“KRISIS DI PERKOTAAN”
Oleh:
WA KURNIATI
C1B119024
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota sebagai tempat berkumpulnya penduduk yang cepat mengalami perkembangan karena
mempunyai daya tarik tersendiri bagi penduduk pedesaan. Perkembangan kota ini akan lebih
cepat bila didukung oleh potensi alamiah dari kota itu, kota yang berada di jalur pelayaran yang
ramai didukung potensi daerah binterland yang baik akan berkembang dengan cepat. Kecepatan
perkembangan kota akan memerlukan penyediaan fasilitas yang cukup banyak, dan ini tentu
tidak bisa dengan cepat dipenuhi. Seiring berjalannya waktu di kota tersebut akan timbul
berbagai masalah kerena adanya ketidak seimbankan antara kebutuhan penduduk dengan daya
dukung lingkungan. untuk mengatasi hal tersebut dalam pembankunan perkotaan perlu
memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga pembankunan yang dilakukakan dapat
berkesinanmbungan. Kota merupakan ruang paling krusial dalam perebutan kepentingan para
pengusaha berfikiran bahwa di seluruh penjuru kota harus disediakan pasar, mall dan
perkantoran yang mendukung kegiatan perekonomian mereka, supaya dapat menampung tenaga
kerja yang berkembank secara pesat. Sedang pecinta lingkungan menginginkan sebuah kota yang
hijau dan nyaman sehingga mendukung keberlanjutan ekologis secara alami, termasuk
mendukung kesehatan warganya.
Permasalahan perkotaan yang dihadapi saat ini semakin sulit untuk diselesaikan seperti
kemacetan, perkumuhan, banjir, longsor, kurangnya kesehatan masyarakat dan semakin
hilangnya ruang terbuka hijau. Hal itu disebabkan karena padatnya pembangunan yang
mengakibatkan pemanfaatan ruang masih belum sesuai seperti kondisi yang aman, nyaman dan
berkelanjutan. Bentuk ruang terbuka seperti jalan, trotoar, taman, hutan kota dan lain sebagainya
sengaja dibentuk langsung (Rustam, 2014).
Nilai-nilai solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat secara suka rela perlu dijaga dan
dilestarikan. Tradisi solidaritas sosial yang ada pada masyarakat kita secara terus menerus harus
tetap dilestarikan dari generasi ke generasi. Akan tetapi karena dinamika budaya tidak ada yang
statis, maka terjadilah beberapa perubahaan secara eksternal dan internal. Unsur kekuatan yang
mengubah adalah modernisasi yang telah mempengaruhi tradisi solidaritas sosial. Selain itu
perubahan solidaritas sosial tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain, meningkatnya
tingkat pendidikan anggota masyarakat sehingga dapat berfikir lebih luas dan lebih memahami
arti dan kewajiban mereka sebagai manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Krisis Lingkungan Yang Terjadi Di Perkotaan.
2. Untuk Mengetahui Krisis Kesenjangan Sosial Yang Terjadi Di Perkotaan.
3. Untuk Mengetahui Krisis Solidaritas Sosisal Di Perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Program ini memerlukan dukungan tidak hanya dari kalangan pemerintah atau birokrat
tetapi juga dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah memandang perlu untuk melakukan
intervensi terhadap penanganan masalah lingkungan mengingat situasi dan kondisi yang ada
tidak mengalami perbaikan justru mengalami penurunan kualitas lingkungan. Hal ini makin
dipercepat dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah dalam bidang lingkungan. Tidak ada
common platform yang jelas diantara daerah otronom dalam menangani masalah lingkungan
hidup. Demikian pula kurang ada law enforecement dalam masalah lingkungan hidup secara
transparan. Keberhasilan program ini akan sangat tergantung dari sejauhmana pelaksanaan
kepemerintahan dan pengelolaan pembangunan yang baik (good governance and management)
dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat secara
bertanggung jawab.
Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Jika mendengar istilah sampah,
pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma busuk
yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses yang cenderung merusak lingkungan di sekitarnya. Dalam proses alam,
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam itu berlangsung.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila
sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan
menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu
saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan lai-lain) yang membawa kuman
penyakit. Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa setiap hari pasti manusia menghasilkan
sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.
Timbulnya permasalahan sampah saat ini tidak terlepas dari perilaku warga masyarakat
sebagai penghasil sampah. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak warga
masyarakat yang belum melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dengan baik,
mulai dari memilah sampah, menyimpannya, dan membuang sampah pada tempatnya, sehingga
banyak kita temui sampah yang tidak terangkut. Selain itu Pemerintah Kota Kendari telah
mengupayakan sarana kebersihan yang disediakan diberbagai tempat tetapi banyak yang belum
mendapat perhatian dan pemeliharaan dari masyarakat. Fakta di lapangan 7 menunjukkan masih
banyak sampah yang berserakan di luar TPS bahkan sungaisungai kecil banyak dipenuhi sampah
sehingga mencemari lingkungan sekitar baik udara, tanah maupun air. Permasalahan di atas
muncul sebagai akibat dari belum dilakukannya pengelolaan sampah sesuai prinsip 3R di sumber
sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Selain itu kurang optimalnya
pengelolaan sampah akibat kurang koordinasi antar intansi yang menangani permasalahan
sampah.
