Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Kajian Materi SKI Interaktif Di Madrasah


Tentang
KHULAFAUR RASYIDIN

Oleh :

Hendra Susanti NIM : 212032005


Syaf Nida Wati NIM : 212032010
Ernita NIM : 212032004

Dosen :
Dr.Hj. Yanti Mulya Roza

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN BATSANGKAR
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada umumnya setiap penulisan ulang mengenai Sejarah Peradaban Islam
pada masa-masa khulafaurrasyidin ataupun sejarah-sejarah lain adalah terbuka
dan milik semua orang. Asalkan bisa memahami dan bisa mengaplikasikannya
secara sistematis dan inofatif.
Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri mengenai
akar-akar Sejarah Peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin. Karena nilai-
nilai positif Sejarah Peradaban Khulafaurrasyidin tidak lagi dijadikan teladan oleh
orang-orang Islam. Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang
Islam saat ini lebih banyak mengadobsi budaya/peradaban orang-orang non
muslim. semua itu merupakan cerminan bagi potret perkembangan di masing-
masing kawasan Dunia Islam yang terus menerus menunjukkan dinamikanya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya nuansa dan
pengembangan wawasan dalam studi Sejarah Peradaban Islam.
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, fungsi sebagai rasullah tidak dapat
digantikan oleh siapa pun manusia di dunia ini, karena pemilihan fungsi
tersebut adalah mutlak dari Allah SWT. Fungsi beliau sebagai kepala
pemerintahan danpemimpin masyarakat harus ada yang menggantinya.
Selanjutnya pemerintahan Islam dipimpin oleh empat orang sahabat
terdekatnya, kepemimpinan dari paras a h a b a t R a s u l i n i d i s e b u t
p e r i o d e K h u l a f a u r - R a s yi d i n ( p a r a p e n g g a n t i ya n g mendapatkan
bimbingan ke jalan lurus. Meskipun hanya berlangsung 30 tahun, masa Khalifah Khulafaur-
Rasyidin adalah masa yang penting dalam sejarah Islam. Khulafaur-
Rasyidin berhasil menyelamatkan Islam, mengkonsolidasi dan
meletakkan dasar bagi keagungan umat Islam.

2
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634M).
2. Umar bin Khaththab (13-23H/634-644M)
3. Utsman bin Affan (23-36H/644-656M).
4. Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M).
B. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
C. Peristiwa-peristiwa Penting Pada Masa Khulafaur rasyidin

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin.
Kata khulafaurrasyidin itu berasal dari bahasa arab yang terdiri dari
kata khulafa dan rasyidin, khulafa‟ itu menunjukkan banyak khalifah, bila satu
di sebut khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti orang yanng
mengganti kedudukan rasullah SAW sesudah wafat melindungi agama dan
siasat (politik) keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan
oleh batas-batanya dalam melaksanakan hukum-hukum syariat agama islam.
Adapun kata Arrasyidin itu berarti arif dan bijaksana. Jadi
khulafaurrasyidin mempunyai arti pemimpim yang bijaksana sesudah nabi
muhammad wafat. Para khulafaurrasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan
bijaksana. Mereka tiu terdiri dari para sahabat nabi muhammad SAW yang
berkualitas tinggi dan baik adapun sifat-sifat yang dimiliki khulafaurrasyidin
sebagai berikut:
a. Arif dan bijaksana
b. Berilmu yang luas dan mendalam
c. Berani bertindak
d. Berkemauan yang keras
e. Berwibawa
f. Belas kasihan dan kasih saying
g. Berilmu agama yang amat luas serta melaksanakan hukum-hukum islam.

Para sahabat yang disebut khulafaurrasyidin terdiri dari empat orang khalifah
yaitu:
1. Abu bakar Shidik khalifah yang pertama (11 – 13 H = 632 – 634 M)
2. Umar bin Khattab khalifah yang kedua (13 – 23 H = 634 – 644 M)
3. Usman bin Affan khalifah yang ketiga (23 – 35 H = 644 – 656 M)
4. Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M)1

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634M).


Abu Bakar, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa At-
Tammi. Di zaman pra Islam bernama Abdul Ka‟bah, kemudian diganti
oleh Nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang
utama (orang yang paling awal) masuk Islam. Gelar Ash-Shiddiq
diperolehnya karena ia dengan segera membenarkan nabi dalam berbagai
pristiwa, terutama Isra‟ dan Mi‟raj.

1
M Nishom,http://pustakalatansa.blogspot.com/2011/08/sejarah-peradaban-
islam-pada masa.html,07 april 2012

4
Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih
sedikit, yang dihabiskannya terutama untuk mengatasi berbagai masalah
dalam negeri yang muncul akibat wafatnya Nabi.2
Sebelum terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah, pada mulanya
terjadi pendapat atau usulan oleh kaum Anshar dan Muhajirin yang sama-
sama di antara dua kaum tersebut menginginkan seorang khalifah dari
kalangan mereka. Akan tetapi kemudian usulan itu ditolak dengan tegas,
sehingga di antara mereka menyimpulkan bahwa kaum muhajirin memang
lebih berhak untuk mengendalikan kekuasaan ini, dan semua sepakat,
maka Umar bin Khattab maju dan membaiat Abu Bakar yang kemudian
dibaiat oleh semua yang hadir di tsaqifah.3
Kemudian Abu Bakar menyatakan pidatonya, “taatlah kalian
kepadaku sepanjang aku taat kepada Allah dan Rasulnya di tengah kalian,
jika aku bermaksiat maka tidak wajib kalian taat kepadaku.” Setelah
pembaitan dan pernayataan beliau tersebut, dengan demikian, maka pasca
Rasulullah SAW. wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sebagai khalifah
Islam terpilih yang pertama, yakni menjadi pemimpin agama sekaligus
kepala negara kaum Muslimin yang hanya berlangsung 2 tahun lebih
sedikit.4

a. Langkah-langkah kebijakan Abu Bakar


1. Menumpas nabi palsu
2. Memberantas kaum murtad
3. Menghadapi kaum yang ingkar zakat
4. Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qu‟an

Pencapaian pada masa Khalifah Abu Bakar Dalam masa pemerintahan


Abu Bakar Ash-Shiddiq cukup terbilang banyak menghadapi persoalan-persoalan
di dalam negeri yang berasal darikelompokmurtad, nabi palsu, dan
pembangkangzakat. Berdasarkan hasil musyawarah dengan para sahabat yang
lain, ia memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut melalui apa yang
disebut sebagai perang Riddah (perang melawan kemurtadan).5
Setelah berhasil menyelesaikan urusan dalam negeri, Abu Bakar mulai
melakukan ekspansi ke wilayah utara untuk menghadapi pasukan Romawi dan

2
Samsul Munir Amin, Sejarah Perkembangan Islam,(Jakarta : Amzah, 2009).
hlm. 93-94.
3
Ahmad al-‘Usuari, Sejarah Islam, ( Jakarta : Akbar Media, 2003) hil.144
5
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2018) hlm. 123

5
Persia yang selalu mengancam kedudukan umat Islam. Namun, ia meninggal
dunia sebelum misi ini selesai dilakukan.6
Selain itu, berikut ini mengenai peradaban yang berkembang pada masa
pemerintahan Abu Bakar yang berlangsung selama dua tahun tiga bulan :7
 Membudayakan musyawarah yang lebih demokratis dalam pemerintahan dan
masyarakat
 Menumbuhkan loyalitas umat islam dan tentara kepada pemerintah yang
memberi dukungan atas semua kebijakan khalifah
 Membudayakan musyawarah dalam menyikapi setiap masalah yang timbul
 Membangun pemerintah yang tertib di pusat dan di daerah
 Membangun milter yang disiplin dan tangguh di medan tempur
 Menyusun mushaf al-Qur‟an seperti yang dimiliki umat Islam sekarang
 Menyejahterakan rakyat secara adil dengan membangun baitul mall serta
memperbadayakan zakat, infaq, serta ghanimah dan jizyah

Dengan demikian, selama pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, harta Bait


Al-Māl tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu yang lama karena langsung
didistribusikan kepada seluruh kaum Muslimin, bahkan ketika Abu Bakar Ash-
Shiddiq wafat, hanya ditemukan 1 dirham dalam perbendaharaan negara. Seluruh
kaum Muslimin diberikan bagian yang sama dari hasil pendapatan negara. Dalam
pemerintahan Abu Bakar, ciri-ciri ekonominya (Karim, 2017), adalah: 8
 Menerapkan praktek akad– akad perdagangan yang sesuai dengan prinsip
syariah.
 Menegakan hukum dengan memerangi mereka yang tidak mau membayar zakat.
 Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat Negara, tidak mengistimewakan ahli
badar dalam pembagian kekayaan Negara.
 Mengelolah barang tambang (rikaz) yang terdiri dari emas, perak, perunggu, besi,
dan baja sehingga menjadi sumber pendapatan Negara.
 Tidak merubah kebijakan Rasullah SAW dalam masalah jizyah. Sebagaimana
Rasullah Saw Abu Bakar tidak membuat ketentuan khusus tentang jenis dan
kadar jizyah, maka pada masanya, jizyah dapat berupa emas, perhiasan, pakaian,
kambing, onta, atau benda benda lainya.
 Penerapan prinsif persamaan dalam distribusi kekayaan Negara.
 Memperhatikan akurasi penghitunga Zakat. Hasil penghitungan zakat dijadikan
sebagai pendapatan negara yang disimpan dalam Baitul Maal dan langsung di
distribusikan seluruhnya pada kaum Muslimin.

6
HAMKA, Sejarah Umat Islam, ( Jakarta: Gema Insani, 2016), hlm. 160.
7
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 123
8
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 123

6
Pada saat pertempuran di Ajnadain negeri syam berlangsung, khalifah
Abu Bakar menderita sakit. sebelum wafat, beliau telah berwasiat kepada para
sahabatnya, bahwa khalifah pengganti setelah dirinya adalah umar bin
Khattab. hal ini dilakukan guna menghindari perpecahan diantara kaum
muslimin.
Beberapa saat setelah Abu Bakar wafat, para sahabat langsung
mengadakan musyawarah untuk menentukan khakifah selanjutnya. telah
disepakati dengan bulat oleh umat Islam bahwa Umar bin Khattab yang
menjabat sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar. piagam penetapan itu
ditulis sendiri oleh Abu Bakar sebelum wafat. Setelah pemerintahan 2 tahun 3
bulan 10 hari (11 – 13 / 632 – 634 M),khalifah Abu Bakar wafat pada tanggal
21 jumadil Akhir tahun 13 H / 22 Agustus 634 Masehi.9
b. Manajemen Pemerintahan Abu Bakar (Wilayah Provinsi dan
Gubernur).
Di masa pemerintahan Khalifah pertama, masih terdapat pertentangan dan
perselisihan antara Negara Islam dan sisa-sisa kabilah arab yang masih berpegang
teguh pada warisan jahiliyah “Tentang memehami agama Islam”. Namun
demikian, kegiatan (proses) pengaturan manajemen pemerintan Khalifah Abu
Bakar telah dimulai. Wilayah Jazirah Arab dibagi menjadi beberapa provinsi,
wilayah Hijah terdiri dari 3 provinsi, yakni Makkah, Madinah dan Thaif. Wilayah
Yaman terbagi menjadi 8 provinsi yang terdiri dari Shan‟a, Hadramaut, Haulan,
Zabid, Rama‟, al-Jund, Najran, Jarsy, kemudian Bahrain dan wilayah sekitar
menjadi satu provinsi.
Adapun para gubernur yang menjadi pemimpin di provinsi tersebut adalah Itab
bin Usaid, Amr bin Ash, Utsman bin Abi al-„Ash, Muhajir bin Abi Umayah,
Ziyad bin Ubaidillah al-Anshari, Abu Musa al Asy‟ari, Muadz bin Jabal, Ala‟ bin
al-Hadrami, syarhabi bin Hasanah, Yazid bin Abi Sufyan, Khalid bin walid dan
lainnya. Diantara tugas para gubernur adalah mendirikan shalat, menegakkan
peradilan, menarik, mengelola dan membagikan zakat, melaksanakan had, dan
mereka memiliki kekuasaan pelaksanaan dan peradilan secara simultan.10

2. Umar bin Khaththab (13-23H/634-644M)


Umar bin Khaththab nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail
keturunan Abdul Uzza Al-Quraisi dari suku Adi; salah satu suku terpandang
mulia. Umar dilahirkan di mekah empat tahun sebelum kelahiran Nabi

9
M Nishom,http://pustakalatansa.blogspot.com/2011/08/sejarah-peradaban-
islam-pada masa.html,07 april 2012
10
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
persada,1996).hlm 37-38

7
Muhammad SAW. Ia adalah seorang berbudi luhur, fasih dan adil serta
pemberani. 11
Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian, dan menjadi salah satu
sahabat terdekat Nabi Muhammad serta menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Setelah masuk Islam, Umar mempertaruhkan seluruh sisa hidupnya untuk
membela dakwah Rasul. Umar menjadi benteng dan pilar ajaran Islam yang paling
kukuh. Ia menjadi orang kepercayaan Rasulullah sekaligus penasihat utamanya. Umar
juga berperan besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam di kemudian hari. 12
Umar memiliki postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, pemberani dan
tidak mengenal gentar, tutur bahasanya halus dan bicaranya fasih.Umar bin Khatthab
adalah salah satu sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW.
Peranan umar dalam sejarah Islam masa permulaan merupakan yang paling menonjol
kerena perluasan wilayahnya, disamping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain.
Adanya penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar merupakan fakta yang
diakui kebenarannya oleh para sejarahwan.13
Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi
rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah
satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota
mengawasi kehidupan rakyatnya.Dalam banyak hal Umar bin Khatthab dikenal sebagai
tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif, bahkan genius. Beberapa keunggulan yang
dimiliki Umar, membuat kedudukannya semakin dihormati dikalangan masyarakat Arab,
sehingga kaum Qurais memberi gelar ”Singa padang pasir”, dan karena kecerdasan dan
kecepatan dalam berfikirnya, ia dijuluki ”Abu Faiz”. 14
Itulah sebabnya pada saat-saat awal penyiaran Islam, Rasulullah SAW bedoa
kepada Allah, ”Allahumma Aizzul Islam bi Umaraini” artinya: ”Ya Allah,
kuatkanlah Agama Islam dengan salah satu dari dua Umar” yang dimaksud dua
Umar oleh Rasulullah SAW adalah Umar bin Khattab dan Amru bin Hisyam
(nama asli Abu Jahal).
Meskipun peristiwa diangkatnya Umar sebagai Khalifah itu merupakan
fenomena yang baru, tapi haruslah dicatat bahwa proses pralihan kepemimpinan
tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan atau rekomendasi dari Abu
Bakar yang diserahkan kepada persetujuan umat Islam. Untuk menjajagi pendapat
umum, Khalifah Abu Bakar melakukan serangkaian konsultasi terlebih dahulu

11
Samsul Munir Amin, Opict,hlm.98
12 12
Musthafa Murad, Kisah Hidup Umar Ibn Khattab, (Jakarta: Penerbit Zaman, 2007),
h.
13
Saihu, S. ( 2019 ) KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PERUMUSAN
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MURTADHA MUTTAHHARI. Andragogi : Jurnal Pendidkan
islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 1( 2 ), 197-217.
14
Arif Setiawan, Islam dimasa Umar Bin Khattab, (Jakarta: Hijri Pustaka, 2002), h.13

8
dengan beberapa sahabat, antara lain Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan.
Setelah mendapat persetujuan dari para sahabat dan baiat dari semua anggota
masyarakat Islam Umar menjadi Khalifah. Ia juga mendapat gelar Amir Al-
Mukminin (komandan orng-orang beriman).
Di jaman pemerintahan Umar pusat kekuasaan Islam di Madinah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Khalifah Umar telah berhasil
membuat dasar-dasar bagi suatu pemerintahaan yang handal untuk
melayani tuntunan masyarakat baru yang terus perkembang. Umar mendirikan
beberapa dewan yaitu : membangun Baitul Mal, Mencetak Mata Uang,
membentuk kesatuan tentara untuk melindungi daerah tapal batas, mengatur gaji,
mengangkat para hakimdan menyelenggarakan “hisbah”.
Khalifah Umar jaga meletakkan prinsip-prinsip demokrasi dalam
pemerintahannya dengan membangun jaringan pemerintahan sipil yang sempurna.
Kekuasaan Umar menjamin hak yang sama bagi setiap warga negara. Kekuasaan
bagi Umar tidak memberikan hak istimewa tertentu sehinnga tidak ada perbedaan
antara pengusa dan rakyat, dan mereka setiap waktu dapat dihubungi oleh rakyat.
Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan-
peraturan baru, ia juga memperbaiki dan mengkaji ulang terhadap kebijaksanaan
yang telah ada jika itu diperlukan demi tercapainnya kemaslahatan umat Islam.
Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan 4hari. Kematiannya
sangt tragis, seorang budak Persia bernama Fairuz atau Abu Lu‟lu‟ah secara tiba-
tiba menyerang dengan tikaman pisau tajam ke arah khalifah yang akan
menunaikan shalat subuh yang telah di tunngu oleh jama‟ahnya di masjid Nabawi
di pagi buta itu. Khalifah Umar wafat tiga hari setelah pristiwa penikaman atas
dirinya, yakni 1 Muharam 23H/644M.15
Atas persetujuan Siti Aisyah istri rasulullah Jenazah beliau dimakamkan
berjajar dengan makam Rasulullah dan makam Abu Bakar. Demikianlah riwayat
seorang khalifah yang bijaksana itu dengan meninggalkan jasa-jasa besar yang
wajib kita lanjutkan.

a. Manajemen Pemerintahan Umar bin Khattab


Pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab r.a. sudah di peraktikkan konsep
dasar hubungan antara negara dan rakyat, pentingnya tugas pegawai pelayanan
politik dan menjaga kepentinggan rakyat dari otoritas pemimpin. Umar r.a.
melakukan pemisahan antara kekuasaan peradilan dengan kekusaan eksekutif,
beliau memilih hakim dalam sistem peradilan yang independen guna memutuskan
persoalan masyarakat. Sistem peradilan ini terpisah dari kekusaan eksekutif, dan
ia bertanggung jawab terhadap khalifah secara langsung.16

15
Ibid. hlm. 98-104.
16
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Opcit. hlm. 38-39.

9
Kemajuan-Kemajuan Yang Dicapai Umar Bin Khattab
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.
Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari
Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir,
Palestina, Syiria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat
itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan
islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal
penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri
kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol daridekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru
ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah
kekuasaan Islam.Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum Islam. 17
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat
peristiwa hijrah. Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar
bin Khatthab, yang meliputi Sistem pemerintahan (politik), ilmu pengetahuan, sosial,
seni, dan agama. Sebagaimana dijelaskan berikut:
Perkembangan Politik Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam
dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu „anhu segera mengatur
administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di
Persia. Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada
masa Khalifah Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar.
Pada masa Umar ibn Khatab juga mulai berkembang suatu lembaga formal yang
disebut lembaga penerangan dan pembinaan hukum islam. Dimasa ini juga terbentuknya
sistem atau badan kemiliteran.
Pada masa khalifah Umar bin Khattab ekspansi Islam meliputi daerah Arabia,
syiria, Mesir, dan Persia. Karena wilayah Islam bertambah luas maka Umar berusaha
mengadakan penyusunan pemerintah Islam dan peraturan pemerintah yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.18

17
Ronaldo, R, Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke, I.S. ( 2020). Internasional
relation of the asia pacipic in the age of trump. Journal of Environmental
Treatment Teacniques, 8 (1), 244-246
18
Ibid. hlm. 39-40.

10
Khalifah Umar membentuk dewan-dewan Negara yang bertugas mengatur dan
menyimpan uang serta mengatur pemasukan dan pengeluaran uang negara, termasuk
juga mencetak mata uang Negara.
Perkembangan Ekonomi Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, dan
setelah Khalifah Umar mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi
yang sudah berkembang terutama di Persia. Pada masa ini juga mulai diatur dan
ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka
memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan
ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar
juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan membuat tahun hijiah. Dan
menghapuskan zakat bagi para Mu‟allaf 19
. Perkembangan Pengetahuan Pada masa khalifah Umar bin Khatab, sahabat-
sahabat yang sangat berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas
izin dari khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi kalau ada diantara umat Islam yang
ingin belajar hadis harus perdi ke Madinah, ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan
pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah. Dengan
meluasnya wilayah Islam sampai keluar jazirah Arab, nampaknya khalifah memikirkan
pendidikan Islam didaerah-daerah yang baru ditaklukkan itu. Untuk itu Umar bin Khatab
memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota,
hendaknya mereka mendirikan Mesjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan.
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khatab merupakan
seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga
menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid dan pasarpasar serta mengangkat dan menunjuk
guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi
al-Qur'an dan ajaran Islam lainnya seperti fiqh kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar,
karena mereka yang baru menganut agama Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari
sahabat-sahabat yang menerima langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas
penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam.
Gairah menuntut ilmu agama Islam ini yang kemudianmendorong lahirnya sejumlah
pembidangan disiplin keagamaan. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan dimasa
khalifah umar bin khatab lebih maju, sebab selama Umar memerintah Negara berada
dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan, disamping telah ditetapkannya mesjid
sebagai pusat pendidikan, juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam
diberbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis
dan pokok ilmu-ilmu lainnya. 20

19
Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khatthab sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan
Islam dan kedaulatannya dimasa itu, (Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa, 2002), h.45
20
Ibid, h.45

11
Wafatnya Khalifah Umar Masa pemerintahan Umar bin Khatab berlangsung
selama 10 tahun 6 bulan, yaitu dari tahun 13 H/634M sampai tahun 23H/644M. Beliau
wafat pada usia 64 tahun. Selama masa pemerintahannya oleh Khalifah Umar
dimanfaatkan untuk menyebarkan ajaran Islam dan memperluas kekuasaan ke seluruh
semenanjung Arab. Ia meninggal pada tahun 644M karena ditikam oleh Fairuz (Abu
Lukluk), budak Mughirah bin Abu Sufyan dari perang Nahrrawain yang sebelumnya
adalah bangsawan Persia. Sebelum meninggal, Umar mengangkat Dewan Presidium
untuk memilih Khalifah pengganti dari salah satu anggotanya. Mereka adalah Usman,
Ali, Tholhah, Zubair, Saad bin Abi Waqash dan Abdurrahman bin Auf

3. Utsman bin Affan (23-36H/644-656M).


Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya ialah Utsman bin
Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Ia memeluk islam karena
ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi SAW. Ia sangat
kaya tetapi berlaku sedehana, dan sebagian besar kekayaannya digunakan untuk
kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya memiliki dua cahaya,
karena menikahi dua putri Nabi SAW secara berurutan setelah yang satu
meninggal. Dan Utsman pernah meriwayatkan hadis kurang lebih 150 hadis.
Seperti halnya Umar, Utsman diangkat menjadi Khalifah melalui proses
pemilihan. Bedanya, Umar dipilih atas penunjukan langsung sedangkan Utsman
diangkat atas penunjukan tiadak langsung, yaitu melewati badan Syura yang
dibentuk oleh Umar menjelang wafatnya.

a. Pencapian Pada Masa Pemerintahan Utsman.


Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para
pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekusaan Islam. Daerah-daerah
sterategis yang sudah dikuasai Islam seperti Mesir dan Irak. Karya monumental
Utsman yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah penyusunan kitab suci Al-
Qur‟an.
Penyusunan Al-Qur‟an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang mengumpulkan
tulisan-tulisan Al-Qur‟an antara lain Adalah dari Hafsah, salah seorang Istri Nabi
SAW. Kemudian dewan itu membuat beberapa salinan naskah Al-Qur‟an untuk
dikirimkan ke berbagai wilayah kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk
masa selanjutnya.21
Sementara pencapaian beliau tidak sampai disitu, bahkan beliau
meninggalkan jejak peradaban yang bermakna dalam kehidupan manusia saat itu
hingga sekarang, antara lain:22

21
Samsul Munir Amin, Opict.hlm 104-106
22
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 138-139.

12
 Membudayakan sistem musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
 Menyeragamkan cara membaca al-Qur‟an yang ditandai dengan penyusunan
ayat-ayatnya dalam satu mushaf.

 Membangun fasilitas umum


 Menertibkan administrasi pemerintahan dengan deskripsi pekerjaan yang
jelas.

b. Manajemen Pemerintahaan Utsman bin Affan.


Khalifah Utsman r.a. berusaha menjaga dan melestarikan sistem
pemerintahaan yang telah ditetepkan oleh Khalifah Umar r.a. surat yang dituliskan
khalifah Utsman mencerminkan pelestarian tersebut : “khalifah Umar r.a. telah
menentukan beberapa sistem yang tidak hilang dari kita, bahkan melingkupi
kehidupan kita. Dan tidak ditemukan seorang pun di antara kalian yang
melakukan perubahaan dan penggantian. Allah yang berhak mengubah dan
menggantinya.”
Di awal kekhalifahannya, umur Utsman r.a. relatif tua. Akan tetapi, di saat umur
khalifah melebihi 70 tahun, beliau masih sanggup memberangkatkan pasukan
perang.
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a. tercermin
dalam pengumpulan mushaf Al-qur‟an menjadi satu di kenal dengan Mushaf
Utsmani. Pada masa kekhalifahan Utsman r.a. terdapat indikasi praktik nepotisme.
Hal ini yang membuat sekelompok sahabat mencela kepemimpinan Utsman r.a.
karena telah memilih keluarga kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.23
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh trakhir masa
kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam
terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan
kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh kaum
pemberontak yang terdiri dari orang-orang kecewa itu.24
Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang menimpa ummat Islam.
Dikalangan ummat Islam yang diturunkan melalui Muhammad yang berbahasa
Arab (sehingga perwujudan islam pada masa awalnya bercorak Arab) dengan
alam pemikiran yang dipengaruhi kebudayaan Helinesia dan persi. Pembenturan

23
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Opcit. hlm. 44-46.
24
]] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1993). Hlm. 38.

13
itu membawa kegoncanggan dan kericuhan dalam beberapa bidang sebagai
berikut :
a. Bidang Bahasa Arab.
b. Bidang Akidah.
c. Bidang Politik.25

4. Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M).
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah
seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan.
Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan dengan wawasan yang
jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasehat yang bijaksana,
penasihat hukum yang ulung dan pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati,
dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya
dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.26

a. Proses dan Khalifahan Ali bin Abi Thalib.


Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun
dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki jabatan
khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia yakin
bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia
juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali siatem
distribusi pajak tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah
ditetapkan Umar.
Tidak lama setelah itu, Ali ibn Abi Thalib menghadapi pemberontakkan Thalhah,
Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh
Usman dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan
secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat
kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan
perkara itu secara damai. Namun, ajakan tersebut ditolak. Akhirnya pertempuran
yang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama “Perang Jamal
(Unta)” Karena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali berhasil

25
Musyrifah Susanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta Timur: Prenada Media).
Hlm.32-33.

26
Samsul Munir Amin, Lockcit.Hlm. 109.

14
mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan
diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.27

b. Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.


Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. menjalankan system pemerintahaan sebagaimana
Khalifah sebelumnya, baik dari segi kepemimpinan ataupun manajemen. Dalam
mengangkat seorang pemimpin, beliau mendelesiasikan wewenang dan kekuasaan
atas wilayah yang dipimpinnya. Seorang memiliki kewenangan penuh untuk
mengelola wilayah yang dikuasainya, namun khalifah tetap melakukan
pengawasan terhadap kinerja pemimpin tersebut. Khalifah senantiasa mengajak
pegawainya untuk untuk hidup Zuhud, berhemat dan sederhana dalam kehidupan,
begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan terhadap kehidupan
rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system renumirasi. Selain itu, beliau juga
konsisten terhadap kepentingan masyarakat secara umum.28

c. Peristiwa Tahkim dan Dampaknya


Akibat terjadinya perselisihan pendapat dalam pasukan Ali, maka timbullah
golongan Khawarij dan Syi‟ah. Khawarij adalah golonga yang semula pengikut
Ali , setelah berhenti perang Siffin mereka tidak puas, dan keluar dari golongan
Ali, karena mereka ingin melanjutkan peperangan yang sudah hampir menang,
dan mereka tidak setuju dengan perundingan Daumatul Jandal. Mereka
berkomentar mengapa harus bertahkim kepada manusia, padahal tidak ada tempat
bertahkim kecuali allah. Maksudnya tidak ada hukumselain bersumber kepada
Allah. khawrij menganggap Ali telah keluar dari garis Islam. Karena itu orang-
orang yang melaksanakan hukum tidak berdasarka Kitab Allah maka ia termasuk
orang kafir.
Sebaliknya golongan kedua Syi‟ah (golongan yang tetap setia mendukung Ali
sebagai Khalifah) memberi tanggapan bahwa tidak menutup kemungkinan
kepemimpinan Muawwiyah bertindak salah, karena ia manusia biasa, selain itu
golongan Syi‟ah beranggapan bahwa hanya Ali satu-satunya yang berhak menjadi
Khalifah.
Mengingat perdebatan ini tidak titik temunya dan mengakibatkan perundingan
Daumatul Jandal gagal sehingga perdamaian tidak terwujud.

d. Ali bin Abi Thalib Wafat

27
Ibid. hlm. 39-40.
28
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Lockcit. hlm. 48-49.

15
Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin
Islam, dan mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam pada saat itu
adalah karena adanya 3 orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan Amr.
Kemudian kaum Khawarij membulatkan tekadnya, “tiga orang imam itu harus
dibunuh dalam satu saat, bila hal itu tercapai umat Islam akan bersatu kembali”.
Demikian tekad mereka. “Saya membunuh Ali”, kata Abdurrahman bin Muljam,
“Saya membunuh Muawwiyah”, sambut Barak bin Abdullah Attamimi, “Dan
saya membunuh Amr”, demikian kesanggupan Amr bin Bakr Attamimi.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17
Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang Khawarij
tiu. Hanya Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali ketika beliau sedang sholat
Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu Muljam pun tertangkap dan juga dibunuh.
Barak menikam Muawwiyah mengenai punggungnya, ketika Muawwiyah
sedang sholat Subuh di Masjid Damaskus. Sedang Amr bin Bakr berhasil
membunuh wakil imam Amr bin Ash ketika ia sedang sholat Subuhdi Masjid
Fusthat Mesir. Amr bin sendiri tidak mengimami sholat, sedang sakit perut di
rumah kediamannya sehingga ia selamat.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali dinobatkan
menjadi Khalifah yang berkedudukan di Kufah.29

B. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA


KHULAFAURRASYIDIN
Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-
Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib, merupakan masa kekusaan khalifah Islam
yang berhasil dalam mengembangkan wilayah Islam lebih luas. Nabi Muhammad
SAW yang telah meletakkan dasar agama Islam di arab, setelah beliau wafat,
gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh para khulafaur rasyidin. Pengembangan
agama Islam yang dilakukan pemerintahan khulafaur rasyidin dalam waktu yang
relatif singkat telah membuahkan hasil yang gilang-gemilang. Dari hanya wilayah
Arabia, ekspansi kekuasaan Islam menembus luar Arabia memasuki wilayah-
wilayah Afrika, Syiria, Persia, bahkan menembus ke Bizantium dan Hindia.
Ekspansi ke negri-negri yang sangat jauh dari pusat kekusaan, dalam waktu tidak
lebih dari setengah abad merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa
yang sebelumnya tidak pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat, antara lain
sebagai berikut :

29
M Nishom,http://pustakalatansa.blogspot.com/2011/08/sejarah-peradaban-
islam-pada-masa.html. Tanggal 7 april 2012

16
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan manusia
dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat
tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh penjuru
dunia.
3. Bizaitun dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu
itu mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi
peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negri
masing-masing.
4. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan hilangnya
kemerdekaan beragama bagi rakyat.
5. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan
toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6. Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir memandang
bangsa Arab lebih dekat daripada bangsa Eropa, Bizantiun, yang merintah
mereka.
7. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu
membantu pengusa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.30
Pada masa kekuasaan para khulafaur rasyidin, banyak kemajuan peradaban telah
dicapai. Di antaranya adalah muculnya gerakan pemikiran dalam Islam. Di antara
gerakan pemikiran yang menonjol pada masa khulafaur rasyidin adalah sebagai
berikut :
1. Menjaga keutuhan Al-Qur‟an Al-Karim dan mengumpulkan dalam bentuk
mushaf pada masa Abu Bakar.
2. Memberlakukan mushaf standar pada masa Utsman bin Affan.
3. Keseriusan mereka untuk mencari serta mengajarkan ilmu dan memerangi
kebodohan berIslam pada penduduk negri. Oleh sebab itu, para sahabat pada
masa Utsman dikirim ke berbagai pelosok untuk menyiarkan Islam. Mereka
mengajarkan Al-Qur‟an dan As-sunnah kepada banyak penduduk negeri yang
sudah dibuka.
4. Sebagai orang yang tidak senang kepada Islam, terutama dari pihak orientalis
abad ke-19 banyak mempelajari fenomena futuhat al-Islamiyah dan menafsirkan
dengan motif baiduwi.
5. Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahaan antara dakwah dan Negara,
antara da‟I maupun panglima.

30
Samsul Munir Amin, Lockcit. hlm. 113-114.

17
Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-Islam As-Siyasi”, menjelaskan
bahwa organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Negara yang ada pada masa
Khulafaur rasyidin, diantaranya sebagi berikut :
1. Lembaga Politik.
2. Lembaga Tata Usaha Negara.
3. Lembaga Keuangan Negara.
4. Lembaga Kehakiman Negara.
C. Peristiwa-peristiwa Penting Pada Masa Khulafaur rasyidin31

Tahun Pristiwa Masa kekusaan


Khlifah

11H Rasullah SAW wafat (Rabiul Abu Bakar Ash-shiddiq


Awal)

12H Perang Riddah

13H Perang Yarmuk

13H Abu Bakar Wafat (jumadil


akhir)

14H Penaklukan Damaskus Umar bin Khathab

15H Pearang Qadisiyah

17H Penaklukan Persia

20H Penaklukan Mesir

21H Perang Nahawand

23H Penaklukan Khurasan, Persia

27H Penaklukan Tarablusi dan Utsman bin Affan


Afrika

28H Penaklukan Cyprus

31H Perang Dzatu Sawari

32H Khurasan Kembali dilakukan

31
[18] Ibid. hlm. 113-117

18
35H Utsman wafat

36H Perang Jamal Ali bin Abi Thalib

37H Perang Siffin dan Tahkim

38H Perang Nahawand

41H Ali bin Abi Thalib wafat

D. Pembarui Organisasi Negara


Pada masa Rasul, sesuai dengan keadaannya, oranisasi negara masih sederhana.
Tetapi ketika masa khalifah Umar, di mana ummat islam sudah terdiri dari
macam-macam bangsa dan urusannya makin meluas, maka disusunlah organisasi
negara sebagai berikut:
Organisasi Politik yaitu terdiri :
a) Al-Khalifaat, (Kepala Negara).
Dalam memilih kepala negara berlaku sistem “bai‟ah”. Pada masa sekarang
mungkin sama dengan sistem demokrasi. Hanya waktu itu sesuai dengan al-amru
syuro bainahunsebagimana yang digariskan Allah dalam Al-Qur‟an.

b) Al-Wazaraat, (Menteri).
Khalifah Umar menetapkan Usman sebagai pembantunya untuk mengurus
pemerintahan umum dan kesejahteraan, sedangkan Ali untuk mengurus
kehakiman, surat-menyurat dan tawanan perang.
c) Al-Kitabaat, (sekretaris Negara)
Umar bin Khattab mengkat Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Arqom menjadi
sekretaris untuk menjelaskan urusan penting. Usman bin Affan juga mengangkat
Marwan bin Hakam.

Admistrasi Negara.
Sesuai dengan kebutuhan, khalifah Umar bin Khatab menyusun administrasi
negara menjadi :
a) Diwan-diwan (Departemen-departemen) :
1) Diwan al-Jundiy/Diwan al-Harby (Badan Pertahanan Keamanan)
Orang muslim pada masa Rasul dan Abu Bakar semuanya adalah perajurit
“ketika perang”. Namun perang telah selesai dan ghanimah telah dibagikan,
mereka kembali penduduk sipil.
Pada masa Umar keadaan telah berubah, disusunlah satu badan yang mengurusi
Tentara. Disusunlah angkatan bersenjata khusus, asrama, latihan militer,
kepangkataan, gaji, persenjataan dan lain-lain. Mulai juga membangun angkataan

19
laut oleh Muawiyah (Gubernur Syam) dan oleh Ali bin Hadharamy (Gubernur
Bahrain).

2) Diwan al-Kharaj/Diwan al-Maaly/Bait al-Maal (Mengurusi keuangag


Negara).
Digunakan untuk mengurusi pemasukan dan pengeluaran anggaran belanja
negara. Sumber pemasukan keungan negara Islam adalah :
· Al-Kharaj (Pajak hasil bumi)
· Al-usyur (10% dari pedagang dan kapal-kapal orang asing yang datang ke negara
Islam “bea cukai”.
· Al-zakah (zakat harta 2,5% dari harta yang sampai nisab)
· Al-jizyah (pajak ahli dzimmah, “orang bukan islam yang bertempat tinggal di
negara Islam”.
· Al-fai dan ghanimah (uang tebusan dari orang musyrik yang kalah perang dan
harta rampasan perang.

3) Diwan-al-Qudhat (departemen kehakiman).


Umar mengkat hakim-hakim khusus untuk tiap wilayah dan menetapkan
persyaratannya.

Al-Imarah ‘ala al-buldan (Administrasi pemerintahan dalam Negri).


a) Negara dibagi menjadi beberapa provinsi yang dipimpin oleh seorang
gubernur (amil), yaitu :
 Ahwaz dan Bahrain
 Sijistan, Iraq, Makran dan Karman
 Syam, Palestina, Mesir, Padang Sahara Libia.
b) Al-Barid : perhubungan, kuda pos memakai kuda pos.
c) Al-Syurthah : polisi penjaga keamanan negara.

Mengembangkan Ilmu
Kelanjutan meluaskan islam ada dua gerakan perpindahan manusia, “orang
Arab Muslim keluar Jaziriah Arab, orang Ajam datang ke jaziriah Arab”. Dua
gerakan perpindahan ini membawa dampak tersendiri, baik positif maupun
negatif. Orang Ajam yang berasal dari luar Jazirah Arab adalah bangsa yang
pernah mewarisi kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa Arab.
Walaupun nyala api ilmu pengetahuan mereka hampir padam, namun bekasnya
masih nyata. Hal ini terlihat pada adanya kota-kota tempat perkembangan
kebudayaan yunani seperti Iskandariyah, Antiokia, Harran dan Yunde Sahpur.32

32
Musyrifah Susanto, Lockcit,Hlm. 29.

20
E. Tanggung Jawab Negara yang pokok.
Prinsip persamaan di bidang ekonomi ini merupakan dasar masyarakat Islam dan
merupakan suatu jaminan untuk mempertahankan keseimbangan. Cirri utama dan
prinsip jaminan masyarakat dari kebijakan ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Hak Kaum Miskin.
b. Larangan menumpuk Harta.
c. Setiap orang membayar sesuai dengan kemampuan.
d. Setiap orang (dibantu) sesuai kebutuhannya
e. Jaminan social.
f. Cadangan social.

F. Pembayaran Bantuan Keuangan.


Prinsip jaminan social telah di mulai dan dijalankan pada mas Khulafah Umar dan
dibentuk pula departemen-departemen lain untuk mendistribusikan uang bantuan
dan sumbangan kepada masyarakat dan lain-lain yang dilakukan untuk tujuan
tersebut. Departemen-departemen yang dibentuk antara lain :
a. Departemen pelayanan militer.
b. Departemen kehakiman dan eksekutif.
c. Departemen pendidikan dan pengembangan Islam
d. Departemen jaminan social.
e. Jamin social untuk semua.33

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih berdasarkan
musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar. Problem besar yang
dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan kelompok ingkar zakat serta
munculnya kamum murtad Musailimah bin kazzab beserta pengikutnya menolak.
membayar zakat dan murtad dari islam yang mengakibatkan terjadinya perang
Yamamah. Pasukan islam dipimpin Khalid bin Walid berusaha menumpas kaum
ingkar zakat yang dipimpin Musailamah bin Kazzab tersebut hingga

33
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1995), hlm. 166-173.

21
mengakibatkan banyak sahabat yang gugur termasuk 70 penghafal Al-Qur‟an.
Perang tersebut terjadi pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur‟an
hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkan
mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi satu mushaf Al-Qur‟an. Mushaf yang
sudah terkumpul disimpan oleh Abu Bakar, ketika Abu Bakar sakit dia
bermusyawarah dengan para sahabat untuk menggantikan beliau menjadi khalifah
pada masa Umar gelombang exspansi pertama terjadi. Umar membagi daerah
kekuasaan islam menjadi 8 propinsi yaitu : Makkah, Madinah, Syiria, Basrah,
Kofah, Palestina, dan Mesir. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6
orang sahabat dan meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar
wafat. Panitia berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah. Pada masa
pemerintahan utsman wilayah islam meluas sampai ke Tripoli barat, Armenia dan
Azar Baijan hingga banyak penghafal Al-Qur‟an yang tersebar dan tarjadi
perbedaan dialek, yang menyebabkan masalah serius. Utsman membentuk tim
untuk menyalin Al-Qur‟an yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar, tim ini
menghasilkan 4 mushaf Al-Qur‟an dan Utsman memerintahkan untuk membakar
seluruh mushaf selain 4 mushaf induk tersebut.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang mengangkat
pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman wafat umat islam
membaiak Ali menjadi khalifah pengganti utsman, kaum Bani Umayah menuntut
Ali untuk menghukum pembunuh Utsman, karena merasa tuntutannya tidak
dilaksanakan Bani Umayah dibawah pimpinan Mu‟awiyah memberontak terhadap
pemerintahan Ali. Perang Sifin mengakibatkan perpecahan pada kelompok Ali.
Dipenghujung pemerintahan Ali umat islam terpecah menjadi tiga golongan,
yaitu, Mu‟awiyah, Syi‟ah (pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari
barisan Ali). Setelah Ali meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan
mengadakan perundingan damai dengan Mu‟awiyah dan umat islam dikuasai oleh
Mu‟awiyah. Dengan begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan
(khulafaur rasyidin) berganti dengan sistem kerajaan).

Saran.
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan
oleh Khulafaurrasyidin. Mereka melakukan ekspansi, pemberantasan kaum
murtad, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang membuahkan hasil cemerlang bagi
Agama Islam. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah satu dari
Khulafaurrasyidin ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga
Khalifah, dan ketidak tegasan dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal
tersebut yang menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat
Islam, sehingga berdampak negatif di era globalisasi ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

M Nishom,http://pustakalatansa.blogspot.com/2011/08/sejarah-peradaban-islam-
pada masa.html,07 april 2012
Samsul Munir Amin, Sejarah Perkembangan Islam,(Jakarta : Amzah, 2009). hlm.
93-94.
Ahmad al-‘Usuari, Sejarah Islam, ( Jakarta : Akbar Media, 2003) hil.144
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2018) hlm. 123
HAMKA, Sejarah Umat Islam, ( Jakarta: Gema Insani, 2016), hlm. 160.
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.
123
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.
123
M Nishom,http://pustakalatansa.blogspot.com/2011/08/sejarah-peradaban-islam-
pada masa.html,07 april 2012
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
persada,1996).hlm 37-38
Samsul Munir Amin, Opict,hlm.98
Musthafa Murad, Kisah Hidup Umar Ibn Khattab, (Jakarta: Penerbit Zaman,
2007), h.
Saihu, S. ( 2019 ) KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
PERUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MURTADHA MUTTAHHARI.
Andragogi : Jurnal Pendidkan islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 1( 2 ),
197-217.
Arif Setiawan, Islam dimasa Umar Bin Khattab, (Jakarta: Hijri Pustaka, 2002),
h.13
Ibid. hlm. 98-104.
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Opcit. hlm. 38-39.
Ronaldo, R, Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke, I.S. ( 2020). Internasional
relation of the asia pacipic in the age of trump. Journal of Environmental
Treatment Teacniques, 8 (1), 244-246
Ibid. hlm. 39-40.
Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khatthab sebuah teladan mendalam tentang
pertumbuhan 17 lam dan kedaulatannya dimasa itu, (Bogor: Pustaka Lintera
AntarNusa, 2002), h.45
Ibid, h.45
Samsul Munir Amin, Opict.hlm 104-106
Suyuti Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 138-139.
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Opcit. hlm. 44-46.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1993). Hlm. 38.
Samsul Munir Amin, Lockcit.Hlm. 109.
Musyrifah Susanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta Timur: Prenada Media).
Hlm.32-33.
Ibid. hlm. 39-40.

23
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Lockcit. hlm. 48-49.
Ibid. hlm. 39-40.
Musyrifah Susanto, Lockcit,Hlm. 29.

24

Anda mungkin juga menyukai