Oleh
Zidane Anung Andita
2115051037
NPM 2115051037
Fakultas : Teknik
Kelompok : IV (Empat)
Restu Ningsih
NPM 1915051001
ii
ANALISIS KEKAR
Oleh
Zidane Anung Andita
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ..................................................................... 1
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alat Tulis ........................................................................................... 5
Gambar 2. Modul Geologi Struktur..................................................................... 5
Gambar 3. Laptop ................................................................................................ 5
Gambar 4. Diagram Alir ...................................................................................... 6
Gambar 4. Diagram Alir ...................................................................................... 6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu agar
para Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Plunge dan agar para
Mahasiswa dapat menentukan sudut Apparent dan Real Plunge itu
sendiri serta dapat mengukur trend, plunge menggunakan kompas di
lapangan
II. TEORI DASAR
Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di
suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada
batuan oleh proses tektonik atau proses lainya. Dengan terjadinya proses
tektonik, maka batuan maupun kerak bumi akan berubahnya susunannya
dari keadaan semula. Secara etimologi geologi struktur adalah cabang ilmu
geologi yang mempelajari bentuk, susunan dan kendudukan atau orientasi
satuan batuan serta gaya-gaya yang menyebabkanya (Anonim, 2018)
Plunge adalah salah satu unsur lipatan yang termasuk kedalam struktur
geologi. Seperti kita ketahui, struktur lipatan merupakan salah satu struktur
geologi yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastika, dan
sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf. Lipatan
merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses yaitu bending (melengkung) dan buckling
(melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang permukaan lapisan (Hill, 1953)
garis tersebut terletak. Kisaran pitch antara 0°-90°. Jika arah penunjaman
tegak lurus garis jurus maka pitch sama dengan 90° (Pangloro & Jefri
septinus, 2016)
Gambar 3. Laptop
B. Diagram Alir
Mulai
Selesai
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Plunge merupakan Sudut penunjaman atau sudut yang dibentuk antara struktur
garis dengan bidang proyeksi horizontal. Konsep Plunge sebenarnya adalah hampir
sama dengan konsep Dip tetapi bedanya disini, Plunge mengikuti tergantung pada
struktur garis yang dibentuk. Berbeda dengan dip yang didasarkan pada kemiringan
suatu perlapisan. Cara pengukurannya dilapangan adalah dengan menempelkan
9
Pada poin pembahasan terakhir, praktikan ditugaskan untuk meresume jurnal yang
dijadikan referensi guna menyelesaikan laporan praktikum geologi struktur bab 4.
Berikut resume jurnal yang telah saya jadikan sumber:
Pendahuluan
Jalan umum yang dibangun di daerah perbukitan selalu memiliki lereng-lereng
terjal disisi jalan. Lereng tersebut dikhawatir kan akan terjadi longsor yang
mengakibatkan banyak kerugian. Kerugiannya antara lain keselamatan pengendara
dan kerugian ekonomi setempat karena terkendala akses melewati jalan maupun
akibat dari longsoran yang mengenai pemukiman sekitar.
Pada daerah wisata Waduk Sermo terdapat jalan-jalan yang dikelilingi oleh lereng.
Dimana lereng ini merupakan akses jalan wisatawan maupun warga setempat.
Kestabilan lereng harus diperhatikan agar tidak tejadi kerugian baik berupa materill
maupun non-materill. Penentuan kemantapan lereng dapat diketahui dengan
serangkaian pengujian, yaitu uji sifat fisik, dan mekanik serta geometri lereng.
Lereng dapat dikatakan mantap atau stabil apabila nilai FK nya >1,3. Kestabilan
lereng dipengaruhi oleh 2 faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
keadaan massa batuan, desain lereng serta sifat fisika pada batuannya. Untuk faktor
eksternal nya yaitu, curah hujan dan kelapukan pada batuan.
Tujuan dari penelitian ini adalah, mengkaji kestabilan lereng dengan
memperhitungkan kondisi geologi struktur pada lereng yakni kekar. Menganalisa
kekar dapat mengetahui arah kelongsoran dan jenis kelongsoran yang terjadi pada
lereng tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kekar
terhadap kestabilan lereng
Metode Penelitian
Terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian ini dimana langkah
pertamanya yaitu melakukan pengambilan data struktur massa batuan dengan cara
membentangkan meteran sepanjang lereng dan data struktur massa batuan, yang
diambil merupakan struktur masa batuan yang melewati garis scanline.
Langkah kedua yaitu melakukan analisis kinematik lereng, Semua data geologi
yang didapatkan di lapangan berupa arah kemiringan dan bidang kemiringan sebuah
rekahan, patahan, kekar, dan perlapisan. Data tersebut akan diplotkan dalam
proyeksi stereografi untuk selanjutkan dianalisis tingkat kestabilan lereng dan jenis
longsoran yang akan terjadi. Proyeksi stereografi sendiri merupakan sebuah metode
11
memproyeksikan kondisi struktur geologi tiga dimensi menjadi bidang datar dua
dimensi. Langkah ketiga yaitu melakukan analisis kesetimbangan batas, analisis
kesetimbangan batas (limit equilibrium analysis) merupakan metode yang
mempertimbangkan kesetimbangan gaya sepanjang bidang gelincir. Pada metode
ini diasumsikan terdapat bidang gelincir yang potensial, dimana kondisi gaya
(force) dan momen equilibrium ditentukan berada pada kondisi statis. Analisis ini
membutuhkan informasi tentang kekuatan material. Perhitungan dilakukan dengan
membagi tanah yang berada di atas bidang longsoran menjadi irisan-irisan,
sehingga metode ini dikenal juga dengan nama metode irisan.
Hasil Penelitian
Pada lereng penelitian, ditemui adanya batuan breksi andesit yang dilapisan tanah
penutup. Kondisi batuan pada lereng relative sedikit lapuk (Slightly Weathered).
Terlihat terdapat hasil lapukan didaerah bidang lemahnya. Kondisi lereng pun
tertutup oleh vegetasi yang cukup lebat. Batuan pada lereng tersebut diyakini telah
mengalami pelapukan dikarenakan kekuatan massa batuannya adalah R4.
Berdasarkan dari pengolahan data kekar menggunakan diagram Rosette, dapat
disimpulkan bahwa arah tegasan utama berarah Timur Laut-Barat Daya. Jenis kekar
yang terbentuk pada massa batuan tersebut merupakan kekar gerus (shear joint)
yang cukup rapat. Akibat kekar gerus ini, kekuatan batuan pada lereng mengalami
perlemahan.
Data yang digunakan untuk menganalisa kinematik adalah data pengukuran kekar.
Data pengukuran kekar yang dimaksud adalah data strike/dip kekar yang terdapat
di lereng penelitian. Selanjutnya data tersebut akan dianalisa menggunakan
software Dips. Berdasarkan pengolahan data dari software Dips, maka hasil
komposisi arah dan kemiringan lereng adalah 325°/50° dengan sudut geser dalam
yaitu 48°. Hasil analisis kinematik yang didapatkan dari software Dips
menunjukkan bahwa potensi lereng terjadi 9 longsor sebesar 0,25% dengan jenis
kelongsorannya yaitu longsoran baji. Longsoran tersebut dihasilkan dari
perpotongan bidang struktur yaitu bidang kekar, berarah 57°/14°. Kecilnya potensi
longsoran berdasarkan analisa kinematik disebabkan oleh jenis batuan yaitu breksi
andesit yang memiliki kekerasan dan sudut geser dalam yang besar.
Data-data yang diperlukan untuk menganalisa kesetimbangan batas menggunakan
software slide adalah kohesi, sudut geser dalam, dan unit weight, juga geometri
lerengnya. Kohesi dan sudut geser dalam kita dapat dari Hoek Brown Criteria. Dan
unit weigth kita lakukan dengan uji fisik. Setelah dilakukan perhitungan
kemantapan lereng, didapatkan nilai faktor keamanan sebesar 4,4. Dari hasil
tersebut menyatakan bahwa lereng tersebut sangatlah aman. Dengan kemiringan
lereng yang cukup besar yaitu 65° dan tinggi 25 meter. Hasil ini didasarkan pada
kondisi jenis batuan yang mempunyai kohesi dan sudut geser dalam yang besar.
12
V. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Arah penunjaman atau trend adalah jurus dari bidang vertikalyang melalui garis
dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut. Trend hanya menunjukkan suatu
arah tertentu.
2. Plunge adalah suatu sudut vertikal yang dikur dari arah bajah pada suatu bidang
vertikal di antara garis horizontal.
3. Apparent plunge atau kemiringan semu adalah besarnya sudut penunjaman struktur
garis yang diukur tidak dengan garis proyeksinya pada bidang horisontal.
4. Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan
DAFTAR PUSTAKA
Mardani. (2018). Pendalaman Materi Geologi Struktur. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Pangloro, & Jefri septinus. (2016). Buku Panduan Praktukum Geologi Struktur. Kalimantan
Timur: Universitas Mulawarman.
Wahyuni dkk. (2019). Pengukuran Strike Dan Dip Di Desa Padaelo, Kecamatan Mallawa,
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan . Jurnal Fakultas Teknik, 89- 93.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pre-test
Lampiran 5. Hasil cek plagiarisme abstrak