limbah domestik, peternakan, pertanian, industri, maupun limbah-limbah lainnya.
Dengan ditetapkannya status trofik Danau Toba sebagai oligotrofik, hal ini berarti seluruh
limbah yang masuk ke Danau Toba harus terkelola dengan baik.
5. Dengan pengembangan Danau Toba sebagai destinasi utama wisata, maka beban limbah
domestik baik cair maupun padat akan meningkat secara signifikan. Oleh sebab itu
kebutuhan instalasi pengolahan air limbah domestik, instalasi pengolahan tinja maupun
sampah adalah hal yang mutlak di kawasan ini.
6. Seiring dengan hal tersebut, pengendalian kerusakan lingkungan baik berupa peningkatan
lahan kritis maupun perambahan hutan harus dicegah, oleh karena itu kegiatan reboisasi
maupun penghijauan juga sangat dibutuhkan pada kawasan Danau Toba.

Anda mungkin juga menyukai