Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSTRUKSI ALAT UKUR

TENTANG

PENULISAN ITEM

Oleh Kelompok 5 :

Tiara Oktaviona 2015040040

Arif Budiman 2015040096

Diva Putri Syabrina 2015040112

Nabiilah Saajidah 2015040107

Dosen Pengampu :

Masnida Khairat, MA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

TA. 1442 H/ 2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Penulisan Aitem“ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen kami yaitu Ibu Masnida Khairat, MA, pada mata
kuliah Konstruksi Alat Ukur. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan tentang Presentasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Padang, 5 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok. Tes merupakan cara penilaian yang
dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu
serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Tes sebagai alat
penilaian adalah pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat
jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan),
atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Karena pentingnya suatu tes dalam dunia pendidikan sehingga kami akan
mengulas sedikit mengenai “Menuliskan item-item tes”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penulisan item tipe pilihan ganda ?
2. Bagaimanakah penulisan item tipe benar salah ?
3. Bagaimanakah penulisan item tipe jawaban pendek ?
4. Bagaimanakah penulisan item skala psikologi ?
5. Apa yang dimaksud dengan format respon ?
6. Bagaimanakah kaidah penulisan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana penulisan item tipe pilihan ganda
2. Untuk mengetahui bagaimana penulisan item tipe benar salah
3. Untuk mengetahui bagaimana penulisan item jawaban pen
4. Untuk mengetahui bagaimana penulisan item skala psikologi
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan format respon
6. Untuk mengetahui kaidah-kaidah dalam penulisan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penulisan Item Tipe Pilihan Ganda


1. Pengertian
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau paling tepat. Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dilihat dari strukturnya, bentuk
soal pilihan ganda terdiri atas:
a) Stem, yaitu pernyataan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan
b) Option, yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
c) Kunci, yaitu jawaban yang benar atau paling tepat
d) Distractor (pengecoh), yaitu jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban

Soal pilhan ganda adalah tipe soal yang banyak digunakan. Soal ini dapat
mengukur variasi hasil belajar dari yang sederhana sampai yang kompleks. Dan
ini dapat diterima sebagai tipe pengukuran terbaik dari berbagai sudut pandang.
Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas
yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang
lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk
ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian
nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri.Hanya saja, untuk
meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup
besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang
homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan
peserta mudah mencotek kunci jawaban. Soal pilihan ganda sangat efektif untuk
mengukur kemampuan, mulai dari kemampuan yang sederhana samapi dengan
kemampuan yang kompleks seperti kemampuan dalam pengetahuan, pemahaman,
dan penggunaan konsep.

Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan ganda, yaitu :

a.) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai jawaban yang
benar. Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang benar.
b.) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk
melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara
pernyataan dan alasan (sebab- akibat)
c.) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan mempunyai beberapa
pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban yang
salah. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah tersebut
d.) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang
semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas peserta
didik adalah memilih jawaban yang paling benar
e.) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki
beberaapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas peserta didik
adalah mencari satu jawaban yang paling benar dan melengkapinya.

2. Penulisan Item Soal Bentuk Pilihan Ganda


Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidahkaidahsebagai
berikut:
a.) Materi
1.) Soal harus sesuai dengan indikator.Pilihan jawaban harus homogen dan
logis ditinjau darisegi materi.
2.) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benaratau yang paling
benar.
b.) Konstruksi
1.) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2.) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harusmerupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
3.) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawabanbenar.
4.) Pokok soal jangan mengandung pernyataanyang bersifat negatif ganda.
5.) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6.) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semuapilihan jawaban
di atas salah", atau "Semua pilihanjawaban di atas benar".
7.) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harusdisusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angkatersebut, atau kronologisnya.
8.) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yangterdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
9.) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soalsebelumnya.
c.) Bahasa
1.) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuaidengan kaidah bahasa
Indonesia.
2.) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jikasoal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3.) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4.) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yangbukan merupakan
satu kesatuan pengertian.

3. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari soal bentuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut :
a.) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran
yang telah diberikan
b.) Jawaban siswa dapat dioreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan
menggunakan kunci jawaban
c.) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga
penilainnya bersifat objekif
d.) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai
jenjang kemampuan kognitif
e.) Soal dapat digunakan berulang-ulang
f.) Soal dapat digunakan untuk peserta jumlah tes yang banyak

Adapun kekurangan dari bentuk soal pilihan ganda, yaitu:

a.) Tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah kurang dapat
mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi, dan
b.) Jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal mereka dapat
menjawab dengan cara menebak
c.) Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama

Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih untuk


menulis tes objektif yang baik, sehingga penulis benar-benar terampil dalam
menulis terutama untuk menulis tes objektif yang dapat mengukur proses
berpikir yang lebih tinggi dari hanya sekedar ingatan.

B. Penulisan Item Tipe Benar Salah


1. Pengertian
Tes obyektif bentuk benar atau salah (true false) adalah salah satu bentuk tes
obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa
pernyataan (statement), pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah
dengan kata lain terdapat dua kemungkinan alternatif jawab yaitu Benar atau
Salah. Selain itu, tes ini juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test), tes “ya/tidak” (yes-no test) dan merupakan tes model baru (new type
test) dengan cara menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang
bersangkutan. Pada pernyataan tes benar atau salah, peserta tes tersebut tinggal
menyilang atau melingkari huruf B jika pernyataan menurut pendapat benar dan
huruf S jika salah. Dalam hal ini Testee diminta menentukan pendapatnya
mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara seperti yang telah
ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan soal.
Bentuk tes benar atau salah ini bermacam-macam variasinya jika dilihat dari
segi pola pengerjaannya yang terdiri dari:
a.) Tes Benar-Salah bentuk pernyataan
Dalam bentuk ini soal terdiri dari pernyataan-pernyataan dan siswa diminta
memilih kemungkinan benar atau salah saja.
b.) Tes Benar-Salah yang menuntut alasan
Dalam bentuk ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa
memberi alasan apabila ia memilih kemungkinan salah (menyalahkan
pernyataan soal).
c.) Tes Benar-Salah dengan membetulkan
Dalam bentuk tes ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya
siswa membetulkan pernyataan soal yang disalahkan (jika siswa memilih
kemungkinan salah terhadap pernyataan/ soal yang bersangkutan).
d.) Tes Benar-Salah Berganda
Pada bentuk ini satu induk persoalan menghasilkan beberapa anak persoalan.
Beberapa anak persoalan itu dirumuskan dalam pernyataan/ soal yang
mempunyai kemungkinan benar atau salah.

2. Penulisan item Benar-Salah


Item-item tes yang mempunyai tipe benar-salah harus memenuhi beberapa
kriteria, diantaranya.
a.) Soal harus singkat, jelas, bukan bukan kalimat majemuk.
b.) Jumlah soal harus banyak dan disusun atau dasar tabel spesifikasi.
c.) Satu soal harus berisi satu pernyataan.
d.) Tidak mengungkapkan kata-kata seperti: selalu, seringkali, pada umumnya,
biasanya, karena kata-kata itu memudahkan murid untuk menerka jawaban.
e.) Setiap pernyataan/soal harus pasti salah atau betul (tidak mendua arti).
f.) Jumlah soal yang betul dan yang salah harus seimbang.
g.) Urutan soal (yang betul dan yang salag) seharusnya tidak mengikuti pola yang
teratur.
h.) Sebaiknya pernyataan tidak diambil langsung dari buku.
i.) Tulisan huruf B-S pada permulaan nomor masing-masing item dengan maksud
untuk mempermudah mengerjakan dan menilai (skoring).
3. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari soal bentuk soal benar-salah adalah sebagai berikut :
a.) Mudah dikonstruksi, maksudnya adalah bahwa untuk menulis satu tes benar
salahhanya diperlukan satu pernyataan, dimana pernyataan tersebut harus
berkaitan dengan tes tersebut.
b.) Perangkat soal dapat mewakili seluruh perangkat pokok bahasan, ini
merupakan kekuatan utama dari tes tipe benar salah.
c.) Mudah dalam pensekoran, karena hanya ada dua alternatif jawaban, maka
setiap butir soal (tes) hanya mempunyai dua alternatif skor, yaitu satu untuk
yang mengerjakannya secara benar dan nol untuk yang menjawab salah.
d.) Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasilbelajar langsung terutama yang
berkenaan dengan ingatan. Tes tipe benar salah mengukur kemampuan dasar
hasil belajar, yaitu dapat membedakan kenyatan diri yang bukan kenyataan
atau dari suatu yang benar dari yang salah.
Adapun kelemahan dari tes objektif tipe benar salah adalah sebagai berikut:

