Anda di halaman 1dari 23

GARIS DAN PERPOTONGAN BIDANG

(Laporan Praktikum Geologi Struktur)

Oleh
Zidane Anung Andita
2115051037

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
Judul Praktikum : Garis dan Perpotongan Bidang

Tanggal Praktikum : 9 April 2022

Tempat Praktikum : Rumah Secara Daring

Nama : Zidane Anung Andita

NPM 2115051037

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IV (Empat)

Bandar Lampung, 15 April 20221


Mengetahui,
Asisten

Restu Ningsih
NPM 1915051001

ii
ANALISIS KEKAR

Oleh
Zidane Anung Andita

ABSTRAK

Praktikum Geologi Struktur yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2022


membahas tentang pengertian dari Garis dan Perpotongan Bidang. Adapun tujuan
dari Praktikum ini adalah untuk membantu mahasiswa memahami pengertian suatu
garis yang merupakan elemen geometri yang ditarik dari sebuah titik yang bergerak
dan panjangnya hanya sepanjang jejak dan titik tersebut. Struktur garis tersebut
bisa berupa garis lurus, garis lengkung maupun garis patah, kemudian pada struktur
garis terdapat berbagai istilah misalnya plunge yang merupakan sudut vertikal
antara sebuah garis dengan proyeksi garis tersebut pada bidang horisontal, setelah
itu ada trend yaitu jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dar menunjukkan
arah penunjaman gâris tersebut. dan ada pitch adalah sudut antara garis dengan
jurus dari bidang yang memuat garis tersebut. dalam menentukan plunge
dinyatakan dengan arah dan besaran sudut dari garis tersebut, sehingga simbol dari
suatu garis mengandung tiga elemen, yaitu garis trend, arah mata panah yang
menunjukkan arah penunjaman, dan nilai penunjaman, kemudian dibahas juga
mengenai cara menentukan pitch yaitu jika bidang tersebut tersingkap baik maka
dapat langsung diukur dilapangan menggunakan busur derajat, namun sulit untuk
mendapatkan bidang yang baik sehingga harus dilakukan penghitungan. kemudian
ada istilah apparent plunge yaitu besarnya sudut penunjaman struktur garis yang
diukur tidak dengan garis proyeksinya.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ..................................................................... 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ........................................................................ 5
B. Diagram Alir ............................................................................ 6

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan .................................................................... 7
B. Pembahasan ............................................................................. 7

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis ........................................................................................... 5
Gambar 2. Modul Geologi Struktur..................................................................... 5
Gambar 3. Laptop ................................................................................................ 5
Gambar 4. Diagram Alir ...................................................................................... 6
Gambar 4. Diagram Alir ...................................................................................... 6
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri,


misalnya struktur garis berupa arah butiran mineral dan arah
memanjangnya suatu tubuh batuan. pada umumnya struktur garis
berada pada suatu struktur bidang, misalnyasumbu perlipatan pada
bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi mineral
pada bidang foliasi, dan perpotongan dua buah bidang.

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh


batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta
susunan internalnya. Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan
yang tersingkap dimuka bumi maupun yang terekam melalui hasil
pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam geologi struktur
ada beberapa macam analisa struktur diantaranya adalah struktur
garis kedudukan sebuah struktur garis diwakili oleh sepasang angka
penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend). jika struktur
garis tersebut terbentuk padasebuah struktur bidang yang
kedudukannya diketahui, maka orientasi struktur garistersebut dapat
diwakili oleh sebuah angka (pitch).

Penunjaman sebuah struktur garis adalah sudut yang dibentuk oleh


struktur garis tersebut dengan bidang horizontal, diukur pada bidang
vertikal. Nilai dari penunjaman berkisar antara 0° dan 90°,
penunjaman 0° dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90°
dimiliki oleh garis vertikal. Secara umum, penunjaman yang berkisar
antara 0° dan 20% dianggap landai (shallow), penunjaman yang
berkisar antara 20° dan 50° dianggap sedang (moderate), dan
penunjaman yang berkisar antara 50° dan 90° dianggap terjal,
2

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu agar
para Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Plunge dan agar para
Mahasiswa dapat menentukan sudut Apparent dan Real Plunge itu
sendiri serta dapat mengukur trend, plunge menggunakan kompas di
lapangan
II. TEORI DASAR

Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di
suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada
batuan oleh proses tektonik atau proses lainya. Dengan terjadinya proses
tektonik, maka batuan maupun kerak bumi akan berubahnya susunannya
dari keadaan semula. Secara etimologi geologi struktur adalah cabang ilmu
geologi yang mempelajari bentuk, susunan dan kendudukan atau orientasi
satuan batuan serta gaya-gaya yang menyebabkanya (Anonim, 2018)

Unsur-unsur struktur geologi di alam, umumnya dilapangan dijumpai


berupa singkapan-singkapan struktur pada batuan yang terderformasi,
sebenarnya bentuk-bentuk geometrinya dapat disederhanakan menjadi
geometri yang terdiri dari struktur bidang dan struktur garis. Unsur-unsur
secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur geometris
yaitu geometri bidang (Struktur bidang seperti bidang perlapisan, kekar,
sesar, foliasi, sumbu lipatan, dll) dan Geometris garis (Struktur garis
seperti gores garis, perpotongan 2 bidang, liniasi, dll) (Pinarto, 2001)

Dalam mempelajari struktur garis terdapat beberapa istilah yang


digunakan dan harus dipahami, agar mempermudah dalam
menggambarkannya. Istilah-istilah yang sering digunakan adalah plunge
yakni sudut vertical antara sebuah garis dengan proyeksi garis tersebut
pada bidang horizontal, trend yakni jurus dari bidang vertical yang melalui
garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut, pitch yakni sudut
antara garis dengan jurus dari bidang yang memuat garis tersebut, dan
bearing yakni suatu jurus bidang vertical yang melalui suatu garis tetapi
tidak menunjukkan suatu arah dari pada penunjaman garis itu atau
menunjukkan arah dimana salah satu arahnya merupakan sudut pelurus
(Michelle, 2009)

Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu


pembentukkannya, maka dapat dibedakan menjadi struktur bidang primer
dan struktur bidang sekunder.
5

Maka bidang-bidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah


bidang perlapisan adalah suatu bidang yang diwujudkan
amparan/penyebaran suatu mineral tertentu, besar butir atau bidang
sentuhan yang tajam antara dua macam lithologi yang berlainan. Bidang
rekah (Mud crack) bentuk retak-retak pada lapisan lumur, biasanya
berbentuk segi lima. Bidang kekar kolom (Columnar joint) adalah struktur
geologi dimana terdiri dari kolom-kolom (umumnya

ditemukan dalam bentuk hexagonal). Terpisah oleh patahan atau retakan


pada batuan yang terbentuk Ketika batuan tersebut mengalami
pengkerutan oleh hilangnya suhu secara gradasional, terjadi selama proses
pendinginan (Noor & Djauhari, 2015)

Garis merupakan unsur geometri yang merupakan kumpulan dari titik-


titik, dapat berbentuk lurus maupun melengkung, sedangkan struktur garis
merupakan struktur yang memiliki geometri linear. Contohnya gores-
garis, linear mineral, kekar kolom, sumbu lipatan, dll. Unsur-unsur struktur
garis yaitu arah penunjaman (trend), penunjaman (plunge), dan pitc atau
rake (Pangloro & Jefri septinus, 2016)

Plunge adalah salah satu unsur lipatan yang termasuk kedalam struktur
geologi. Seperti kita ketahui, struktur lipatan merupakan salah satu struktur
geologi yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastika, dan
sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf. Lipatan
merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses yaitu bending (melengkung) dan buckling
(melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang permukaan lapisan (Hill, 1953)

Arah penunjaman (trend) merupakan garis horizontal atau jurus dari


bidang vertical yang meliputi garis, yang merupakan arah kemiringan arah
garis tersebut. Arah penunjaman dapat di deskripsikan menggunakan
konveksi azimuth ataupun kuadran. Arah penunjaman harus menunjukkan
kepada arah kemana struktur garis tersebut menunjam. Struktur garis yang
menunjam kearah timur tidak sama dengan struktur garis yang menunjam
kearah barat. Kedua struktur garis tersebut berlawanan arah. Penunjaman
(plunge) merupakan besaran sudut pada bidang vertical, antar garis dengan
bidang horizontal. Nilai dari penunjaman berkisar dari 0-90° dimiliki garis
vertical. Secara umum penunjaman berkisar 0-200° dianggap landau,
penunjaman berkisar 20°-500° dianggap sedang, dan penunjaman yang
berkisar 50°-90° dianggap terjal. Pitch atau rake merupakan besaran sudut
lancip antara garis dengan horizontal yang diukur pada bidang dimana
4

garis tersebut terletak. Kisaran pitch antara 0°-90°. Jika arah penunjaman
tegak lurus garis jurus maka pitch sama dengan 90° (Pangloro & Jefri
septinus, 2016)

Kelurusan atau liniasi. Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis


dapat dibedakan menjadi struktur garis primer yang meliputi liniasi atau
penjajaran mineral-mineral pada batu beku tertentu dan arah liniasi
struktur sedimen. Struktur garis sekunder meliputi garis-garis , liniasi
memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan, kelurusan-
kemenerusan dari topografi sungai dan sebagainya (Mardani, 2018)
5

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Geologi Struktur

Gambar 3. Laptop
B. Diagram Alir

Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam


diagramalir berikut.

Mulai

Asisten memaparkan materi mengenai Garis dan


Perpotongan Bidang yang diawali dengan
menjelaskan definisinya

Menentukan kedudukan Plunge dan Trend yang


didefinisikan dengan arah dan besaran sudut

Menentukan besar dari Pitch yang dinyatakan pada


bidang/arah perlapisan yang lancip antara 0°-90°

Menentukan kemiringan semu yang merupakan besar


sudut penunjaman struktur garis yang memiliki nilai <
90°

Tugas membuat Diagram Rose dan membuat


Histogram arah kekar di Ms Excel

Hasil tugas membuat Diagram Rose dan


Membuat Histogram di Ms Excel

Selesai

Gambar 4. Diagram Alir


7

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tidak terdapat data pengamatan dalam praktikum kali ini

B. Pembahasan

Kegiatan praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2022


ini dilaksanakan secara virtual via Google Meet. Praktikum ini
diawali dengan pretest yang diberikan asisten kepada para
praktikan. Lalu dilanjutkan dengan pemaparan materi Bab 4
mengenai “Garis dan Perpotongan Bidang” dan dilanjut dengan
sesi tanya jawab. Adapun latihan dan tugas yang diberikan kepada
praktikan yaitu menggambar dan menentikan trend, plunge, serta
pitch dari kedua gambar perpotongan bidang

Tugas yang diberikan oleh asisten yaitu menentukan trend, plunge,


pitch dari perpotongan antara 2 bidang yang pada gambar pertama
terdapat perpotongan antara bidang N 320° E / 40° dan bidang N
250° E / 60°. Dan pada gambar kedua terdapat perpotongan antara
bidang N 315° E / 40° dan bidang N 270° E / 50°. Pada gambar
kedua, praktikan ditugaskan untuk menentukan pitch berdasarkan
metode yang tertera pada modul. Setelah tugas dikerjakan,
didapatkan hasil trend sebesar 40° dan plunge sebesar 40° pada
gambar 1 dan didapatkan hasil pitch atas sebesar 70° dan pitch
bawah sebesar 45º
10

Gambar 5. Perpotongan bidang 1

Gambar 6. Perpotongan bidang 2

Plunge merupakan Sudut penunjaman atau sudut yang dibentuk antara struktur
garis dengan bidang proyeksi horizontal. Konsep Plunge sebenarnya adalah hampir
sama dengan konsep Dip tetapi bedanya disini, Plunge mengikuti tergantung pada
struktur garis yang dibentuk. Berbeda dengan dip yang didasarkan pada kemiringan
suatu perlapisan. Cara pengukurannya dilapangan adalah dengan menempelkan
9

bidang bantu seperti Clipboard atau sejenisnya kemudian diatasnya dilakukan


pengukuran seperti pengukuran pada pengukuran kelerengan. Sedangkan trend
merupakan arah dari penjaman suatu struktur garis yang dapat dianalogikan seperti
Strike, trend disini biasa juga disebut sebagai bearing, Pitch diukur pada bidang
yang memiliki struktur garis. Oleh karena itu mungkin berkisar nilai dari r-0 ketika
garis horisontal, hingga r-90 ketika garis dalam arah dip. Dalam Pendeskripsian di
lapangan hanya perlu untuk memberikan sudut dan arah sudut muka tunjaman.
Sebagai contoh, 35 N berarti bahwa sudut pitch r= 35 diukur ke bawah dari ujung
utara garis strike. Di lapangan, pitch dari garis pada sebuah bidang ditentukan
dengan terlebih dahulu menandai garis horizontal pada bidang miring lalu
kemudian mengukur sudut antara garis strike dan struktur linear dengan protactor.
Namun, bagaimanapun juga bidang tidak sepenuhnya ter-expose, sudut pitch dapat
ditentukan dari kemiringan bidang dan Bearing struktur garis. Pertama, kita
memperlakukan masalah penentuan lapangan dari dip dikenal dari bidang dan
bearing struktur tertentu. dari Contoh Struktur Garis yang dapat kita temui dialam
adalah adanya lineasi mineral dan Gores-garis.
12

Pada poin pembahasan terakhir, praktikan ditugaskan untuk meresume jurnal yang
dijadikan referensi guna menyelesaikan laporan praktikum geologi struktur bab 4.
Berikut resume jurnal yang telah saya jadikan sumber:

Judul : Analisis Kestabilan Lereng di Waduk Sermo Dengan Metode Kinematika


dan Metode Kesetimbangan Batas
ISSN : 1907-5995
Tahun : 2020
Penulis : Arief Pambudi dan Koesnaryo

Pendahuluan
Jalan umum yang dibangun di daerah perbukitan selalu memiliki lereng-lereng
terjal disisi jalan. Lereng tersebut dikhawatir kan akan terjadi longsor yang
mengakibatkan banyak kerugian. Kerugiannya antara lain keselamatan pengendara
dan kerugian ekonomi setempat karena terkendala akses melewati jalan maupun
akibat dari longsoran yang mengenai pemukiman sekitar.
Pada daerah wisata Waduk Sermo terdapat jalan-jalan yang dikelilingi oleh lereng.
Dimana lereng ini merupakan akses jalan wisatawan maupun warga setempat.
Kestabilan lereng harus diperhatikan agar tidak tejadi kerugian baik berupa materill
maupun non-materill. Penentuan kemantapan lereng dapat diketahui dengan
serangkaian pengujian, yaitu uji sifat fisik, dan mekanik serta geometri lereng.
Lereng dapat dikatakan mantap atau stabil apabila nilai FK nya >1,3. Kestabilan
lereng dipengaruhi oleh 2 faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
keadaan massa batuan, desain lereng serta sifat fisika pada batuannya. Untuk faktor
eksternal nya yaitu, curah hujan dan kelapukan pada batuan.
Tujuan dari penelitian ini adalah, mengkaji kestabilan lereng dengan
memperhitungkan kondisi geologi struktur pada lereng yakni kekar. Menganalisa
kekar dapat mengetahui arah kelongsoran dan jenis kelongsoran yang terjadi pada
lereng tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kekar
terhadap kestabilan lereng

Tujuan Penulisan Jurnal


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan lereng menggunakan
metode kinematika dan metode kesetimbangan batas sehingga dapat ditentukan
apakah lokasi tersebut layak apabila dibangun infrastruktur pada lereng tersebut

Metode Penelitian
Terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian ini dimana langkah
pertamanya yaitu melakukan pengambilan data struktur massa batuan dengan cara
membentangkan meteran sepanjang lereng dan data struktur massa batuan, yang
diambil merupakan struktur masa batuan yang melewati garis scanline.
Langkah kedua yaitu melakukan analisis kinematik lereng, Semua data geologi
yang didapatkan di lapangan berupa arah kemiringan dan bidang kemiringan sebuah
rekahan, patahan, kekar, dan perlapisan. Data tersebut akan diplotkan dalam
proyeksi stereografi untuk selanjutkan dianalisis tingkat kestabilan lereng dan jenis
longsoran yang akan terjadi. Proyeksi stereografi sendiri merupakan sebuah metode
11

memproyeksikan kondisi struktur geologi tiga dimensi menjadi bidang datar dua
dimensi. Langkah ketiga yaitu melakukan analisis kesetimbangan batas, analisis
kesetimbangan batas (limit equilibrium analysis) merupakan metode yang
mempertimbangkan kesetimbangan gaya sepanjang bidang gelincir. Pada metode
ini diasumsikan terdapat bidang gelincir yang potensial, dimana kondisi gaya
(force) dan momen equilibrium ditentukan berada pada kondisi statis. Analisis ini
membutuhkan informasi tentang kekuatan material. Perhitungan dilakukan dengan
membagi tanah yang berada di atas bidang longsoran menjadi irisan-irisan,
sehingga metode ini dikenal juga dengan nama metode irisan.

Hasil Penelitian
Pada lereng penelitian, ditemui adanya batuan breksi andesit yang dilapisan tanah
penutup. Kondisi batuan pada lereng relative sedikit lapuk (Slightly Weathered).
Terlihat terdapat hasil lapukan didaerah bidang lemahnya. Kondisi lereng pun
tertutup oleh vegetasi yang cukup lebat. Batuan pada lereng tersebut diyakini telah
mengalami pelapukan dikarenakan kekuatan massa batuannya adalah R4.
Berdasarkan dari pengolahan data kekar menggunakan diagram Rosette, dapat
disimpulkan bahwa arah tegasan utama berarah Timur Laut-Barat Daya. Jenis kekar
yang terbentuk pada massa batuan tersebut merupakan kekar gerus (shear joint)
yang cukup rapat. Akibat kekar gerus ini, kekuatan batuan pada lereng mengalami
perlemahan.
Data yang digunakan untuk menganalisa kinematik adalah data pengukuran kekar.
Data pengukuran kekar yang dimaksud adalah data strike/dip kekar yang terdapat
di lereng penelitian. Selanjutnya data tersebut akan dianalisa menggunakan
software Dips. Berdasarkan pengolahan data dari software Dips, maka hasil
komposisi arah dan kemiringan lereng adalah 325°/50° dengan sudut geser dalam
yaitu 48°. Hasil analisis kinematik yang didapatkan dari software Dips
menunjukkan bahwa potensi lereng terjadi 9 longsor sebesar 0,25% dengan jenis
kelongsorannya yaitu longsoran baji. Longsoran tersebut dihasilkan dari
perpotongan bidang struktur yaitu bidang kekar, berarah 57°/14°. Kecilnya potensi
longsoran berdasarkan analisa kinematik disebabkan oleh jenis batuan yaitu breksi
andesit yang memiliki kekerasan dan sudut geser dalam yang besar.
Data-data yang diperlukan untuk menganalisa kesetimbangan batas menggunakan
software slide adalah kohesi, sudut geser dalam, dan unit weight, juga geometri
lerengnya. Kohesi dan sudut geser dalam kita dapat dari Hoek Brown Criteria. Dan
unit weigth kita lakukan dengan uji fisik. Setelah dilakukan perhitungan
kemantapan lereng, didapatkan nilai faktor keamanan sebesar 4,4. Dari hasil
tersebut menyatakan bahwa lereng tersebut sangatlah aman. Dengan kemiringan
lereng yang cukup besar yaitu 65° dan tinggi 25 meter. Hasil ini didasarkan pada
kondisi jenis batuan yang mempunyai kohesi dan sudut geser dalam yang besar.
12

V. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. Arah penunjaman atau trend adalah jurus dari bidang vertikalyang melalui garis
dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut. Trend hanya menunjukkan suatu
arah tertentu.

2. Plunge adalah suatu sudut vertikal yang dikur dari arah bajah pada suatu bidang
vertikal di antara garis horizontal.

3. Apparent plunge atau kemiringan semu adalah besarnya sudut penunjaman struktur
garis yang diukur tidak dengan garis proyeksinya pada bidang horisontal.

4. Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2018). MODUL 1. DASAR- DASAR GEOLOGI STRUKTUR. Jakarta: Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan (RISETDIKTI).

Hill. (1953). Wrench Fault Tectonics. Amerika: Geological Society.

Mardani. (2018). Pendalaman Materi Geologi Struktur. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.

Michelle. (2009). Geologi Dinamik. Jakarta: Muslima.

Noor, & Djauhari. (2015). Pengantar Geologi. Yogyakarta: UGM.

Pangloro, & Jefri septinus. (2016). Buku Panduan Praktukum Geologi Struktur. Kalimantan
Timur: Universitas Mulawarman.

Pinarto. (2001). Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta: Universitas Gadjah


Mada.

Habibie, Made, & Ridho. (2018). PENGARUH BIDANG DISKONTINU TERHADAP


KESTABILAN LERENG AMBANG-STUDI KASUS LERENG PB9S4 TAMBANG
TERBUKA GRASBERG. Journal Geomine, Vol 6. No 1.

Wahyuni dkk. (2019). Pengukuran Strike Dan Dip Di Desa Padaelo, Kecamatan Mallawa,
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan . Jurnal Fakultas Teknik, 89- 93.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pre-test
Lampiran 5. Hasil cek plagiarisme abstrak

Lampiran 6. Hasil cek plagiarisme pembahasan

Lampiran 7. Hasil cek plagiarisme kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai