Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAKIKAT SAINS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Hakikat Sains Pada Mata Kuliah
Dasar-Dasar Sains

Dosen:
Dr. Syamsurizal, M.Biomed

Oleh
Annisa Luthfi Insani
21031053

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kuranji, 22 Agustus 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Makalah .........................................................................................2
D. Manfaat Makalah ...........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................4
A. Pengertian Sains .............................................................................................................4
B. Dimensi-dimensi Sains....................................................................................................8
C. Fungsi Sains Dalam Kehidupan ................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengenalan akan alam merupakan salah satu kegiatan manusia yang terjadi secara
spontan dan terjadi sejak dini. Namun, pengetahuan akan terbentuk setelah terjadi pengenalan
akan banyak hal. Pengenalan merupakan awal dari bahasan mengenai pengetahuan, baik sebagai
produk maupun sebagai proses. Produk pengenalan dan pengetahuan yang dikumpulkan secara
sistematis akan membentuk wacana baru yang kita sebuat ilmu. Pengenalam manusia akan alam,
baik secara objektif atau ilmiah akan menghasilkan sains. Sains (science) adalah pengetahuan
alam yang terstruktur dan akan berkembang lebih mendalam karena manusia senantiasa
mengetahui hal-hal baru di alam serta menganalisisnya dalam kaidah-kaidah ilmiah dan
universal. Ada banyak yang harus dipenuhi dalam rangka menghimpun pengetahuan ilmiah.
Meskipun demikian, tidak semua pengamatan, pengenalan, impresi dan ekspresi manusia akan
alam dapat dirangkum kedalam himpunan yang sistematis.(Wonorahardjo, 2020)

Semua orang tahu bahwa mata pelajaran sseperti fisika, kimia, biologi merupakan sains.
Sedangkan mata pelajaran seperti seni, music dan teologi bukan sains. Tapi ketika kita bertanya
kepada seorang filsuf apa itu sains, itu bukan jawaban singkat yang kita inginkan. Filsuf tidak
meminta daftar kegiatan yang biasa disebut sains. Filsuf menanyakan apa yang membuat sesuatu
menjadi sains. Oleh karena itu pertanyaan tentang pengertian sains, bukanlah suatu pertanyaan
yang spele.(A Hronsky & Groves, 2008)

Sains merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. Sains akan bekembang
menjadi berbagai cabang ilmu yang akan menunjang kehidupan manusia. Dengan adanya
pemahaman tentang sains manusia akan berproses menghasilkan berbagai penemuan-penemuan.
Penemuan tersebut akan diteliti dan ditelaah secara sistematis sehingga menghasilkan berbagai
produk yang dibutuhkan manusia. Dengan adanya berbagai produk dengan segala inovasinya,
manusia akan lebih mudah dalam menjadi kehidupannya. Selain itu sains juga memiliki peran
penting dalam kemajuan zaman. Lahirnya berbagai tekonologi baik dari segi komunikasi,
informasi, transportasi, dan bidang-bidang lainnya membuat zaman semaking canggih dan
berkembang.
1
2

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sains merupakan salah satu hal yang penting
untuk dipelajari. Oleh karena itu pada makalah ini, penulis akan menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan sains, seperti: pengertian sains, dimensi-dimensi sains, dan fungsi sains dalam
kehidupan.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari sains?

2. Bagaimana pembagian dimensi-dimensi sains?

3. Bagaimana fungsi sains dalam kehidupan?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini:

1. Memenuhi tugas hakikat sains pada mata kuliah dasar-dasar sains.

2. Mengetahui apa pengertian dari sains.

3. Mengetahui pembagian dari dimensi-dimensi sains.

4. Mengetahui fungsi dari sains dalam kehidupan.

D. Manfaat Makalah
Pembuatan makalah ini bermanfaat untuk berbagai pihak, terutama:

1. Bagi Penulis

Mengetahui dan menambah ilmu pengetahuan penulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sains. Sehingga penulis dapat mempelajari lebih lanjut tentang sains dan mampu untuk
memahaminya.
3

2. Bagi Masyarakat

Mendorong masyarakat untuk mengenal dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan
sains, sehingga masyarakat terdorong untuk menambah pengetahuan terutama dibidang sains.
Karena sains sendiri memiliki banyak manfaat bagi manusia.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Khususnya mahasiswa
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, Universitas Negri Padang. Baik sebagai
penambah referensi maupun acuan dalam mengkaji lebih lanjut tentang hakikat sains.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Sains
Sains adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu “Scientia”. Secara etimologi
(bahasa) kata sains memiliki arti “Pengetahuan”. Sedangkan secara terminology (istilah) kata
sains dapat diartikan sebagai, “Suatu cara yang digunakan untuk mempelajari berbagai aspek-
aspek tertentu yang berasal dari alam secara terstruktur, sistematik, dan sesuai dengan metode
saintifik yang telah dibakukan” (Anonim, 2019).

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sains diartikan sebagai:

1. Ilmu pengetahuan pada umumnya

2. Pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk didalamnya botani, fisika,
kimia, geologi, zoology, dan sebagainya; ilmu pengetahuan alam.

3. Pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang
mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki,
dipelajari, dan sebagainya (KBBI Online, 2020a).

H.W. Powler mendefinisikan pengertian tentang ilmu pengetahuan alam adalah sebagai
berikut “System and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly
on observation and induction”. Artinya adalah, “Ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan
induksi”.(Setantiningtyas et al., 2020)

Soeriasumantri (2003) menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan yang


mengkaji atau menelaah fakta-fakta empiris. Fakta empiris yang dimaksudkan adalah fakta yang
dialami langsung oleh manusia berdasarkan panca indranya. Fakta yang terjadi kemudian akan
membentuk fakta baru dan menjalani siklus yang sama.

Menurut Wikipedia, Ilmu alam atau ilmu pengetahuan alam (bahasa Inggris: natural science)
adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di mana obyeknya adalah benda-

4
5

benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun.
Orang yang menekuni bidang ilmu pengetahuan alam disebut sebagai Saintis.

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund
dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses
yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint"
(Agus. S. 2003: 11)

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah
tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk
kuantitas.

Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya.
Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu
sosial, humaniora, teologi, dan seni.

Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia
alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga
digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda
dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA). Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat
objeknya yang konkret, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.

Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang
digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu
alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan
dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam
semesta).
6

Pengkajian Sains, disini, lebih menitik beratkan pada konsep sains sebagai Natural Sciences
(Ilmu Pengetahuan Alam = IPA). Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian Sains (IPA).

a) Nash, L.K (1963) mengemukakan, “Science is a way of looking at the world” Sains
dipandang sebagai cara untuk mengamati sesuatu (dunia atau alam semesta). Mengamati, tidak
sama dengan hanya sekadar melihat secara kasat mata, tapi berarti menyelidiki yang berbasis
observasi dan bersifat analisis. Disamping itu Nash juga berpendapat bahwa Sains juga
dipandang sebagai suatu cara atau pola berfikir terhadap objek alam yang diamati. Oleh Einstein,
pendapat Nash ini dikemukakan dalam bentuk umum “Science is a logically uniform system of
thought” yang selanjutnya dikenal dengan metode ilmiah.

b) J.D. Bernald (1969), dalam bukunya “Science in history”, mengemukakan bahwa untuk
menjawab pertanyaan tentang “Apa manfaat dan arti dari sains?” jawabannya berbeda-beda, baik
menurut kurun waktu dan siapa yang menjawabnya. Begitulah halnya menurut perkembangan
sejarah sains. Dahulu sains artinya adalah “pengetahuan”, atau “Pengetahuan umum yang berisi
apa saja yang diketahui manusia”. Kemudian pengertian sains berubah menjadi “pengetahuan
yang benar secara rasonal”, artinya benas dari takhayul dan kepercayaan. Kemudian berubah
menjadi “Pengetahuan ilmih yang rasional dan objektif”, dan begitulah yang terjadi selalu
berubah sejalan dengan berkembangnya pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
yang dirasakan manusia. Disamping itu Bernald menambahkan bahwa latar belakang pekerjaan
seseorang dapat mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu. Artinya suatu objek yang sama
dapat di artikan berlainan oleh orang yang mempunya latar belakang yang berbeda. Secara
umum Bernarld mengemukakan, bahwa dalam memahami dan memaknai sains, haruslah melalui
pemahaman dari berbagai aspek sains (tidak dari 1 aspek saja). Sains sebagai salah satu faktor
penentu sikap manusia terhadap alam semesta.

c) Sujana (2013), mengemukakan bahwa sains merupakan ilmu pengetahuan yang


mempelajari mengenai alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-peristiwa 4 yang terjadi
didalamnya yang dikembangkan oleh para ahli berdasarkan proses ilmiah.

d) Berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan
yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu
kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan
melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan
7

pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan


dan menjelaskan fenomena–fenomena yang terjadi di alam.

e) Christine V. McLelland (2008), mengemukakan bahwa, Ilmu pengetahuan yang diperoleh


melalui metode ilmiah (sains), berisi penjelasan ilmiah. Pendapatnya “Scientific explanations can
be inferred from confirmable data only, and observations and experiments must be reproducible
and verifiable by other individuals. In other words, good science is based on information that can
be measured or seen and verifi ed by other scientist. Maksudnya, penjelasan ilmiah dapat
disimpulkan berdasarkan kebenaran datanya yang dapat dikonfirmasi melalui pengamatan dan
percobaan dan harus dapat direproduksi dan diverifikasi oleh orang lain. Dengan kata lain, sains
yang baik didasarkan pada informasi yang dapat di observasi, diukur dan di verifikasi oleh
ilmuwan lain.

f) Carin dan Sund (1993) yang menyatakan bahwa Sains terdiri dari tiga dimensi yakni
proses ilmiah, sikap ilmiah dan produk ilmiah. Dimensi proses dapat diartikan sebagai aktivitas
atau proses untuk mendeskripsikan benda, zat dan fenomena alam, yang dikenal dengan proses
ilmiah (scientific process) yaitu mengikuti langkah-langkah metode ilmiah (scientific methods),
yang terdiri dari komponen-komponen utama: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
penyeli-dikan, sampai dengan penarikan kesimpulan dan komunikasi dalam bentuk konsep,
prinsip teori atau hukum hukum alam. Dimensi sikap dapat dipandang sebagai sikap-sikap yang
melandasi proses Sains yang dikenal dengan sikap ilmiah (scientific attitudes), antara lain sikap:
ingin tahu, jujur, obyektif, kritis, terbuka, disiplin, teliti.dan sebagainya. Dimensi produk dapat
diartikan sebagai kumpulan informasi/fakta yang dihasilkan dari proses-proses ilmiah yang
dilandasi dengan sikap-sikap ilmiah, dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan
sebagainya (scientific product).

Menurut kamus bahasa (Abdurrahman R Effendi dan Gina Puspita 2007), sains adalah ilmu
pengetahuan yang teratur (sistematik) yang boleh diuji atau dibuktikan kebenarannya. Sains juga
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata-mata,
misalnya sains fisika, kimia, biologi, astronomi, termasuk-lah cabangcabang yang lebih detil lagi
seperti hematologi (ilmu tentang darah), entomologi, zoologi, botani, cardiologi, metereologi
(ilmu tentang kajian cuaca), geologi, geofisika, exobiologi (ilmu tetang kehidupan di angkasa
8

luar), hidrologi (ilmu tentang aliran air), aerodinamika (ilmu tentang aliran udara) dan lain-lain.
Sedangkan teknologi ad

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa sains adalah suatu pengetahuan yang dapat
dikembangkan menjadi berbagai cabang ilmu, melalui proses penelitian yang sistematis. Hasil
dari proses penelitian tersebut menjadi suatu teori serta bersifat ilmiah.

B. Dimensi-dimensi Sains

Rizema (2013) mengungkapkan bahwa hakikat sains didefinisikan menjadi empat


dimensi, yaitu: sains sebagai pengetahuan; sains sebagai proses atau metode dan produk; sains
sebagai penerapan (aplikasi); dan sains sebagai sarana untuk mengembangkan sikap dan nilai
tertentu. Sains sebagai pengetahuan mempelajari dan menjelaskan fenomena alam secara
empiris. Sains sebagai proses atau metode dan produk memiliki maksud yaitu penggunaan
metode ilmiah terhadap fenomena alam akan diperoleh produk sains yang kebenarannya tentatif.
Sains sebagai aplikasi, maksudnya adalah sains dapat digunakan untuk menjelaskan, mengolah,
memanfaatkan, dan mengembangkan teknologi. Sains sebagai sarana untuk mengembangkan
sikap dan nilai tertentu, antara lain: religius, bekerja sama, objektif, terbuka, jujur, dan tanggung
jawab.

Carin dan sund (1993: 54) secara garis besar, sains memiliki empat komponen yaitu (a)
proses ilmiah; (b) produk ilmiah; (c) sikap ilmiah; dan aplikasi.

a. Sains sebagai proses

Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara
tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu selanjutnya (Patta Bundu, 2006: 12)
meliputi the ways of thingking, measuring, and solving problem. Reazba et.al (2007: 6)
menyatakan bahwa keterampilan proses sains digunakan untuk membangun ilmu (body of
knowledge) yang merupakan esensi IPA. Keterampilan proses sains dibedakan menjadi
keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terpadu (integrated skills).
9

b. Sains sebagai produk

Sains sebagai produk keilmuan mencakup prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang
dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia, dan juga untuk keperluan praktis
manusia. Sains sebagai disiplin ilmu disebut produk sains karena isinya merupakan kumpulan
hasil kegiatan empiric dan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori sains (Patta Bundu, 2006: 11)

c. Sains sebagai sikap

Sikap sains adalah sikap yang dimiliki para ilmuan dalam mencari dan mengebangkan
pengetahuan baru, misalnya obyektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati
terbuka, rasa ingin tahu yang tinggi, jujur dan obyektif (Patta Bundu, 2006: 13)

d. Sains sebagai aplikasi

Penerapan konsep IPA yang diperoleh melalui metode ilmiah untuk memberikan kemudahan
bagi kehidupan manusia.

Hakikat sains menurut Hardy dan Fleer (1996) dapat digunakan untuk memahami sains dalam
perspektif yang luas, antara lain:

1. Sains sebagai kumpulan pengetahuan (body of knowledge). Sains sebagai kumpulan


pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai konsep sains yang sangat luas. Sains
dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman
dahulu sampai penemuan pengetahuan yang baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, konsep,
teori, dan generalisasi yang menjelaskan tentang alam.

2. Sains sebagai suatu proses. Sains sebagai suatu proses penelusuran umunnya
merupakan suatu pandangan yang menghubungkan gambaran sains yang berkaitan erat dengan
kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Sains Suaedi, Muhammad Ilyas, Nur Wahidin
Ashari Halaman 705 dari 896 dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat,
objektif, dan suatu proses yang bebas nilai dari kegiatan pengamatan, inferensi, hipotesis, dan
percobaan dalam alam. Ilmuwan memberikan berbagai gagasan yang melibatkan proses metode
ilmiah dalam melakukan kegiatannya.
10

3. Sains sebagai kumpulan nilai. Sains sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan
penekanan sains sebagai proses. Bagaimanapun juga pandangan ini menekankan pada aspek nilai
ilmiah yang melekat dalam sains. Ini termasuk didalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan
keterbukaan akan berbagai fenomena yang baru sekalipun. 4. Sains sebagai suatu cara untuk
mengenal dunia. Proses sains dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan dan
dunia di sekitarnya. Sains dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana manusia mengerti dan
memberi makna pada dunia di sekeliling mereka.

Dari berbagai pendapat, yang telah dikemukakan tentang sains, dapat disimpulkan 3 dimensi
yang terkandung dalam sains, yaitu:

1. Sains sebagai proses ilmiah (scientific process), merupakan apa yang dilakukan para
saintist yang diawali dari mengidentifikasi fakta di alam, menyelidiki, menganalisis data,
sampai menyimpulkannya. (Science is what scientists do), dengan menggunakan metode
ilmiah (scientifc methods), yang terdiri dari komponen-komponen utama: merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, penyelidikan, sampai dengan penarikan kesimpulan dan
komunikasi dalam bentuk konsep, prinsip teori atau hukum hukum alam

2. Sains sebagai sikap ilmiah (scientific attitude), bekerja dalam sains, menerapkan dan
membangun sikap sikap ilmiah yaitu sikap ilmiah, yaitu: jujur, objektif, kritis, terbuka,
disiplin, teliti

3. Sains sebagai produk ilmiah (scientific product), merupakan kumpulan pengetahuan


(body of knowledge) tentang alam semesta dalam bentuk fakta, konsep, prinsp, teori dan
hukum hukum yang mendeskripsikan tentang alam. Produk sains ini akan selalu terus
berkembang yang akan mengukir kemajuan zaman.
11

C. Fungsi Sains Dalam Kehidupan

Sains mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, bukan mengajarkan apa yang harus
atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Funsi sains mengkoordinasikan semua pengalaman-
pengalaman manusia dan menempatkannya kedalam suatu system yang logis.(Yusa, 2016)

Sains mendeskripsikan keadaan dan sifat alam semesta, bagaimana terjadinya kilat dan
petir sebagai fenomena kelistrikan, sifat sifat inti atom, sifat air, sifat benda padat, fenomena
gaya apung dalam zat cair, dan sebagainya. Semuanya itu merupakan ranahnya sains. Berbagai
sifat alam jika dikotrol dan dikondisikan dengan baik dapat digunakan untuk membuat berbagai
peralatan dan teknologi yang digunakan untuk kesejahteraan manusia. Diawal abad ke 21 ini
telah banyak berbagai kondisi modern yang kita alami dan rasakan akibat produk teknologi.
Semuanya itu terjadi sebagai buah pengontrolan sifat sifat alam yang terdapat dalam sains. Sifat
angin, nuklir, air jika dikontrol menghasilkan pembangkit listrik. Sifat atom menghasilkan bom
atom, yang berguna untuk perdamaian, tetapi bisa juga untuk menghancurkan mausia, tergantung
moral penggunanya. Dalam hal ini sains berfungsi sebagai pengontrol gejala alam untuk
keejahteraan manusia. (Topik, n.d.)

Selain hal itu, dalam hidup ini kita juga berpengalaman dengan berbagai fenomena yang
dapat kita lihat, amati, alami atau rasakan yang menimbulkan rasa keingintahuan untuk
mendapatkan jawabannya. Sebagai contoh, kenapa matahari terbit di Timur dan terbenam di
Barat? Kenapa manusia tidak ada yang persis sama? Bagaiana proses terjadnya siang dan malam
di permukaaan bumi? dan sebagainya. Semua jawaban pertanyaan itu terdapat dalam sains.
Dalam hal ini sains berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan berbagai keadaan dan fenomena di
alam semesta.

Merujuk pada Osborne & Hennessy (2006), sekurangnya ada 4 alasan perlunya
pembelajaran sains, yaitu:

1. Alasan praktis, yang menganggap pembelajaran sains memungkinkan manusia


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan praktis yang dapat membantu kehidupannya sehari-
hari. Memasang lampu, memperbaiki mobil, mengganti filamen setrika listrik, dan
sebagainya.
12

2. Alasan ekonomis, yakni untuk memastikan kita mendapatkan cukup sumber daya
manusia yang terlatih untuk keberlanjutan dan untuk pengembangan masyarakat industri.
Dari perspektif ini, pembelajaran sains merupakan pelatihan pra-profesi dan sebagai cara
untuk menyeleksi sedikit orang yang akan memasuki bidang sains akademik dan yang
akan mengikuti pelatihan vokasi.

3. Alasan budaya, yang menganggap sains dan teknologi adalah salah satu capaian besar
masyarakat modern, dan karenanya ilmu pengetahuan adalah prasyarat penting bagi
manusia terdidik. Isu-isu berbasis sains dan teknologi menjadi latar belakang bahasa dan
wacana yang menghiasi media massa, percakapan dan kehidupan manusia sehari-hari
(Cosson, 1993). Dalam konteks masa sekarang ini, dimana isu sains dan teknologi
menjadi konten yang menghiasi media massa, alasan budaya pentingnya pembelajaran
sains dan teknologi menjadi sangat relevan. Implikasinya adalah bahwa pembelajaran
sains harus lebih mengenai penghargaan terhadap sains dan pemahaman terhadap
kerasnya upaya pencapaian sains dan teknologi. Pemahaman atas “budaya” sains
memerlukan pengetahuan atas sejarah sains, etika sains, argumentasi berbasis sains dan
kontroversi dalam sains, dengan lebih menekankan pada dimensi manusiawi dari pada
memahami sains sebagai “body of knowledge”. Dengan kata lain, diperlukan pemahaman
lebih mengenai “ide-ide tentang sains” daripada tentang konten sains.

4. Alasan demokratik, yang berpandangan bahwa dilema politik dan moral yang dihadapi
masyarakat modern bersifat saintifik. Agar dapat berpartisipasi dalam diskusi dan
perdebatan mengenai cara penyelesaian masalah politik dan moral diperlukan
pemahaman mengenai sains dan teknologi. Jadi, mendidik masyarakat dalam sains dan
teknologi adalah prasyarat penting bagi kehidupan demokrasi yang sehat. Tanpa
pemahaman atas sains yang memadai, dapatkah masyarakat terlibat dalam diskusi
tentang, misalnya: Apakah kita akan melegalkan kloning pada manusia? Apakah perlu
pemerintah mengimpor bibit bunuh-diri (suicide seeds)? Apakah PLTN (Pusat Listrik
Tenaga Nuklir) menjadi kebutuhan penting saat ini? dan sebagainya. Memang, dalam
banyak kasus, masyarakat lebih banyak bergantung pada pendapat para pakar.
Masyarakat awam tentu sulit memahami sistem sosial misalnya layanan rumah sakit,
layanan asuransi kesehatan, sistem penerbangan, dan sebagainya. Tetapi memiliki
13

pemahaman mendasar mengenai bagaimana sains bekerja dibalik sistem sosial tersebut
merupakan modal masyarakat untuk terlibat dalam keputusan politik dan memahami
implikasi sosial atas keputusan yang diambil oleh pengelola negara.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sains sangat diperlukan
karena sains memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan manusia. Seperti dibidang
ekonomi, budaya, teknologi, dan lain-lain. Masih banyak lagi manfaat sains bagi kehidupan
manusia. Karena Allah telah menciptakan alam semesta beserta isinya untuk dipelajari dan
diambil manfaatnya dalam menjalai kehidupan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedasarkan uraian materi yang telah dipaparkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Sains merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan menjadi berbagai
cabang ilmu. Untuk mengembangkan sains tersebut diperlukan penelitian yang
sistematis. Sains juga membahas hal-hal yang berupa fakta terkait dengan berbagai
fenomena alam.

2. Sains dapat ditinjau dari 3 dimensi, yaitu:


a. Sains sebagai proses ilmiah (scientfic process), Keterampilan proses sains dibedakan menjadi
keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terpadu (integrated skills).

b. Sains sebagai sikap ilmiah (scientfic attitude), Sains sebagai sikap ilmiah (scientific attitude),
bekerja dalam sains, menerapkan dan membangun sikap sikap ilmiah yaitu sikap ilmiah, yaitu:
jujur, objektif, kritis, terbuka, disiplin, teliti.

c. Sains sebagai produk ilmiah (scientfic product), merupakan kumpulan pengetahuan (body of
knowledge) tentang alam semesta dalam bentuk fakta, konsep, prinsp, teori dan hukum hukum
yang mendeskripsikan tentang alam. Produk sains ini akan selalu terus berkembang yang akan
mengukir kemajuan zaman.

3. Sains memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan manusia, diantaranya:

a. Mengkoordinasikan semua pengalaman-pengalaman manusia dan menempatkannya kedalam


suatu system yang logis.

b. Pengontrol gejala alam untuk keejahteraan manusia.

c. Menjelaskan berbagai keadaan dan fenomena di alam semesta.

d. Alat praktis untuk memudahkan manusia menjalankan kehidupannya.

e. Sains sebagai dasar untuk perkembangan teknologi, dan fungsi-fungsi lainnya.

14
15

B. Saran

Bedasarkan uraian yang telah disimpulkan, maka penulis menyarankan:

1. Hendaknya sains menjadi hal yang perlu dipelajari semua orang, termasuk masayarakat
awam. Mengingat fungsi sains sangat banyak bagi kehidupan. Setidaknya masyarakat
mengetahui hal-hal dasar dalam sains.

2. Hendaknya para pelajar mengembangkan ilmu sains ini untuk melakukan inovasi-inovasi
yang akan bermanfaat bagi khalayak ramai.

3. Diharapkan makalah ini memberikan manfaat untuk semua orang yang ingin membahas
dan mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan hakikat sains.
DAFTAR PUSTAKA
A Hronsky, J. M., & Groves, D. I. (2008). Science of targeting: definition, strategies, targeting
and performance measurement. Australian Journal of Earth Sciences, 55(1), 3–12.
https://doi.org/10.1080/08120090701581356

Setantiningtyas, N., Hkim, R. L., & Rosmila, N. (2020). Konsep Dasar Sains 1. Lakeisha.

Topik, D. S. (n.d.). Hakikat sains. 1–12.

Wonorahardjo, S. (2020). Dasar Sains Sadar Sains (R. Ari, E. Risanto, & R. Indra (eds.)).

Yusa, I. M. M. (2016). Sinergi Sains, Teknologi Dan Seni: Dalam Proses Berkarya Kreatif Di
Dunia Teknologi Informasi. STIMIK STIKOM INDONESIA.

16

Anda mungkin juga menyukai