a.) Mendorong peserta tes (siswa) untuk menebak jawaban, karena probabilitas
menjawab benar adalah 50 % maka tipe tes ini seakan mendorong para peserta
tes untuk menebak jawaban walaupun mereka tidak mengetahui jawaban yang
benar.
b.) Terlalu menekankan pada ingatan, karena tes tipe ini memaksa penulis tes
untuk menguji hasil belajar langsung yang berbentuk ingatan. Kelemahan ini
lebih diperburuk jika guru atau pendidik mengkonstruksi tes yang mengambil
langsung pernyataan dari buku ajar yang digunakan.
c.) Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan
(benar dan salah).

C. Penulisan Item Tipe Jawaban Pendek


1. Pengertian
Item tipe jawaban pendek berupa kalimat pernyataan yang harus dijawab
dengan jawaban singkat, umumnya tidak lebih dari satu atau dua kata, atau berupa
kalimat pernyataan yang belum selesai sehingga subjek harus mengisikan kata
untuk melengkapi kalimat tersebut. Biasanya soal bentuk jawaban singkat ditandai
dengan adanya tempat kosong yang disediakan bagi peserta tes untuk menuliskan
jawabannya sesuai petunjuk.
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat
danatau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk
jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata
lain, soal tersebut berupa suatu kalimat bertanya yang dapat di jawab dengan
singkat, berupa kata, prase, nama, nama tempat, nama tokoh, lambang, dan lain-
lain
Keunggulan item tipe ini sebetulnya terletak pada kemudahan menulisnya
serta banyaknya jumlah item yang dapat dicakup dalam setiap pengenaan tes.
Hanya saja biasanya item tipe jawaban pendek sulit utuk digunakan mengungkap
taraf kompetensi yang tinggi dan karenanya lebih cocok untuk dikenakan pada
siswa dari tingkat pendidikan dasar.
2. Penulisan item tipe Jawaban Pendek
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk jawaban singkat dan
melengkapi, antara lain:
a.) Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan
peserta didik menjawab secara terurai.
b.) Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan
langsung dari buku (textbook).
c.) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir
atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat.
d.) Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak, pilihlah untuk masalah
yang urgen saja.
e.) Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban.
f.) Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan
jelas.

3. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan tes bentuk jawaban singkat dan melengkapi, antara lain:
a.) Kemungknan menebak jawaban sangat sulit
b.) Cocok untuk soal- soal hitungan
c.) Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
d.) Relatif mudah disusun
e.) Sangat baik untuk penilaian kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan
fakta-fakta, prinsip-prinsip dan terminologi.
f.) Menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan
jelas.
g.) Pemeriksaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif

Adapun kekurangan tes bentuk jawaban singkat dan melengkapi, antara lain :

a.) Pada umumnya hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja,


sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan.
b.) Pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu
banyak, para peserta didik sering terkecoh.
c.) Dalam memeriksa lembaran jawaban dibutuhkan waktu yang cukup banyak.
d.) Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.
e.) Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
f.) Penilaian menjemukan dan memerlukan waktu banyak

D. Format Penulisan Item Skala Psikologi


1. Skala psikologi sebagai alat ukur
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai proses kuantitatif sebagau
atribut.pengukuran yang diharapkan akan menghasilkan data yang valid yang
dilakukan secara sistematik.
2. Atribut psikologi sebgai objek ukur
Objek pengukuran dapat berupa atribut fisik atau atribut psikologi.atribut
psikologi hanya dapat di ukur sampai fingkat skala ordinal sebagai objek
ukur,atribut psikologi dapat dikategorikan beberapa macam yaitu:
 Atribut kemampuan ( kognitif)
Kemampuan yang bersifat potensial yang umumnya berupa intelegensi
 Atribut bukan kemampuan.

