STUDI PRESEDEN
KAJIAN BANGUNAN KOMUNAL
1. Definisi
Merupakan bangunan (wadah) yang bersifat umum, dapat diakses siapa saja,
dimana setiap individu atau kelompok dapat berkumpul, beraktifitas atau berinteraksi
(Carr, 1992) Ruang komunal adalah sebuah setting yang dipengaruhi oleh tiga unsur
selain unsur fisiknya yaitu manusia sebagai pelaku, kegiatan dan pikiran manusia
(Purwanto, 2007). Menurut Newman (1990), ruang komunal dapat membangkitkan
hasrat penghuni menjadi satu komunitas, sehingga dapat dikondisikan sifat
pemakaian, pemeliharaan dan pengawasan secara bersama.
2. Fungsi
Fungsi Bangunan Komunal menurut teori peranan ruang publik yang dinyatakan oleh
Carmona, et al (2008), yaitu:
a. Ekonomi:
- Memberi nilai yang positif pada nilai properti
- Mendorong performa ekonomi regional
- Dapat menjadi bisnis yang baik
b. Kesehatan:
- Mendorong masyarakat untuk aktif melakukan gerakan fisik
- Menyediakan ruang informasi dan formal bagi kegiatan olahraga
- Mengurangi stres
c. Sosial:
- Menyediakan ruang bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia
- Mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan sikap anti-sosial
- Mendorong dan meningkatkan kehidupan berkomunitas
- Mendorong terjadinya interaksi antarbudaya
3. Jenis-jenis
1. Bangunan Komunal sebagai tempat tinggal
Contoh : Hotel, Asrama, Rumah Susun
2. Bangunan Komunal sebagai fasilitas publik
Contoh : Cafe, Mall, dll.
4. Tipologi Bangunan
Tipologi bangunan didasarkan pada karakter fungsi dan karakter pengguna
(Form follow function). Meskipun didominasi zona publik, namun masih terdapat
zona privat, sehingga harus terlindungi dari area publik (terdapat zona transisi).
Organisasi ruang dipengaruhi oleh type/bentuk massa bangunan. Hirarki
ruang: Publik, semi publik, semi privat, privat, service. Sirkulasi antar ruang
menggunakan pola-pola tertentu: Linier, cluster, radial, terpusat, menyebar, dll
Sesuai dengan karakter sebuah bangunan komunal, maka terdiri dari banyak
massa, yang didusun dengan pola-pola tertentu. Pola tatanan massa sangat
dipengaruhi bentuk tapak, orientasi, dan kontur lahan. Elemen ruang luar dipilih yang
sesuai dengan karakter fungsi bangunan/ kegiatan yang diwadahi
5. Karakter ruang-ruang
Pembagian zona ruang pada Asrama Pelajar dan Mahasiswa didasarkan sifat -
sifat kegiatan yang akan diwadahi. Kegiatan yang akan diwadahi diantaranya adalah :
1. Public
- Taman
- Tempat Parkir
2. Semi Privat
- kegiatan hunian putra
- kegiatan hunian putri
- hunian tamu
- kegiatan servis / pelayanan
- kegiatan penunjang yang mempunyai sifat / karakter yang berbeda,
3. Privat
- Kamar tidur
4. Service
- Toilet bersama
- Ruang janitor
- Gudang
sehingga kegiatan - kegiatan tersebut dikelompokkan menurut sifatnya agar
kegiatan yang sifatnya berbeda tidak saling menganggu antara satu dengan lainnya,
dan masing - masing kegiatan dapat berjalan dengan lancar
B. Selasar
Selasar harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk dilewati oleh
pengguna kursi roda atau 2 orang berpapasan paling sedikit 140 cm.
C. Koridor
Koridor harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk dilewati oleh
orang sesuai fungsi dan kebutuhan yang ada.
b. Ram
Awalan/akhiran ram tidak disarankan berhadapan langsung dengan
pintu masuk/keluar Bangunan Gedung. Setiap ram dengan panjang 900 cm
atau lebih harus dilengkapi dengan permukaan datar (bordes) sebagai tempat
beristirahat. Ram harus dilengkapi dengan 2 lapis pegangan rambat (handrail)
yang nyaman dan menerus di kedua sisi dengan ketinggian 65 cm untuk anak-
anak dan 80 cm untuk orang dewasa.
c. Lift
Lift barang/servis merupakan sarana transportasi vertikal pada
Bangunan Gedung yang digunakan untuk mengangkut barang atau untuk
kegiatan pelayanan lainnya.
9. Sarana Evakuasi
a. Jarak Standart ke Pintu Exit
Akses eksit harus terproteksi dari bahaya kebakaran.
Akses eksit harus bebas dari segala hambatan/halangan seperti pagar
penghalang, gerbang,
furnitur, dekorasi, atau benda yang menghalangi pintu keluar, akses
kedalamnya, jalan keluar darinya, atau visibilitas daripadanya.
Akses eksit harus diberi penanda yang mudah terlihat agar mudah
ditemukan dan dikenali.
Akses eksit 1 arah menuju ke 1 eksit, lebar minimal akses eksit harus
paling sedikit bisa dilalui oleh kursi roda.
b. Exit Pelepasan
Exit pelepasan harus mudah terlihat dan memiliki akses langsung ke ruang
terbuka yang aman di luar Bangunan Gedung dan jarak paling jauh antara eksit
pelepasan dan ruang terbuka di luar Bangunan Gedung harus tidak melebihi 10 m
c. Pintu Exit
Bangunan Gedung dengan ketinggian sedang dan tinggi serta Bangunan
Gedung Umum di atas 1 lantai harus dilengkapi dengan eksit berupa tangga eksit
yang tertutup dan terlindung dari api, asap kebakaran, dan rintangan lainnya.
d. Sarana dan Prasarana pendukung Evakuasi
Gambar dan tulisan pendukung evakuasi harus dapat terbaca dengan jelas.
serta menunjukkan tata letak lantai terhadap orientasi bangunan yang benar dan
menekankan pada jalur penyelamatan (dalam kaitannya dengan lokasi pembaca),
koridor penyelamatan dan eksit menggunakan kata, warna, dan tanda arah yang tepat.
A. KEGIATAN HUNIAN
B. KEGIATAN PUBLIK
C. KEGIATAN KOMERSIL
Berbelanja
5. Memilih barang
6. Makan/minum
6. Servis
F. KEGIATAN PARKIR
A. Pencahayaan Alami
Menurut Satwiko (2004) dalam Astuti (2016) cahaya alami merupakan cahaya yang
didapatkan suatu objek dari sinar matahari secara langsung dari awal matahari terbit hingga
terbenam. Pencahayaan alami juga dapat diartikan sebagai pencahayaan yang berasal dari
sumber alam, pada umumnya dikenal sebagai cahaya matahari (SNI, 2011). Pencahayaan
alami dibedakan menjadi dua yaitu sunlight dan daylight. Berdasarkan ketentuan yang ada
dalam SNI tentang pencahaayan, Pencahayaan alami harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut,
B. Pencahayaan Buatan
RUANG KOMUNAL
Lobi 350 1 * *
Ruang serba guna 200 1 * *
Kafetaria 200 1 * *
Koridor 100 1 * *
Dapur 300 1 * *
RUANG HUNIAN
Teras 60 1 atau 2 * *
RUANG KOMERSIL
Keterangan:
Temperature adalah suatu ukuran dingin atau panas keadaan atau sesuatu. Satuan ukur
dari temperatur di Indonesia adalah derajat celcius, namun secara global mayoritas
menggunakan derajat Fahrenheit. (Sarsinta, 2008). Sedangkan menurut Wirastuti dkk, 2008,
temperature adalah panas atau dinginnya suatu udara. Perubahan temperature udara
disebabkan oleh adanya kombinasi kerja antara udara, perbedaan kecepatan proses
pendinginan dan pemanasan suatu daerah oleh jumlah kadar air dan permukaan bumi.
Dalam Azizah (2014) landasan teori kenyamanan termal bagi masyarakat Indonesia
adalah
a) Daerah nyaman fisik manusia, untuk tipe udara diam (kecepatan angin 0
m/detik), dapat dicapai pada kondisi bersuhu 21-27 oC dan berkelembaban
20-70 %.
Untuk mencapai kenyamanan termal yang baik maka perlu adanya proses
pengondisian udara. Pengondisian udara adalah upaya dalam Sistem pengkondisian udara
yang digunakan untuk mengatur suhu udara dan kelembaban yang nyaman di dalam ruangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Bunyi adalah sesuatu yang terdengar
(didengar) atau ditangkap oleh telinga baik itu nada, laras (pada alat musik atau nyanyian dan
sebagainya). Bunyi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mengganggu atau biasa
disebut bising. Menurut Sears & Zemansky (2004: 58), definisi umum dari bunyi (sound)
adalah sebuah gelombang longitudinal yang merambat dalam suatu medium (padat, cair atau
gas). Bentuk dan cara menghasilkan gelombang bunyi dapat diilustrasikan dari getaran
selaput atau diafragma suatu pengeras suara.
Pada dasarnya sifat-sifat bunyi sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu
dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dan dapat
dilenturkan (difraksi). Dengan demikian bunyi dapat di modifikasi atau diatur sesuai dengan
kebutuhan yang ada, Sehingga tidak terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang sudah
ditentukan oleh pemerintah.