Anda di halaman 1dari 4

*LATIHAN MENULIS CERPEN HARI KE-1*

Oleh : Filda Yuliana

SUARA ketukan keras itu telah merusak lelap tidur Sobari. Semula ia mengira suara itu
bagian dari mimpi buruknya.namun separuh jiwanya mengatakan bahwa ia tidak salah
dengar. Sobari bangun,matanya mengarah ke arah jam alarm disisi tempat tidur,
pukul 10.00 pagi. Sobari menggerutu kesal, ia menerka-nerka siapakah orang yang
telah berani mengusik tidurnya di hari minggu ini. Sobari dengan langkah lunglai tak
bergairah menghampiri pintu kamar kosannya. Setelah membuka pintu kamarnya, ia
mendapati seorang wanita paruh baya berumur sekitar 50 tahun berdiri sambil
memegang rantang makanan dan satu kardus kecil.

" apa kau tak berniat membantu ibumu anak durhaka," dengus Ibu Sobari yang
kesal akan tingkah laku anaknya.

Sobari belum bergeming karena jiwanya masih luntang-lantung,ia sedikit bingung


apakah didepannya sekarang benar ibunya atau tidak.melihat Sobari yang belum
sadar,Ibunya hanya bisa menghela nafas,ternyata kebiasaan putra bungsunya itu
belum pernah berubah, selalu saja seperti orang bodoh ketika bangun tidur.

" jika kau hanya mematung begitu, aku akan menghajarmu anak nakal " kata Ibunya
tajam.

Refleks Sobari terbangun dari kebodohannya, ia pun segera mengambil alih


rantangan dan kardus kecil dari tangan ibunya.

"Kenapa Ibu tiba-tiba muncul didepan kamar kosanku sepagi ini? " tanya Sobari
dengan polosnya.

Mendengar ucapan Sobari, si Ibu langsung mencubit lengan anaknya,dan si anak


meringis kesakitan .

"Apa kau tidak melihat di luar itu matahari bersinar sangat teriknya,dan aku harus
kesini sendirian, padahal ada anakku yang berjanji akan menjemput di stasiun,lalu
aku harus mendapati bahwa anakku itu masih saja seperti orang bodoh dan tidak
menyadari kebodohannya, " gerutu Ibu Sobari .
Mendengar ucapan Ibunya, Sobari langsung sadar akan kebodohannya yang haqiqi.
Ia benar-benar lupa kalau dia sudah berjanji untuk menjemput ibunya ke stasiun
kereta api pagi ini. Mimpi buruk didunia nyata itu sedang dihadapinya ,Sobari
langsung berpikir untuk meluluhkan hati ibunya itu.

" Maafkanlah anakmu yang bodoh ini ibu, anakmu ini benar-benar lupa,anakmu ini
bergadang semalaman mengerjakan tugas kantor. Jadi mungkin sedikit kelelahan, "
rayu Sobari sambil memeluk Ibunya.

"Dasarr selalu saja aku luluh dengan wajahmu yang tampan ini ,anakku "ucap Ibu
Sobari sambil membelai lembut wajah tampan anaknya.
" ahh ibuku ini memang yang terbaik, selalu sadar kalau anaknya ini tampan dan
tidak durhaka, " Sobari tersenyum sombong. Si ibu hanya geleng-geleng melihat
kesombongan anaknya itu jika dipuji sedikit.

"Sekarang kamu mandilah, biar ibu pindahkan makanan ini ke piring, ibu sudah
memasak rendang kesukaan kamu. Dan lihatlah kamarmu ini anak muda, apa kau
sangat senang tinggal dikamar yang berantakan begini. Diumur 28 tahun seharusnya
kau sudah cukup untuk menjadi pria yang rapi dan bertanggung jawab dengan tempat
tinggalmu.kalau kau mau, akan aku carikan calon istri yang pandai
mengurusmu,sudah waktunya kau berumah tangga," lagi-lagi Sobari mendengar
gerutu sang Ibu Ratu.

"Ibu aku baru saja bangun tidur, aku akan merapikan tempat tidurku setelah itu.aku
bisa mengurus diriku sendiri, tenanglah dan jangan mencarikan aku wanita
manapun," Sobari sedikit kesal karena ibunya selalu meminta agar ia segera menikah,
bukannya ia tidak mau menikah, tapi masalahnya dia terlalu lemah dekat dengan
wanita. Apalagi setelah ia patah hati 3 tahun yang lalu. Mengingat rasa sakit itu,Sobari
dengan cepat melangkah masuk ke kamar mandi.

Melihat kesedihan dimata anaknya,si Ibu terdiam. Ia membayangkan 3 tahun yang


lalu merupakan kebahagiaan si anak bungsu, ketika ia merencanakan menikah
dengan wanita pujaan hatinya, akan tetapi rasa sakit yang didapatkan oleh Putra
Bungsunya itu.mengetahui bahwa si pujaan hati selingkuh dengan temannya sendiri.
Teman yang dianggap sebagai seseorang yang baik hati dan selalu dapat diandalkan.
Si Ibu merasakan sakit dihatinya,hati ibu mana yang takkan rapuh melihat putranya
menderita seperti itu, yang menutup pintu hatinya untuk wanita manapun. Sungguh
miris ketika ia melihat putra bungsunya seperti anti terhadap wanita.
"Ibu aku mau makan, apa ibu tak mau ikut makan bersamaku," tanya
Sobari ,seketika lamunan Si Ibu terbang pergi saat mendengar suara anaknya. Dan
dimeja makan si anak sudah duduk manis dengan rambut basahnya.
"Ahh, iya tentu. Untuk apa ibu datang kesini kalau tidak untuk makan bersama
anak tersayangku ini, " si ibu melangkah mendekati anaknya, dan mengambil handuk
disebelah kanan bahu anaknya itu. Si ibu pun mengeringkan rambut Sobari yang
masih basah.meniup ubun-ubun kepala anaknya, sambil melontarkan Do'a dan
mengecup kening Sobari,berharap kesuksesan dan kebahagiaan selalu bersama
putra bungsunya,Sobari.
Memiliki 3 putra adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi si Ibu. Putra pertama
dan keduanya sudah menikah dan memiliki kehidupan yang sangat Baik. Putra
pertama si Ibu bekerja di salah satu rumah sakit terbaik dikota Jakarta sebagai Dokter
gigi dan memiliki 1 anak perempuan berusia 1 tahun.Sedangkan putra keduanya
sudah cukup lama berkarier didunia perhotelan Bintang 5 di Kota Padang sebagai GM
( General Manager),memiliki anak kembar identik, laki-laki dan perempuan berusia 1
tahun. Sedangkan putra Bungsunya, Sobari bekerja di salah satu perusahaan
marketing terbaik dikota Jakarta sebagai programmer selama 2 tahun ini. Karena jauh
dari rumah, Sobari harus ngekost dan mengurus semuanya sendiri. Si ibu sangat
bersyukur melihat anak-anaknya hidup berkecukupan.
"Ibu, apa abang Danu belum dapat cuti. Apa tahun ini dia takkan lebaran haji di
Jakarta?," tanya Sobari.
"Kamu seperti tidak tahu kelakuan abang keduamu itu saja.dia gila kerja, tapi
tak apalah. Toh masih ada kamu nanti yang menemani ibu dirumah," ungkap si Ibu
sedikit sedih.
"Oh mungkin memang abang sedang banyak pekerjaan ibu.jangan sedih, anak
tampanmu ini akan menemanimu nanti, oke, " Sobari mencoba menghibur hati
Ibunya.
"Tapi tetap saja ibu kesepian dirumah,kapan kamu akan pindah bekerja
diperusahaan pamanmu di Jakarta. Cobalah untuk tidak keras hati Sobari.Ayahmu
pasti akan sangat sedih dialam sana melihatmu seperti ini.kau tak memiliki keluarga
dikota Bekasi ini,hidupmu juga tidak teratur,jadi apa yang mau kau pertahankan.
ayolah Nak, apa kau tak ingin tinggal bersama ibumu ini dijakarta, ibu ingin kau
kembali bekerja diperusahaan pamanmu," seketika ibu Sobari menitikkan airmata
kesedihan.
Melihat ibunya menangis,hati Sobari ikut menangis.Egonya selama ini telah
menyakiti hati ibunya sendiri,hanya karena tidak ingin terkenang saat dimana ia
bertemu dengan wanita itu, wanita yang tlah mematahkan hatinya. Ia sangat merasa
bersalah kepada ibunya. Sobari hanya bisa berdiam diri.
"Tak usah kau pikirkan ucapan ibu tadi, mungkin ibu hanya sedikit kesal
dengan anak-anak ibu, " ucap Ibu Sobari menenangkan hati Sobari.
" tidak ibu, aku benar-benar anak ibu yang bodoh. Aku bahkan tidak peka
terhadap perasaan ibuku sendiri. Aku minta maaf ibu, aku terlalu lama menyakiti hati
ibu. Aku akan segera mengurus surat resign dikantor ku. Esok lusa, aku akan
kejakarta dan menemui paman. Bersabarlah ibu, aku takkan biarkan ibu kesepian lagi
dirumah ," Sobari memeluk erat ibunya.
Hati Ibu Sobari seketika tersenyum bahagia , setidaknya kali ini Sobari mau
menuruti permintaannya untuk kembali ke Jakarta dan bekerja diperusahaan milik
Adik Almarhum suaminya. Ia berharap almarhum suaminya dialam sana akan ikut
bahagia ketika melihat anaknya mau bekerja diperusahaan itu kembali,perusahaan
yang sebenarnya dibangun dari Nol oleh almarhum suaminya dengan susah
payah.Akan tetapi harus berpindah tangan ke Adiknya itu. Sobari adalah harapan
satu-satunya yang ia miliki untuk mendapatkan kembali perusahaan itu,Setelah dua
putranya menolak untuk berkontribusi dalam perusahaan milik almarhum
ayahnya.sebagai istri dan Ibu,ia hanya ingin melihat anaknya mendapatkan apa yang
seharusnya jadi milik putranya itu.ia yakin bahwa adik dari almarhum suaminya itu
telah curang, almarhum suaminya bahkan harus dikejar-kejar Rentenir karena
menanggung beban hutang perusahaan yang bahkan tidak pernah dia pinjam kepada
lintah darat itu. Almarhum harus hidup seperti Buronan, dan sakit-
sakitan,mengakibatkan suaminya meninggal karena serangan jantung 9 tahun yang
lalu. Saat itu tak ada pilihan selain memberikan perusahaan itu kepada adik almarhum
suaminya, dengan begitu hutang almarhum suaminya akan Lunas. Walaupun ia harus
memohon agar suatu hari nanti anak-anaknya bisa bekerja diperusahaan itu kembali.
kedua putranya sudah pernah bekerja selama setahun dan berhenti diperusahaan
itu,Karena kelicikan paman mereka sendiri yang menghalalkan segala cara untuk
membuat anak-anak tidak betah bekerja disana,dan Sobari termasuk dalam
perangkap kelicikan pamannya. Entah sampai kapan anak-anaknya jadi Buronan
kejahatan paman mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai