Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PPD

PRODI S1 PTIK - FT

Skor Nilai :

Menjelajahi Teori Pengembangan Siswa dalam Meningkatkan

Belajar melalui Supervisi

(Norhasni Zainal Abiddin,Affero Ismail)

NAMA MAHASISWA : DIKI HAIRUL SIAGIAN

NIM : 5191151013

DOSEN PENGAMPU : Suri Handayani, Dmn, S.Psi., M.Psi/

Dwi Maya Novitri

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA


DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN

MEDAN
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa, karena berkat
karunianyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi mengenai Critical
Journal Riview (Menjelajahi Teori Pengembangan Siswa dalam Meningkatkan Belajar
melalui Supervisi). Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini. Dan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Saya sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat saya harapkan guna kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.

Medan, 02 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR................................................................................................................1
C. Manfaat CJR..............................................................................................................................1
BAB 2....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Identitas dan Ringkasan Kerangka Jurnal..................................................................................2
B. Perbandingan Jurnal Berdasarkan Ringkasan Isi.......................................................................8
C. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal (Review)............................................................................11
BAB 3..................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Rekomendasi...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
LAMPIRAN........................................................................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Sering sekali kita bingung memilih Journal referansi untuk kita baca dan kita pahami.
Terkadang kita memilih satu Journal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa, pembahasan tentang Perkembangan Peserta Didik.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Journal Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih Journal referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang
Perkembagan Peserta Didik.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Memenuhi tugas yang di beri oleh dosen pengampu.
2. Mengkritisi suatu artikel journal tentang Perkembangan Peserta Didik dari Journal
yang telah di cari.

C. Manfaat CJR
1. Untuk menambah wawasan tetang Perkembangan Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang saya kritik.
3. Dan untuk mengetahui segala informasi yang bersumber dari journal yang di kritik.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Identitas dan Ringkasan Kerangka Jurnal


1. Jurnal 1 (Review)

Judul : Menjelajahi Teori Pengembangan Siswa dalam Meningkatkan

Belajar melalui Supervisi

Jurnal : Jurnal Internasional Penelitian Akademik dalam Pendidikan dan

Pengembangan Progresif

ISSN : 2226-6384

Volume dan Halaman : Vol. 1, No. 1;12 hlm

Penulis : Norhasni Zainal Abiddin,Affero Ismail

Abstrak Belajar membutuhkan waktu dan kesabaran dan itu adalah proses atau
perjalanan. Dalam mengawasi siswa, proses pembelajaran adalah tantangan
dan berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan. Pengawasan yang berhasil
bagi siswa mengharuskan semua pihak harus memainkan peran mereka.
Tujuan dalam artikel ini adalah untuk membahas peran salah satu pemain
peran tersebut, yaitu peran pengawas di proses belajar, yang memandang
proses belajar sebagai kemitraan antara siswa sebagai pelajar, dan pengawas
sebagai fasilitator dari proses pembelajaran terhadap perkembangan siswa.
Kerangka teoritis artikel ini didasarkan pada tujuh Chickering vektor teori
pembangunan. Tinjauan teori pengembangan siswa yang dipilih bertujuan
untuk memberikan para profesional dengan dasar untuk bekerja dengan siswa
dalam berbagai tingkat pengembangan. Teori pengembangan siswa berguna
untuk menyarankan strategi untuk belajar siswa dan untuk memahami dan
mengelola perubahan. Mengetahui teorinya juga membantu kita untuk
memeriksa dengan lebih baik bagaimana kita menantang, mendukung,
menentukan dan melakukannya secara efektif. Diharapkan artikel ini akan
berkontribusi untuk hal yang lebih baik dan untuk beberapa orang dalam
memahami peran penting yang dipenuhi oleh pengawas dalam proses
pembelajaran dalam mendukung pengembangan siswa.
Pendahuluan Belajar adalah proses perubahan internal dan hanya dapat diamati oleh orang
lain dalam bentuk perubahan perilaku atau kinerja. Apa yang ingin dipelajari,
apa yang ditawarkan, dan cara masuk yang dipelajari seseorang ditentukan
sebagian besar oleh sifat masyarakat pada khususnya waktu (Merriam,
Caffarella, Baumgartner, 2007). Memfasilitasi belajar siswa adalah dua atau

2
tiga cara komunikasi, di mana upaya dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa dengan tujuan mereka, serta tujuan dan kebijakan
pendidikan organisasi. Fasilitator pembelajaran harus menemukan cara dan
sarana perencanaan dengan peserta didik sehingga dapat mengontrol konten,
kecepatan, intensitas, aplikasi dan lingkungan belajar siswa. Fasilitator
pembelajaran harus bersifat transisi, membantu peserta didik secara mandiri
mencapai tujuan pendidikan mereka sendiri.

Menurut Knowles (1978), belajar adalah proses berkelanjutan sepanjang


hidup seseorang. Utama prinsip-prinsip teori pembelajaran orang dewasa
Knowles adalah bahwa pada orang dewasa: (1) konsep-diri bergerak dari
ketergantungan menuju pengarahan diri sendiri; (2) ada reservoir dari
akumulasi pengalaman yang menjadi sumber belajar yang semakin
meningkat; (3) kesiapan untuk belajar semakin meningkat diarahkan menuju
peran sosial; dan (4) orientasi ke arah pembelajaran menjadi kurang subjek-
terpusat dan semakin terpusat pada masalah. Definisi pembelajaran yang
lebih tradisional tidak hanya menekankan perubahan perilaku yang relatif
permanen, tetapi juga menekankan bahwa perubahan ini terjadi sebagai hasil
dari pengalaman atau latihan.

Dalam konteks pengawasan siswa, menyetujui untuk mengawasi proyek


berarti melakukan pekerjaan dalam kolaborasi erat dengan seseorang yang
memulai perjalanan dalam diri mereka sendiri: Perjalanan yang kadang-
kadang mungkin sangat menarik, tetapi yang juga pasti akan sulit, berisiko
dan menyakitkan (Salmon 1992). Gelar penelitian adalah tentang pelatihan
penelitian dan juga pembelajaran dengan berkontribusi pada pengetahuan
dan, meskipun tidak mungkin untuk menemukan cara melatih diri
sendiri,seluruh proses dirancang untuk dipandu oleh seorang penyelia (Cryer,
2000). Karena itu, artikel ini membahas hubungan siswa-pengawas sebagai
proses pembelajaran dan mengeksplorasi Chickering tujuh vektor teori
pengembangan untuk meningkatkan pembelajaran menuju pengembangan
siswa.
Metode Supervisi yakni dengan memonitoring dan mebina para siswa untuk
Penelitian meningkatkan pengembangan ke arah yang lebih baik.
Hasil dan Siswa dapat belajar dan mengalami banyak hal selama proses pengawasan.
Teori pengembangan siswa berguna untuk mengamati, menggambarkan,
Diskusi
menyelidiki karakteristik siswa mengidentifikasi pola berpikir, perasaan,
mengetahui dan berperilaku.
Kesimpulan Singkatnya, perilaku (belajar) adalah fungsi dari orang yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Mengapa penting bahwa fasilitator pembelajaran
menyadari bahwa pembelajaran terjadi dalam begitu banyak variasi tempat
dalam kehidupan siswa? Itu karena, menghargai dan mempertimbangkan
pengetahuan sebelumnya dan pengalaman siswa telah menjadi asumsi dasar
praktik sebagai fasilitator pembelajaran, apakah pengetahuan ini dipelajari.
Fasilitator pembelajaran yang baik (penyelia dalam konteks ini) mengadopsi
berbagai strategi untuk menyajikan berbagai kesempatan belajar dan buat
peserta didik tetap tertarik. Fokus utama pengawasan adalah kualitas praktik.
Pengawasan secara umum dapat dilihat memiliki tiga aspek: administrasi
(normatif); pendidikan(formatif) dan dukungan (restoratif). Tiga aspek ini
memberikan pegalaman belajar yang lebih baik. Teori pengembangan siswa