E. Format Respon
Beberapa format respon yaitu sebagai berikut:
1) Variasi bentuk memilih jawaban yang memperlihatkan tingkat kesetujuan antara
lain:
[STS] [TS] [N] [S] [SS]
Bentuk yang sejenis juga dapat disajikan pula dalam tujuh jenjang seperti
[STS] [TS] [ATS] [N] [AS] [S] [SS]
Respon‐respon pilihan tersebut artinya adalah
 STS = sangat tidak setuju
 TS = tidak setuju
 ATS = agak tidak setuju
 N = netral
 AS = agak setuju
 S = setuju
 SS = sangat setuju

Catatan: tidak ada manfaatnya untuk memperbanyak pilihan menjadi sembilan


jenjang karena justru akan mengaburkan perbedaan yang diinginkan. Responden
tidak akan cukup peka dengan perbedaan jenjang yang lebih dari tujuh tingkat.
Responden yang cukup berusia atau responden yang belum cukup dewasa, perlu
disederhanakan menjadi tiga pilihan saja, yaitu:

[TS] [N] [S] Selanjutnya, dalam beberapa kasus dibuat juga skala yang item‐
itemnya direspon hanya dengan 2 pilihan, “ya” atau “tidak”.

2) Bentuk pilihan jenjang yang menunjukkan frekuensi kejadian, biasanya disajikan


sebagai berikut:
 Tidak pernah
 Jarang
 Kadang‐kadang
 Sering
 Selalu
3) Frekuensi kejadian dalam tujuh jenjang, biasanya disajikan sebagai berikut:
 Tidak pernah
 Sangat jarang
 Jarang
 Kadang‐kadang
 Sering
 Sangat sering
 Selalu

Pilihan‐pilihan jawaban yang disediakan selalu simetrikal, jenjang ke arah positif


sama banyak dengan jenjang kearah negatif. Umumnya pilihan dibuat dalam
jumlah ganjil dengan pilihan tengah merupakan pilihan “Netral”.

F. Beberapa Kaidah Penulisan


Untuk menuliskan item tersebut dengan baik, ada sejumlah kriteria yang
dikemukakan oleh Wang (1932), Thurstone (1929), Bird (1940), Edwards dan
Kilpatrick (1948). Kriteria tersebut pada awalnya digunakan untuk menyusun skala
sikap, namun akan juga membantu menyusun item dari skala lain. Kriteria-kriteria
penilaian adalah sebagai berikut.
1. Menghindari pernyataan yang mengarah ke masa lalu, bukan masa sekarang.
2. Menghindari pernyataan mengenai sesuatu sudah jelas jawabannya.
3. Menghindari peryataan yang ambigu (memiliki banyak arti).
4. Menghindari pernyataan yang tidak relevan dengan objek sikap yang dibahas.
5. Menghindari pernyataan yang didukung oleh hampir semua orang atau hampir
tidak ada yang mendukung.
6. Membuat tata kelola yang benar-benar menyeluruh minat dalam pembuatan sikap
skala.
7. Bahasa yang digunakan dalam sebuah pernyataan harus jelas, sederhana dan
langsung.
8. Pernyataan harus pendek, biasanya tidak lebih dari 20 kata.
9. Setiap pernyataan haya mempunyai satu pemikiran saja.
10. Menghindari pernyataan-peryataan yang mengandung unsur universal dan yang
menciptakan ambiguitas, seperti semua, selalu, tidak ada, dan tidak pernah.
11. Harus memperhatikan pernyataan-pernyataan yang menggunakan kata hanya,
cuma, sering / melulu.
12. Apabila mungkin, pernyataan harus dibuat dengan bentuk kata-kata yang
sederhana bukan dengan kata-kata yang menyulitkan.
13. Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak dapat mendukung oleh responden.
14. Menghindari pernyataan yang mengandung double negatives .

Sumadi Suryabrata (2000) menyebutkan beberapa kaidah dalam penulisan item,


sebagai berikut:

1. Gunakan kalimat yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti oleh responden,
serta mengikuti tata tulis dan tata bahasa yang baku.
2. Hindari penggunaan kata‐kata bermakna ganda dan memasukkan kata‐kata yang
tidak berguna.
3. Hindari penggunaan kata‐kata yang terlalu kuat (sugestif, menggiring) karena
akan mendorong responden untuk keluar dari pagar fakta‐fakta, serta kata‐kata
yang terlalu lemah (tidak merangsang) karena tidak dapat memancing respon yang
memadai atau adekuat.
4. Selalu diingat bahwa dalam penulisan item hendaknya selalu mengacu pada
indikator perilaku, oleh karena itu, jangan menulis item yang langsung mengacu
pada atribut yang akan diungkap.
5. Perhatikan indikator perilaku yang hendak diungkap sehingga stimulus dan
pilihan jawaban tetap relevan dengan tujuan pengukuran.
6. Perlu menguji pilihan‐pilihan jawaban yang ditulis, adakah perbedaan arti atau
makna antara dua pilihan yang berbeda sesuai dengan ciri atribut yang sedang
diukur. Apabila tidak ada bedanya maka item yang bersangkutan tidak memiliki
daya beda (discriminating power).
7. Isi item tidak boleh mengandung keinginan sosial ataupun yang dianggap baik
dalam norma sosial, karena item yang mengandung norma sosial cenderung akan
disetujui dan didukung oleh semua orang bukan karena sesuai dengan perasaan
atau keadaan dirinya, namun karena orang berfikir normatif.
8. Untuk menghindari adanya stereotype jawaban atau memberikan jaawaban pada
sisi kanan atau kiri tanp membaca dan mempertimbangkan dengan diri reaponden,
maka sebagian item perlu dibuat dalam arah favorable (positif) dan dalam arah
unfavorable (negatif) sehingga responden akan membaca lebih teliti dan sungguh‐
sungguh.

Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2005), kaidah penulisan item skala


psikologi adalah sebagai berikut:

1. Gunakan kata‐kata dan kalimat sederhana, jelas, mudah dimengerti tapi tetap
sesuai tata tulis & tata bahasa Indonesia baku.
2. Jangan menimbulkan penafsiran ganda tehadap istilah yang digunakan.
3. Janganmenanyakan langsung atribut/variabel yang akan diungkap.
4. Perhatikan indikator perilaku yang akan diungkap isehg stimulus dan pilihan
jawaban tetap relevan dengan tujuan pengukuran.
5. Cobalah menguji pilihan jawaban yang telah ditulis.
6. Tidak mengandung social desirability (dianggap baik oleh norma sosial).

7. Sebagian item dibuat favorable sebagian unfavorable untuk menghindari


stereotype jawaban
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes merupakan cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi
syarat-syarat tertentu yang jelas. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk
perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur
hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan
bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Dalam penulisan item tes dapat di bagi menjadi 3 item yaitu :
1. PilihanGanda
2. Benar Salah
3. JawabanSingkat
Setiap item tes mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing. Dan
dalam penyusunan soal tes, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: tujuan
pembelajaran, pokok bahasan dan sub-pokok bahasan, proses berpikir yang ingin
diukur, jenis tes yang tepat serta tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah tentang Penulisan Aitem ini penulis berharap agar para
pembaca mendapatkan ilmu pengetahuan tambahan sesuai dengan yang telah dibuat di
dalam makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal . 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya


Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
https://www.academia.edu (diakses tanggal 12 Oktober 2020)
https://banzaibaltzarblog.wordpress.com/2017/11/12/Penyusunan-Skala-Psikologi/ (diakses
tanggal 13 Oktober 2020)
https://eko13.wordpress.com/2008/05/02/kriteria-penulisan-item/ (diakses tanggal 15
Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai