Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TUGAS BESAR 2 SOSIOLOGI KOMUNIKASI


( Resume Buku Sosiologi Komunikasi Bab 3 Prof. Dr. H. M. Burhan bungin, S.Sos., M.Si. )

Dosen Pengampu :
Gadis Octory SIKOM,MIKOM

Disusun Oleh :
Sarah Muhtar ( 44219110131 )

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MERCU BUANA
2022
DAFTAR ISI

Table of Contents
BAB 3 STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL ...............................................................1
A. Struktur Masyarakat ..........................................................................................1
1. Kelompok Sosial................................................................................................1
2. Lembaga (Pranata) Sosial ..................................................................................3
3. Stratifikasi Sosial (Social Startification) ...........................................................3
4. Mobilitas Sosial (Social Mobility) ....................................................................4
5. Kebudayaan .......................................................................................................5
B. Proses dan Interaksi Sosial ....................................................................................5
1. Kontak Sosial .....................................................................................................6
2. Komunikasi ........................................................................................................6
C. Proses-Proses Interaksi Sosial ...............................................................................7
1. Proses Asosiatif .................................................................................................7
2. Proses disosiatif ...............................................................................................10
D. Contoh Kasus Berita Interaksi Sosial ..............................................................11
E. Analisis ................................................................................................................12
F. LAMPIRAN ( Bukti Upload Web )..................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................14
BAB 3

STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL

A. Struktur Masyarakat
August Comte mengatakan, sosiologi mengkaji masyarkat dari sisi social
statics (statika sosial atau struktur sosial) dan social dynamic (dinamika sosial atau
perubahan sosial). Comte berpendapat, bahwa setiap masyarkat memiliki dua
sistme dua sistem kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh
sosiologi itu. Walaupun memiliki sisi yang berbeda, keduanya menjadi sistem
yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum.
1. Kelompok Sosial
Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan.
Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan
orang lain dalam kelompok. Naluri berkelompok itu juga yang mendorong
manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam
kehidupan manusia lain di sekelilingnya bahkan mendorong manusia menyatu
dengan alam fisiknya.
Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang
hidup secara guyub. Ada juga beberapa kelompok sosial yang dibentuk secara
formal dan memiliki aturan-aturan yang jelas. Berdasarkan struktur kelompok
dan proses sosialnya, maka kelompok sosiologi dapat dibagi menjadi beberapa
karakter yang penting.
Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur
masing-masing kelompok tersebut.
a. Kelompok Formal Sekunder, adalah kelompok sosial yang umumnya
bersifat sekunder, bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas,
serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula. Contoh
kelompok formal sekunder yaitu Anggota partai. Adapun ciri-ciri
kelompok formal sekunder :
• Kesadaran anggota menjadi bagian anggota kelompok

1
• Memiliki hubungan timbal balik
• Menyadari memiliki faktor-faktor kebersamaan
• Memiliki struktur yang jelas dan tegas
• Memiliki aturan formal yang mengikat
b. Kelompok Formal Primer, adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat
formal namun keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini tidak
memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak dijadikan secara tegas. Begitu
juga kelompok sosial ini memiliki struktur yang tegas walaupun fungsi-
fungsi struktur itu diimplementasikan secara guyub. Contoh dari
kelompok formal-primer adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan, dan
kelompok –kelompok primordial. Ciri-ciri kelompok formal primer :
• Kesadaran anggota menjadi bagian anggota kelompok
• memiliki hubungan darah
• Memiliki struktur yang jelas dan tegas
• memiliki aturan formal yang mengikat
• memiliki kekuatan mempertahankan diri dan beradaptasi.
c. Kelompok Informal Sekunder, adalah kelompok sosial yang umumnya
informal namun keberadaannya bersifat sekunder. Kelompok ini bersifat
tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta
dibentuk berdasarkan sesaat dan tidak mengikat bahkan bisa terbentuk
walaupun memiliki tujuan-tujuan kurang jelas. Contoh kelompok ini
adalah klik, kelompok persahabatan, kelompok anak muda (Geng),
kelompok percintaan (pacaran), dan semacamnya. Ciri-ciri kelompok
informal sekunder adalah :
• Kelompok ini bersifat tidak mengikat
• Tidak memiliki aturan dan struktur yangt tegas
• Dibentuk sesaat dan memiliki tujuan-tujuan yang kurang jelas.
d. Kelompok Informal Primer, adalah kelompok sosial yang terjadi akibat
meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau disebabkan
karena pembentukan sifat-sifat di luar kelompok formal-primer yang tidak

2
dapat ditampung oleh kelompok formal-primer. Kelompok ini juga
merupakan bentuk lain dari kelompok informal-sekunder terutama
menonjol di hubungan-hubungan mereka yang sangat pribadi dan
mendalam. Ciri-ciri kelompok Informal Primer :
• Kelompok ini terjadi akibat meleburnya sifat-sifat kelompok sosial
formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat di luar
kelompok formal-primer.

Selain empat tipe kelompok sosial di atas, tipe lain dari kelompok sosial
dapat pula didasarkan atas jumlah (besar kecilnya jumlah anggota), wilayah
(desa, kota, negara), kepentingan (tetap atau permanen atau sementara),
derajat interaksi (erat dan kurang eratnya hubungan) atau kombinasi dari
ukuran yang ada.
2. Lembaga (Pranata) Sosial
Lembaga (pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur
interaksi dan proses-proses sosial di dalam masyarakat. Lembaga sosial
memungkinkan setiap struktur dan fungsi serta harapan-harapan setiap
anggota dalam masyarakat dapat berjalan da memenuhi harapan sebagaimana
yang di sepakati bersama.
Wujud konkret dari pranta sosial adalah aturan, norma, adat istiadat dan
semacamnya yang mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi
dalam kehidupan manusia, dengan kata lain pranta sosial adalah sistem norma
yang telah melembaga atau menjadi kelembagaan di suatu masyarajat.
Misalnya, kebutuhan orang terhadap penyembuhan penyakit, menghasilkan
kedokteran, perdukunan, penyembuhan alternatif. Kebutuhan orang terhadap
Pendidikan melahirkan sekolah, kebutuhan orang terhadap mata pencaharian
melahirkan system pertanian, peternakan, dll.
3. Stratifikasi Sosial (Social Startification)
Startifikasi atau strata sosial adalah struktur sosial yang berlapis-lapis di
dalam masyarakat. Lapisan sosial menunjukkan bahwa masyarakat memiliki
strata, mulai dari yang terendah sampai yang paling tinggi.

3
Menurut Pitirim Sorokim yang dikuti oleh Soekanto, Social Startification
adalah pembedaan penduduk dan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial
secara bertingkat (Soekanto, 2002:228), yaitu kelas-kelas tinggi dan kelas-
kelas rendah.
Secara umum, strata sosial di masyarakat melahir kelas-kelas sosial yang
terdiri dari tiga tingkatan, yaitu atas (Upper Class), menengah (Middle Class),
dan bawah (Lewer Class). Kelas atas mewakili kelompok elite di masyarakat
yang jumlahnya sangat terbatas. Kelas menengah mewakili kelompok
profesional, kelompok kerja, wiraswasta, pedagang, dan kelompok fungsional
lainnya. Sedangkan kelas bawah mewakili kelompok pekerja kasar, buruh
harian, buruh lepas, dan semacamnya. Kelas sosial dengan strata sosial
tertentu adakalanya terbentuk dengan sendirinya, ada pula yang dibentuk
berdasarkan hukumnya. Dasar pembentukan kelas sosial adalah :
a) Ukuran kekayaan
b) Ukuran kepercayaan
c) Besaran kekuasaan
d) Ukuran kehormatan
e) Ukuran ilmu pengetahuan dan pendidikan.
4. Mobilitas Sosial (Social Mobility)
Menurut Horton dan Hunt (Narwoko dan Suyanto, 2004:188), mobilitas
sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya. Mobilitas bisa berupa peningkatan atau penurunan
dalam segi status sosial dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan yang
dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota
kelompok.
Secara umum ada tiga jenis mobilitas sosial, yaitu gerak sosial yang
meningkat (social climbing), gerak sosial menurun (social sinking), dan
Gerakan sosial horizontal. Ketiga jenis mobilitas sosial ini dapat dialami oleh
siapa saja dan kapan saja sesuai dengan bagaimana seseorang
mengekspresikan lingkungan sosial dan bagaimana lingkungan sosisal
mengekspresikan seseorang secara timbal balik.

4
5. Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian proses sosial
yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang
merupakan kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan
diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.
(Konetjaraningrat, 1979:195). Koentjaraningrat (Soekanto, 2003:172) culture
mempunyai kesamaan arti dengan kebudayaan yang berasal dari kata lain
colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau
bertani.
Statemen kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian
proses sosial yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala
akrivitasnya seperti dijelaskan di atas, sejalan dengan Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi (Soekanto, 2002:173), bahwa kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
E.B Taylor (Saifuddin, 2005:82) juga mengemukakan hal yang hampir
sama, bahwa kebudayaan adalah totalitas pengalaman manusia yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan kapabilitas, serta kebiasaan-kebiasaan lain yang dimiliki oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Beberapa unsur pokok dari kebudayaan diantaranya, teknologi, sistem
ekonomi, keluarga, kekuasaan politik, system pengetahuan, agama, kesenian,
bahasa, system masyarakat, kesehatan, dan kekuatan.

B. Proses dan Interaksi Sosial


Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk
khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan
sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia (oekanto, 2002:62). Syarat terjadinya interaksi sosial adalah
adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.

5
1. Kontak Sosial
Menurut Soeryono Soekanto (2002:65), kontak sosial berasaldari bahasa
latin con atau cum (bersama-sama) dan tango (meyen-tuh), jadi, artinya secara
harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak sosial baru
terjadi apabila adanya hubungan fisikal, karena hubungan sosial terjadi tidak
saja secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan
orang lain tanpa harus menyentuh.
Secara konseptual kontak sosial dapat dibedakan antara kontak sosial
primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer, yaitu kontak sosial
yang terjadi secara langsung antara seseorang dengan orang atau kelompok
masyarakat lainnya secara tatap muka. Sedangkan kontak sosial sekunder
terjadi melalui perantara yang sifatnya manusiawi maupun dengan teknologi.
Kontak sosial dapat terjadi dalam 5 bentuk, yaitu :
1. Antara orang perorangan.
2. Antara orang perorang dengan suatu kelompok masyarakat atau
Sebaliknya.
3. Antara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat dalam sebuah
komunitas.
4. Antara orang perorang dengan masyarakat global di dunia internasional.
5. Antara orang perorang, kelompok, masyarakat dan dunia global, dimana
kontak sosial terjadi secara simultan diantara mereka.
2. Komunikasi
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang
dilakukan oleh seseorang (I) terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang (II)
lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap,
perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang (I) membuat reaksi-reaksi
terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman
yang pernah dia alami (I).
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap
komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima
informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang

6
memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat
luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh
sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka
maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan
audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi
sasaran informasi atau menerima informasi.
Selain tiga unsur ini, yang terpenting dalam komunikasi adalah aktivitas
memaknakan informasi yang disampaikan oleh sumber informasi dan
pemaknaan yang dibuat oleh audience terhadap informasi yang diterimanya
itu.

Proses sosial terjadi di mana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu,


berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem dan pranata sosial,
serta semua aspek kebudayaan. Proses sosial ini kemudian mengalami dinamika
sosial lain yang disebut dengan perubahan sosial terus-menerus, yang secara
simultan bergerak dalam sistem-sistem sosial yang lebih besar. Bentuk umum
proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah
aktivitas-aktivitas sosial.
C. Proses-Proses Interaksi Sosial

Gillin (Soekanti, 2002:71-104), menjelaskan bahwa ada 2 (dua) golongan


proses sosial sebagai akibat interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan
proses sosial disosiatif.

1. Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah sebuah proses yang terjadi saling pengertian dan
kerja sama timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu dengan
lainnya, di mana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama.
Proses asosiatif terdiri dari kerjasama (Cooperation) dan akomodasi
(Accomodation ).

7
a. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama (cooperation) adalah usaha bersama antara individu atau
kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses
terjadinya cooperation lahir apabila di antara individu atau kelompok
tertentu menyadari adanya kepentingan dan ancaman yang sama.
Ada beberapa bentuk cooperation, yaitu:
• Gotong royong dan kerja bakti, adalah sebuah proses cooperationyang
terjadi di pedesaan, dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong
menolong.
• Bargaining, adalah proses cooperation dalam bentuk perjanjian
pertukaran kepentingan, kekuasaan, barang maupun jasa antara dua
organisasi atau lebih yang terjadi di bidang politik, budaya, ekonomi,
hukum, maupun militer.
• Co-optation, adalah proses cooperation yang terjadi di antara individu
dan kelompok yang terlibat dalam sebuah oraganisasi atau Negara
dimana terjadi proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk
menciptakan stabilitas. Jadi, apabila pemimipin berusaha
memasukkan sebuah program dalam kegiatan organisasi dimana pada
awalnya program itu memiliki resistensi dari bawahan, namun
kemudian bawahan dikonstruksi untuk mendukung program itu dan
ternyata bawahan bersedia demi keberlangsungan organisasi, maka
proses kerja sama ini disebut dengan co-optation.
• Coalition, adalah dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-
tujuan yang sama kemudian melakukan kerja sama satu dengan
lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
• Joint-venture, adalah kerja sama dua atau lebih organisasi perusahaan
di bidang bisnis untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi ( Accomodation )
Akomodasi ( Accomodation ) adalah proses sosial dengan dua makna,
pertama adalah proses sosial yang menunjukan pada suatu keadaan yang

8
seimbang (equilibrium) dalam interaksi sosial antara individu dan
antarkelompok di dalam masyarakat, terutama yang ada hubungannya
dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat
tersebut. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang sedang
berlangsung, di mana accomodation menampakkan suatu proses unruk
meredakan suatu pertentengan yang terjadi di masyarakat, baik
pertentangan yang terjadi di antara individu, kelompok dan masyarakat,
maupun dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat itu. Bentuk-
bentuk Accomadation adalah sebagai berikut:
• Coersion, yaitu bentuk accomodation yang terjadi karena adanya
paksaa maupun kekerasan secara fisik atau atau psikologis.
• Compromise, yaitu bentuk akomodasi yang dicapai karena masing-
masing pihak yang terlibat dalam proses ini saling mengurangi
tuntutanya agar tercapai penyelesaian oleh pihak ketiga atau badan
yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.
• Mediation, yaitu accomadition yang dilakukan melalui penyelesaian
oleh pihak ketiga yang netral.
• Conciliation, yaitu bentuk accomodation yag terjadi melalui usaha
untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih.
• Toleration, yaitu bentuk accomodition secara tidak formal dan
dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menghindari
diri dari pertikaian.
• Stalemate, yaitu pencapaian accomodation dimana pihak-pihak yang
bertikai dan mempunyai kekuatan yang sama berhenti pada satu titik
tertetu dan masing-masing di antara mereka menahan diri.
• Adjudication, yaitu dimana berbagain usaha accomodition yang
dilakukan mengalami jalan buntu sehingga penyelesaianya
menggunakan jalan pengadilan.
• Accomodation berlanjut dengan proses berikutnya yaitu asimilasi,
yaitu suatu proses pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda

9
sebagai akibat dari proses social, kemudian menghasilkan budaya
tersendiri yang berbeda dengan budaya asalnya.

Proses sosial tidak berhenti sampai di situ, karena accomodation berlanjut


dengan proses berikutnya yaitu asimilasi, yaitu suatu proses pencampuran dua
atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses sosial, kemudian
menghasilkan budaya sendiri yang berbeda dengan budaya asalnya. Proses
asimilasi ini menjadi penting dalam kehidupan masyarkat yang individunya
berbeda secara kultural, sebab asimilasi yang baik akan melahirkan budaya-
budaya yang dapat diterima oleh semua anggota kelompok dalam masyarakat.
Proses percampuran dua kebudayaan atau lebih sebagai akibat dari proses
sosial ini terjadi apabila :
• Kelompok yang berbeda kebudayaan
• Individu yang bergaul dalam warga kelompok secara intensif dalam waktu
yang lama
• Kebudayaan dari masing-masing kelompok menyesuaikan
• Menghasilkan budaya baru yang berbeda dengan budaya induknya.

2. Proses disosiatif
Proses sosial disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang
dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial di antara
mereka pada suatu masyarakat. Oposisi diartikan sebagai cara berjuang
melawan seseorang atau kelompok tertentu atau norma dan nilai yang
dianggap tidak mendukung perubahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi, dan
konflik.
a. Persaingan (competition) adalah proses sosial, di mana individu atau
kelompok-kelompok berjuang dan bersaing untuk mencari perhatian
umun dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka
yang telah ada, namun tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

10
b. Controvertion adalah proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian.
c. Conflict adalah proses sosial di mana individu ataupun kelompok
menyadari memiliki perbedaan-perbedaan, misalnya dalam ciri badaniah,
emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, prinsip, politik,
ideologi maupun kepentingan dengan pihak lain.

D. Contoh Kasus Berita Interaksi Sosial

Demo Tolak Harga BBM Naik, Massa BEM Nusantara Bakar Ban di
Jakpus.
Anggi Muliawati - detikNews
Selasa, 06 Sep 2022 15:02 WIB
Demo tolak kenaikan harga BBM di Patung Kuda, Jakpus (Anggi/detikcom)

Jakarta -Aliansi BEM Nusantara menggelar demonstrasi di Patung Kuda,


Jakarta Pusat, hari ini. Mereka menuntut pemerintah menurunkan harga
BBM yang baru saja dinaikkan.

Pantauan detikcom di lokasi, Selasa (6/9/2022), tampak massa BEM


Nusantara tiba sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka datang dari arah Jalan
Medan Merdeka Selatan.

Massa awalnya tampak berdiam diri di tengah jalan. Para pengendara


terdengar terus membunyikan klakson karena terhalang oleh peserta aksi.

Massa mengenakan jas almamater. Mereka membawa bendera Merah-Putih,


bendera BEM Nusantara, ban mobil, dan spanduk berisi tuntutan.

Arus lalu lintas sempat tersendat lantaran peserta aksi berdiam di tengah
jalan. Petugas kepolisian berusaha meminta peserta aksi menuju lokasi aksi

11
yang telah disediakan.

"Ke pinggir dulu saja, jangan halangi jalan," kata petugas kepolisian.

"Hati-hati, hati-hati provokasi," katanya.

Massa kemudian membakar ban yang dibawa. Massa terlihat berbaris di


sekeliling ban yang dibakar sambil memegang poster dan spanduk menolak
kenaikan harga BBM.

"Ini adalah bentuk kemarahan rakyat, rezim telah gagal menyejahterakan


rakyat," ujar orator.

Baca artikel detiknews, "Demo Tolak Harga BBM Naik, Massa BEM
Nusantara Bakar Ban di Jakpus" selengkapnya
https://news.detik.com/berita/d-6275883/demo-tolak-harga-bbm-naik-massa-
bem-nusantara-bakar-ban-di-jakpus.

E. Analisis
Menurut saya berita diatas termasuk ke dalam berita disosiatif kerana
termasuk ke dalam bentuk proses Conflict. Conflict adalah proses sosial di
mana individu ataupun kelompok menyadari memiliki perbedaan-perbedaan.
Proses ini terjadi karena berawal dari Presiden Jokowi telah resmi
mengumumkan kenaikan harga BBM. Harga bahan bakar minyak (BBM)
terbaru ini berlaku mulai Sabtu, 3 September 2022 yang mengakibatkan massa
melakukan demo aksi penolakan oleh Massa sebut. Dan adanya aksi bakar
ban yang mana mengakibatkan Arus lalu lintas sempat tersendat lantaran
peserta aksi berdiam di tengah jalan sambil memegang poster spanduk
menolak kenaikan harga BBM yang membuat kericuhan.

12
F. LAMPIRAN ( Bukti Upload Web )

13
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S. M. (2006). SOSIOLOGI KOMUNIKASI: Teori,


Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta:
KENCANA.

https://news.detik.com/berita/d-6275883/demo-tolak-harga-bbm-naik-massa-
bem-nusantara-bakar-ban-di-jakpus

14

Anda mungkin juga menyukai