MK. PPD
PRODI S1 PTIK - FT
Skor Nilai :
NIM : 5191151013
MEDAN
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa, karena berkat
karunianyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi mengenai Critical
Journal Riview (Menjelajahi Teori Pengembangan Siswa dalam Meningkatkan Belajar
melalui Supervisi). Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini. Dan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat saya harapkan guna kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR................................................................................................................1
C. Manfaat CJR..............................................................................................................................1
BAB 2....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Identitas dan Ringkasan Kerangka Jurnal..................................................................................2
B. Perbandingan Jurnal Berdasarkan Ringkasan Isi.......................................................................8
C. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal (Review)............................................................................11
BAB 3..................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Rekomendasi...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
LAMPIRAN........................................................................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Sering sekali kita bingung memilih Journal referansi untuk kita baca dan kita pahami.
Terkadang kita memilih satu Journal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa, pembahasan tentang Perkembangan Peserta Didik.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Journal Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih Journal referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang
Perkembagan Peserta Didik.
C. Manfaat CJR
1. Untuk menambah wawasan tetang Perkembangan Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang saya kritik.
3. Dan untuk mengetahui segala informasi yang bersumber dari journal yang di kritik.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengembangan Progresif
ISSN : 2226-6384
Abstrak Belajar membutuhkan waktu dan kesabaran dan itu adalah proses atau
perjalanan. Dalam mengawasi siswa, proses pembelajaran adalah tantangan
dan berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan. Pengawasan yang berhasil
bagi siswa mengharuskan semua pihak harus memainkan peran mereka.
Tujuan dalam artikel ini adalah untuk membahas peran salah satu pemain
peran tersebut, yaitu peran pengawas di proses belajar, yang memandang
proses belajar sebagai kemitraan antara siswa sebagai pelajar, dan pengawas
sebagai fasilitator dari proses pembelajaran terhadap perkembangan siswa.
Kerangka teoritis artikel ini didasarkan pada tujuh Chickering vektor teori
pembangunan. Tinjauan teori pengembangan siswa yang dipilih bertujuan
untuk memberikan para profesional dengan dasar untuk bekerja dengan siswa
dalam berbagai tingkat pengembangan. Teori pengembangan siswa berguna
untuk menyarankan strategi untuk belajar siswa dan untuk memahami dan
mengelola perubahan. Mengetahui teorinya juga membantu kita untuk
memeriksa dengan lebih baik bagaimana kita menantang, mendukung,
menentukan dan melakukannya secara efektif. Diharapkan artikel ini akan
berkontribusi untuk hal yang lebih baik dan untuk beberapa orang dalam
memahami peran penting yang dipenuhi oleh pengawas dalam proses
pembelajaran dalam mendukung pengembangan siswa.
Pendahuluan Belajar adalah proses perubahan internal dan hanya dapat diamati oleh orang
lain dalam bentuk perubahan perilaku atau kinerja. Apa yang ingin dipelajari,
apa yang ditawarkan, dan cara masuk yang dipelajari seseorang ditentukan
sebagian besar oleh sifat masyarakat pada khususnya waktu (Merriam,
Caffarella, Baumgartner, 2007). Memfasilitasi belajar siswa adalah dua atau
2
tiga cara komunikasi, di mana upaya dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa dengan tujuan mereka, serta tujuan dan kebijakan
pendidikan organisasi. Fasilitator pembelajaran harus menemukan cara dan
sarana perencanaan dengan peserta didik sehingga dapat mengontrol konten,
kecepatan, intensitas, aplikasi dan lingkungan belajar siswa. Fasilitator
pembelajaran harus bersifat transisi, membantu peserta didik secara mandiri
mencapai tujuan pendidikan mereka sendiri.
3
adalah seperangkat atau kumpulan teori yang berusaha untuk
menggambarkan proses perkembangan siswa saat di universitas. Teori-teori
ini membantu pendidik apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka
melakukannya. Secara umum, teori perkembangan siswa mengembangkan
manusia pertumbuhan; pengaruh lingkungan; apa yang bisa kita lakukan
untuk menyediakan lingkungan yang mempromosikan pembelajaran dan
pengembangan siswa; dan bagaimana mengembangkan peluang dan kegiatan
itu merangsang kesadaran diri, mengembangkan keterampilan dan
membangun pengetahuan. Teori Chickering tentang Pengembangan Identitas
dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk hubungan siswa-pengawas
dalam meningkatkan pembelajaran siswa.
2. Jurnal 2 (Pembanding)
Judul : Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar : Masalah dan Perkembangannya
Abstrak Artikel ini dimaksudkan untuk menganalisis tujuh aspek perkembangan pada
anak sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,
data diperoleh dengan wawancara terhadap 8 siswa kelas enam MI 2
Darsussalam. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan kajian teori
mengenai tuujuh aspek perkembangan anak sekolah dasar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tujuh aspek perkembangan berpengaruh terhadap proses
belajar-mengajar di kelas. Aspek-aspek perkembangan tersebut juga
dipengaruhi oleh faktor genetic, lingkungan keluarga, serta lingkungan
tempat anak bergaul. Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk
memantau aspek-aspek perkembangan anak agar tumbuh menjadi pribadi
yang berprestasi.
Pendahuluan Menurut Santrock (1996) dalam bukunya Retno Pangestuti, perkembangan
merupakan bagian dari perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan
berlanjut sepanjang rentang kehidupannya. Bersifat kompleks karena
melibatkan banyak proses seperti biologis, kognitif, dan sosioemosional. F.J
Monks, dkk (2001) menambahkan pengertian perkembangan merujuk pada
proses menuju kesempurnaan yang tidak dapat diulang kembali berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Dalam kacamata psikologi,
perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi,
bayi, kanak-kanak, masa remaja, sampai dengan dewasa. Dalam kamus
Psikologi, Chaplin (2002) menjabarkan perkembangan sebagai perubahan
yang terjadi pada organism dari lahir sampai mati, adanya pertumbuhan dan
perubahan integrasi jasmani ke dalam fungsional dan munculnya
4
kedewasaan. Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru
perlu memahami perkembangan peserta didik. Alasan-alasan itu sebagai
berikut, mempelajari dan memahami aspek perkembangan peserta didik
adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, melalui
pemahaman tentang aspek-aspek perkembangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik, dapat diantisipasi tentang
berbagai upaya memfasilitasi perkembangan tersebut, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Disamping itu, dapat diantisipasi juga
tentang upaya untuk mencegah berbagai kendala atau masalah yang mungkin
akan menghambat perkembangan anak khususnya anak sekolah dasar. Semua
orang memiliki aspek perkembangan yang jumlahnya sama tetapi memiliki
kemampuan pengembangan aspek perkembangan yang berbeda-beda. Setiap
manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitupun anak
sekolah dasar. Ada yang unggul dalam hal akademik tetapi rendah dalam hal
nonakademik, ada yg unggul aspek kognitifnya tetapi rendah dalam aspek
sosial begitupun sebaliknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor gen dan faktor lingkungan.
Metode Guna mendapatkan hasil penulisan yang diinginkan, penulisan mengenai
analisis perkembangan anak sekolah dasar dilihat dari tujuh aspek
Penelitian
perkembangan menggunakan metode penulisan kualitatif deskriptif, dengan
mengumpulkan data melalui wawancara dilakukan di MI 2 Darussalam.
Wawancara Dilakukan di kelas 6 Mi pada 20 Maret 2016, yang dibagi
menjadi 3 kelompok menurut peringkat di kelas. Peringkat 1, 2, 3 yaitu;
Sulton, Annisa, dan Danu, Peringkat 4,5 yaitu: Gery, Ihsan, sedangkan
peringkat 6,7,8 yaitu: Nadila, Adit, dan Tika. Tiap-tiap kelompok diberi
pertanyaan dengan pertanyaan yang sama, tetapi mereka menjawab dengan
jawaban mereka sendiri-sendiri, dengan jawaban yang tentunya berbeda-
beda. Dalam metode wawancara atau interview ini penulis melakukan
wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa kelas 6 MI 2 Darussalam
Kartasura. Penulis juga melakukan kajian pustaka dari berbagai sumber demi
melengkapi dan mempertajam data-data yang terkait dengan topik
pembahasan.
Hasil dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh aspek perkembangan berpengaruh
terhadap proses belajar-mengajar di kelas. Aspek-aspek perkembangan
Diskusi
tersebut juga dipengaruhi oleh faktor genetic, lingkungan keluarga, serta
lingkungan tempat anak bergaul.
Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
perkembangan seseorang berbeda-beda, tergantung faktor yang
mempengaruhi perkembangan seseorang. Karakteristik perkembangan anak
usia sekolah berbeda dengan karakteristik perkembangan remaja dan
karakteristik perkembangan masa dewasa. Karakteristik perkembangan anak
usia sekolah meliputi perkembangan fisik motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, dan perkembangan kesadaran beragama. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan yang akan menimbulkan masalah dalam
perkembangan. Faktor tersebut meliputi faktor genetika dan faktor
lingkungan. Dasam proses perkembangan ketujuh aspek tersebut, terkadang
menimbulkan masalah, Masalah–masalah tersebut bisa diperbaiki dengan
dukungan dari orangorang terdekatnya, terutama keluarga. Setiap orang
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga seorang anak
5
tidak boleh dipaksakan untuk menguasai seluruh aspek perkembangan.
3. Jurnal 3 (Pembanding)
Penulis : Kusminah
6
membaca buku dan tidak tertarik membaca. Agar minat baca dan hasil belajar
membaca peserta didik meningkat perlu kegiatan pembelajaran yang
bervariasi dengan model pembelajaran membaca permulaan yang sesuai.
Subyantoro (2009:177) memaparkan bahwa pembaca pemula adalah
pembaca yang baru pertama kali membaca atau belajar membaca. Secara
formal pembaca pemula adalah peserta didik didik kelas I. Membaca bukan
saja kegiatan mata, namun aspek bagian tubuh lainnya juga berperan.
Berdasarkan kondisi tersebut, inovasi model pembelajaran penting dilakukan,
antara lain model induktif kata bergambar. Model pembelajaran induktif kata
bergambar ini diaplikasikan dalam pembelajaran membaca permulaan di
kelas I bermuatan pendidikan karakter. Untuk dapat menerapkan pendidikan
karakter dan budaya dalam pembelajaran membaca permulaan ini, maka
perlu dikembangkan model pembelajaran membaca permulaan dengan
induktif kata bergambar yang dilengkapi perangkat pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar.
Metode Dalam penelitian ini digunakan pendekatan research and development. Data
penelitian ini ada dua macam. Pertama, data yang menunjukkan karakteristik
Penelitian
pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam model pembelajaran Bahasa
Indonesia aspek membaca permulaan. Kedua, data yang berupa penggunaan
model pembelajaran bahasa Indonesia yang mengungkapkan 9 pilar
pendidikan karakter dan 18 nilai pendidikan karakter. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik angket, teknik tes, dan teknik observasi yang
dilengkapi dengan instrumen angket, tes, dan lembar observasi untuk
memperoleh data keefektifan penerapan model pembelajaran induktif kata
bergambar kata bergambar. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, yakni melalui pemaparan data dan simpulan data. Data
hasil eksperimen yang membandingkan nilai peserta didik dalam
pembelajaran sebelum memanfaatkan model pembelajaran induktif kata
bergambar kata bergambar dan setelah memanfaatkan model pembelajaran
induktif kata bergambar kata bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan
karakter membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dianalisis dengan tolok
ukur kriteria ketuntasan minimal (KKM) minimal 70 dengan ketententuan
bahwa model dikatakan efektif bila jumlah peserta didik yang mencapai
KKM sebesar 70 minimal 75%. Selain itu nilai peserta didik dianalisis
dengan membandingkan nilai pre tes dan post tes dengan uji t-tes satu sampel
dan uji gain.
Hasil dan Hasil pembelajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran Induktif kata
bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter pada Membaca
Diskusi
Permulaan kaitannya dengan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat
katakan bahwa pembelajaran ini bernilai positif. Berdasarkan hasil
pengamatan, aspek kejujuran memiliki kategori baik sekali, kerja sama baik
sekali, kreatif baik sekali, komunikatif baik sekali, menghargai prestasi baik
sekali, dan toleransi juga dalam kategori baik sekali.
7
Kesimpulan Karakteristik model pembelajaran induktif kata bergambar aspek membaca
permulaan sesuai dengan kebutuhan guru terdiri atas sintakmatiks, sistem
sosial, sistem reaksi, sistem pendukung, dan dampak pengiring. Prinsip
penyusunan buku model pembelajaran Induktif kata bergambar bermuatan
nilai-nilai pendidikan karakter ini disajikan berdasarkan pada dimensi
kelayakan isi, dimensi kelayakan bahasa, dan dimensi kelayakan penyajian.
Peserta didik yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar
70, sebanyak 27 peserta didik dan masih ada tiga peserta didik yang tidak
tuntas. Model pembelajaran induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai
karakter aspek membaca permulaan terbukti efektif dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Selain itu, model pembelajaran induktif kata bergambar
dalam pembelajaran membaca juga efektif untuk menanamkan nilai karakter
jujur, kreatif, komunikatif, toleransi, kerja sama, dan menghargai prestasi.
Fungsi utama pengawasan dari semua jenis adalah kepemimpinan, ditambah dorongan
dan pengakuan kepemimpinan pada orang lain, baik pada staf profesional atau di antara
masyarakat peserta (Burton dan Brueckner, 1995). Di sisi lain, Phillips dan Pugh (2000) dan
Zuber-Skerrit (1994) menyarankan penyelia untuk bertindak sebagai panutan. Frischer dan
Larsson (2000) menggambarkan tiga pola kepemimpinan yang berbeda, yang mereka sebut
demokratis, otoriter dan laissez-faire. Pemimpin yang demokratis ditandai dengan
dorongannya untuk berdiskusi dalam kelompok dan keputusan kelompok dalam pilihan
kegiatan. Dia peduli kepada para siswa dengan memeriksa prestasi dan mengomentari
mereka. Pemimpin otoriter membuat keputusan besar untuk kelompok dan menunjukkan apa
yang harus dilakukan. Pemimpin laissez-faire menyediakan para siswa kebebasan penuh
untuk bertindak membagikan materi. Pemimpin otoriter diperlukan untuk mencapai jumlah
pekerjaan yang lebih besar, demokratis lebih besar dan kualitas kerja yang besar juga,
sementara kepemimpinan laissez-faire menghasilkan kuantitas dan kualitas kerja yang
rendah.
8
Teori berfungsi sebagai panduan dan kerangka kerja seseorang agar dapat memahami
bagaimana siswa berkembang dan pengawas penelitian membantu mereka berkembang. Teori
pengembangan siswa paling sering berdasarkan teori psikologis yang telah diterapkan pada
usia universitas tradisional populasi (Evans, Forney dan Guido-DiBrito, 1998). Secara umum
ada empat jenis teori dalam pengembangan siswa: (1) Teori Psikososial; (2) Teori Kognitif-
struktural; (3) Teori Interaktif Lingkungan; dan (4) Teori Eksistensi Humanistik.
2. Jurnal 2 (Pembanding) :
a. Aspek Perkembangan
Aspek perkembangan pertama yakni, Aspek fisik dan motorik, berkaitan dengan
perkembangan fisik dan motorik.
Aspek perkembangan kedua yakni, aspek kognitif atau intelektual, perkembangan kognitif
berkaitan dengan potensi intelektual yang dimiliki individu.
9
Aspek perkembangan anak keempat yaitu aspek perkembangan bahasa, menurut para ahli,
bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat
dan perasaan).
Aspek perkembangan kelima yakni, aspek perkembangan emosi. Menurut Retno (2013),
emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau suatu kejadian.
Aspek perkembangan ketujuh yakni, aspek pekembangan moral dan penghayatan agama.
Istilah moral berasal dari bahasa latin mos/moris yang dapat diartikan sebagai peraturan,
nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan dan tatacara kehidupan (Retno, 2013).
3. Jurnal 3 (Pembanding) :
Prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar dilihat dari dimensi sistem sosial
kegiatan peserta didik adalah secara individu mengerjakan tugas secara kelompok. Peserta
didik diharapkan terampil membaca, menulis, dan berbicara. Kegiatan peserta didik dalam
pembelajaran membaca di kelas peserta didik adalah membaca buku dilanjutkan menulis
ringkasan.
Prinsip model pembelajaran induktif kata bergambar dilihat dari dimensi peran guru adalah
guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran membaca adalah menyusun Rencana
Pembelajaran berdasarkan Silabus, pemilihan bahan bacaan yang sesuai untuk pembelajaran
membaca guru menyusun teks bacaan sendiri, media perlu disiapkan dalam pembelajaran
membaca media teknologi dan komunikasi, metode yang dapat dimanfaatkan dalam
10
menyampaikan pembelajaran membaca secara kooperative adalah drill dan diskusi kelompok,
kegiatan pembelajaran membaca secara kooperative berupa panduan peserta didik, ketika
kelompok peserta didik mengerjakan tugas, kegiatan guru adalah membimbing secara
kelompok, agar peserta didik membaca secara efektif. Sistem pendukung media dalam
pembelajaran membaca secara kooperative dapat berupa kartu bacaan, media kartu bacaan
yang dapat membantu kegiatan membaca secara kelompok berupa teks bacaan, kartu tugas,
kartu petunjuk tugas, kunci jawaban, media kartu yang disukai peserta didik apabila terbuat
dari kertas warna-warni, sumber bacaan dalam pembelajaran membaca berasal dari guru
mengarang sendiri, bahan bacaan yang akan dipergunakan dalam pembelajaran membaca
yang menarik perhatian peserta didik apabila ditulis dalam bentuk kartu warna-warni.
Hasil review :
Dari ketiga jurnal yang diuraikan diatas, dapat diketahui bahwa jurnal pertama
membahas tentang meningkatkan perkembangan peserta didik dalam hal belajar dengan
menggunakan metode supervise. Maksud dari metode ini adalah, membuat hubungan yang
lebih besar antara peserta didik dengan tenaga didik. Jurnal ini menitik beratkan pada tenaga
didik yang harus memonitoring dan membina peserta didik sesuai dengan Teori
Perkembangan Identitas Chickering yang mengacu pada tujuh vector. Apabila seorang tenaga
didik menerapkan teori ini, maka kegiatan belajar peserta didik pun akan meningkat.
Sedangkan pada jurnal kedua dan ketiga,author jurnal berfokus pada aspek perkembangan
dan belajar siswa di tingkat Sekolah Dasar.
Pada jurnal kedua,penulis jurnal lebih berfokus pada aspek – aspek perkembangan
dan faktor yang mempengaruhi perkembangan khususnya di tingkat Sekolah Dasar.
Sedangkan pada jurnal ketiga,penulis jurnal lebih berfokus pada penerapan sistem belajar
membaca Induktif Kata Bergambar Bermuatan. Sistem ini pun ternyata membawa
peningkatan besar dalam proses membaca untuk peserta didik di tingkat Sekolah Dasar.
1. Aspek tampilan jurnal (face value) sederhana namun judul jurnalnya benar – benar
menarik dan mampu menyakinkan penulis untuk meriviewnya.
11
2. Layout dan tata letak jurnal sangat bagus. Walau dalam bentuk E-book, kerangka
jurnal disusun dengan rapi. Tata tulis dan penggunaan font nya dipilih dengan sangat
bagus. Tulisan dalam buku terlihat dengan jelas tanpa ada kata/kalimat yang membuat
pembaca bingung.
3. Dari aspek isi jurnal,jurnal yang diriview menjelaskan hal – hal yang dimaksud
dengan terperinci dan lengkap.
4. Dari aspek tata bahasa,jurnal yang diriview cukup mudah dipahami
ketatabahasaannya walau dalam bentuk Bahasa Inggris.
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa menjadi seorang peserta
didik yang baik dan kelak menjadi tenaga didik yang baik pula. Perkembangan peserta didik
khususnya berfokus pada metode belajar sangat penting bagi mahasiswa untuk menyambung
aspirasi masyarakat. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik mahasiswa mampu
menargetkan sebuah target yang sudah dia rencana kan sebelumnya ingin menjadi seorang
tenaga didik, jadi jika sudah mempelajari ilmu perkembagan dari awal maka dia akan
mengerti seperti apakah perkembangan peserta didik yang baik itu.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15