3
adalah seperangkat atau kumpulan teori yang berusaha untuk
menggambarkan proses perkembangan siswa saat di universitas. Teori-teori
ini membantu pendidik apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka
melakukannya. Secara umum, teori perkembangan siswa mengembangkan
manusia pertumbuhan; pengaruh lingkungan; apa yang bisa kita lakukan
untuk menyediakan lingkungan yang mempromosikan pembelajaran dan
pengembangan siswa; dan bagaimana mengembangkan peluang dan kegiatan
itu merangsang kesadaran diri, mengembangkan keterampilan dan
membangun pengetahuan. Teori Chickering tentang Pengembangan Identitas
dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk hubungan siswa-pengawas
dalam meningkatkan pembelajaran siswa.

2. Jurnal 2 (Pembanding)

Judul : Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar : Masalah dan Perkembangannya

Jurnal : Academica, Journal of Multidisciplinary Studies

ISSN : 2579-9703 (P) | ISSN: 2579-9711 (E)


Volume dan Halaman : Vol. 1 No. 2, 12 hlm

Penulis : Umi Latifa

Abstrak Artikel ini dimaksudkan untuk menganalisis tujuh aspek perkembangan pada
anak sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,
data diperoleh dengan wawancara terhadap 8 siswa kelas enam MI 2
Darsussalam. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan kajian teori
mengenai tuujuh aspek perkembangan anak sekolah dasar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tujuh aspek perkembangan berpengaruh terhadap proses
belajar-mengajar di kelas. Aspek-aspek perkembangan tersebut juga
dipengaruhi oleh faktor genetic, lingkungan keluarga, serta lingkungan
tempat anak bergaul. Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk
memantau aspek-aspek perkembangan anak agar tumbuh menjadi pribadi
yang berprestasi.
Pendahuluan Menurut Santrock (1996) dalam bukunya Retno Pangestuti, perkembangan
merupakan bagian dari perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan
berlanjut sepanjang rentang kehidupannya. Bersifat kompleks karena
melibatkan banyak proses seperti biologis, kognitif, dan sosioemosional. F.J
Monks, dkk (2001) menambahkan pengertian perkembangan merujuk pada
proses menuju kesempurnaan yang tidak dapat diulang kembali berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Dalam kacamata psikologi,
perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi,
bayi, kanak-kanak, masa remaja, sampai dengan dewasa. Dalam kamus
Psikologi, Chaplin (2002) menjabarkan perkembangan sebagai perubahan
yang terjadi pada organism dari lahir sampai mati, adanya pertumbuhan dan
perubahan integrasi jasmani ke dalam fungsional dan munculnya

4
kedewasaan. Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru
perlu memahami perkembangan peserta didik. Alasan-alasan itu sebagai
berikut, mempelajari dan memahami aspek perkembangan peserta didik
adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, melalui
pemahaman tentang aspek-aspek perkembangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik, dapat diantisipasi tentang
berbagai upaya memfasilitasi perkembangan tersebut, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Disamping itu, dapat diantisipasi juga
tentang upaya untuk mencegah berbagai kendala atau masalah yang mungkin
akan menghambat perkembangan anak khususnya anak sekolah dasar. Semua
orang memiliki aspek perkembangan yang jumlahnya sama tetapi memiliki
kemampuan pengembangan aspek perkembangan yang berbeda-beda. Setiap
manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitupun anak
sekolah dasar. Ada yang unggul dalam hal akademik tetapi rendah dalam hal
nonakademik, ada yg unggul aspek kognitifnya tetapi rendah dalam aspek
sosial begitupun sebaliknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor gen dan faktor lingkungan.
Metode Guna mendapatkan hasil penulisan yang diinginkan, penulisan mengenai
analisis perkembangan anak sekolah dasar dilihat dari tujuh aspek
Penelitian
perkembangan menggunakan metode penulisan kualitatif deskriptif, dengan
mengumpulkan data melalui wawancara dilakukan di MI 2 Darussalam.
Wawancara Dilakukan di kelas 6 Mi pada 20 Maret 2016, yang dibagi
menjadi 3 kelompok menurut peringkat di kelas. Peringkat 1, 2, 3 yaitu;
Sulton, Annisa, dan Danu, Peringkat 4,5 yaitu: Gery, Ihsan, sedangkan
peringkat 6,7,8 yaitu: Nadila, Adit, dan Tika. Tiap-tiap kelompok diberi
pertanyaan dengan pertanyaan yang sama, tetapi mereka menjawab dengan
jawaban mereka sendiri-sendiri, dengan jawaban yang tentunya berbeda-
beda. Dalam metode wawancara atau interview ini penulis melakukan
wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa kelas 6 MI 2 Darussalam
Kartasura. Penulis juga melakukan kajian pustaka dari berbagai sumber demi
melengkapi dan mempertajam data-data yang terkait dengan topik
pembahasan.
Hasil dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh aspek perkembangan berpengaruh
terhadap proses belajar-mengajar di kelas. Aspek-aspek perkembangan
Diskusi
tersebut juga dipengaruhi oleh faktor genetic, lingkungan keluarga, serta
lingkungan tempat anak bergaul.
Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
perkembangan seseorang berbeda-beda, tergantung faktor yang
mempengaruhi perkembangan seseorang. Karakteristik perkembangan anak
usia sekolah berbeda dengan karakteristik perkembangan remaja dan
karakteristik perkembangan masa dewasa. Karakteristik perkembangan anak
usia sekolah meliputi perkembangan fisik motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, dan perkembangan kesadaran beragama. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan yang akan menimbulkan masalah dalam
perkembangan. Faktor tersebut meliputi faktor genetika dan faktor
lingkungan. Dasam proses perkembangan ketujuh aspek tersebut, terkadang
menimbulkan masalah, Masalah–masalah tersebut bisa diperbaiki dengan
dukungan dari orangorang terdekatnya, terutama keluarga. Setiap orang
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga seorang anak

5
tidak boleh dipaksakan untuk menguasai seluruh aspek perkembangan.

3. Jurnal 3 (Pembanding)

Judul : Pengembangan Model Pembelajaran Induktif Kata Bergambar Bermuatan

Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Permulaan Sekolah Dasar

Jurnal : Journal of Educational Research and Evaluation

ISSN : 2252 - 6420

Volume dan Halaman : Vol. 1 No.2, 7 hlm

Penulis : Kusminah

Abstrak Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran


induktif kata bergambar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru
sekolah dasar, merumuskan prinsip-prinsip model pembelajaran induktif kata
bergambar, mengembangkan prototipe model pembelajaran induktif kata
bergambar, dan menentukan keefektifan model pembelajaran induktif kata
bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter aspek membaca
permulaan di sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan dengan desain research
and development dengan tahapan pengumpulan informasi dan kajian teori,
penyusunan desain dan model pengembangan, pengumpulan data lapangan,
analisis data awal, penyusunan model pengembangan, validasi, dan uji coba
kekefektifan. Sumber data penelitian adalah para guru dan peserta didik kelas
I sekolah dasar, ahli model pembelajaran, dan ahli bahasa. Analisis data
dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Karakteristik model
pembelajaran induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan
karakter aspek membaca berdasarkan kebutuhan guru dan peserta didik
ditinjau dari dimensi sintakmatik, sistem sosial, sistem pendukung, sistem
reaksi, dan tujuan instruksional serta dampak pengiring yang menjadi dasar
merumuskan prinsip-prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar.
Hasil uji kekefektifan menunjukan 27 dari 30 peserta didik tuntas belajar
(93%) dengan nilai rata-rata kelas 8.3. Hasil uji t menunjukkan ada
perbedaan antara hasil sebelum dan setelah memanfaatkan model
pembelajaran induktif kata bergambar, terbukti efektif untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar peserta didik.
Pendahuluan Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
menumbuhkan keterampilan berbicara, membaca termasuk membaca
permulaan, menyimak, dan menulis. Keempat aspek tersebut harus
dikembangkan sejak peserta didik kelas satu. Salah satu hal yang harus
ditanamkan adalah cara peserta didik membaca buku. Cara membaca buku
yang benar bagi peserta didik kelas satu merupakan pondasi untuk
pendidikan selanjutnya. Namun, keterampilan membaca permulaan di SD
kurang mendapat perhatian yang serius dari guru. Peserta didik enggan

6
membaca buku dan tidak tertarik membaca. Agar minat baca dan hasil belajar
membaca peserta didik meningkat perlu kegiatan pembelajaran yang
bervariasi dengan model pembelajaran membaca permulaan yang sesuai.
Subyantoro (2009:177) memaparkan bahwa pembaca pemula adalah
pembaca yang baru pertama kali membaca atau belajar membaca. Secara
formal pembaca pemula adalah peserta didik didik kelas I. Membaca bukan
saja kegiatan mata, namun aspek bagian tubuh lainnya juga berperan.
Berdasarkan kondisi tersebut, inovasi model pembelajaran penting dilakukan,
antara lain model induktif kata bergambar. Model pembelajaran induktif kata
bergambar ini diaplikasikan dalam pembelajaran membaca permulaan di
kelas I bermuatan pendidikan karakter. Untuk dapat menerapkan pendidikan
karakter dan budaya dalam pembelajaran membaca permulaan ini, maka
perlu dikembangkan model pembelajaran membaca permulaan dengan
induktif kata bergambar yang dilengkapi perangkat pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar.
Metode Dalam penelitian ini digunakan pendekatan research and development. Data
penelitian ini ada dua macam. Pertama, data yang menunjukkan karakteristik
Penelitian
pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam model pembelajaran Bahasa
Indonesia aspek membaca permulaan. Kedua, data yang berupa penggunaan
model pembelajaran bahasa Indonesia yang mengungkapkan 9 pilar
pendidikan karakter dan 18 nilai pendidikan karakter. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik angket, teknik tes, dan teknik observasi yang
dilengkapi dengan instrumen angket, tes, dan lembar observasi untuk
memperoleh data keefektifan penerapan model pembelajaran induktif kata
bergambar kata bergambar. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, yakni melalui pemaparan data dan simpulan data. Data
hasil eksperimen yang membandingkan nilai peserta didik dalam
pembelajaran sebelum memanfaatkan model pembelajaran induktif kata
bergambar kata bergambar dan setelah memanfaatkan model pembelajaran
induktif kata bergambar kata bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan
karakter membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dianalisis dengan tolok
ukur kriteria ketuntasan minimal (KKM) minimal 70 dengan ketententuan
bahwa model dikatakan efektif bila jumlah peserta didik yang mencapai
KKM sebesar 70 minimal 75%. Selain itu nilai peserta didik dianalisis
dengan membandingkan nilai pre tes dan post tes dengan uji t-tes satu sampel
dan uji gain.
Hasil dan Hasil pembelajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran Induktif kata
bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter pada Membaca
Diskusi
Permulaan kaitannya dengan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat
katakan bahwa pembelajaran ini bernilai positif. Berdasarkan hasil
pengamatan, aspek kejujuran memiliki kategori baik sekali, kerja sama baik
sekali, kreatif baik sekali, komunikatif baik sekali, menghargai prestasi baik
sekali, dan toleransi juga dalam kategori baik sekali.

Prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai


pendidikan karakter dari dimensi sintakmatik (tahap-tahap) pelaksanaan
model pembelajaran. Kegiatan awal, kegiatan inti pembelajaran dilakukan
secara bertahap dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pembelajaran yang menarik apabila memanfaatkan media pembelajaran.

7
Kesimpulan Karakteristik model pembelajaran induktif kata bergambar aspek membaca
permulaan sesuai dengan kebutuhan guru terdiri atas sintakmatiks, sistem
sosial, sistem reaksi, sistem pendukung, dan dampak pengiring. Prinsip
penyusunan buku model pembelajaran Induktif kata bergambar bermuatan
nilai-nilai pendidikan karakter ini disajikan berdasarkan pada dimensi
kelayakan isi, dimensi kelayakan bahasa, dan dimensi kelayakan penyajian.
Peserta didik yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar
70, sebanyak 27 peserta didik dan masih ada tiga peserta didik yang tidak
tuntas. Model pembelajaran induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai
karakter aspek membaca permulaan terbukti efektif dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Selain itu, model pembelajaran induktif kata bergambar
dalam pembelajaran membaca juga efektif untuk menanamkan nilai karakter
jujur, kreatif, komunikatif, toleransi, kerja sama, dan menghargai prestasi.

B. Perbandingan Jurnal Berdasarkan Ringkasan Isi


1. Jurnal 1 (Riview) :

Menjelajahi Teori Pengembangan Siswa dalam Meningkatkan Belajar melalui


Supervisi

a. Hubungan Siswa - Pengawas sebagai Proses Pembelajaran

Fungsi utama pengawasan dari semua jenis adalah kepemimpinan, ditambah dorongan
dan pengakuan kepemimpinan pada orang lain, baik pada staf profesional atau di antara
masyarakat peserta (Burton dan Brueckner, 1995). Di sisi lain, Phillips dan Pugh (2000) dan
Zuber-Skerrit (1994) menyarankan penyelia untuk bertindak sebagai panutan. Frischer dan
Larsson (2000) menggambarkan tiga pola kepemimpinan yang berbeda, yang mereka sebut
demokratis, otoriter dan laissez-faire. Pemimpin yang demokratis ditandai dengan
dorongannya untuk berdiskusi dalam kelompok dan keputusan kelompok dalam pilihan
kegiatan. Dia peduli kepada para siswa dengan memeriksa prestasi dan mengomentari
mereka. Pemimpin otoriter membuat keputusan besar untuk kelompok dan menunjukkan apa
yang harus dilakukan. Pemimpin laissez-faire menyediakan para siswa kebebasan penuh
untuk bertindak membagikan materi. Pemimpin otoriter diperlukan untuk mencapai jumlah
pekerjaan yang lebih besar, demokratis lebih besar dan kualitas kerja yang besar juga,
sementara kepemimpinan laissez-faire menghasilkan kuantitas dan kualitas kerja yang
rendah.

b. Teori Pengembangan Siswa

8
Teori berfungsi sebagai panduan dan kerangka kerja seseorang agar dapat memahami
bagaimana siswa berkembang dan pengawas penelitian membantu mereka berkembang. Teori
pengembangan siswa paling sering berdasarkan teori psikologis yang telah diterapkan pada
usia universitas tradisional populasi (Evans, Forney dan Guido-DiBrito, 1998). Secara umum
ada empat jenis teori dalam pengembangan siswa: (1) Teori Psikososial; (2) Teori Kognitif-
struktural; (3) Teori Interaktif Lingkungan; dan (4) Teori Eksistensi Humanistik.

c. Teori Perkembangan Identitas Chickering

Teori Perkembangan Identitas Chickering berkisar pada tujuh vector pengembangan


siswa. Menurut Chickering & Reisser (1993), vektor melambangkan arah dan besarnya
perkembangan siswa. Tujuh Vektor pengembangan siswa, sebagaimana diteorikan oleh
Chickering, termasuk Developing Kompetensi, Mengelola Emosi, Bergerak melalui Otonomi
menuju Interdependensi,Mengembangkan Hubungan Interpersonal yang Dewasa,
Membangun Identitas, Mengembangkan Tujuan dan Mengembangkan Integritas. Setiap
vektor dibangun berdasarkan vektor sebelumnya dan terdiri dari berbeda karakteristik dan
perasaan, emosi dan tugas yang mewakili peningkatan perkembangan bersama kontinum.
Siswa bergerak melalui vektor-vektor ini dengan kecepatan yang berbeda, vektor dapat
berinteraksi satu sama lain. Meskipun tidak berurutan dan kaku, vector saling membangun,
mengarah pada kompleksitas, stabilitas, dan aspek intelektual pembangunan yang lebih besar
(Chickering dan Reisser, 1993).

2. Jurnal 2 (Pembanding) :

Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar : Masalah dan Perkembangannya

a. Aspek Perkembangan

Aspek perkembangan pertama yakni, Aspek fisik dan motorik, berkaitan dengan
perkembangan fisik dan motorik.

Aspek perkembangan kedua yakni, aspek kognitif atau intelektual, perkembangan kognitif
berkaitan dengan potensi intelektual yang dimiliki individu.

Aspek perkembangan ketiga yakni, aspek perkembangan sosial, perkembangan sosial


individu ditandai dengan pencapaian kematangan dalam interaksi sosialnya.

9
Aspek perkembangan anak keempat yaitu aspek perkembangan bahasa, menurut para ahli,
bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat
dan perasaan).

Aspek perkembangan kelima yakni, aspek perkembangan emosi. Menurut Retno (2013),
emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau suatu kejadian.

Aspek perkembangan keenam yakni aspek kepribadian dan seni.

Aspek perkembangan ketujuh yakni, aspek pekembangan moral dan penghayatan agama.
Istilah moral berasal dari bahasa latin mos/moris yang dapat diartikan sebagai peraturan,
nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan dan tatacara kehidupan (Retno, 2013).

b. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Pertama, faktor genetik/hereditas merupakan faktor internal yang berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan perkembangan individu. Hereditas sendiri dapat diartikan sebagai totalitas
karakteristik individu yang diwariskan orang tua. Kedua, faktor lingkungan (nurture),
lingkungan merupakan faktor eksternal yang turut membentuk dan mempengaruhi
perkembangan individu (Retno, 2013).

3. Jurnal 3 (Pembanding) :

Pengembangan Model Pembelajaran Induktif Kata Bergambar Bermuatan Nilai – Nilai


Pendidikan Karakter Aspek Membaca Permulaan Sekolah Dasar

Prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar dilihat dari dimensi sistem sosial
kegiatan peserta didik adalah secara individu mengerjakan tugas secara kelompok. Peserta
didik diharapkan terampil membaca, menulis, dan berbicara. Kegiatan peserta didik dalam
pembelajaran membaca di kelas peserta didik adalah membaca buku dilanjutkan menulis
ringkasan.

Prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar dilihat dari dimensi peran guru adalah
guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran membaca adalah menyusun Rencana
Pembelajaran berdasarkan Silabus, pemilihan bahan bacaan yang sesuai untuk pembelajaran
membaca guru menyusun teks bacaan sendiri, media perlu disiapkan dalam pembelajaran
membaca media teknologi dan komunikasi, metode yang dapat dimanfaatkan dalam

10
menyampaikan pembelajaran membaca secara kooperative adalah drill dan diskusi kelompok,
kegiatan pembelajaran membaca secara kooperative berupa panduan peserta didik, ketika
kelompok peserta didik mengerjakan tugas, kegiatan guru adalah membimbing secara
kelompok, agar peserta didik membaca secara efektif. Sistem pendukung media dalam
pembelajaran membaca secara kooperative dapat berupa kartu bacaan, media kartu bacaan
yang dapat membantu kegiatan membaca secara kelompok berupa teks bacaan, kartu tugas,
kartu petunjuk tugas, kunci jawaban, media kartu yang disukai peserta didik apabila terbuat
dari kertas warna-warni, sumber bacaan dalam pembelajaran membaca berasal dari guru
mengarang sendiri, bahan bacaan yang akan dipergunakan dalam pembelajaran membaca
yang menarik perhatian peserta didik apabila ditulis dalam bentuk kartu warna-warni.

Hasil review :

Dari ketiga jurnal yang diuraikan diatas, dapat diketahui bahwa jurnal pertama
membahas tentang meningkatkan perkembangan peserta didik dalam hal belajar dengan
menggunakan metode supervise. Maksud dari metode ini adalah, membuat hubungan yang
lebih besar antara peserta didik dengan tenaga didik. Jurnal ini menitik beratkan pada tenaga
didik yang harus memonitoring dan membina peserta didik sesuai dengan Teori
Perkembangan Identitas Chickering yang mengacu pada tujuh vector. Apabila seorang tenaga
didik menerapkan teori ini, maka kegiatan belajar peserta didik pun akan meningkat.
Sedangkan pada jurnal kedua dan ketiga,author jurnal berfokus pada aspek perkembangan
dan belajar siswa di tingkat Sekolah Dasar.

Pada jurnal kedua,penulis jurnal lebih berfokus pada aspek – aspek perkembangan
dan faktor yang mempengaruhi perkembangan khususnya di tingkat Sekolah Dasar.
Sedangkan pada jurnal ketiga,penulis jurnal lebih berfokus pada penerapan sistem belajar
membaca Induktif Kata Bergambar Bermuatan. Sistem ini pun ternyata membawa
peningkatan besar dalam proses membaca untuk peserta didik di tingkat Sekolah Dasar.

C. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal (Review)

1. Aspek tampilan jurnal (face value) sederhana namun judul jurnalnya benar – benar
menarik dan mampu menyakinkan penulis untuk meriviewnya.

11
2. Layout dan tata letak jurnal sangat bagus. Walau dalam bentuk E-book, kerangka
jurnal disusun dengan rapi. Tata tulis dan penggunaan font nya dipilih dengan sangat
bagus. Tulisan dalam buku terlihat dengan jelas tanpa ada kata/kalimat yang membuat
pembaca bingung.
3. Dari aspek isi jurnal,jurnal yang diriview menjelaskan hal – hal yang dimaksud
dengan terperinci dan lengkap.
4. Dari aspek tata bahasa,jurnal yang diriview cukup mudah dipahami
ketatabahasaannya walau dalam bentuk Bahasa Inggris.

12
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran diatas,dapat disimpulkan bahwa jurnal ini menjelaskan tentang


besarnya peran tenaga didik dalam meningkatkan perkembangan belajar peserta didik.
Tenaga didik dapat meningkatkan skillnya dengan menerapkan Teori Perkembangan Identitas
Chickering yang mengacu pada tujuh vector. Manfaat setelah kita membaca jurnal ini
sangatlah besar karena kita dapat mengetahui pentingnya peran tenaga didik (pengawas)
terhadap proses perkembangan belajar peserta didik (siswa/i) dan bagaimana menjadi seorang
tenaga didik yang baik serta mampu meningkatkan perkembangan belajar peserta didik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menjadi seorang peserta
didik yang baik dan kelak menjadi tenaga didik yang baik pula. Perkembangan peserta didik
khususnya berfokus pada metode belajar sangat penting bagi mahasiswa untuk menyambung
aspirasi masyarakat. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik mahasiswa mampu
menargetkan sebuah target yang sudah dia rencana kan sebelumnya ingin menjadi seorang
tenaga didik, jadi jika sudah mempelajari ilmu perkembagan dari awal maka dia akan
mengerti seperti apakah perkembangan peserta didik yang baik itu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abiddin,Norhasani Zainal dan Affero Ismail.2012.Menjelajahi Teori Pengembangan Siswa


dalam Meningkatkan Belajar melalui Supervisi.International Journal of Academic Research
in Progressive Education and Development.

Latifa,Umi.Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar : Masalah dan


Perkembangannya.Surakarta : IAIN.

Kusminah.Pengembangan Model Pembelajaran Induktif Kata Bergambar Bermuatan Nilai –


Nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Permulaan Sekolah Dasar.Semarang :
Universitas Negeri Semarang

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai