Anda di halaman 1dari 78

Persyaratan K3 Pemeriksaan dan

Pengujian Pertama/Perubahan terhadap


instalasi, perlengkapan, peralatan listrik

1
LATAR BELAKANG PERLUNYA RIKSA UJI

POTENSI BAHAYA LISTRIK :


Instalasi listrik memiliki potensi bahaya bagi
manusia maupun bagi instalasi itu sendiri. Potensi
bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab
terjadinya kecelakaan listrik.
Terdapat 5 macam bahaya listrik yaitu :
1. Bahaya kejut listrik (shock);
2. Bahaya bunga api listrik kebakaran (Arc/Fire);
3. Bahaya ledakan (Blast);
4. Bahaya panas yang dapat merusak isolasi;
5. Bahaya lainnya.
Tujuan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik berbasis K3:

a. Memastikan tidak ada potensi bahaya


Listrik di tempat kerja yang
membahayakan tenaga kerja dan orang
lain yang ada di tempat kerja;
b. Memastikan instalasi listrik yang aman,
handal dan memberikan keselamatan
bangunan berserta isinya;
c. Memastikan adanya tempat kerja yang
selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas.
ACUAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
INSTALASI LISTRIK BERBASIS K3:
1. UU No. 1 tahun 1970;
2. Permenaker No. 12 tahun 2015 dan
Permenaker No. 33 tahun 2015;
3. Permenaker No. 02 tahun 1989 dan
Permenaker No. 31 tahun 2015;
4. Permenaker No. 33 tahun 2016;
5. SNI (PUIL 2000, PUIL 2011 dll);
6. Standar International (IEC, IEEE, NFPA
dll)
7. Standar negara lain (JIS, ANSI, AS dll)
Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik berbasis K3:

Pemeriksaan K3 Listrik :
Kegiatan PENILAIAN dan PENGUKURAN terhadap Instalasi,
Perlengkapan dan Peralatan Listrik untuk memastikan sesuai
standar bidang kelistrikan dan perundangan yang berlaku.

Pengujian K3 Listrik :
Kegiatan PENILAIAN, PERHITUNGAN, PENGETESAN, dan
PENGUKURAN terhadap Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan
Listrik untuk memastikan sesuai standar bidang kelistrikan dan
perundangan yang berlaku.

Pemeriksaan dan Pengujian K3 Listrik wajib dilakukan pada


tahap perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan dan
pemeliharaan untuk kegiatan pembangkitan, transmisi, distribusi
dan pemanfaatan Listrik.
Pemeriksaan dokumen peralatan dan perlengkapan
listrik

• Manual Book
• Diagram Listrik dan Simbol Gambar:
• SLD Instalasi Pembangkit
• SLD Instalasi Transmisi
• SLD Instalasi Distribusi
• SLD Instalasi Pemanfaatan

17
Jenis dokumen peralatan dan perlengkapan
listrik

• Manual Book/Data Sheet


• Bukummanual yang berisi
segala informasi mengenai
perlatan/perlengkapan
listrik, seperti :
– Spesifikasi
– Petunjuk
Instalasi/pemasangan
– Warning/peringatan
terhadap hal-hal yang
membahayakan
– Dll.

18
Jenis dokumen peralatan dan
perlengkapan listrik
• Single line diagram
• Menyatakan hubungan
dari bagian-bagian sistem
tenaga Listrik
• Berisi informasi mengenai
– jenis-jenis peralatan dan
perlengkapan dalam
sistem tenaga Listrik
– Spesifikasi dari peralatan
yang digunakan
– Pembagian Grup
– Rating peralatan proteksi
dan lain-lain

19
A. PEMBANGKITAN
Pengertian dan fungsi pembangkit tenaga listrik:
1. Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik yang teridiri dari instalasi
elektrikal, mekanikal, bangunan-bangunan (civil works) bangunan
dan fasilitas pelengkap, serta bangunan dan komponen bantu
lainnya.
2. Berfungsi untuk membangkitkan energi listrik, dengan cara
mengubah potensi (energi) mekanik menjadi energi listrik.

Jenis pembangkit tenaga listrik :


1. Thermis : PLTP, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU (CCPP), PLTN dan PLTS.
2. Non Thermis : PLTA dan PLTM
Objek Riksa Uji :

Jenis Pembangkit,
Instalasi Listrik,
Transformator, Generator,
Penggerak Mula,
Switchgear, Proteksi,
Elektronik, APAR
21
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI PEMBANGKITAN (PEMBANGKIT LISTRIK)
1. Menelaah Dokumen antara lain SLD, Gambar Instalasi,
gambar Layout, Data hasil uji pabrik, Buku Manual,
Buku pemeliharaan, Sertifikat Pabrik dll.
2. Memeriksa dan menilai secara visual, antara lain
Konstruksi, dudukan pembangkit, Nameplate, control
panel dan instrumen ukur, Peralatan alarm, Fasilitas
keselamatan & tanda bahaya, terminal kabel utama
dan penetralan, battery, penggerak mula dan lainnya.
3. Memeriksa penghantar utama dan menghitung
kesesuaian KHA penghantar dengan arus beban
penuh.
4. Memeriksa proteksi utama dan menghitung kesesuaian
rating proteksi dengan arus beban penuh.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI PEMBANGKITAN (PEMBANGKIT LISTRIK)
5. Memeriksa pentanahan pada titik netral dan
pentanahan pada BKT/body/enclousure dan mengukur
tahanan pentanahan tersebut.
6. Memeriksa dan menguji sistem rele proteksi antara lain
differensial rele, OVR, UVR, GFR dan lainnya.
7. Memeriksa Fire protection antara lain APAR dan
detector.
8. Memeriksa ketentuan ruang khusus dan instalasi
khusus pada ruang pembangkit meliputi jarak,
penerangan, sirkulasi udara, pintu keluar/masuk, pintu
darurat, penandaan dan lainnya.
9. Menguji tahanan isolasi Phasa-netral, Phasa – Phasa,
netral-PE penghantar utama.
10. Menguji tahanan isolasi belitan stator dan rotor.
B. TRANSMISI

Pengertian penyaluran enerji listrik :


Proses dan cara menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat
lainnya (dari pembangkit listrik ke gardu induk dan dari satu gardu
induk ke gardu induk lainnya), yang terdiri dari konduktor yang
direntangkan antara tiang-tiang (tower), melalui isolator-isolator,
dengan sistem tegangan tinggi.

Jenis penyaluran dan kualifikasi tegangan :


1. SUTT : 30 KV, 70 KV dan 150 KV.
2. SUTET : 275 KV dan 500 KV.
3. SKTT : 150 KV
4. Sub Marine Cable : 150 KV
Objek Riksa Uji
Tranformator, Saluran Udara Tegangan Tinggi,
Gardu Induk, Pemisah (PMS), Pemutus Tenaga
Listrik (PMT), Penggerak Pemutus Tenaga,
Kompesator, Peralatan SCADA dan Telekomunikasi,
PLC, Peralatan Kopling, Kapasitor Kopling, Wave
trap, Line Matching Unit, Peralatan Pengaman,
Sistem Pentanahan Titik Netral, Kabel Tenaga,
Proteksi Sistem Penyaluran, Charger (Rectifier),
Automatic Voltaga Regulator (AVR), Rangkaian
voltage Dropper, Rangkaian Proteksi Tegangan
Surja Hubung, Baterai (DC Power)

25
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI TRANSMISI
1. Menelaah Dokumen antara lain SLD, Gambar Instalasi,
gambar Layout, Data hasil uji pabrik, Buku Manual,
Buku pemeliharaan, Sertifikat Pabrik dll.
2. Memeriksa bagian-bagian dari Trafo Tenaga/Daya
antara lain Name plate, Bushing, Sistem Pendingin,
Alat pernafasan (breather), sistem kontrol dan proteksi,
OLTC, sistem grounding, Maintank, konstruksi (struktur
mekanik) dan fire protection.
3. Memeriksa PMT antara lain papan nama, bushing,
katup-katup, terminal tangki, relay dll.
4. Pengujian/pengukuran terhadap PMT yang meliputi
tahanan isolasi, tahanan kontak, interlok mekanis dan
elektris dll.
5. Memeriksa PMS antara lain papan nama, bushing,
katup-katup, terminal tangki, relay dll.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI TRANSMISI
6. Pengujian terhadap PMS yang meliputi tahanan isolasi,
tahanan kontak, interlok mekanis dan elektris dll.
7. Pemeriksaan dan pengujian terhadap Trafo tegangan
dan trafo arus.
8. Memeriksa secara visual terhadap Arrester antara lain
papan nama, bushing, dan kawat pentanahan.
9. Pemeriksaan visual dan pengetesan terhadap Relay
Proteksi antara lain OCR, differnsial relay, REF, GFR,
UVR, OVR dll
10. Pemeriksaan visual dan unjuk kerja pada Ampere
meter, Volt meter, Watt meter, VAR meter, KWH meter,
Cos phi meter dan Frequency meter serta pemeriksaan
indikator phasa.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI TRANSMISI
11. Memeriksa dan menguji terhadap Arrester antara lain
papan nama, bushing, dan kawat pentanahan.
12. Pemeriksaan dan pengetesan terhadap Relay Proteksi
antara lain OCR, differnsial relay, REF, GFR, UVR,
OVR dll
13. Pemeriksaan dan unjuk kerja pada Ampere meter, Volt
meter, Watt meter, VAR meter, KWH meter, Cos phi
meter dan Frequency meter serta pemeriksaan
indikator phasa.
14. Pemeriksaan pada tower dan jaringan meliputi Kawat
penghantar, Ground wire, Ruang bebas (Right
of Way/ROW), Tower dan halamannya, Lingkungan
dan aktifitas masyarakat sekitarnya.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI TRANSMISI
15. Pemeriksaan pada tower dan jaringan meliputi Besi
Tower dan kelengkapannya, Kawat penghantar sekitar
tower, Ground wire sekitar tower, Klem pemegang
kawat dan asesorisnya, Isolator dan asesorisnya,
Benda asing yang terdapat pada tower , isolator dan
kawat.
16. Pemeriksaan sistem proteksi pada jaringan Transmisi
antara lain Pemeriksaan dan pengukuran pentanahan
tower, Pemeriksaan jaring-jaring pengaman,
Pemeriksaan bola-bola pengaman (ballistor)
.
C. DISTRIBUSI
Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik :
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan).
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan
dengan pelanggan,karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Jika dilihat dari pengertian tersebut di atas, maka :


1. Jaring distribusi tidak hanya terbatas yang memiliki tegangan 6 KV
atau 20 KV.
2. Jaringan listrik 70 KV atau 150 KV, jika langsung melayani
pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.
Objek Riksa Uji :

Gardu Distribusi, Trafo Distribusi,


Jaringan Distribusi,
Alat Pembatas dan Pengukur,
Jaringan Distribusi Tegangan
Menengah, Jaringan Distribusi
Tegangan Rendah, Saklar dan
Pengaman Pada Jaringan Distribusi
31
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI DISTRIBUSI
1. Menelaah Dokumen antara lain SLD, Gambar Instalasi,
gambar Layout, Data hasil uji pabrik, Buku Manual, Buku
pemeliharaan, Sertifikat Pabrik dll.
2. Memeriksa bagian-bagian dari Trafo Tenaga/Daya
antara lain Name plate, Bushing, Sistem Pendingin, Alat
pernafasan (breather), sistem kontrol dan proteksi,
OLTC, sistem grounding, Maintank, konstruksi (struktur
mekanik), fire protection dan bagian skunder.
3. Pemeriksaan kubikel TM/switchgear yang meliputi
spesifikasi switcgear, visual tampak luar, visual tampak
dalam, sistem terminasi, visual daerah kerja.
4. Memeriksa PMT dan LBS antara lain label, bushing,
katup-katup, terminal tangki, relay dll.
5. Pengujian terhadap PMT dan LBS yang meliputi tahanan
isolasi, tahanan kontak, interlok mekanis dan elektris dll.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI DISTRIBUSI
6. Memeriksa PMS antara lain label, bushing, katup-
katup, terminal tangki, relay dll.
7. Pengujian PMS yang meliputi tahanan isolasi, tahanan
kontak, interlok mekanis dan elektris dll.
8. Pemeriksaan visual dan pengujian terhadap Trafo
tegangan dan trafo arus.
9. Memeriksa Arrester antara lain label, bushing, dan
kawat pentanahan.
10. Pemeriksaan dan pengetesan terhadap Relay Proteksi
antara lain OCR, differnsial relay, REF, GFR, UVR,
OVR dll
11. Pemeriksaan dan unjuk kerja pada Ampere meter, Volt
meter, Watt meter, VAR meter, KWH meter, Cos phi
meter dan Frequency meter serta pemeriksaan
indikator phasa.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI DISTRIBUSI
12. Memeriksa penghantar utama dan menghitung
kesesuaian KHA penghantar dengan arus beban penuh.
13. Memeriksa proteksi utama dan menghitung kesesuaian
rating proteksi dengan arus beban penuh.
14. Mengukur arus pada penghantar Phasa R S T,
penghantar netral dan penghantar PE.
15. Menghitung prosentase pemakaian trafo.
16. Menghitung prosentase keseimbangan beban pada
phasa R S T.
17. Pengukuran tahanan isolasi pada penghantar.
18. Pengukuran tahanan isolasi dan Polaritas Index pada
belitan trafo.
19. Pemeriksaan tiang dan jaringan SUTM/SKTM dan
SUTR/SKTR.
D. PEMANFAATAN
Yang dimaksud PEMANFAATAN adalah :
Pihak yang membeli, berlangganan atau menggunakan energi
listrik PLN.

Pengelompokan pelanggan :
1. Dari segi peruntukan : rumah tangga, Badan Sosial,
perhotelan, Industri, Kantor Pemerintahan, pabrik,
kondomonium, apartment dan lain-lain.
2. Dari segi sambungan tegangan : TR, TM dan TT.
3. Dari segi daya listrik : 450 VA, 900 VA, 1300 VA dan
seterusnya.
Objek Riksa Uji:

Instalasi Listrik, Peralatan Listrik


Rumah Tangga, Sistem
Pengendalian, Mesin Listrik,
Programmable Logic Controller
(PLC)

36
Instalasi Listrik
Instalasi listrik meliputi :
- Jaringan listrik yang terdiri dari Alat Pengukur dan
Pembatas (APP), Panel Hubung Bagi (PHB),
Penghantar.
- Instalasi Penerangan dan Pencahayaan yang
terdiri dari Lampu Pijar, Neon Sign/Lampu
Tabung, Lampu Merkuri, Lampu Sodium.
- Pipa Pada Instalasi Listrik yang terdiri dari Pipa
Union, Pipa Paralon / PVC, Pipa Fleksibel, Tule /
Selubung Pipa, Klem / Sangkang, Sambungan Pipa
/Sock, Sambungan Siku, Kotak Sambung.
- Instalasi Tenaga/Daya.
- Sistem Pentanahan yang terdiri dari Elektroda
Pentanahan, Hantaran Pengaman, Sistem Multi-
Elektroda.
37
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI PEMANFAATAN
1. Dokumen Gambar Lengkap Instalasi Listrik
2. Pemeriksaan cara pemasangan / visual dan pengecekan
material (Kabel Suplai, PHB, Hantaran Utama, Kotak Kontak,
Saklar,Fitting, Grounding).
3. Pengecekan kontinuitas, terminasi dan sambungan.
4. Pengecekan polaritas, identitas warna, labeling (penandaan)
5. Rincian rancangan instalasi termasuk susunan PHB utama
dan PHB cabang serta sirkit cabang dan sirkit akhir.
6. Data .mengenai rancangan instalasi termasuk perhitungan
untuk menentukan kebutuhan maksimum, penampang
penghantar fasa dan netral, penghantar pengaman dan
lainnya.
7. Metode yang diterapkan untuk menghindari tegangan sentuh
jika terjadi gangguan bumi.
8. Daftar semua sirkit dan perlengkapan yang mungkin menjadi
rusak karena adanya pengujian.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI PEMANFAATAN
9. Kesesuaian ukuran penghantar fase dan pengaman
arus lebih
10. Luas penampang minimum penghantar pengaman dan
kesesuaian pemasangannya
11. Kontinuitas penghantar pengaman
12. Apakah penghantar pengaman tidak terhubung dengan
penghantar fase?
13. Tanda pengenal penghantar nol dan penghantar
pengaman
14. Apakah kotak kontak dan tusuk kontak telah
mempunyai penghantar pengaman dengan luas
penampang yang cukup dan telah terhubung pada
kotak pengamannya?
15. Apakah tegangan nominal sakelar pengaman sudah
cocok dengan tegangan nominal jaringan.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
DI PEMANFAATAN
16. Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan
17. Perlengkapan listrik yang dipasang
18. Cara memasang perlengkapan listrik
19. Polaritas
20. Pembumian
21. Resistans isolasi
22. Kesinambungan sirkit
24. Fungsi pengamanan sistem instalasi listrik.
25. Pengukuran tahanan isolasi.
26. Pengukuran resistansi pembumian.
27. Fungsi proteksi system instalasi listrik.
28. Lain-lain seperti peruntukannya, alamat, gardu dan sifat
instalasi.
E. Instalasi Penyalur Petir pada
Bangunan/Tempat Kerja
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3
INSTALASI PENYALUR PETIR
1. Menelaah Dokumen antara lain SLD, Gambar Instalasi,
gambar Layout, Data hasil uji pabrik, Buku Manual, Buku
pemeliharaan, Sertifikat Pabrik dll.
2. Pemeriksaan bagian Air Terminal (Penerima) meliputi
jenis penerima, radius proteksi, tinggi, jumlah dan jarak,
bahan dan ukuran, kondisi material, serta gambar bentuk
atap dan ukurannya;
3. Pemeriksaan bagian Down Conductor (Penerima)
meliputi jumlah, jarak, jenis dan ukuran, kondisi material
serta tinggi dan luas bangunan;
4. Pemeriksaan bagian Grounding (Penghantar
Pembumian) meliputi jenis elektroda bumi, jenis dan
ukuran; kondisi material, serta jarak antar elektroda bumi
satu dengan yang lain.
5. Pengukuran tahanan pembumian .
F. Ruang Khusus dan Instalasi Khusus:

(n) ruang kering


(l) ruang kerja listrik
(lk) ruang kerja listrik terkunci
(d) ruang berdebu
(blg) ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas
(bld) ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu
(bks) ruang dengan bahaya kebakaran serat
(ko) ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif
(lb) ruang lembab dan basah
(p) ruang sangat panas
(k) ruang kerja kasar
(r) ruang radiasi

12/3/2021 43
Penyimpangan Teknis (mayor)
• Hasil ukur tahanan isolasi tidak memenuhi
persyaratan SNI/Standar lain.
• Ukuran penghantar saluran utama kurang dari 4
mm2 (Cu)
• Penghantar sirkit akhir tanpa penghantar
pembumian
• Letak kotak kontak tanpa pengaman tutup/putar
kurang dari 1,25 m
• Sistem pembumian, elektroda bumi, penghantar
PE tidak ada
• Penghantar elektroda bumi lebih kecil dari
penghantar saluran utama untuk saluran utama
s/d 35 mm2
Penyimpangan teknis (mayor)
• Penggabungan penghantar netral dengan penghantar
pembumian tidak dilakukan di PHB/KHB
• Warna penghantar netral tidak biru muda
• Warna penghantar pembumian tidak loreng hijau-kuning.
Ada yang hijau-biri.
• PHB tidak dilengkapi sakelar utama, kecuali untuk 1
sirkit dan PHB cabang yang berjarak kurang dari 5 m
• Penghantar sirkit cabang tidak dilengkapi pengaman
• Jumlah titik beban terpasang tidak sesuai gambar
• Polaritas KKB dan atau fiting lampu dan atau sakelar
tidak benar
• Besar pengaman tidak memperhatikan KHA saluran
/penghantar yang diamankan dan tidak memperhatikan
besar beban
Penyimpangan teknis (minor)

• Simbol yang digunakan tidak sesuai standar.


• Gambar Bagan Satu Garis tidak sesuai dengan Gambar
Instalasi
• Tanda jumlah dan macam hantaran tidak ada
• Jenis, penampang penghantar dan Tabel Beban tidak
ada
• Tanda hantaran naik/turun pada denah bertingkat tidak
ada
• Simbol/Gambar peralatan terpasang permanen (motor,
AC Sentral dll) termasuk alat kontrolnya serta data teknis
tidak ada.
(instalasi bisa dianggap laik operasi)
Persyaratan K3 untuk
Peralatan Alat Ukur Listrik

Oleh:

depnakertrans

47
PENDAHULUAN
Alat Ukur Listrik adalah instrumen yang
digunakan untuk menunjukan nilai besaran
elektrik dari suatu sistem tenaga listrik. (Arus,
Tegangan, Daya, Frekuensi, Beda Fasa, dll).

Pengukuran Listrik adalah upaya untuk


menentukan nilai besaran-besaran listrik pada
suatu sistem jaringan tenaga listrik.

48
49
FAKTOR-FAKTOR ALAT UKUR YANG
MEMPENGARUHI HASIL PENGUKURAN
1. Ketelitian (Accuracy), menunjukan kemampuan Alat
Ukur dalam mendapatkan harga yang mendekati
harga sebenarnya.
2. Ketepatan (Prececion), menunjukan tingkat
keberhasilan Alat Ukur dari suatu sistem pengukuran.
3. Sensitivitas (Sensitivity), Menggambarkan
perbandingan antara harga pengukuran dengan
besaran responnya.
4. Resolusi (Resolution), Kemampuan Alat Ukur untuk
memberikan respon terhadap perubahan terkecil dari
nilai yang diukur.
5. Kesalahan (Error), Penyimpangan variabel yang
diukur terhadap harga sebenarnya.

50
PROSEDUR PENGUKURAN

1. Melakukan pengukuran berulang-ulang


dengan Alat Ukur yang sama.
2. Melakukan pengukuran yang sama
dengan menggunakan beberapa Alat
Ukur yang berbeda.
3. Menguasai teknik lebih lanjut teknik
pengukuran.

51
TEORI KESALAHAN ALAT UKUR
Kesalahan dari suatu Alat Ukur dinyatakan
dengan rumus

M–T=Є

T : Menyatakan harga sebenarnya dari


besaran yang diukur
M : Harga hasil pengukuran

Є/T : Kesalahan Relativ (Rasio Kesalahan)


T – M = α disebut Koreksi, yaitu perbedaan dari
harga ukur M dengan harga sebenarnya.

52
Contoh

Arus dengan harga sebenarnya 25 A, diukur


dengan Alat Ukur Amperemeter
mendapatkan harga ukur 24,3 A.
Kesalahan, Koreksi dari Alat Ukur
Amperemeter adalah -0,7 A, 0,7 A.

53
KLASIFIKASI KELAS ALAT UKUR
Menurut standard IEC No 13 B-23 ada 8 Kelas Alat Ukur.
Kelas 0,05, 0,1, 0,2 Alat Ukur dengan ketelitian
yang tinggi digunakan pada laboratorium.

Kelas 0,5 Alat Ukur yang mempunyai ketelitian


lebih presisi dari kelas 0,2 (Alat Ukur Portable).

kelas 1,0 Alat Ukur yang mempunyai presisi


lebih rendah dari Alat Ukur kelas 0,5 (Panel
Besar).

Kelas 1,5 , 2,5 atau 5 Alat Ukur dipergunakan


pada panel-panel dimana faktor ketelitian tidak
begitu penting.
54
FAKTOR KESALAHAN DARI
ALAT UKUR
1. Medan Magnet Luar
2. Temperatur Lingkungan
3. Pemanasan sendiri
4. Pergeseran dari titik Nol
5. Gesekan
6. Umur
7. Letak dari Alat Ukur

55
KLASIFIKASI ALAT UKUR
LISTRIK

Alat ukur listrik yang


beroperasi dengan
sistem pengukuran besi
putar. Meter ini dapat
digunakan untuk
mengukur Arus dan
tegangan searah (dc),
arus dan tegangan
bolak-balik (ac) dengan
frekuensi 15-100 Hz
56
Alat ukur listrik beroperasi
dengan sistem pengukuran
kumparan putar. Meter ini
digunakan untuk
mengukur arus dan
tegangan DC. Alat ukur ini
memiliki range skala yang
linier

57
Instrumen ini memiliki
konstruksi yang sama dengan
dengan kumparan putar
biasa, namun dengan
penambahan komponen
penyearah untuk pengukuran
besaran arus bolak-balik(ac).
Alat ini digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan
dc, arus dan tegangan ac.

58
Alat ini digunakan
untuk mengukur
Frekuensi, sudut
fasa.
Alat ini dilengkapi
dengan converter.

59
Alat ukur ini beroperasi
dengan sistem pengukuran
ekspansi spiral bimetal.
Alat ukur jenis ini
digunakan untuk
mengukur besar dc dan ac
hingga 2000 Hz.

60
Alat ukur ini beroperasi
dengan sistem 2 belitan;
stator dan rotor.
Digunakan untuk
pengukuran besaran AC.

61
Alat ukur ini
dikonstruksi dengan 2
buah kumparan,
kumparan arus dan
kumparan tegangan.

62
Alat ukur ini beroperasi
dengan prinsip induksi.
Alat ini digunakan untuk
pengukuran besaran
arus bolak-balik satu fasa
maupun tiga fasa.

63
ALAT UKUR LISTRIK BERDASARKAN
JENIS BESARAN LISTRIK YANG DIUKUR

❑ Ampere Meter
❑ Volt Meter
❑ Cos Phi Meter
❑ Frekuensi Meter
❑ WH Meter
❑ Insulation Tester (Mega Ohm Meter)
❑ Earth Resistansi Meter

64
Contoh aplikasi simbol pada alat ukur Analog

65
MOV & Gas Arrester (MGA)
Tester

66
Telecommunication Line
Protectors (TLP) Tester

67
Earth Resitance Tester

68
PERALATAN BANTU UKUR

➢ POTENSIAL TRANSFORMATOR
(PT)
➢ CURRENT TRANSFORMER (CT)
➢ SHUNT RESISTOR
➢ SELEKTOR-AMP SWITCH
➢ SELEKTOR VOLT SWITCH

69
SKALA ALAT UKUR
(contoh)

70
Diagram Pengawatan
Amper Meter Dengan CT

71
Diagram Pengawatan
Volt Meter Langsung

72
Diagram Pengawatan
Volt Meter Dengan CT

73
Diagram Pengawatan
KWH Meter 1 Fasa

74
Diagram Pengawatan
KWH Meter 3 Fasa

75
Diagram Pengawatan
Earth Resistance Tester

76
SELESAI

77

Anda mungkin juga menyukai