Tingginya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Di Kota Kendari dan jarak antar
masyarakat atau yang biasa kita sebut dengan kesenjangan sosial. Hal ini disebabkan karena
perilaku tidak adil terhadap seseorang di dalam bermasyarakat. Masalah kesenjangan sosial ini
bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu bisa karena kedudukan, pendidikan,pendapatan, dan
faktor-faktor lain yang harus menjadi perhatian bagi pemerintah karena kalau dibiarkan akan
berdampak pada kehancuran negara ini sendiri. Di Indonesia pertumbuhan penduduk semakin
meningkat, terutama didaerah Kota Kendari. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang
lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian
terbesar dibandingkan dipedesaan.mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik
dari pada kehidupan didesa. Namun, pada kenyataanya kehidupan dikota tidak sebaik yang
mereka bayangkan. Selain peningkatan jumlah penduduk, tingkat pengangguran di kota juga
semakin tinggi.
Hal ini disebabkan karena melajunya tingkat urbanisasi di kota-kota besar dan kurangnya
lapangan pekerjaan. Adanya hal ini menyebabkan masyarakat desa mengalami kekecewaan
karena, masyarakat desa sebelumnya telah menggantungkan harapannya di kota. Untuk
mengurangi tingkat pengangguran di perkotaan. Sebaiknya masyarakat pedesaan yang berharap
mendapatkan kehidupan yang lebih layak di kota lebih berfikir ulang untuk melakukannya.
Karena jika hal itu terjadi bukan mereka saja yang akan merasakan kekecewaan. Tetapi
masyarakat perkotaan juga akan mengalami kesulitan karena kesempatan mereka untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik tentunya akan menjadi terhambat. Dan tentunya hal ini
sangat berpengaruh pada tingkat pengangguran yang terus meningkat.
Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam
kehidupan masyarakat entah itu secara personal maupun kelompok dimana ada ketimpangan
sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh
masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan
yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta.
Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari
adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat. Selain hal di
atas, kesenjangan juga dapat dilihat dari adanya ketidaksetaraan antara barang, jasa, hukum, dan
kesempatan yang didapatkan oleh setiap individu.
Robert Chambers menjelaskan bahwa kesenjangan sosial adalah adalah seluruh gejala yang
muncul di dalam lapisan masyarakat karena adanya bentuk perbedaan dalam hal keuangan dan
yang lainnya di antara masyarakat yang menempati suatu daerah tertentu.
Kesenjangan sosial menyebabkan masyarakat berada dalam kondisi yang berbeda dan tidak
seimbang. Contohnya kelompok miskin dan kelompok kaya. Kondisi kesenjangan sosial
memengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai bidang, seperti pendidikan dan ekonomi.
Namun, yang paling mencolok dari kondisi kesenjangan ini ialah ketidakadilan dalam kelompok
masyarakat. Menurut Tim Pusat Studi Pancasila UGM dalam buku Membangun Kedaulatan
Bangsa Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar,
Terdepan, dan Tertinggal (3T) (2015), kesenjangan sosial adalah kondisi ketidakseimbangan
sosial di masyarakat yang menimbulkan perbedaan yang mencolok.
Salah satu bentuk kesenjangan sosial adalah kesenjangan sosial ekonomi. Dikutip dari buku
Perubahan Sosial Budaya (2020) karya Sriyana, kesenjangan sosial ekonomi merupakan kondisi
sosial yang mana tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat berbeda satu sama lain.
Artinya ada kelompok masyarakat yang punya kondisi kesejahteraan dan kemakmuran tinggi,
tetapi ada pula yang rendah. Misalnya kelompok kaya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya,
sedangkan kelompok miskin tidak mampu.
Pekerjaan rumah (PR) terbesar pemerintah saat ini adalah mengurangi kesenjangan sosial
yang sudah sangat meresahkan. Krisis yang dipicu pandemi Covid-19 diyakini akan
memperlebar kesenjangan pendapatan. Berbagai strategi dan terobosan kebijakan perlu didesain
untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
Undang-Undang Cipta Kerja yang bertujuan untuk menarik investasi diharapkan dapat
membantu menurunkan kesenjangan, kemiskinan, dan pengangguran. Selain itu,
reindustrialisasi, hilirisasi khususnya produk agro industri, reformasi agraria, perbaikan
manajemen jaring pengaman sosial, dan pembenahan kebijakan fiskal merupakan beberapa
solusi untuk mengurangi kesenjangan sosial.
Paul Johnson (1986: 181) menyatakan bahwa solidaritas merupakan suatu keadaan
hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok yang mendasari
keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang
hidup dalam masyarakat.Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman
emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Jadi, solidaritas berarti keadaan
dimana individu merasa telah menjadi bagian dari sebuah kelompok.Atas dasar perasaan moral,
senasib sepenanggungan, dan kepercayaan ditambah pengalaman emosional bersama sehingga
memperkuat hubungan diantara mereka.
Solidaritas sosial dalam konteks masyarakat itu bergerak dari solidaritas mekanik menuju
solidaritas organik dengan ditandai dengan ciri-ciri masing masing kategori tersebut.Pertama,
Solidaritas mekanis, Solidaritas mekanis ini terjadi dalam masyarakat yang memiliki ciri khas
keseragaman pola-pola relasi sosial, memiliki latar belakang pekerjaan yang sama dan
kedudukan semua anggota. Paul Johnson (1986: 188) secara terperinci menegaskan indikator
sifat kelompok social atau masyarakat yang di dasarkan pada solidaritas mekanis, yakni: 1)
Pembagian kerja rendah; 2) Kesadaran kolektif kuat; 3) Hukum represif dominan; 4)
Individualitas rendah; 5) Konsensus terhadap pola normatif penting; 6) Adanya keterlibatan
komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang; 7) Secara relatif sifat ketergantungan
rendah; 8) Bersifat primitif atau pedesaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program ini memerlukan dukungan tidak hanya dari kalangan pemerintah atau birokrat tetapi
juga dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah memandang perlu untuk melakukan intervensi
terhadap penanganan masalah lingkungan mengingat situasi dan kondisi yang ada tidak
mengalami perbaikan justru mengalami penurunan kualitas lingkungan. Hal ini makin dipercepat
dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah dalam bidang lingkungan. Tidak ada common
platform yang jelas diantara daerah otronom dalam menangani masalah lingkungan hidup.
Demikian pula kurang ada law enforecement dalam masalah lingkungan hidup secara transparan.
Keberhasilan program ini akan sangat tergantung dari sejauhmana pelaksanaan kepemerintahan
dan pengelolaan pembangunan yang baik (good governance and management) dapat dilakukan
oleh pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat secara bertanggung jawab.
Dan Tingginya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Di Kota Kendari dan jarak antar
masyarakat atau yang biasa kita sebut dengan kesenjangan sosial. Hal ini disebabkan karena
perilaku tidak adil terhadap seseorang di dalam bermasyarakat. Masalah kesenjangan sosial ini
bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu bisa karena kedudukan, pendidikan,pendapatan, dan
faktor-faktor lain yang harus menjadi perhatian bagi pemerintah karena kalau dibiarkan akan
berdampak pada kehancuran negara ini sendiri. Di Indonesia pertumbuhan penduduk semakin
meningkat, terutama didaerah Kota Kendari. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang
lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian
terbesar dibandingkan dipedesaan.mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik
dari pada kehidupan didesa. Namun, pada kenyataanya kehidupan dikota tidak sebaik yang
mereka bayangkan. Selain peningkatan jumlah penduduk, tingkat pengangguran di kota juga
semakin tinggi.
Sehingga Sikap solidaritas mereka terlihat dari segala sesuatu yang mereka lakukan dengan
cara kebersamaan atau gotong-royong. Kesadaran kolektif yang tinggi, tidak individual,
menyelesaikan segala persoalan dengan cara kekeluargaan dengan memperhatikan norma-norma
yang berlaku dan bersifat pedesaan. Bangunan-bangunan yang dibutuhkan untuk kepentingan
umum, seperti mesjidmesjid atau mushola-mushola, sekolah, balai adat bahkan sampai ke rumah
kemenakan yang baru menikah yang belum mampu membangun rumah dilaksanakan secara
gotong royong. Sehingga bangunan yang mereka dirikan mulai dari awal pembuatannya sampai
selesai dilaksanakan dengan cara gotong royong (berdasarkan grand tour).
Arief, A.1994. Hutan : Habitat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Sulawesi Tenggara. 2003. Data dan
Informasi: Kendari. Sulawesi Tenggara. Balai UPTD TAHURA Nipa-Nipa. 2003. Data dan
Informasi. Kendari, Sulawesi Tenggara. Departemen Kehutanan Kantor Wilayah Propinsi
Sulawesi Tenggara Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tenggara: 1997:
Informasi Kawasan Konserwsi Propinsi Sulawesi Tenggara. Proyek Pengembangan Kawasan
Konservasi Propinsi Sulawesi Tenggara. Kendari
Aan Djam’an dan Komariah Satori. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Miles& Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.
Nana Syaodih. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Paul
Johnson, Doyle. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Diterjemahkan oleh Robert M.Z.
Lawang. Jakarta: Gramedia. Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta:
Rajawali pers
Arief, Sritua (1979), Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi. Disparitas Pendapatan, dan Kemiskinan
Massai, Jakarta, Lembaga Studi Pembangunan,