Gio 15
Gio 15
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembedahan adalah sebuah proses invasif karena insisi dilakukan pada tubuh
menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Majid, A., Judha, M., Istianah, 2011).
Jenis anestesi yang digunakan untuk pembiusan general anestesi dan regional
anestesi.
yaitu anestesi umum intravena, anestesi umum inhalasi dan anestesi imbang .
metode yang lebih bersifat sebagai analgesik karena menghilangkan nyeri dan
pasien dapat tetap sadar. Regional anestesi dibagi menjadi spinal anestesi,
Tindakan pre operasi dan pre anestesi merupakan stressor bagi pasien
perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai
dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui
sedangkan perasaan cemas pada teknik spinal anestesi dengan keadaan sadar
tahun 2012, ditetapkan bahwa 10% dari klien yang menjalani pembedahan,
respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan juga hal yang normal
Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan
Puncak kecemasan sebagian besar individu pada saat berada di ruang tunggu
operasi dengan tanda-tanda pasien gelisah, nadi cepat, tensi meningkat, sering
dewasa pre operasi sebagian besar dari mereka memiliki tanggung jawab,
baik keluarga maupun pekerjaan dan rasa takut serta cemas selalu dialami
setiap orang dalam menghadapi anestesi atau pembedahan , dimana 99% akan
Sundeens,xiii2007).
tidak segera ditangani, yang pertama pasien dengan tingkat kecemasan berat
(Gruedemann,xiv2013).
stres baik stres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan.
sejumlah 3 orang (10%) dan tidak ada pasien yang mengalami tingkat
peroleh data sekitar 313 kasus dengan general anestesi dan sekitar 343 kasus
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
6
IBS RSUD Wates mengatakan bahwa setelah diamati pasien yang akan
70% dari 10 pasien dan kecemasan pada spinal anestesi 70% dari 10 pasien.
Gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami kecemasan pre
operasi yaitu tampak gelisah , sering menarik nafas dalam, nadi dan tekanan
darah meningkat 20% hingga 30% penanganan kecemasan pasien pre operasi
pemberian terapi obat midazolam dengan dosis rendah dan seluruh pasien
education saat visit pre anestesi oleh dokter anestesi dan perawat anestesi
pada pasien pre operasi dengan teknik general anestesi dan spinal anestesi di
B. Rumusan Masalah
relaksasi nafas pada pasien pre operasi dengan teknik general anestesi dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
nafas dalam pada pasien pre operasi dengan teknik general anestesi dan
2. Tujuan Khusus
subjek dalam penelitian ini adalah pasien dewasa yang menjalani operasi
elektif dengan teknik general anestesi dan spinal Anestesi di rawat inap
E. Manfaat Peneliti
1. Secara teoritis
kecemasan pada pasien pre operasi dengan teknik general anestesi dan
spinal anestesi.
2. Secara praktis
penelitian selanjutnya.
F. Keaslian Penelitian
pada pasien yang akan menjalani operasi besar sedang dan kecil”.
Two Group PreTest and PostTest , alat ukur kecemasan yang dipakai
dengan penulis
pasien pre operasi), variabel bebas (teknik relaksasi nafas dalam), metode
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
10
Two Group PreTest and PostTest, alat ukur kecemasan peneliti Numeric
i
Rosdahl, C.B., & Kawalski, M.T. (2015).Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta : EGC
ii
Pramono, Ardi. (2015) . Buku Kuliah Anestesi. Jakarta : EGC
iii
Latief, Said A., Suryadi, Kartini A., Dachlan, M Rusman. (2010) Petunjuk Praktis
Anestesiologi 5th. Jakarta: BagianAnestesiologidanTerapiIntensif FK UI
iv
Herdman, T. H. (2010). Nursing Diagnoses: Definition and Clasification 2009-2011. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG
v
Irianto. (2011). Resiko Anestesi. Diakses dari http://dr-irwanto.blogspot.co.id/2011/06/resiko-
anestesi.html.(1) pada tanggal 4 januari 2019.
vi
World Health Oeganitazion (WHO) 2013. http://www.google.co.id.anxiety-
operatif.wordhealth_organization. Diakses November 2018
vii
DEPKES RI (2010).Data kecemasan pembedahan, dikutip pada penelitian sartika,
Jurnal : Universitas Hasanudin Makassar
viii
Sartika, D., Suarnianti., Ismail, H .(2013). Pengaruh Komunikasi Teraupetik Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Perawatan Bedah RSUD
Kota Makassar.Jurnal : Universitas Hasanudin Makassar
ix
Ferlina, I. S. (2012).Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi. Skripsi tidak diterbitkan.Malang; Program Stud Ilmu
Keperawatan UMM.
(http://kecemasan+pada+pasien+pre+operasi+Fraktur&source=webFejournal.UM
M.ac.id, diakses November 2018)
x
Peraturan Menteri Kesehatan (2016).
hhtp://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2017/165~PMK.03~2017Per.pdf . Diakses Januari 2019
xi
Kaplan & Saddock.(2010). Buku Ajar Psikiatri Klinik. Jakarta : ECG
xii
Cunningham, F.G., Leveno, K. J., Bloom, S.L., et al. (2010) William’s obstetrics. 23rd
Edition, McGraw-Hill Medical, New York, 776-780.
xiii
Stuart and Sundeens.(2007). Keperawatan Jiwa.Edisi 3. Jakarta: EGC
xiv
Gruedemann, Barbara J. (2013). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif.Vol. 1
Prinsip. Jakarta: ECG
xv
Smeltzer, S.C. & Bare B.G. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
Ed. 8, Jakarta: ECG
xvi
Gea (2013).Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penuruan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rsud Kota Bekasi.Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Medistra Indonesia Bekasi.Skripsi
xvii
Purba (2017). Perbedaan kecemasan pasien yang akan menjalani operasi besar sedang dan
kecil. Akademik Keperawatan Medan. Jurnal
xviii
Fatmawati, D. P. (2016).Pengaruh relaksasi progesif dan aromaterapi lavender
terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi dengan spinal
anestesi.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal